EPISODE 14 - Permainan

Reiko kini sedang duduk dikursi tunggu sambil meratapi Atsuko yang sedang diobati oleh dokter bedah dengan kondisi kritis. Ia benar-benar khawatir dan merasa sangat bersalah sambil menggigit kuku tangannya. Ia keringat dingin dan tak tahu harus berbuat apalagi.

"Aduh.... Gimana dengan Atsuko, ku harap baik-baik saja... Aku semakin khawatir.... Kenapa kejadian ini harus terjadi? coba waktu itu aku menutup kafe lebih awal, ini salahku, benar-benar kesalahanku!" ucapnya, menyalahkan dirinya sendiri.

Disela-sela itu, datang kedua orang tua dari Atsuko yang mau menjenguk putrinya.

"Selamat malam...." Reiko berdiri sambil membungkukkan badannya sedikit.

"Dimana Atsuko sekarang?" tanya ayahnya.

"Atsuko sedang ditangani oleh dokter didalam"

"Kira-kira bagaimana kondisinya" tanya ibunya.

"Kondisinya sekarang lagi kritis"

"Ternyata memang benar dugaanku" ucap si ayah pada si ibu.

"Saya benar-benar merasa bersalah, saya minta maaf sebesar-besarnya, ini semua salah saya" Reiko membungkukkan badannya sedikit.

Orang tua Atsuko saling menatap satu sama lain dengan keheranan.

"Kenapa meminta maaf pada kami?" tanya ayahnya.

"I-ini semua terjadi karena tak menutup kafe lebih awal, akibatnya Atsuko terkena tembakan oleh orang yang tak dikenal. Saya minta maaf yang sebesar-besarnya" jawab Reiko.

Ibunya Atsuko mendekati Reiko,

"Jangan menyalahkan diri sendiri, itu tak baik.... Ini adalah kejadian yang tak terduga juga bukan kesalahan kamu" ucapnya, menenangkan Reiko.

"Tetaplah tenang dan jangan khawatir.... Atsuko akan baik-baik saja...."

Beberapa menit kemudian, waktu pembedahan pun selesai dan dokter keluar dari ruangan itu.

"Bagaimana dengan kondisi Atsuko, dok?" tanya Reiko yang penuh kekhawatiran.

"Untuk sekarang kondisinya masih dalam tahap kritis, dan dari tahap scan beberapa waktu yang lalu, ditemukan 5 buah peluru yang bersarang ditubuhnya" jawab dokter, sambil memberikan hasil scan dan peluru yang ditaruh diwadah kecil.

"Saya tak dapat menjelaskan kaliber berapa dari peluru tersebut" tambahnya.

"Apakah adalah harapan anak saya dapat selamat?" tanya ibunya Atsuko.

"Ada, harapannya sangat besar, untungnya peluru tersebut tak mengenai bagian dadanya, namun melukai beberapa organ penting walau tak seberapa"

Mereka semua pun dapat bernapas lega mendengar kabar dari dokter.

"Baiklah.... Kalau begitu saya permisi dulu" lanjutnya.

"Oh iya, Anda dapat melihat kondisinya sebentar didalam, nanti akan ada perawat yang membawanya ke ruang rawat inap" lanjutnya lagi, dokter itu pun berjalan meninggalkan ruangan itu.

"Terima kasih banyak, dokter" Reiko membungkukkan badannya sedikit.

Mereka semua masuk kedalam melihat kondisi Atsuko yang sedang terbaring tak berdaya dengan masker oksigen dimulutnya. Kedua orang tuanya sangat sedih melihat anaknya, Reiko hanya bisa terdiam dan terus menyalahkan dirinya sendiri.

"Sekarang kita harus bagaimana dengan Atsuko?" tanya ayahnya.

"Entahlah.... Aku tak tahu harus bagaimana lagi.... Keuangan kita terperosok jauh, nenek sedang sakit didesa. Mungkin cincin pernikahan akan kita jual untuk membayar biaya rumah sakit, yang penting anak kita bisa sehat kembali"

Reiko kembali sangat merasa bersalah mendengarnya, ia ingin membantu namun tak ingin ikut campur permasalahan tersebut.

