EPISODE 17 - Great Purge

Para pasukan kini telah sampai disetiap koridor ruangan. Mereka memantau keadaan agar dirasa situasi cukup aman. Sementara itu, Roter dari ruangannya sedang memantau para pasukan khususnya dari kamera CCTV yang terpasang disetiap sudut dan sisi Teramiter.

Dari sisi Arthur Edelweis, ia dan kelompoknya tampak berjalan sedang berjalan melewati koridor panjang lalu berhenti pada salah satu ruangan atau kamar disebelah kirinya.

"Mari kita lihat berapa jumlah orang yang harus ditangkap dalam daftar ini, ..... Ouhh, sekitaran 35 orang dan 5 orang masuk ke dalam daftar hitam, artinya ia akan dieksekusi" ucapnya.

Edelweis lalu berhenti didepan ruangan nomor 3A1.

"Ku rasa ini ruangannya" ucapnya, melihat ulang daftar nama dan ruangannya.

"Dua orang segera dibelakang saya dan sisanya menjauh" tambahnya dengan suara kecil.

Edelweis kemudian mengetuk pintunya. Tak berselang lama, orang yang ada didalam ruangan itu langsung keluar menampakan dirinya. Ia masih belum tidur dimalam larut itu dikarenakan gelisah akan suatu hal.

"Tuan Igor Deshankov, atas nama pemimpin, Roter Schädel, Anda diminta untuk ikut bersama kami karena ada hal yang ingin disampaikan olehnya, silahkan untuk segera memakai pakaian yang rapi" Edelweis memberitahukan kedatangannya.

"Kalau boleh tahu ada perihal apa? dan kenapa membawa senjata? apakah ada hal buruk?"

"Tidak, pokoknya Anda disuruh segera ikut dengan kami, silahkan untuk mengganti baju karena sangat penting sekali, Anda dapat mengetahui ketika sudah sampai sana"

"Baiklah, tunggu sebentar, saya akan ganti baju"

Orang itu kembali masuk kedalam, tak berselang lama ia keluar dengan pakaian rapi seragamnya. Lalu, orang tersebut dibawa oleh salah satu anggota Edelweis pergi dari sana.

Edelweis dan yang lainnya kemudian bergerak bersama-sama ke ujung koridor untuk mendatangi ruangan salah satu target.

"Baiklah, ini yang kedua" ucap Edelweis.

Tok.. Tok.. Tok.. Tok..

Pintu diketuk olehnya, orang yang ada didalam tak memberikan jawaban. Ia mengetuk sekali lagi dan masih tak ada jawaban. Edelweis kemudian mengetuk pintu berkali-kali dengan keras hingga akhirnya pintu itu terbuka.

Tampak seorang wanita keluar menampakkan parasnya ketika asyik tertidur pulas. Ia begitu terburu-buru saat mendengar suara ketukan pintu yang sangat keras.

"Ohh... Ada apa, pak?" tanyanya.

"Maaf menganggu waktu istirahat Anda. Nona Alicia, atas nama pemimpin besar Teramiter, Roter Schädel, Anda diminta untuk menghadap kepadanya" jawab Edelweis.

"Kalau boleh tahu, ada perihal apa yang membuat saya dipanggil?"

"Masalah itu saya juga kurang tahu, tapi Anda harus menghadapnya"

"Sekarang?"

"Tepat sekali"

"Baiklah.... Tunggu sebentar, saya ganti baju dulu"

Beberapa saat kemudian, wanita itu keluar dengan pakaian yang rapi. Ia dibawa oleh dua orang anggotanya Edelweis pergi menuju tempat yang ditentukan. Disaat yang bersamaan, dua orang sebelumnya kini telah kembali.

"Oke.... Ruangan ini beres, saatnya menuju ke selanjutnya"

Edelweis dan anggota kemudian berpindah ke ruangan lain. Kali ini mereka berhenti pada bagian tengah koridor sebelah kanan.

"Semoga tak ada perlawanan" ucapnya.

Ia mengetuk-ngetuk pintunya, lalu keluarlah seorang pria paruh baya dari dalam ruangan tersebut.

"Maaf menganggu kenyamanan Anda, tuan..." ucap Edelweis.

"Tidak apa-apa"

"Tuan Erston, Anda dipanggil oleh pemimpin besar Teramiter, Roter Schädel, untuk segera menghadap kepadanya segera"

"Ada masalah apa?"

