EPISODE 20 - Pembahasan

Tiga hari kemudian, suasana Teramiter menjadi tenang dan kembali normal. Kegiatan penangkapan dan pembersihan besar-besaran telah berakhir sepenuhnya, orang-orang dapat dengan mudah keluar masuk markas tanpa melakukan pemeriksaan ketat dan melakukan aktivitasnya masing-masing tanpa merasa ketakutan, mereka kini bisa saling sapa secara normal tanpa harus menaruh rasa curiga satu sama lain.

Militer Teramiter kini tak terlihat lagi disejumlah tempat yang ada di markas, mereka semua berada ditempatnya melakukan aktivitas seperti biasanya. Selain itu, dilakukan pembaruan ulang terhadap Teramiter dengan dilantiknya orang-orang baru yang mengisi posisi penting menggantikan orang-orang terdahulu yang telah menjadi target pembersihan besar-besaran.

Di ruang kerjanya, Roter sedang bekerja seperti biasanya, ia mengisi jurnal harian dan memeriksa semua laporan serta surat-surat yang masuk. Ia juga tampak menyetujui berbagai proposal dan berkas-berkas penting dari luar Teramiter dengan memberikan stempel khusus juga tanda tangannya.

Tok tok tok...

Pintu berbunyi dari luar.

"Masuk" ucap Roter.

"Selamat pagi, tuan"

"Pagi...."

"Saya membawakan laporan dari para relawan Teramiter yang berada di Jalur Gaza beberapa waktu yang lalu" orang itu memberikan berkas laporannya

Roter kemudian mulai membacanya.

"Saat Teramiter sedang dalam kondisi yang sedikit tak aman, relawan-relawan kita yang menyalurkan bantuan kemanusiaan mendapatkan sebuah serangan rudal dari negara Israel, serangan itu dilakukan akibat militan melakukan serangan lebih dulu ke wilayah Israel" ucap orang itu.

"Apa? serangan?" Roter tampak sedikit terkejut.

"Benar, tuan, mereka diserang saat tengah memberikan bantuan-bantuan kemanusiaan yang telah tiba waktu itu"

"Kira-kira bagaimana kabar relawan-relawan kita?"

"Mereka baik-baik saja, namun salah seorang relawan ada yang terluka"

"Itu benar?"

"Benar, tuan, saya mendapatkan kabar tersebut dari seorang relawan Teramiter bernama Tuan Hussein Al-Ahmad"

"Ahh... Lega mendengarnya, untung bukan dari pihak kita"

"Lalu bagaimana kabar dengan relawan yang terluka?" tambahnya.

"Sejauh ini dia baik-baik saja dan telah mendapatkan pertolongan pertama beserta korban-korban yang lain pada hari itu. Selain itu, kabar tentang bantuan yang kita kirim kemarin telah sampai di Jalur Gaza juga Tepi Barat"

"Kira-kira berapa jumlah korban serangan kemarin?" tanya Roter.

"Diperkirakan jumlahnya ada puluhan orang, tapi belum bisa dikonfirmasi dengan jelas jumlah sebenarnya sebab Tuan Hussein dan relawan yang lain sedang sibuk membantu para korban sehingga tak sempat melakukan pendataan"

"Lalu kabar Tepi Barat?"

"Dilaporkan dari Tuan Zhong Hao dan rekan-rekan yang ada disana sejauh-jauh ini mereka dalam keadaan masih aman, hanya saja pihak militer dari negara tetangga makin banyak dari biasanya, ketegangan juga sedikit meningkat sejak serangan balasan dilakukan"

Disela-sela itu, Albert datang masuk kedalam ruangannya Roter.

"Roter, kau memanggilku?"

"Yeah, masuklah kemari"

"Hanya itu yang bisa saya sampaikan pada Anda, saya permisi dulu" kata orang itu.

"Iya, silahkan" jawab Roter.

Orang itu kemudian balik kanan, ia juga menyapa dan memberi hormat pada Albert.

"Ada perlu apa?" tanya Albert.

"Yo, kau masih libur?" tanya balik Roter.