"Anu... Permisi.... Apa boleh saya menjaga Atsuko disini hingga dia benar-benar sembuh?" tanya.

"Boleh, saya sangat berterima kasih sekali" jawab ibunya

"Apa kamu yakin?" tanya ayahnya.

"Saya sangat yakin sekali, saya akan menjaganya disini"

"Lalu bagaimana dengan pekerjaanmu?"

"Itu bisa diatur, untuk sementara ini kafe akan ditutup"

"Baiklah.... Saya percayakan sama kamu"

"Baik, terima kasih banyak.... Terima kasih banyak...." Reiko membungkukkan badannya.

.

.

.

Disisi yang berbeda.....

.

.

.

Berada di Markas Besar Rahasia Kuromogramo, terlihat beberapa orang sedang berkumpul mendiskusikan sesuatu pada ruangan yang khusus bisa dimasuki oleh orang-orang penting seperti mereka. Mereka tampak berpakaian sangat rapi dan elegan.

Mereka berasal dari bangsa dan negara yang berbeda. Meskipun demikian, mereka terlihat akrab dan akur satu sama lain tanpa adanya perundungan dari suatu pihak.

"Jadi bagaimana? rencana yang kita jalankan itu berhasil?" tanya Franklin yang sedang duduk di sofa.

"Tidak, sama sekali tak berhasil" jawab Retzer yang sedang berdiri didekat dispenser air minum

"Tetapi target berhasil dimatikan?" tanya Breizlen yang berdiri didekat kipas angin.

"Mereka dikabarkan selamat setelah aksi penembakan itu dilakukan" jawab Axelle yang bersandar di dinding dekat sebuah lemari meja.

"Lalu bagaimana dengan pemimpinnya? dia orang yang sangat krusial" tanya Drake yang duduk di kursi bagian kanan.

"Kita harus berpikir 2 kali jika ingin membunuhnya, tempat pemimpinnya berada sangat ketat dan dia jago bela diri juga menggunakan pedang, orang-orangnya sangat loyal terhadap pemimpin dan organisasi" jawab Franklin.

"Kau benar, kawan.... Ditambah lagi ada dua orang Rusia yang ditugaskan Arley untuk membantu pekerjaannya. Jika mereka terbunuh, Vandorgraund bisa sangat marah dan menuduh kita, dia sudah tahu tentang permainan licik ini" sahut Arthur disudut ruangan sambil merokok.

"Siapa dua orang Rusia itu?" tanya Rudolph didekat Axelle.

"Lyudmila dan Angelina"

"Kapan mereka ditugaskan kesana" tanya Breizlen.

"Aku tak tahu, tapi mungkin sekitar 9 bulan yang lalu, katanya ada tambahan dua orang lagi yang akan ditugaskan kesana"

"Siapa saja?" tanya Axelle

"Tak ada informasi yang jelas tentang orang tersebut, ku rasa mereka merahasiakannya"

"Sepertinya ini bakal rumit. Kenapa tak selesaikan Vandorgraund saja?" tanya Drake.

"Vandorgraund sangat dekat dengan Arley, apalagi dia adalah orang yang paling berpengaruh sejak Kuromogramo berdiri pertama kalinya. Brezhnov, orang keparat itu kini diangkat jadi tangan kanannya Vandorgraund. Baru 2 tahun di Kuromogramo sudah semena-mena, dia pikir dirinya disini siapa?" jawab Franklin.

"Tapi ku akui kinerjanya sangat bagus, meski dia merupakan mantan mafia Rusia" sahut Hans yang sedang duduk memperhatikan televisi didekat Breizlen.

"Heh, mafia bagiku hanyalah kumpulan orang-orang bodoh yang hanya memikirkan keuntungan saja" jawab Franklin.

"Kau benar, Walton... Mereka bak seperti sampah" sahut Arthur.

"Belum lagi Henderson yang sekarang malah berpihak pada Vandorgraund" kata Dresdner yang berdiri didekat sebuah lukisan.

