...**...
Thailand, tepatnya pukul tiga sore, dalam istana yang setiap hari tak pernah ramai, tidak juga sepi. Kadang-kadang banyak yang bertamu ke sana.
Keadaan selama sepuluh tahun terakhir ini sudah membaik, paling perintilan-perintilan masalah yang datang dan itu pun akan langsung di tangani dengan baik.
Dalam ruang kerja yang masih berada di kamar kerajaan, Aaron tengah menyelesaikan beberapa urusan untuk acara pagi setelah natal. Laporan-laporan di depan nya membuat nya pusing, untung saja di perusahaan ada Aat yang membantu nya dengan penuh.
Pintu terbuka, terlihat Aat berjalan mendekat dengan stelan rapih namun wajah nampak lelah. Di tangan nya membawa berkas berwarna coklat tua sebagai map.
"Kak untuk penjagaan sudah di atur dengan matang, mereka akan bertugas pada tgl 24 karena tempat ibadah akan penuh di tanggal itu."
Ucap Aat duduk dan meletakan berkas yang dia bawa di atas meja Aaron. Gereja tempat ibadah akan di jaga ketat agar tak ada keributan.
Tidak hanya untuk penganut itu saja, namun semua penganut sangat di perhatikan oleh sang raja guna menjaga ketentraman negara dari segala aspek.
Untuk anggota kerajaan sendiri menganut kepercayaan Budhha kental, namun toleransi dalam masyarakat sangat tinggi, saling menjaga dan saling menghormati, karena kebebasan beragama di berikan kepada seluruh lapisan masyarakat.
"Kegiatan sosial sudah kakak tanda tangani, kau bawa serta berkas ini dan perintahkan agar panitia dan kalangan yang terlibat itu bertanggung jawab atas kegiatan ini."
"Utamakan yang tengah terkena bencana, panti asuhan, panti jompo,"
"Pastikan tidak ada yang kurang ! Jika ada kecurangan seperti tahun sebelum nya maka hukuman penjara yang akan mereka tanggung."
Aaron sebagai Raja tak pernah membeda-bedakan, dia adalah raja yang bijaksana dan juga jujur, penuh perhatian dan juga peka terhadap sekitar.
Dulu tidak seperti itu, namun semakin kedua anak nya beranjak dewasa, dia pun berubah total di tambah dia memiliki penasihat yang handal. Tentu saja penasihat nya adalah Nara sendiri, walau ada penasihat kerajaan tetap saja Aaron tetap ingin mendengar dari mulut Nara.
"Perusahaan pun akan mengadakan kegiatan sosial, tapi dua hari setelah natal menuju tahun baru. Aku juga perlu persetujuan kakak dan juga papa untuk lebih mempermudah pelaksanaan"
Tutur Aat sembari melihat-lihat lembar demi lembar berkas yang di berikan oleh Aaron.
"Atur saja, nanti laporan nya serahkan pada ku atau pada papa!,"
"Sekarang aku masih sibuk dengan pekerjaan ku untuk itu kau tangani sendiri dulu, jika ada masalah yang janggal boleh langsung laporkan pada ku."
Aaron beranjak berdiri, mengambil minum yang tidak jauh dari tempat duduk nya. Alat membuat kopi, dan dispenser pun tersedia di sana.
"Kabar keponakan ku sudah sangat baik setelah di kunjungi oleh mama nya,"
Ucap Aat tiba-tiba, menutup pelan map itu dan menatap ke arah Aaron yang tengah membuat kopi.
Aaron menoleh. "Kau tahu ?." Ujar nya.
"Kan kau yang mengatakan kemarin jika dokter Nara menghubungi mu, iya kan ?! Itu berarti dia mengunjungi Asnee ke Swedia." Tutur Aat.
"Oh iya, aku lupa !." Cengir nya tanpa dosa.
"Jadi natal tahun ini dia pulang ke sana ?."
"Harus bagaimana lagi ? Celaka Aat jika aku tidak mengizinkan, bisa-bisa dalam hitungan detik kerajaan ini akan hancur." Ujar Aaron dengan tawa kecil dari bibir nya. Mungkin membayangkan amukan Nara memperjuangkan putra tercinta nya.
Tlak...
Aat membunyikan suara itu dari mulut nya. "Keputusan yang sangat tepat kak,"
"Hahahaha, amukan nya lebih aku takuti dari pada tentara yang sedang bertempur."