"Yeah, aku masih libur, tapi beberapa hari lagi akan habis"

"Kapan?"

"Mungkin kamis atau minggu, kabarnya aku akan dipindahkan ke Batalyon Tank di Nürnberg"

"Kapan itu?"

"Ini Bulan Oktober, berarti... Antara Bulan Januari atau Februari, aku masih menunggu informasi lanjut, haaah.... Semoga saja aku tetap di Berlin"

"Kenapa? ada masalah pribadi kah dengan Nürnberg?"

"Ku rasa Berlin telah menjadi bagian dari diriku, hehe..."

"Aku juga sama sepertimu, hahaha..."

"Jadi sebab itu kau keluar dari tentara?" tanya Albert.

"Yeah, tapi ada faktor lain aku memilih hal itu" jawab Roter, merapikan lembar-lembar kertas.

"Baiklah, ada apa memanggilku kesini? apakah ada operasi khusus lagi?"

"Aku memutuskan untuk menugaskanmu ke Palestina baik di Jalur Gaza maupun Tepi Barat, aku belum menemukan siapa orang yang tepat, jadi aku memilih mengirimkanmu kesana" Roter berdiri dari meja kerjanya

"Kalau kau merasa keberatan, aku akan menunda pengiriman orang-orang kita kesana. Hussein dan Zhong Hao sedang menunggu kedatangan pion penting Teramiter disana" tambahnya, berjalan kearah jendela

"Aku menerima dengan senang hati" jawab Albert, ia tersenyum.

"Serius?" Roter berbalik

"Yeah, ini untuk misi kemanusiaan, aku senang jika mendapatkan tugas kesana"

"Baiklah.... Akan ku atur jadwal kepergian kalian"

"Berapa orang yang ditugaskan?"

"Emmm.... Mungkin 5 orang atau lebih. Oh yah, sekalian mengirimkan senjata-senjata yang mereka pesan, nanti akan ku kirim alamatnya"

"Ngomong-ngomong apa tugasku?"

"Mudah saja, hanya memberikan laporan langsung dari sana secara akurat, apapun laporannya akan ku terima, baik itu dari kedua belah pihak"

"Laporan? bukannya tim relawan kita selalu memberikan laporan dari sana?"

"Laporan yang mereka berikan dinilai tak cukup untuk meneliti dan mengamati wilayah serta kehidupan orang-orangnya"

"Untuk apa laporan-laporan itu?" Albert merasa penasaran.

"Rahasia, intinya aku akan mewujudkan impian ayahku yang tertunda dan tak dilanjut dimasa kepemimpinan Havontz" jawab Roter.

"Baiklah, kapan aku akan diberangkatkan?"

"Erika akan mengambil alih pemerintahan Teramiter, aku hanya bisa mengatur jadwalnya saja"

"Tunggu, itu artinya kau akan...."

"Tepat sekali, aku akan meninggalkan Teramiter dan pulang ke Jepang" sambung Roter.

"Tapi jangan khawatir, aku hanya tak aktif untuk sementara waktu"

"Aku masih penasaran berapa lama kau tak aktif di Teramiter, bisa-bisa terjadi aksi kudeta"

Roter tersenyum mendengarnya dan berkata,

"tu tak akan terjadi sebab dokumen kekuasaan ku simpan secara rahasia"

"Kenapa sih harus main rahasia-rahasian?" Albert merasa kesal.

"Hahahaha!! sebaiknya kita akhiri, kau boleh pergi sekarang"

"Kira-kira kapan kau akan kembali ke Jepang?"

"Emmm.... Mungkin satu atau dua hari, aku harus pamit dengan kakek nenek ku"

"Ouhh.... Aku mengerti"

"Aku pergi dulu" tambahnya.

"Silahkan"

.

.

.

Di sisi lain....

.

.

.

Berada di Kuromogramo, Henderson tampak sedang berjalan dari luar menuju ke dalam ruangan. Berada didalam, ia banyak diberi hormat dan menjadi bahan perhatian oleh orang-orang Kuromogramo disana. Namun, Henderson bersikap acuh tak acuh kepada mereka dan tampak bersikap dingin dengan elegan.