"Saya kurang tahu, Anda mungkin dapat mengetahuinya jika sudah bertemu dengan sang pemimpinnya"

"Tunggu sebentar" si pria langsung menutup pintu itu.

Merasa dirinya menjadi target pembersihan besar-besaran dan tak ingin mati digantung ataupun ditembak, ia memutuskan untuk melakukan perlawanan dengan mengambil sebuah senapan semi-otomatis M14 miliknya juga beberapa magazen peluru.

Pria paruh baya itu melepaskan tembakan kearah pintu. Pelurunya berhasil menembus dan mengenai salah satu anggotanya Edelweis, mereka yang ada diluar dibuat terkejut. Disaat yang bersamaan si pria itu mendobrak pintunya sendiri lalu menembak tiga anggota lagi didekatnya termasuk Edelweis.

Si pria langsung berlari meninggalkan tempat kejadian, namun ia berhasil dilumpuhkan. Dua anggota segera mendekatinya sambil menodongkan senjata sebagai sikap siaga.

"Tuan! Anda tak apa-apa?" tanya salah satu anggota.

"Sa-saya baik-baik saja, hanya sakit biasa" Edelweis tampak menahan rasa sakit.

"Tidak, tuan! darah Anda mengalir sangat banyak! harus segera dibawa ke tempat pengobatan"

"Sa-saya masih kuat melanjutkan t-tugas..."

"Jangan berbicara seperti itu, tuan! kondisi Anda dalam bahaya"

Edelweis dan korban lainnya kemudian digotong ramai-ramai oleh anggotanya untuk mendapatkan pertolongan pertama. Sementara si pria dibawa dan diseret menuju tempat pengumpulan.

"Bersihkan dan tangkap yang lainnya yang ada didalam daftar, waktu terus berjalan! kita harus cepat!" kata salah satu anggota senior.

"Siap!"

"Setelah semua selesai, lanjut ke koridor berikutnya!"

"Siap!"

Seluruh anggota Edelweis mulai mendrobak masuk kedalam beberapa ruangan para tersangka. Mereka dibawa secara paksa dan ada yang sampai ditembak ditempat. Sementara itu, orang-orang yang lain hanya bisa mendengar kengerian tersebut dan tak berani untuk melihat keadaan diluar karena takut akan mendapatkan hal buruk.

Berada pada sisi Rezrov Kharitom, ia dan pasukan sedang berjalan menuju koridor selanjutnya yang mana pada koridor tersebut terdapat banyak target atau tersangka yang masuk kedalam daftar hitam.

Setiap anggotanya dipersenjatai pistol mitraliur dengan memakai rompi anti peluru dan helm tempur K6-3, juga lengkap dengan sebuah penutup wajahnya. Akan tetapi, Rezrov hanya memakai rompi anti peluru saja

"Oke.... Mari kita lihat daftar orang-orang pada koridor ini.... Ouh, ternyata mereka berada dalam daftar hitam semuanya" ucapnya dengan tersenyum manis melihat daftarnya.

"Saatnya memberi perlakukan yang spesial, sudah lama tak melakukan hal ini. Aku suka penggerebekan, hahaha!" tambahnya.

Rezrov kemudian berbalik lalu memberitahu semua anggotanya untuk berdiri disamping pintu para target menggunakan bahasa isyarat. Satu persatu anggotanya langsung mengambil posisinya masing-masing.

"Dalam hitungan tiga kita akan memulainya, grebek masuk kedalam lalu tangkap mereka" ucap Rezrov dengan suara kecil.

"Jika ada yang kedapatan melawan hingga melukai kalian, tembak saja mereka dan tak perlu ragu untuk membunuhnya" tambahnya.

"Mengerti?" tambahnya lagi.

"Siap"

"Oke, jangan lupa untuk menembak gagang pintunya" kata Rezrov.

"Satu.... Dua.... Ti.... Ga, lakukan sekarang!" tambahnya dengan berteriak keras.

Para anggotanya Rezrov langsung mendobrak masuk kedalam, penghuninya dibuat terkejut sekaligus bingung apa yang terjadi sebab mereka langsung dibawa secara paksa dengan keadaan yang tak siap.