Aat bergidik negeri, hanya membayangkan saja sudah tidak ingin apalagi jika kenyataan. Habis sudah, dia tidak dapat bernafas lega mulai saat itu terjadi.
"Nah itu!,"
"Tch tch tch, aku nunduk di bawah kaki nya karena kebijaksanaan nya tapi juga dia kadang masih menjengkelkan seperti tahun-tahun sebelum nya."
Memang tidak habis pikir dengan Nara terutama keluarga inti itu. Bisa-bisanya juga seorang raja berurusan dengan mafia, bahkan negara nya tentram dari para tuan tanah berlatar belakang mafia sangat senyap sunyi saat di datangi oleh Nara dan juga Adik kembar nya.
Entah harus beruntung atau sarang masalah, yang tentu pasti selama satu dekade itu kerajaan nya tentram, paling konflik intern politik yang selalu ribut dan juga beberapa bank yang ingin di ambil alih.
Kenyataan nya, kerajaan membebaskan jalan nya bank terutama untuk bantuan masyarakat. Biasanya semua alih bank di pegang oleh raja, namun tidak untuk Aaron.
Kekayaan nya pun tidak melebihi pengusaha-pengusaha di luar sana, tidak beda jauh dari yang kaya di dalam negara nya.
Dan ketentraman di setiap aspek pasti ada campur tangan keluarga itu, di lansir oleh ibu suri jika apa yang mereka lakukan adalah untuk Asnee.
Asnee dan Asnee, anak itu sangat beruntung begitupun dengan Rayya. Keberuntungan nya membuat orang-orang sekitar pun merasakan dampak nya.
...**...
Tidak mudah untuk bertemu dengan seorang menteri tanpa janji terlebih dahulu, namun untuk Lexi dia tak mengalami itu.
Gedung megah yang terdapat di sisi pantai yang sudah di bangun kokoh menjadi kesan tersendiri, area parkir menghadap ke laut, bahkan sepertinya gedung itu di bangun di atas laut.
Dari area parkir untuk sampai ke pintu masuk gedung lumayan jauh, namun tak membuat orang-orang mengumpat atau semacam nya, karena pemandangan di setiap sudut membuat mata segar dan tak bosan untuk mengamati.
"Tuan Lexi ?." Seorang pemuda memastikan jika orang yang baru datang itu adalah tamu dari atasan nya.
"Betul." Sahut Lexi dengan mengangguk.
Lexi pun masuk, lebih masuk ke dalam dan alangkah keren nya bangunan di dalam. Dinding pun tak sedikit terbuat dari batu permata yang meninggalkan aura elegan tersendiri.
Pak mentri berdiri di depan dinding yang terbuat dari kaca sehingga pemandangan laut terlihat dengan jelas.
"Selamat sore, tuan Lexi." Sapa Pak menteri berbalik dan langsung mengulurkan tangan nya untuk berjabat.
"Selamat sore"
Mereka duduk di sofa yang sudah tersedia dan berbincang kecil sebagai permulaan.
"Di sini saya sedang tidak untuk membahas bisnis,"
Ucap Lexi memulai. Pak mentri meminta penjelasan.
"Baiklah !"
Lexi pun memberitahu niat nya berkunjung ke gedung mentri, dia mengatakan tentang Robert dan juga Kevin yang akan di bawa ke Irlandia untuk menemani Asnee merayakan natal.
Pak mentri tidak langsung setuju karena ini di luar perkiraan nya, dia juga tak mengenal siapa teman dari putranya.
"Asnee putra raja Aaron." Tekan Lexi.
Mendengar nama itu seketika membuat pak menteri lemas, dia baru ingat jika pangeran Asnee pun sekolah di sana bersama putra nya.
"Irlandia ya ?!." Pak menteri baru sadar akan nama negara yang di sebutkan oleh Lexi.
"Iya,"
Lexi semakin tidak menunda waktu nya sampai-sampai berani mengakhiri percakapan dengan pak mentri.
Izin di dapat
Lexi tak menunda waktu begitu saja, dia pun pergi ke kediaman jendral untuk meminta izin dari mereka agar bisa membawa serta Kevin ke Irlandia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 182 Episodes
Comments
Zi Mamah'a Syakila
makin kerennn cerita'a thoor
2022-01-25
0
Renireni Reni
aq jg mau merayakan natal dan tahun baru bareng asnee.....
2021-12-30
0
Dwi Setio
aku juga ikut boleh..
2021-12-04
2