"Tunggu, itu Tuan Henderson?"

"Henderson? apakah itu dia?"

"Man.... Itu tadi benar-benar Tuan Henderson!"

"Wow! dia tampak berwibawa sekali"

"Sangat bangga melihatnya kemari"

"Ini pertama kalinya dapat melihat Tuan Henderson"

"Oh my god.... Henderson tampan sekali"

"Mantan pemimpin Kuromogramo yang satu ini berbeda dengan yang lain"

"Suatu kehormatan besar dapat melihat Tuan Henderson Randsley"

"Tuan Henderson jarang kelihatan tapi dia benar-benar gagah sekali jika dilihat"

"Henderson adalah panutanku"

"Aku bangga dengan Henderson semasa kepemimpinannya

"Ku harap dia menjadi pemimpin Kuromogramo lagi"

Setelah melewati kerumunan orang-orang itu, Henderson memasuki wilayah Kuromogramo bagian Rusia, lagi-lagi orang-orang disana tampak mengagumi dan menghormati sosok Henderson yang sedang lewat dihadapannya.

Henderson kemudian mendatangi Vandorgraund langsung di ruangannya tempat dimana dia bekerja untuk memberikan sebuah informasi yang penting serta rahasia.

"Selamat pagi, Vandorgraund" Henderson melepas topi koboy dan membuka jasnya.

"Pagi..."

"Ahh... Akhirnya bisa melepas lelah" Henderson langsung duduk di sofa.

"Kenapa tak pergi ke tempat kerjamu?" tanya Vandorgraund.

"Nampaknya aku mulai dicurigai oleh mereka, apalagi Arthur dan Franklin, mereka berdua tajam sekali"

"Jadi aku memutuskan untuk kemari, lagian kita sudah akrab, hahaha" tambahnya.

"Baru pulang?"

"Yeah, aku sempat ke rumah ku dulu bertemu istri dan anak"

"Bagaimana dengan pekerjaan? lancar saja" tanya Vandorgraund.

"Uiss.... Lumayan menguras tenaga, bahkan hari-hari ketika bekerja terbilang sangat bosan. Dari luar menuju dalam sudah sangat terasa lelah, tapi aku harus terlihat elegan dihadapan yang lain, hahaha...."

"Banyak orang-orang yang memuji ku hari ini, aku merasa keren melewati mereka dengan penuh wibawa, hehehe...."

"Ngomong-ngomong dimana kau ditugaskan? Jerman atau Perancis?"

"Di Jerman"

"Ahh... Jerman, apa tugasnya membina dan mengevaluasi orang-orang Kuromogramo yang baru bergabung dengan bagian Jerman?"

"Tepat sekali, darimana kau tahu?"

"Silahkan dinikmati, Tuan Henderson...." seorang wanita asisten Vandorgraund menyajikan hidangan kecil.

"Terima kasih banyak...."

"Dulu aku sempat ditugaskan kesana, kalau tak salah akhir tahun 80-an sebelum reunifikasi Jerman, ketika Uni Soviet runtuh aku langsung diperintahkan untuk kembali ke markas" kata Vandorgraund sambil berjalan ke sofa lalu duduk berhadapan dengan Arley.

"Runtuhnya Uni Soviet merupakan bencana geopolitik terparah dalam sejarah, negara adidaya itu akhirnya hilang ditelan waktu namun masih melekat pada orang-orang yang memiliki jiwa patriotisme tinggi"

"Berada di markas KGB, Kuromogramo, maupun di rumah, aku merasa sedih, merenung atas runtuhnya Soviet, jalanan dipenuhi banyak orang juga kendaraan militer berlalu lalang"

"Memang benar, Soviet runtuh memberikan dampak masif bagi aspek sosial, ekonomi, juga politik dunia" jawab Henderson.

"Da, dan sekarang akan ku bangkitkan kejayaan Soviet di Kuromogramo, mwehehe...."