Tak sedikit dari mereka melakukan perlawanan terhadap anggota-anggota Rezrov karena menganggap mereka adalah penyusup yang masuk kedalam Teramiter. Beberapa ada yang berhasil kabur keluar dan berlari meninggalkan koridor namun sayang mereka langsung dilumpuhkan.

Suara tembakan terdengar berulang-ulang kali membuat suasana pada koridor tampak rusuh seperti terjadi peperangan dalam bangunan. Mereka yang dilumpuhkan atau tertangkap langsung dibawa pergi dari sana. Teriakan para korban terdengar keras menambah kengerian pada malam itu.

Sementara itu, Lennox yang berada salah satu ruangan koridor itu hanya bisa mendengarnya dari dalam sambil berdiri didepan pintu, ia tak berani keluar untuk melihat keadaan karena takut akan mendapat hal buruk.

Para anggota Rezrov kemudian memeriksa setiap tempat guna memastikannya, darah-darah korban tumpah sangat banyak di lantai koridor. Sementara itu, Rezrov tampak sedang asik menyaksikan aksi penangkapan tersebut sambil merokok dan memegang sebuah pistol dengan santai.

"Sial! sudah mulai!" ucap Lennox.

"Aku harap teman-temanku tak menjadi korban, Roter benar-benar keparat! tak ayah, tak anak sama saja sikapnya! kenapa harus ada yang namanya pembersihan besar-besaran seperti ini?!"

Tiba-tiba suasana kemudian menjadi sunyi ketika, banyak dari anggota Rezrov meninggalkan koridor itu sambil menggotong tangkapannya juga mengevakuasi rekan yang terluka, hanya ada beberapa orang yang masih berada disana, termasuk Rezrov.

Suara langkah kemudian terdengar jelas mengarah ke ruangannya Lennox, yang mana itu adalah Rezrov dan salah satu anggotanya. Mereka berdua berdiri tepat didepan pintu dan saling berbicara menggunakan bahasa Rusia. Lennox yang mendengarnya dari dalam dibuat kebingungan oleh obrolan tersebut.

"Должны ли мы арестовать человека в этой комнате, коммандер? (Dolzhny li my arestovat' cheloveka v etoy komnate, kommander?) (Haruskah kita menangkap orang diruangan ini, Komandan?)" tanya anggotanya.

"Нет, его имя было удалено из списка, значит, Леннокс в безопасности (Net, yego imya bylo udaleno iz spiska, znachit, Lennoks v bezopasnosti) (Tidak, namanya telah dihapus dari daftar, yang berarti Lennox selamat)" jawab Rezrov.

Mendengar namanya disebutkan, Lennox menjadi terkejut.

"Но его имя, кажется, только что вычеркнуто ручкой, а это значит, что мы должны поймать этого парня (No yego imya, kazhetsya, tol'ko chto vycherknuto ruchkoy, a eto znachit, chto my dolzhny poymat' etogo parnya) (Tapi namanya sepertinya baru saja dicoret dengan pena, yang artinya kita harus menangkap orang ini)" kata anggotanya.

"Нет, мы не можем поймать Леннокса, потому что его имя было удалено из списка (Net, my ne mozhem poymat' Lennoksa, potomu chto yego imya bylo udaleno iz spiska) (Tidak, kita tidak dapat menangkap Lennox karena namanya telah dihapus dari daftar)"

"Если бы его имя было удалено, Ротер составил бы новый список без имени этого человека, а зачем его вычеркивать? (Yesli by yego imya bylo udaleno, Roter sostavil by novyy spisok bez imeni etogo cheloveka, a zachem yego vycherkivat'?) (Jika namanya telah dihapus, Roter akan membuat daftar baru tanpa nama pria itu, dan mengapa harus mencoretnya?)"

"Возможно, у него не было времени составить новый список изменений, или Ротер торопился, учитывая, что у него было много работы с Teramiter (Vozmozhno, u nego ne bylo vremeni sostavit' novyy spisok izmeneniy, ili Roter toropilsya, uchityvaya, chto u nego bylo mnogo raboty s Teramiter) (Mungkin dia tidak punya waktu untuk menyusun daftar perubahan baru, atau Rother sedang terburu-buru, karena dia memiliki banyak pekerjaan dengan Teramiter)"

"Выглядит разумно (Vyglyadit razumno) (terlihat masuk akal)"

"Какой бы ни была причина, мы не можем его поймать. Я подтвержу это с Ротером (Kakoy by ni byla prichina, my ne mozhem yego poymat'. YA podtverzhu eto s Roterom) (Apapun alasannya, kita tidak bisa menangkapnya. Saya akan mengkonfirmasinya dengan Roter)"

"Так точно, сер (Tak tochno, ser) (Dimengerti, pak!)" anggota itu kemudian pergi meninggalkan Rezrov disana.

