...***...
Terik matahari mulai menjadi, Nara sudah merasa kesal di luar.
"Bagaimana ?." Seru Nara saat suara masuk ke dalam telinga para keamanan.
"Maaf nyonya, tuan Corner sedang sibuk dan tak bisa di ganggu ! Silahkan untuk datang di waktu yang lain, atau anda bisa menghubungi dengan kontak pribadi anda." Ucap nya.
Kebenaran nya, Handphone Nara tentu sudah berada di dalam genggaman Asnee, dia tidak sadar jika handphone nya di copet oleh putra sulung nya itu, alasan nya sederhana yang di tangkap oleh Nara, mungkin Asnee takut jika Nara tidak kembali lagi menemui nya.
"Saya tidak bawa handphone." Ucap Nara malas.
"Jika begitu, silahkan datang kembali nanti!"
"Tidak bisa, saya hanya punya waktu hari ini ! Dengan tidak mengurangi rasa sopan saya, bolehkah saya meminjam handphone anda ?." Nara masih kekeh dengan pendirian nya. Enak saja si Corner itu tak ke luar dan dengan mudah mengusir nya lagi.
Keamanan itu masih mengamati Nara, merekapun masih sabar dengan keras kepala Nara untuk itu salah satu dari mereka meminjamkan telpon genggam nya.
"Silahkan!." Ucap keamanan itu. Mereka masih penasaran dengan Nara, dari arah jauh pun sudah siap penembak alih-alih bersikap baik.
"Yaaakkk tua bangka!!." Nara berteriak sangat kasar dan menghentakkan kaki nya ke atas tangga setelah nya, sampai keamanan di sana terundang untuk menoleh. Tidak ada yang tidak kaget sampai keamanan yang berada di samping Nara terperanjat hampir tersandung tangga.
Corner yang dengan asal meletakan handphone nya reflek melempar nya ke meja. Corner berdiri tegap, dia menyusut kedua telapak tangan nya yang berkeringat dan perlahan meraih kembali handphone nya.
"Hal... lo?." Ucap Tuan Corner gagap.
"Ke luar sekarang atau gedung ini akan hancur seketika !," Nada suara Nara terus meninggi dan mengancam, sampai keamanan di sana langsung menodongkan senjata ke arah Nara dengan cepat, namun tak membuat Nara ketakutan dan masih meletakan handphone itu di daun telinga nya.
"Uh ?!." Corner sudah hendak pingsan, jantung nya terpompa cepat tanpa aba, keringat dingin mulai menetes karena jiwa dan raga itu tahu pemilik dari suara yang tengah meninggi di seberang sana.
"Uh ? Cepat ke luar, kulit ku sudah mau melepuh ! Jika itu benar terjadi maka kedua mata mu taruhan nya." Nara sudah benar-benar kesal dan reflek meremas handphone itu dan menginjak-injak sampai layar nya hancur.
Sang pemilik Handphone hanya menatap jengkel dan memelas dengan senjata api terus menodong pada kepala Nara.
"Angkat tangan anda dan berlutut sekarang juga!," Ancam sang keamanan dengan aura membunuh.
Nara kecak pinggang dan meniup rambut pendek tipis yang menutupi kening nya. Dia pun angkat tangan di simpan di belakang kepala, namun saat hendak berlutut sebagian dari keamanan membalikkan posisi berdiri mereka, menurunkan senjata sampai gerakan itu terdengar seperti tengah baris berbaris, mereka memberi hormat pada Corner yang berlari terbirit-birit.
"Hentikan." Teriak Corner.
Keamanan yang jarak nya dekat dengan Nara pun ikut menurunkan senjata dan menundukkan setengah badan mereka memberi hormat pada tuan Corner.
Nara masih mengangkat tangan nya dan menatap tajam tubuh tuan Corner.
"Selamat siang Aresha, Ma... a!."
"Maafkan saya.." Tuan Corner bukan lagi menundukkan setengah badan, namun dia berlutut dan menundukkan pandangan sampai keamanan di sana terkejut bukan main.
Posisi yang sekarang yang tengah terjadi adalah, semua keamanan dari yang tertinggi sampai yang terendah memberi hormat pada tuan Corner, namun di waktu yang sama orang yang mereka hormati tengah berlutut begitu saja di hadapan wanita cantik dengan perkataan yang begitu tajam.
Bisik-bisik kecil pun tak terelakan lagi, siapa yang tidak heran dan penasaran saat ini.
"Pak, apa yang tengah anda lakukan ?." Tegur kepala keamanan di sana yang juga sekaligus pemilik handphone yang di rusak oleh Nara.
"Turunkan senjata kalian." Perintah nya masih dalam posisi berlutut.
"Berdirilah ! Kau tidak pantas berlaku seperti ini di hadapan mereka." Nara membantu nya berdiri dan menepuk-nepuk celana serta baju yang terlihat kotor.
"Maaf, saya tidak tahu jika anda yang berkunjung."