"Ku rasa kau mulai tak waras"

"Hahaha.... Aku hanya bercanda, tapi mungkin Katya setuju denganku, benar begitu, Katya?"

"Emmm.... Saya tak tahu harus memilih apa" jawab Katya.

"Kemana orang-orangmu? seperti Zhukov dan Ivan? biasanya terlihat bersamamu menyelesaikan pekerjaan" tanya Henderson.

"Ahh... Mereka sedang pergi ke kota, entah mau ngapain, Katya sebenarnya diajak dan ingin ikut, tapi lebih memilih disini dan menemani ku"

"Nampaknya asistenmu yang satu ini sangat perhatian sekali"

"Yeah.... Aku sangat menyukainya, dia penyayang, penuh perhatian, lembut, dan kadang suka bercanda ataupun mengobrol denganku diwaktu senggang, berbeda dengan asisten sebelumnya, sikapnya tak enak" Vandorgraund tersenyum mengatakannya.

"Tapi jangan sampai menduakan istrimu, hahaha...."

"Hahaha... Tidak akan, Henderson, aku masih mencintai istriku meskipun aku tak berada di Rusia, Katya sudah ku anggap sebagai anak sendiri disini"

Mendengar hal itu, Katya merasa tersanjung namun ia terlihat sedikit tersipu sambil mengerjakan tugasnya.

Vandorgraund kemudian mendekat kearah Henderson, membisikkan sesuatu hal padanya.

"Walaupun dia nampak agak polos, sebenarnya dia cukup menyeramkan jika berada dilapangan" ucapnya.

"Sungguh?"

"Da, tangannya begitu lihai menggunakan senjata api ataupun senjata tajam, bahkan mampu melumpuhkan lima orang sekaligus"

"Aku tak pernah melihatnya seperti itu"

"Dia selalu merahasiakan sisi lainnya, akan ia tunjukkan sisinya tersebut ketika masuk jadwal latihan khusus ataupun sebuah operasi penting, jujur aku baru tahu kalau dia sebenarnya cukup menyeramkan, bahkan Katya punya banyak riwayat dimana dirinya ditugaskan di berbagai pertempuran"

"Kapan kau tahu hal ini?"

"Seminggu yang lalu, tapi aku bangga asisten ku yang ini multiguna, hahaha..."

"Dengar-dengar, ibunya mantan KGB dan ayahnya anggota Spetsnaz" kata Henderson.

"Da, itu benar, ibunya kini kabarnya berprofesi sebagai guru dan ayahnya aktif di Spetsnaz hingga saat ini"

"Aku benar-benar tak menyangka Katya seperti itu"

"Tapi aku sangat bangga padanya, sudah ku anggap seperti anak sendiri, hahahaha!" Vandorgraund tertawa.

"Baiklah, Henderson, apa tujuanmu datang kemari?" tambahnya.

"Aku membawa sebuah informasi penting terkait permainan kotor Franklin dan lainnya"

"Perlu kah saya pergi dari ruangan ini, tuan?' tanya Katya.

"Terserah kata hatimu...." jawab Vandorgraund.

"Siap...."

Tak ingin ikut campur atau terlibat dalam urusan Vandorgraund dan Henderson, Katya memilih keluar dan mengerjakan tugasnya di kantin. Sementara itu, Henderson mengunci pintunya agar tak ada orang yang main masuk kedalam.

"Baiklah, apa yang kau bawa hari ini?" tanya Vandorgraund.

"Aku membawa berkas-berkas penting berupa foto, rekaman video dan suara, serta riwayat transaksi"

Vandorgraund mulai melihatnya satu persatu.

"Selain itu, aku menemukan dalang dari penembakan dua orang Kuromogramo bagian Jepang" kata Henderson.

"Siapa?"

"Franklin dan lainnya"

Vandorgraund merasa terkejut seakan tak percaya dengan perkataan Henderson.

"Benarkah?"