"Apa yang mereka bicarakan diluar? tampak mencurigakan sekali" kata Lennox.

"Aku curiga diriku akan menjadi target" tambahnya.

Dengan perasaan yang panik dan ketakutan bukan main, Lennox memutuskan untuk tidur dan mencoba tidak peduli apa yang terjadi diluar.

Disaat akan tidur, terdengar suara ketukan pintu dari luar, ia segera bangun lalu menuju pintu. Namun, Lennox ragu dan agak takut untuk membukanya, sementara itu pintu terus diketuk oleh Rezrov.

"Tuan Fitzgerald R. apakah Anda ada didalam?" tanya Rezrov.

"Tuan Fitzgerald? saya ingin bertemu dengan Anda"

"Tuan Fitzgerald?"

Tak mendapat jawaban, Rezrov pun memutuskan untuk meninggalkannya dan menuju ke koridor lain bersama beberapa anggotanya.

Lennox sedikit lega namun ketakutan masih berada pada dalam dirinya, ia kembali tidur dan memikirkan apakah dirinya akan tetap hidup besok atau tidak. Ia benar-benar pasrah menerima nasibnya.

.

.

.

Beberapa menit kemudian.....

.

.

.

Suasana malam hari Teramiter ditengah hujan badai makin kacau akibat penangkapan-penangkapan tersebut, terjadi aksi baku tembak serta kerusuhan kecil yang menewaskan beberapa orang. Akibatnya pihak militer Teramiter atas perintah Roter pun turun tangan membantu para anggota khusus pembersihan besar-besaran.

Sementara itu di Koridor lain, Albert diruangannya tengah menonton televisi sambil memakan camilan dengan disertai suara teriakan juga tembakan dari luar. Ia tampak begitu tenang seolah-olah tak terjadi apa-apa.

"Sudah hampir 2 jam masih belum berhenti? sepertinya mereka bakalan selesai esok hari" ucapnya.

"Apapun yang terjadi tetaplah untuk tenang karena sesungguhnya ketakutan dan kepanikan hanya akan menambah masalah, hahaha...."

"Malam ini acara televisi lumayan bagus tak seperti biasanya juga tak membicarakan hal-hal konyol. Dan yah, kalau dipikir-pikir makin hari isi sebuah TV makin dipenuhi beranekaragam macam sampah, hahahaha!"

"Sangat cringe untuk ditonton, aku benci itu! bahkan internet juga sama. Apa tak ada hal lain yang menyenangkan yang bisa ditunjukkan?"

DUUAARR!!!

Terdengar suara ledakan yang keras dari luar hingga koridor menjadi bergetar sedikit.

"Sial, mereka mulai pakai granat! untungnya tak mengenai pintu ruangan ku" ia melihat kearah belakang

Albert lalu berdiri dari tempat duduknya untuk mengambil ponsel. Akan tetapi ponselnya tertinggal disebuah ruangan yang jauh dari ruangannya.

"Mana ponselku yah? perasaan ku taruh diatas meja deh?"

"Kemana yah?"

"Sial, aku baru ingat kalau ponselku sedang dicas di ruang istirahat"

"Aduh.... Mana jauh lagi dari sini terus diluar sedang rusuh"

"Apa sebaiknya besok diambil? emmm.... Tapi ada sesuatu penting yang Peter kirimkan ke aku"

"Ambil sekarang atau besok? ambil sekarang atau besok, yahh? kalau besok kelamaan, kalau sekarang juga bahaya, jadi makin bingung"

"Sekarang aja lah, risiko mah belakangan, yang penting bisa ambil ponsel, hahaha!"

Ia pun berjalan kearah pintu dan ragu untuk membukanya. Disaat yang bersamaan, suasana tiba-tiba menjadi tenang, tak ada suara tembakan ataupun teriakan di koridor itu.

"Eh? sudah berhenti?" tanyanya.

Ia pun memberanikan diri untuk membuka pintunya. Albert melihat banyak selongsong peluru tergeletak dan darah yang berceceran dilantai juga menempel di dinding. Tak hanya itu, ia melihat beberapa orang sedang berjaga di koridor dengan bersenjata lengkap sambil memeriksa mayat-mayat korban tewas.