"Satu persatu rencana kita gagal akibat ulah darinya, untungnya Arley tak mengetahui kelicikan kita" tambahnya.

"Yeah, walaupun mereka tampak seperti orang linglung diam-diam menghalau rencana kita"

"Sepertinya dia sudah muak atau bosan terhadap permainan kita. Sebab itu dia lebih memilih berpihak pada Vandorgraund, Arley, juga Reino, yang dianggapnya sesuai dengan visi misi Kuromogramo" jawab Hermann, ia berjalan menghampiri mereka dari pintu masuk.

"Lalu apa rencanamu untuk dapat menyingkirkan mereka?" tanya Franklin.

"Aku tahu, mungkin sebaiknya kalian harus menyudahi permainan licik ini. Pasukan Vandorgraund dan Reino dikabarkan makin bertambah banyak dan semakin kuat, kita tak mungkin dapat mengalahkannya secara militer atau diplomatik" Hermann duduk dengan santai di sofa berhadapan dengan Franklin.

"Bagaimana kita lakukan kudeta saja?" tambahnya.

"Kudeta? kau gila ya? sekarang sudah sangat mustahil untuk dilakukan. Arley punya perlindungan dari Vandorgraund juga Reino, kekuatan militer kita terpisah pasti akan terjadi baku tembak" jawab Franklin.

"Yaa mau bagaimana lagi? sudah tak ada cara yang bisa dilakukan selain kudeta"

Orang-orang kemudian menjadi diam.

"Sepertinya kalian harus mengakui bahwa Vandorgraund dan Reino sangat kuat dibandingkan kalian" ucap Herman, meminum segelas canggkir teh yang disiapkan dimeja.

"Bagaimana dengan Henderson?" tanya Dresdner.

"Henderson masih satu kesatuan dengan kalian, bahkan Arley juga. Hanya saja Arley sekarang menjadi pemimpin" jawab Hermann.

"Oh yah, ku dengar Roter Schädel kini berada di Jepang" tambahnya.

"Yeah, itu benar, dia berada disana" jawab Rudolph.

"Bagaimana tanggapan dari Reino terkait Roter di Jepang? apa dia tak takut?"

"Aku sudah menghubunginya, tetapi aku malah dibentak dan dimarahi habis-habisan, bahkan mengancam untuk membeberkan aksi rencana licik kita" jawab Arthur.

Mendengar jawaban itu, Hermann menjadi tersenyum,.

"Sepertinya dia sudah tahu permainan kita"

"Tapi kenapa sekarang kau jarang terlihat diruangan ini membahas hal ini dengan kami? sikapmu sudah berubah sangat drastis" tanya Axelle.

"Jujur aku juga sudah muak dan bosan dengan ini semua, sama seperti Henderson. Bagaimanapun juga aku tak akan membocorkan hal ini pada Arley atau yang lain karena masalah akan menjadi runyam. Aku juga akan bersikap netral dan tak berpihak kepada siapapun karena ini adalah aib kita semua"

"Yeah... Ku harap kau kau bisa menjalaninya sesuai apa yang kau katakan, aku masih tak percaya kau berubah 180 derajat, Eugen...." Franklin menatapnya dengan sinis.

"Terima kasih atas dukungannya, Walton.... Hahaha...."

Disela-sela itu, pintu terbuka, Henderson masuk kedalam dengan santainya sambil dilihat oleh banyak orang-orang disana tanpa terkecuali.

"Halo kawan-kawan, apa yang kalian lakukan disini?" tanyanya.

"Berkumpul bersama melepas lelah bekerja seharian" jawab Herman dengan santai.

"Ohh, aku juga lelah tetapi hari ini lembur, jadi aku akan selesai pada larut malam"

"Ku harap kau menikmatinya" ucap Franklin.

"Terima kasih, ini untuk Kuromogramo" Henderson tersenyum.

"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Arthur menyilangkan tangannya.

"Mengambil jaket yang tertinggal" ia berjalan ke depan.

"Bagaimana kondisi para pasukan saat ini?" tanya Dresdner.