"Yeah, aku tak sedang berbohong, mereka benar-benar melakukannya pada Reiko dan Raiden, bahkan Reino yang merupakan pemimpin Bagian Jepang"

"Menyerang kawan sendiri? heh... Cukup menarik sekali"

"Aku juga tak habis pikir dengan mereka, padahal bagian itu merupakan bekingan kami yang penting, tapi Franklin dan lainnya malah menyerangnya"

"Darimana kau tahu hal ini?" Vandorgraund merasa penasaran.

"Beberapa hari yang lalu sebelum aku berangkat ke Jerman, aku sempat memasang alat perekam suara tersembunyi di jaket ku, kemudian ku taruh diruangan dimana kami dan lainnya berkumpul lalu ku tinggal pergi" jawab Henderson.

"Beberapa waktu kemudian, aku kembali mengambil jaket, didalam sudah ada Franklin dan lainnya disana, entah membahas apa, tapi mereka tampak serius sekali" tambahnya.

"Lalu apa yang kau dapatkan dengan alat perekam suara itu?"

"Kau mungkin tak akan percaya apa yang mereka bahas"

Henderson kemudian memutar alat perekam suaranya.

"Kita harus berpikir 2 kali jika ingin membunuhnya, tempat pemimpinnya berada sangat ketat dan dia jago bela diri juga menggunakan pedang, orang-orangnya sangat loyal terhadap pemimpin dan organisasi"

"Itu tadi suaranya Franklin, setelah kabar penembakan sampai pada mereka sebelum disebar ke seluruh Kuromogramo"

Henderson lalu memutar bagian yang lain.

"Kau benar, kawan.... Ditambah lagi ada dua orang Rusia yang ditugaskan Arley untuk membantu pekerjaannya. Jika mereka terbunuh, Vandorgraund bisa sangat marah dan menuduh kita, dia sudah tahu tentang permainan licik ini"

"Suaranya Arthur"

"Aku benar-benar tak percaya dengan ini! menyerang sesama Kuromogramo adalah tindakan ilegal! aku makin khawatir dengan Lyudmila dan Angelina"

"Jangan risau, mereka berdua sejauh ini aman bahkan baik-baik saja"

"Mereka benar-benar keparat sekali!" Vandorgraund merasa marah.

"Memangnya kau sudah tahu permainan kotor mereka?' tanya Henderson.

"Da, aku sudah tahu, mereka berusaha mengkudeta pemerintahan Arley, bahkan memonopoli bisnis Kuromogramo agar orang-orang terpengaruh melakukan kudeta. Mereka juga membiarkan berbagai agen rahasia dari luar masuk ke dalam untuk mengambil data-data penting milik kita"

"Aku sengaja pura-pura tak tahu dan memilih diam agar tak menimbulkan ketegangan dengan mereka, namun aku berusaha mengagalkan segala niat jahatnya tanpa sepengetahuan mereka. Kali ini aku sudah benar-benar geram pada Franklin dan lainnya!" tambahnya.

"Lalu perihal usaha kudeta terhadap Reino apakah kau juga sudah tahu?"

"Baru pertama kali ini, aku tak menyangka mereka telah bertindak sejauh ini demi menguasai Kuromogramo. Lima tahun yang lalu kau seharusnya mengeksekusi mereka semua setelah aksi kudeta terhadapmu terjadi, dan untungnya usaha itu gagal"

"Ku rasa itu agak berat untuk dilakukan, apalagi mereka adalah kawan-kawan ku juga pion penting dalam pemerintahan Kuromogramo"

"Lebih baik mereka kau singkirkan, Henderson, tak peduli pion penting atau kalangan anggota biasa, jika dirasa membahayakan wajib disingkirkan, apalagi kau tak membatasi aktivitas mereka ketika pengadilan, hingga saat ini mereka makin semena-mena bahkan memancing konflik dengan ku" kata Vandorgraund.

"Untungnya Arley yang memimpin Kuromogramo lebih memilih netral" tambahnya.

"Apakah dia sudah tahu dengan Franklin dan lainnya?"

"Aku tak tahu, tapi ku perhatikan dari awal bergabung dengan Kuromogramo dia memang netral, namun aku merasa sedikit tak yakin bahwa dia akan terus netral"

Tok, tok, tok, tok....