Albert kemudian berjalan menuju ruang istirahat sambil melihat kearah sekelilingnya. Dalam perjalanannya, ia melihat beberapa orang sedang membawa korban tewas ataupun yang terluka serta pihak militer ikut terlibat dalamnya.

"Ini benar-benar diluar dugaan ku sekali.... Ini tampak seperti pembunuhan, lebih tepatnya pembantaian" ucapnya.

"Seingatku dulu waktu sempat jadi bagian dari Korps itu pasca Havontz dikudeta tak sampai begini"

"Benar-benar dahsyat sekali, apalagi pihak militer juga ikutan turun tangan"

"Selamat malam, maaf mengganggu waktu Anda, Tuan Albert" seseorang bernama Edora Rokuzori menyapanya.

"Iya, selamat malam"

"Apa yang Anda lakukan disini, tuan? keadaan sedang tak baik-baik saja, lebih baik Anda segera pergi kembali ke tempat Anda demi keselamatan bersama"

"Saya hanya ingin mengambil ponsel yang tertinggal di ruang istirahat"

"Sebaiknya besok saja diambil, tuan... Saya khawatir jika ada target tangkapan kami menembak Anda, saya tak mau hal itu terjadi"

"Jangan khawatirkan saya, ini risiko saya sendiri, kamu bisa pergi melanjutkan tugasmu"

"Tidak bisa, tuan... Anda harus segera kembali dikarenakan kondisi semakin buruk bahkan seluruh tempat di Teramiter menjadi tempat baku tembak"

"Ada hal penting yang harus saya beritahu pada rekan saya mengenai hari esok, jika tidak jadwal kami akan makin kacau dan ini benar-benar penting bagi Teramiter" Albert mencoba berbohong agar dapat lolos.

"Maaf, tuan, saya tak bisa mengizinkan Anda pergi, ini demi keselamatan seluruh orang-orang Teramiter disini termasuk Anda sendiri"

"Kenapa?" tanya Albert.

"Seperti yang saya katakan tadi, ini demi keselamatan semua orang-orang"

"Yang lain? dan jawab dengan jujur, saya pernah menjadi bagian dari Korps kalian"

"Sebenarnya kami takut jika ada orang-orang yang tak bersalah menjadi korban dari hal ini, kami bisa dimarahi Roter karena lalai dalam tugas"

"Dengar sini, saya akan memberimu jam tangan ini. Jika saya mengambilnya besok itu artinya saya selamat, jika saya tak mengambilnya mungkin saya mati dan kamu boleh memilikinya"

"Lalu apa hubungannya dengan jam tangan?"

"Semisal saya mati, kalian aman dari Roter sebab memiliki bukti, apalagi disini ada CCTV"

"Dia tak akan mudah percaya begitu saja"

Albert tersenyum,

"Hahaha.... Itu risiko kalian, setidaknya kamu memegang jam tangan saya" ucapnya. Ia kemudian berjalan melewati Rokuzori lalu berlari meninggalkannya.

Merasa dirinya telah tertipu, Rokuzori pun mengejar Albert sambil meminta dia untuk segera kembali ke tempatnya.

.

.

.

Pagi hari kemudian.....

.

.

.

Suasana begitu mencekam, para militer Teramiter tampak berlalu lalang disetiap koridor maupun tempat lainnya menggunakan persenjataan lengkap dengan tujuan untuk menjaga keamanan. Darah masih tergenang dilantai dan menempel di dinding, beberapa mayat korban yang tergeletak dari malam mulai dibawa satu persatu menuju ke fasilitas rumah sakit disana untuk diotopsi.

Orang-orang tampak tercengang dengan apa yang terjadi sambil memikirkan kejadian malam tadi. Kendaraan militer dari yang terkecil hingga terbesar ada dimana-mana sebagai bentuk siaga. Seluruh Teramiter dibawah kendali militer atas perintah Roter. Gerbang utama dijaga ketat dan harus membutuhkan izin untuk keluar ataupun memasuki kawasan Teramiter.

Sementara itu di kota ataupun pemukiman kecil dan besar, para anggota Teramiter menyamar sebagai polisi juga warga sipil untuk mencari serta melacak keberadaan target pembersihan besar-besaran yang kabur dari Teramiter.