"Tidak masalah, saya hanya berkunjung sebentar dan akan kembali menemui Asnee !."
"Tuan muda ? Dia tidak dalam kendala apapun bukan ?." Ucap nya dengan gentar.
Tuan Corner mengkode dengan tangan nya agar keamanan kembali bertugas, sebagian orang yang bekerja di gedung itupun kembali masuk dan kembali melanjutkan pekerjaan mereka.
"Pekerjaan mu sepertinya sangat-sangat banyak, Corner !." Nara melihat-lihat berkas yang sedikit berserakan di atas meja kerja tuan Corner.
"Meskipun begitu saya bisa menyelesaikan nya dengan baik ! Saya tidak akan pernah sekalipun merasa menyesal atas apa yang sudah anda pilih dan buktinya kehidupan saya dan juga keluarga saya semakin membaik, tanpa ada riwayat kotor sekalipun yang tertulis di atas kertas hukum." Ucap nya merasa bersyukur atas bantuan dari Nara.
"Masalah kecil tak perlu di perbesar, toh saya pun mengajukan syarat untuk beberapa tahun, tidak dengan tangan kosong menolong mu!." Angkuh nya namun dengan hati yang sangat tulus dan lembut, Corner tahu itu karena dia pernah merasakan ketulusan Nara walau melalui perkataan tajam.
"Putra anda sangat berbakat, Aresha! Dia tidak hanya cerdas tapi juga pandai dalam setiap segi ilmu yang di ajarkan, "
"Tentu seperti itu, saya yakin itu ! Tapi Aresha, kenyataan nya adalah jika tuan Asnee adalah putra tunggal dari raja Aaron,"
"Setiap hari saya penasaran dengan kebenaran itu namun sayang tidak ada celah utuk saya mengetahui."
Nara meletakan selembar kertas kerja dan segera berdiri. Tuan Corner merasa lancang berkata seperti itu, untuk itu dengan cepat menjatuhkan kedua lutut nya ke atas lantai.
"Maaf atas kelancangan saya..."
"Tidak masalah ! Sebentar lagi putra saya akan kembali pulang, keamanan putra saya masih menjadi tugas mu ! Lakukan apapun yang terbaik untuk nya dan sebagian bawahan saya yang ada di sini akan membantu memperingan pekerjaan mu."
Nara berjalan ke arah pintu dengan langkah bijak hendak ke luar karena jam pelajaran Asnee akan berakhir sebentar lagi.
"Baik Aresha ! Terimakasih untuk semua nya." Ucap tuan Corner.
"Salam untuk keluarga mu dan malam natal akan tiba beberapa hari lagi, pulang dan berkumpul lah dengan mereka ! Dan tolong belikan kepala keamanan handphone baru, jika bisa yang lebih mahal dan canggih, biaya ganti nya nanti saya transfer ke rekening mu."
Nara pun kembali melanjutkan langkah nya.
"Baik Aresha." Sahut nya membuntuti Nara sampai ke luar dan sekretaris dari tuan Corner yang ikut mengikuti dari belakang langsung pergi dengan cepat ke gerai handphone atas kode dari atasan nya.
Para keamanan di luar masih setia menjaga, langkah Nara seakan seperti ketukan mengadili sampai-sampai keamanan di sana tak elat terus memperhatikan Nara.
"Sampai bertemu kembali, Aresha." Tuan Corner sedikit berteriak saat mobil milik Nara telah melaju, meninggalkan area gedung.
...**...
Asnee, kelas nya sudah selesai dan Collen dengan setia mengikuti setiap langkah nya. Robert dan juga Kevin sampai harus jalan mundur mencermati Collen, orang asing yang enggan untuk meninggalkan mereka.
"Siapa dia ? Apa bodyguard khusus yang di kirimkan papa mu, pangeran ?." Ucap Robert dengan sedikit berbisik. Asnee di apit oleh kedua teman nya namun tak membuat dia terhimpit dan risih.
"Ini sekolah dan aku tinggal di asrama, di sini kita sama, tidak ada yang beda dan apakah kau pernah melihat bodyguard selain hari ini?." Tutur Asnee dengan nada tenang seperti biasa nya, dia itu malas menanggapi teman nya itu namun harus bagaimana lagi ? Nasib nya tidak mujur mendapat teman yang berwatak aneh.
"Tidak juga ! Aeh benar juga sih ! Papa mu saja paling berkunjung ke sini bisa dihitung jari begitupun dengan anggota kerajaan yang lain, sama lah ya dengan keluarga kita, tidak beda jauh !." Pikir Robert dan Kevin mengangguk membenarkan perkataan nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 182 Episodes
Comments
Dian Permata
keren banget thor☺️
2023-06-24
0
Renireni Reni
jangan main2 xm nara corner.....
2021-12-30
0
IG: Warnyiwarnyi
Di buat ngakak sama Nara dan Corner...
2021-11-21
2