"Cukup baik untuk hari ini dan kebahagiaan para pasukan makin meningkat"

"Oh yah, aku dapat kabar dari Arley bahwa bulan depan akan dilakukan latihan perang sebagai bentuk kesiagaan dalam mempertahankan keutuhan Kuromogramo juga kedamaian dunia" lanjutnya.

"Dimana tempat kita akan melakukannya? apakah Antartika lagi?" tanya Hermann.

"Tidak, kali ini berada di Rusia, tetapi untuk wilayahnya masih ditentukan"

"Jadi begitu...."

"Baiklah.... Aku harus pergi sekarang, semoga hari kalian menyenangkan" Henderson kemudian meninggalkan ruangan tersebut.

"Okay, rencana B berhasil" ucap Arthur.

"Apa maksudmu?" tanya Retzer.

"Sebelum kalian datang, aku memasangkan alat penyadap suara, jadi kita akan dapat mengetahui perbincangannya dengan Vandorgraund" ia menjawabnya dengan sinis.

"Retzer, Breizlen, dan Hans" ucap Hermann.

"Siap!" mereka bertiga langsung berdiri tegak.

"Kalian bertiga sebaiknya kembali ke ruangan masing-masing, kita akan dicurigai bahwa melakukan pertemuan rahasia"

"Siap!" mereka bertiga kemudian meninggalkan ruangan itu.

"Jadi bagaimana dengan upaya pembunuhan kalian terhadap orang Kuromogramo Jepang yang sangat penting bernama Reiko dan Raiden di Jepang?" tanya Hermann, menyeruput tehnya.

"Gagal, mereka dikabarkan hidup dan korbannya adalah warga sipil" jawab Drake.

"Lalu gimana kabar Reino, ayahnya Reiko, apakah dia terbunuh?" tanya Hermann.

"Kami sudah melancarkan banyak usaha untuk membunuhnya, tetapi orang tua itu masih saja hidup" jawab Arthur.

"Hahahaha.... Mungkin itu adalah tanda bahwa kalian harus berhenti melakukan permainan kotor ini. Jika terus-terusan begini, Kuromogramo akan hancur layaknya Yugoslavia ataupun Uni Soviet"

"Tidak, kami harus tetap menjalankannya" kata Franklin.

"Sulit dipahami sekali.... Apa yang membuat kalian menjadi berambisi dari biasanya? apakah kalian takut bahwa Reino akan menjadi pion Teramiter? apakah Royen dan Havontz yang dikabarkan hidup? apa Roter mempunyai rencana menguasai dunia? atau bahkan Vandorgraund bersama Henderson berusaha menguasai Kuromogramo?" tanya Hermann.

"Royen dan Havontz kini sudah tiada, kami tak tahu apakah dia hidup atau tidak. Sekarang Roter pindah ke Jepang setelah berhasil melakukan kudeta terhadap Havontz, belum lagi riwayat hubungan Kuromogramo antara Teramiter sangat buruk sejak Havontz memimpin" jawab Franklin.

"Lalu kenapa kalian ingin membunuh Reino, Reiko, juga Raiden? apakah tindakan itu bisa memancing kecurigaan dua orang Rusia yakni Lyudmila dan Angelina di sana?"

"Kami hanya khawatir jika Roter berusaha menghancurkan Kuromogramo bagian Jepang, kau tahu? Kuromogramo di sana sangat berpotensi mendapatkan banyak ancaman karena letaknya strategis. Reino adalah salah satu orang yang sangat dekat dengan Royen, pendahulu Teramiter, bahkan Vandorgraund, sebab itu kami harus menyingkirkannya" jawab Arthur.

"Yeah, dia benar" sahut Axelle.

"Sekarang ku tanya kembali, Kuromogramo mana yang berani menyerang Reino selain kita?" tanya Hermann.

"Vandorgraund dan pasukannya tak akan mungkin menyerang sesama Kuromogramo jika mereka merasa terancam, dia orang yang sangat baik tetapi juga licik seperti kita, bahkan sangat amat teramat licik, meski itu dalam hal bisnis ataupun hal lainnya" tambahnya.