Roter kini tampak sedang berjalan menuju ke sebuah rumah sakit tua yang berada dipinggir hutan dekat dengan desa tak berpenghuni dimana para target yang berhasil ditangkap dikumpulkan disana dengan penjagaan yang sangat ketat.

Mereka yang terluka akibat baku tembak semalam mendapatkan pertolongan pertama dari tim medis serta diberi makanan dan minuman yang cukup agar bisa menenangkan pikiran masing-masing

"Perhatian!" ucap salah satu penjaga ketika melihat Roter memasuki rumah sakit.

Semua orang tak terkecuali para tahanan langsung berdiri tegak menghadap Roter.

"Beri hormat!"

Mereka memberikan hormat secara serentak.

"Turunkan.... Baiklah, jika ada yang sedang diobati atau tak sanggup berdiri duduk saja ditempat" ucap Roter.

"Pagi, tuan" Boyce menghampirinya dan berjabat tangan.

"Target yang kalian tangkap lumayan banyak" kata Roter.

"Sebenarnya ini baru setengahnya saja, masih banyak yang harus ditangkap dan ada yang kabur dari Teramiter semalam"

"Kira-kira berapa yang ditangkap?"

"Saya tak tahu, mungkin jumlahnya 80 orang keatas, sebagian besar mati karena ditembak akibat melakukan perlawanan"

"Dan yang kabur dari Teramiter?"

"Maaf, tuan, saya tak tahu pasti berapa jumlahnya, tapi mungkin cukup banyak, mengingat pos gerbang utama terdapat banyak bekas tembakan dan pagar besi bagian timur telah jebol, juga salah satu mobil lapis baja untuk menghancurkan barikade telah hilang"

"Apa? hilang?"

"Benar sekali, kemungkinan mereka yang mencurinya karena tak mungkin pagar bagian timur bisa jebol tanpa mobil itu"

"Masih ada berapa lagi yang tersisa atau yang belum tertangkap" tanya Roter

"Setengah dari jumlah keseluruhannya, tuan, saya belum bisa menentukan jumlah aslinya"

"Ada informasi lain?"

"Ada, tuan. Orang-orang yang diduga korup dalam memimpin semua perusahaan atau yayasan Teramiter telah ditangkap dari berbagai negara, dalam hitungan hari mereka akan dibawa kemari"

"Baiklah, besok atau lusa kita harus sudah selesai, entah itu bersih ataupun belum kita harus menyelesaikannya secepat mungkin"

"Baik, tuan, dimengerti!"

"Bagus, saya harap tak ada pertumpahan lebih banyak lagi nantinya"

"Saya juga berharap begitu, tuan"

'Baiklah, tolong kalian awasi para tahanan dan mendatanya, saya akan kembali siang hari dikarenakan ada suatu hal penting, saya kemari hanya untuk melihat saja"

"Jam berapa Anda akan kembali?"

"Entahlah, mungkin setelah jam makan siang"

"Mohon maaf, tuan, saya juga ada keperluan penting setelah jam makan siang"

"Ohh.... Begini saja, jika saya belum datang kemari, panggil saja Albert untuk menggantikanmu sementara hingga saya datang"

"Apakah itu tak apa-apa? saya curiga Albert akan membocorkan hal ini"

"Tenang saja, Boyce, Albert pernah menjadi bagian dari Korps ini, kamu bisa mempercayainya"

"Siap, tuan! serahkan pada saya"

"Bagus, saya titip amanah padamu" Roter memegang salah satu bahunya Boyce.

"Siap, dilaksanakan, tuan!"

Roter kemudian berbalik lalu pergi dari sana, Boyce berdiri tegak dan memberikan hormat padanya.