Pintu diketuk dari luar oleh seseorang.

Henderson membukakan pintu.

"Selamat pagi, tuan" sapa Raiden. Ia tampak membawa koper persegi dan tas cello yang berisikan senapan laras panjang.

"Raiden? wahh.... Lama tak jumpa" Vandorgraund berjalan kearahnya.

"Senang melihat Anda disini" Raiden tersenyum sambil berjabat tangan.

"Da, silahkan duduk, anggap saja seperti ruang kerjamu" Vandorgraund pergi ke dapur untuk mengambil sesuatu.

"Terima kasih atas sambutannya"

Ketika akan duduk, Raiden terkejut melihat Henderson ada dihadapannya. Ia langsung berdiri tegak dan memberikan hormat.

"Selamat pagi, Pak Henderson!"

"Pagi.... Turunkan tanganmu, aku tak layak diberi hormat, kedudukan kita sama sekarang di Kuromogramo"

"Ini merupakan suatu kehormatan besar dapat bertemu langsung dengan Anda, pak"

"Aku hargai penghormatanmu itu, tapi jangan memanggil aku dengan kata “pak” panggil saja Henderson atau nama belakangku, aku bukan pemimpin sekarang"

"Siap, pak! ....maksud saya, Henderson"

"Yeah, terserahlah...." ia menyeruput secangkir kopi.

"Silahkan dinikmati...." Vandorgraund menyajikan hidangan kecil.

"Tak usah repot-repot, tuan...." Raiden merasa canggung.

"Tidak apa-apa, lagipula memuliakan tamu adalah kewajiban ku"

"Terima kasih banyak"

"Jadi apa tujuanmu datang kesini?" tanya Henderson.

"Saya kesini ingin menyampaikan suatu hal terkait penembakan beberapa hari lalu"

Ia kemudian menoleh kearah Vandorgraund yang berada disamping.

"Tak apa-apa, Henderson juga memiliki tujuan sama terkait denganmu"

Raiden kemudian memakai sarung tangan bersiap untuk membukanya.

"Izinkan saya menunjukkan apa yang saya bawa" Raiden kemudian membuka kopernya lalu mengeluarkan isinya.

"Ini adalah barang bukti yang ku dapatkan beberapa hari lalu setelah empat orang terkait penembakan telah tertangkap" ucapnya.

Raiden mengeluarkannya satu persatu, sementara itu Henderson dan Vandorgraund memindahkan makanannya ke samping.

"Semua ini adalah barang bukti" kata Raiden.

"Sepertinya aku harus mencurigaimu" ucap Henderson menatap tajam Vandorgraund.

"Apa maksudnya?"

"Lihat senapan serbu ini, bagaimana bisa AK-12 dan AK-74M dijadikan sebagai barang bukti?"

"Aku juga tak menduganya"

"Apa mungkin kau merencanakan suatu hal yang pernah ku dengar dari Franklin?"

"Sudah ku bilang aku tak punya tujuan rahasia atau terselubung, tujuan ku hanya menjaga Kuromogramo dari orang-orang seperti mereka juga mempertahankan kedamaian dunia"

"Heh, alasan klasik, bahkan pistol mitraliur P90 juga menjadi bukti"

"P90 adalah senjata universal yang dipakai oleh banyak negara, bahkan negaramu sekalipun"

"Aku masih tak percaya padamu..."

Raiden yang melihat mereka berdua langsung menjadi tegang dan ketar-ketir.

"Mo-mohon tena–"

"Tunggu dulu, Raiden, biar ku periksa senjatanya....." potong Vandorgraund nampak sinis.

Ia kemudian berdiri untuk mengambil sarung tangan, setelah Vandorgraund kembali ke tempat duduknya. Ia mengambil senapan serbu AK-74M lalu mengamati hingga membongkarnya. Tak hanya itu, selongsong peluru juga diamatinya.

Setelah dilakukan pemeriksaan yang ketat, Vandorgraund akhirnya menemukan titik terang.