Mendengar perkataan itu, mereka semua dibuat diam seribu bahasa. Hermann kemudian berdiri lalu berjalan kearah depan, menatap bingkai foto pendahulu Kuromogramo.

"Kudeta lima tahun lalu yang kalian lakukan terhadap Henderson tak berhasil. Kalian masih amatiran bahkan lupa untuk menonaktifkan satuan militer yang bertugas melindungi pemimpin Kuromogramo, tak mematikan seluruh jaringan telekomunikasi, bahkan Vandorgraund sendiri" lanjutnya.

"Untungnya kalian tak mendapatkan hukuman dan kondisi kembali berjalan normal dua hari kemudian. Jika kalian waktu itu tak berguna dimataku, mungkin kalian semua sudah berakhir pada tiang gantung. Dari kudeta saja sudah gagal total apalagi kalau harus memimpin Kuromogramo. Jika ingin melakukan kudeta lagi, sebaiknya kalian belajar dari Roter yang berhasil mengkudeta Havontz" lanjutnya lagi.

Hermann kemudian berbalik kearah mereka,

"Saran dariku ialah berhenti bermain permainan kotor ini, kalian tak akan mungkin menang melawan Vandorgraund, Reino, Arley, juga Henderson. Atau bahkan yang terburuknya ialah Roter dan Teramiter bisa ikut campur masalah ini" ucapnya.

"Sebaiknya kita harus bersatu meningkatkan Kuromogramo menjadi lebih baik lagi karena Teramiter yang dipimpin oleh Roter Schädel dikabarkan melampaui kita dan menjaga perdamaian dunia karena ketegangan antar negara semakin meningkat berisiko terjadi peperangan yang besar" tambahnya.

Mereka dibuat terdiam, namun dilain sisi mereka masih terus bersikukuh melanjutkan rencananya.

"Baiklah, kita harus segera pergi dari sini dan kembali ke ruangan masing-masing agar tak dicurigai bahwa kita mengadakan pertemuan rahasia" ucap Herrmann.

"Ku harap kau tak berpihak ke sisi Vandorgraund ataupun yang lain, Eugen" ucap Franklin dengan sinis.

"Hahaha.... Aku sudah menjadi netral, Walton, jangan khawatir tentang itu"

"Akan ku pegang kata-katamu itu"

"Dilain sisi, Vandorgraund berniat membangkitkan kejayaan Uni Soviet di Kuromogramo, itu berarti kalian harus kerja lebih ekstra, hahahaha...."

"Ada suatu hal yang harus kalian ketahui" tambahnya.

"Apa itu?" tanya Dresdner.

"Vandorgraund adalah mantan Agen KGB yang bekerja untuk Soviet lebih dari 30 tahun, jika kalian tak hati-hati dalam memainkan permainan kotor ini kalian harus menanggung konsekuensi dengannya juga Kuromogramo. Dia sangat paham betul mana yang merupakan musuh dan mana yang merupakan teman, sebab dia pernah ditugaskan ke Eropa Barat dan Amerika guna mengumpulkan informasi pada era Perang Dingin"

"Kau serius?" tanya Arthur.

"Aku sudah lama mengetahuinya dan menunggu waktu yang cocok untuk mengabari kalian. Tepat pada hari ini, ku rasa adalah waktu yang pas"

"Aku sedikit tak percaya dengan cerita itu, yang ku ketahui dari Vandorgraund ialah mantan tentara Rusia" kata Rudolph.

"Apakah kalian tak ingat kejadian dimana banyak orang yang ditangkap lalu dieksekusi semasa dia menjadi pemimpin? rata-rata dari mereka setelah diidentifikasi berniat akan melakukan semacam serangkaian serangan terhadap Kuromogramo pada tanggal 24 Februari dan nama mereka tak ada didalam daftar Kuromogramo, itu artinya mereka berniat melakukan aksi sabotase"

"Aku saja tak mengetahui bahwa mereka akan menghancurkan Kuromogramo, bahkan kalian juga tak tahu. Itu artinya insting dan keahliannya Vandorgraund sebagai anggota intelijen dulu masih terjaga. Hal ini diperkuat ketika dia tak mengayunkan tangan kanannya ketika berjalan" tambahnya.