Episodes
1 EPISODE 1 - Pensiun
2 EPISODE 2 - Alien dan kafe
3 EPISODE 3 - Persiapan
4 EPISODE 4 - Berangkat
5 EPISODE 5 - Jepang
6 EPISODE 6 - Memulai kehidupan
7 EPISODE 7 - Teman lama
8 EPISODE 8 - Sebuah arti penting
9 EPISODE 9 - Kekacauan
10 EPISODE 10 - Pekerjaan
11 EPISODE 11 - Tentang kehidupan
12 EPISODE 12 - Musuh
13 EPISODE 13 - Konflik
14 EPISODE 14 - Permainan
15 EPISODE 15 - Rapat
16 EPISODE 16 - Mata-mata
17 EPISODE 17 - Great Purge
18 EPISODE 18 - Timur Tengah
19 EPISODE 19 - Eksekusi
20 EPISODE 20 - Pembahasan
21 EPISODE 21 - Licik!
22 EPISODE 22 - Kisah
23 EPISODE 23 - Penyakit
24 EPISODE 24 - Kecurigaan
25 EPISODE 25 - Kegiatan kotor
26 EPISODE 26 - Pulang
27 EPISODE 27 - Hari yang biasa
28 EPISODE 28 - Kunjungan
29 EPISODE 29 - Obrolan
30 EPISODE 30 - Seseorang
31 EPISODE 31 - Hari cerah
32 EPISODE 32 - Rumah
33 EPISODE 33 - Do Svidaniya
34 EPISODE 34 - Nostalgia
35 EPISODE 35 - Perjalanan
36 EPISODE 36 - Telah sampai
37 EPISODE 37 - Perkara sulit
38 EPISODE 38 - Sankt Petersburg
39 EPISODE 39 - Motivasi
40 EPISODE 40 - Pertemuan
41 EPISODE 41 - Veteran
42 EPISODE 42 - Aktivitas biasa
43 EPISODE 43 - Rencana
44 EPISODE 44 - Ketakutan
45 EPISODE 45 - Kesalahan
46 EPISODE 46 - Dokumen
47 EPISODE 47 - Jangan Gegabah!
48 EPISODE 48 - Masalah Besar
49 EPISODE 49 - Resolusi
50 EPISODE 50 - Awal
51 EPISODE 51 - Rutinitas
52 EPISODE 52 - Kegiatan
53 EPISODE 53 - Latihan
54 EPISODE 54 - Draft
55 EPISODE 55 - Gelagat
Episodes

Updated 55 Episodes

1
EPISODE 1 - Pensiun
2
EPISODE 2 - Alien dan kafe
3
EPISODE 3 - Persiapan
4
EPISODE 4 - Berangkat
5
EPISODE 5 - Jepang
6
EPISODE 6 - Memulai kehidupan
7
EPISODE 7 - Teman lama
8
EPISODE 8 - Sebuah arti penting
9
EPISODE 9 - Kekacauan
10
EPISODE 10 - Pekerjaan
11
EPISODE 11 - Tentang kehidupan
12
EPISODE 12 - Musuh
13
EPISODE 13 - Konflik
14
EPISODE 14 - Permainan
15
EPISODE 15 - Rapat
16
EPISODE 16 - Mata-mata
17
EPISODE 17 - Great Purge
18
EPISODE 18 - Timur Tengah
19
EPISODE 19 - Eksekusi
20
EPISODE 20 - Pembahasan
21
EPISODE 21 - Licik!
22
EPISODE 22 - Kisah
23
EPISODE 23 - Penyakit
24
EPISODE 24 - Kecurigaan
25
EPISODE 25 - Kegiatan kotor
26
EPISODE 26 - Pulang
27
EPISODE 27 - Hari yang biasa
28
EPISODE 28 - Kunjungan
29
EPISODE 29 - Obrolan
30
EPISODE 30 - Seseorang
31
EPISODE 31 - Hari cerah
32
EPISODE 32 - Rumah
33
EPISODE 33 - Do Svidaniya
34
EPISODE 34 - Nostalgia
35
EPISODE 35 - Perjalanan
36
EPISODE 36 - Telah sampai
37
EPISODE 37 - Perkara sulit
38
EPISODE 38 - Sankt Petersburg
39
EPISODE 39 - Motivasi
40
EPISODE 40 - Pertemuan
41
EPISODE 41 - Veteran
42
EPISODE 42 - Aktivitas biasa
43
EPISODE 43 - Rencana
44
EPISODE 44 - Ketakutan
45
EPISODE 45 - Kesalahan
46
EPISODE 46 - Dokumen
47
EPISODE 47 - Jangan Gegabah!
48
EPISODE 48 - Masalah Besar
49
EPISODE 49 - Resolusi
50
EPISODE 50 - Awal
51
EPISODE 51 - Rutinitas
52
EPISODE 52 - Kegiatan
53
EPISODE 53 - Latihan
54
EPISODE 54 - Draft
55
EPISODE 55 - Gelagat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!