"Jadi bagaimana?" tanya Raiden.

"Ini bukan AK-74M tapi AK-101" jawab Vandorgraund.

"Darimana kau tahu kalau itu AK-101?" Henderson merasa heran.

Vandorgraund kemudian memberikan senapan tersebut.

"Lihat bagian popor dan samping kanannya" ucapnya.

"Disana tertulis AK-101, yang mana dua senjata itu adalah sama, hanya saja AK-101 merupakan varian ekspor. Sebenarnya sebelum ku bongkar, aku sudah mengetahui hal itu" tambahnya.

"Tapi kenapa tak beritahu dari awal?"

"Aku sengaja untuk mengulur waktu sekalian memancing amarahmu seperti layaknya bagian barat, termasuk Franklin, hahaha...."

"Aku tak sama dengannya" Henderson menaruh senapannya.

Raiden kemudian mengelapnya menggunakan sapu tangan untuk menghilangkan jejak sidik jari Henderson.

"Lalu bagaimana dengan AK-12 itu"

"Hmmm.... Ku rasa ini bukan AK-12"

"Hah...!? apa maksudmu bukan AK-12?"

"Hanya dilihat saja itu memang berbeda"

"Jelas-jelas itu AK-12! apa yang berbeda?"

"Tunggu sebentar" Vandorgraund berdiri dari tempat duduk untuk mengambil sesuatu.

Vandorgraund akhirnya kembali sambil membawa sebuah senapan serbu yang mirip dengan senjata yang sedang diperbincangkan.

"Lihat, ini AK-12 yang asli dan itu adalah AK-19" ia duduk ditempatnya.

"Lalu apa perbedaannya? kedua senjata itu terlihat sama"

"Dia benar, memang sangat mirip sekali" sahut Raiden.

"Perbedaannya terletak pada bagian moncong, ukuran, magazin, popor, juga kaliber"

"Jelaskan secara mendetail" kata Henderson.

"Magazin AK-12 agak melengkung, selain itu bagian popornya nampak berbeda walau ada sebagian yang memakai popor seperti ini. Juga pada kalibernya, yang mana AK-19 ini memakai 5.56×39 mm standar NATO" jawab Vandorgraund.

Ia kemudian membandingkan kedua kaliber tersebut.

"Lihat, kedua kaliber ini agak sedikit berbeda"

"Ohhh.... Jadi ternyata begitu, maaf jika aku sedikit lancang padamu"

"Tidak apa-apa, memang banyak orang yang salah kaprah sebab varian AK-47 ini terbilang cukup banyak bahkan juga sangat amat mirip dengan varian terdahulunya"

Vandorgraund kemudian memasang magazin AK-12 miliknya, ia menarik tuas kokang lalu mengarahkannya ke Henderson.

"До свидания.... (Do svidaniya....) (Selamat tinggal....)" ucapnya dengan sinis.

Mereka berdua langsung dibuat panik melihat Vandorgraund tiba-tiba bersikap seperti itu. Tiba-tiba,

DOOORRR!!!!

Tembakan kemudian dilepaskan.