"Apa hubungannya dengan tangannya? apakah dia memiliki penyakit" tanya Drake.

"Menurut sumber yang ku baca di internet, para agen KGB sengaja tak mengayunkan tangan kanannya bertujuan untuk membuat “lengan senjata” agar dekat dengan sarungnya dan siap untuk menarik pistol di setiap saat, tak ada penyakit apapun yang bersemayam pada tangannya, itu murni dari sikap Vandorgraund sendiri. Ku rasa pendidikan KGB dimasa lalu sampai sekarang masih melekat dengan dirinya"

Mereka lagi-lagi dibuat terdiam.

"Intinya kalian harus berhati-hati padanya karena dia sudah mengetahui permainan ini, bahkan sedang memata-matai kita sekarang. Aku tak akan membantu jika seandainya hal ini terungkap sebab aku tak lagi bekerjasama dengan kalian" kata Hermann.

Franklin kemudian berdiri dari duduknya dan pergi meninggalkan mereka dari sana. Yang lain pun menyusul satu persatu dengan tertib. Namun, Hermann memilih untuk tetap disana dan duduk kembali dengan santai sambil meminum secangkir teh.

"Sedang menunggu kehancuran yang sebentar lagi akan terjadi" ucapnya.

.

.

.

Ditempat yang berbeda.....

.

.

.

Berada di rumah sakit, Reiko masih menjaga Atsuko sementara kedua orang tuanya harus pergi karena ada sebuah urusan penting. Ia dengan suka rela menawarkan diri untuk menjaga Atsuko. Reiko duduk sambil memandangi Atsuko yang masih kritis dengan penuh kesedihan dan kekhawatiran.

Disela-sela itu, ponselnya berbunyi, ayahnya Reiko menghubunginya.

"Ada apa, ayah?" tanyanya.

"Reiko, ayah dapat kabar dari Raiden bahwa kau dan dia diserang oleh orang tak dikenal"

"Itu benar, kami berdua diserang"

"Bagaimana dengan kondisimu? ayah khawatir padamu karena jam segini belum pulang"

"Aku baik-baik saja disini, ayah. Aku sedang menemani rekan kerjaku yang menjadi korban penembakan tadi, jadi aku tak bisa pulang ataupun melanjutkan pekerjaan malam ini, sama halnya dengan Raiden, ia lembur di kantor polisi guna menyelidiki kasus"

"Owhh.... Lalu gimana kondisi rekan kerjamu?"

"Dia sedang terbaring kritis dan masih belum sadarkan diri, aku khawatir terhadapnya, ini semua salahku karena tak menutup kafe lebih awal"

"Jangan menyalahkan dirimu, nak.... Ini bukan salahmu, ini adalah salah orang-orang yang melakukan penembakan terhadapmu"

"Aku mengerti, ayah"

"Ngomong-ngomong bagaimana dengan kafe milikmu untuk kedepannya?"

"Aku tak tahu, mungkin akan tutup selama beberapa bulan kedepannya, semuanya berantakan disana"

"Ohhh.... Jadi begitu, ayah sangat prihatin denganmu"

"Baiklah, ayah, nanti ku hubungi lagi"

"Iya.... Jaga diri disana, yah"

"Siap, sampaikan salamku pada ibu"

"Oke..."

"Reiko pamit dulu" ia mematikan ponselnya.

Disaat-saat seperti itu, datang Raiden yang memanggilnya dari depan pintu sambil mengangkat kantung plastik, kedatangannya berniat untuk memberitahukan sesuatu pada Reiko.

"Masuklah, Raiden...."

"Ada informasi yang harus ku beritahu padamu"

"Apa itu?" tanya Reiko.

"Ini terkait dengan penembakan tadi, kami menemukan sebuah bukti dan tanda dari tempat kejadian perkara" Raiden mengeluarkan sebuah wadah kecil dan beberapa lembar kertas.

"Dari hasil investigasi, kami dapat menyimpulkan bahwa mereka menggunakan senapan serbu juga mungkin pistol mitraliur" tambahnya, memperlihatkan selongsong peluru.

"Kaliber berapa yang ini?" tanya Reiko, mengamati selongsong peluru yang dipegangnya.

"5.45×39mm"

"Jadi senjata yang digunakan adalah HK416?"

"Ku rasa tidak, HK-416 sedikit lebih besar dari yang kau pegang"

"Berapa kalibernya?"

"5.56×45mm jika tak salah"

"Jadi senjata apa yang digunakannya?"

"Aku berspekulasi bahwa mereka menggunakan senapan serbu jenis AK-12 buatan Rusia, namun ketika diinvestigasi di kantor polisi ternyata ada beberapa senjata yang menggunakan kaliber tersebut, yakni AK-74, AKS-74, AK-74M, juga AK-12"

"Ketika aku melihat rekaman CCTV yang ada pada kafe milikmu, dapat diketahui mereka menggunakan AK-12" tambahnya.

"Aku dibuat bingung mereka mendapat senjata itu darimana, padahal di pasar gelap hampir yang tak ada menjual seri jenis tersebut. Seingatku hanya Kuromogramo bagian Rusia yang memilikinya" tambahnya.

"Ku rasa mereka berniat untuk membunuh kita berdua, tapi aku tak yakin jika mereka seberani itu melakukannya sesama Kuromogramo, apalagi Vandorgraund terkenal sangat baik. Ini benar-benar sangat membingungkan" jawab Reiko.

"Bicara soal itu, aku menemukan sebuah lambang yang mungkin terlihat sangat mirip dengan lambang Kuromogramo. Jujur aku sedikit terkejut melihatnya soalnya 100 persen mirip" Raiden memberikan selembar kertasnya.

"Mungkinkah mereka benar-benar melakukannya?" tanya Reiko.

"Kita tidak boleh berspekulasi yang negatif dulu terhadap mereka, tapi bisa jadi mereka adalah dalangnya"

"Aku merasa sangat yakin kalau itu adalah mereka"

"Kita butuh bukti kuat untuk mengungkapkan kejahatan mereka pada Arley. Mungkin Vandorgraund mau membantu kita, ku dengar kedua Kuromogramo itu sedang berada pada tahap Perang Dingin lagi"

"Akan ku laporkan hal ini ke ayahku"

"Jangan, sebaiknya tidak usah laporkan hal tersebut ke ayahmu"

"Kenapa?"

"Masalah akan semakin bertambahnya buruk dan berpotensi menimbulkan peperangan, walau tak berdampak besar. Kau tahu? ayahmu sangat temperamental, aku takut jika dia makin emosi. Kapan hari dia pernah membanting telepon"

"Lalu bagaimana cara kita selesaikan masalah ini?"

"Bertindaklah seperti orang yang santai seolah-olah kejadian ini tak terjadi, jangan sinis jika kita berkumpul dengan mereka karena bisa dianggap memiliki dendam"

"Aku tak habis pikir dengan mereka, kenapa ingin sekali membunuh kita berdua?"

"Ku rasa bukan hanya kita targetnya, tapi ayahmu juga, dan seluruh orang Kuromogramo Jepang yang dekat pada kekuasaannya Reino. Jangan khawatir, sebab upaya pembunuhan ayahmu selalu gagal"

"Jadi sekarang gimana? apa perlu kita harus laporkan Arley atau badan hukum? tindakan mereka benar-benar bahaya!"

"Kita tidak bisa membawa masalah ini ke ranah hukum Kuromogramo dulu"

"Kenapa?"

"Kurangnya bukti kuat dan keterlibatan mereka dengan hal ini. Jika kita bersikeras untuk membawanya ke pengadilan, mereka akan membantah semua hal itu dengan argumen bajanya lalu mempermainkan kita disana. Kau tahu? mereka itu sangat licik"

"Jadi itu sebabnya. Hmmm..... Aku mengerti"

"Jangan khawatir, aku akan menemui Vandorgraund untuk memecahkan masalah ini"

"Kapan?"