Episodes
1 EPISODE 1 - Pensiun
2 EPISODE 2 - Alien dan kafe
3 EPISODE 3 - Persiapan
4 EPISODE 4 - Berangkat
5 EPISODE 5 - Jepang
6 EPISODE 6 - Memulai kehidupan
7 EPISODE 7 - Teman lama
8 EPISODE 8 - Sebuah arti penting
9 EPISODE 9 - Kekacauan
10 EPISODE 10 - Pekerjaan
11 EPISODE 11 - Tentang kehidupan
12 EPISODE 12 - Musuh
13 EPISODE 13 - Konflik
14 EPISODE 14 - Permainan
15 EPISODE 15 - Rapat
16 EPISODE 16 - Mata-mata
17 EPISODE 17 - Great Purge
18 EPISODE 18 - Timur Tengah
19 EPISODE 19 - Eksekusi
20 EPISODE 20 - Pembahasan
21 EPISODE 21 - Licik!
22 EPISODE 22 - Kisah
23 EPISODE 23 - Penyakit
24 EPISODE 24 - Kecurigaan
25 EPISODE 25 - Kegiatan kotor
26 EPISODE 26 - Pulang
27 EPISODE 27 - Hari yang biasa
28 EPISODE 28 - Kunjungan
29 EPISODE 29 - Obrolan
30 EPISODE 30 - Seseorang
31 EPISODE 31 - Hari cerah
32 EPISODE 32 - Rumah
33 EPISODE 33 - Do Svidaniya
34 EPISODE 34 - Nostalgia
35 EPISODE 35 - Perjalanan
36 EPISODE 36 - Telah sampai
37 EPISODE 37 - Perkara sulit
38 EPISODE 38 - Sankt Petersburg
39 EPISODE 39 - Motivasi
40 EPISODE 40 - Pertemuan
41 EPISODE 41 - Veteran
42 EPISODE 42 - Aktivitas biasa
43 EPISODE 43 - Rencana
44 EPISODE 44 - Ketakutan
45 EPISODE 45 - Kesalahan
46 EPISODE 46 - Dokumen
47 EPISODE 47 - Jangan Gegabah!
48 EPISODE 48 - Masalah Besar
49 EPISODE 49 - Resolusi
50 EPISODE 50 - Awal
51 EPISODE 51 - Rutinitas
52 EPISODE 52 - Kegiatan
53 EPISODE 53 - Latihan
54 EPISODE 54 - Draft
55 EPISODE 55 - Gelagat
Episodes

Updated 55 Episodes

1
EPISODE 1 - Pensiun
2
EPISODE 2 - Alien dan kafe
3
EPISODE 3 - Persiapan
4
EPISODE 4 - Berangkat
5
EPISODE 5 - Jepang
6
EPISODE 6 - Memulai kehidupan
7
EPISODE 7 - Teman lama
8
EPISODE 8 - Sebuah arti penting
9
EPISODE 9 - Kekacauan
10
EPISODE 10 - Pekerjaan
11
EPISODE 11 - Tentang kehidupan
12
EPISODE 12 - Musuh
13
EPISODE 13 - Konflik
14
EPISODE 14 - Permainan
15
EPISODE 15 - Rapat
16
EPISODE 16 - Mata-mata
17
EPISODE 17 - Great Purge
18
EPISODE 18 - Timur Tengah
19
EPISODE 19 - Eksekusi
20
EPISODE 20 - Pembahasan
21
EPISODE 21 - Licik!
22
EPISODE 22 - Kisah
23
EPISODE 23 - Penyakit
24
EPISODE 24 - Kecurigaan
25
EPISODE 25 - Kegiatan kotor
26
EPISODE 26 - Pulang
27
EPISODE 27 - Hari yang biasa
28
EPISODE 28 - Kunjungan
29
EPISODE 29 - Obrolan
30
EPISODE 30 - Seseorang
31
EPISODE 31 - Hari cerah
32
EPISODE 32 - Rumah
33
EPISODE 33 - Do Svidaniya
34
EPISODE 34 - Nostalgia
35
EPISODE 35 - Perjalanan
36
EPISODE 36 - Telah sampai
37
EPISODE 37 - Perkara sulit
38
EPISODE 38 - Sankt Petersburg
39
EPISODE 39 - Motivasi
40
EPISODE 40 - Pertemuan
41
EPISODE 41 - Veteran
42
EPISODE 42 - Aktivitas biasa
43
EPISODE 43 - Rencana
44
EPISODE 44 - Ketakutan
45
EPISODE 45 - Kesalahan
46
EPISODE 46 - Dokumen
47
EPISODE 47 - Jangan Gegabah!
48
EPISODE 48 - Masalah Besar
49
EPISODE 49 - Resolusi
50
EPISODE 50 - Awal
51
EPISODE 51 - Rutinitas
52
EPISODE 52 - Kegiatan
53
EPISODE 53 - Latihan
54
EPISODE 54 - Draft
55
EPISODE 55 - Gelagat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!