"Entahlah, intinya aku harus terbang ke Rusia dan jadwal pekerjaan ku sangat banyak"

"Oh yah, apakah kau sudah berhasil menangkap pelaku?" tanya Reiko.

"Sejauh ini masih dalam tahap pencarian, jika sudah ketemu akan ku kabari lagi"

"Ohh... Baiklah"

"Ngomong-ngomong bagaimana kabar rekan kerjamu? apa dia baik-baik saja?" tanya Raiden.

"Dia baik-baik saja namun kondisinya kritis"

"Boleh aku lihat kondisinya didalam?"

"Silahkan"

Raiden dan Reiko masuk kedalam ruangan.

"Apa dia tertidur?" tanya Raiden.

"Dia masih tak sadarkan diri sejak aku membawanya ke rumah sakit"

"Jadi gimana dengan hasil otopsi?"

"Dokter bilang ditemukan 5 peluru bersarang ditubuhnya tetapi tak mengenai bagian yang vital"

"Cukup menyedihkan sekali, untungnya kita berdua baik-baik saja"

"Ngomong-ngomong kau lembur?" tanya Reiko.

"Yeah, aku dapat lembur jadi aku tak bisa bekerja di Kuromogramo malam ini, lalu bagaimana denganmu"

"Sama, aku juga tak bisa bekerja di sana, jadi aku tak pulang hari ini"

"Oh yah, kira-kira kafemu bagaimana?"

"Akan ku tutup untuk beberapa hari kedepan lalu dilakukan renovasi ulang"

"Jadi begitu... Ini bingkisan untuk Atsuko, semoga dia cepat sembuh" Raiden memberikan bingkisannya.

"Terima kasih banyak.... Aku berharap begitu padanya"

Episodes
1 EPISODE 1 - Pensiun
2 EPISODE 2 - Alien dan kafe
3 EPISODE 3 - Persiapan
4 EPISODE 4 - Berangkat
5 EPISODE 5 - Jepang
6 EPISODE 6 - Memulai kehidupan
7 EPISODE 7 - Teman lama
8 EPISODE 8 - Sebuah arti penting
9 EPISODE 9 - Kekacauan
10 EPISODE 10 - Pekerjaan
11 EPISODE 11 - Tentang kehidupan
12 EPISODE 12 - Musuh
13 EPISODE 13 - Konflik
14 EPISODE 14 - Permainan
15 EPISODE 15 - Rapat
16 EPISODE 16 - Mata-mata
17 EPISODE 17 - Great Purge
18 EPISODE 18 - Timur Tengah
19 EPISODE 19 - Eksekusi
20 EPISODE 20 - Pembahasan
21 EPISODE 21 - Licik!
22 EPISODE 22 - Kisah
23 EPISODE 23 - Penyakit
24 EPISODE 24 - Kecurigaan
25 EPISODE 25 - Kegiatan kotor
26 EPISODE 26 - Pulang
27 EPISODE 27 - Hari yang biasa
28 EPISODE 28 - Kunjungan
29 EPISODE 29 - Obrolan
30 EPISODE 30 - Seseorang
31 EPISODE 31 - Hari cerah
32 EPISODE 32 - Rumah
33 EPISODE 33 - Do Svidaniya
34 EPISODE 34 - Nostalgia
35 EPISODE 35 - Perjalanan
36 EPISODE 36 - Telah sampai
37 EPISODE 37 - Perkara sulit
38 EPISODE 38 - Sankt Petersburg
39 EPISODE 39 - Motivasi
40 EPISODE 40 - Pertemuan
41 EPISODE 41 - Veteran
42 EPISODE 42 - Aktivitas biasa
43 EPISODE 43 - Rencana
44 EPISODE 44 - Ketakutan
45 EPISODE 45 - Kesalahan
46 EPISODE 46 - Dokumen
47 EPISODE 47 - Jangan Gegabah!
48 EPISODE 48 - Masalah Besar
49 EPISODE 49 - Resolusi
50 EPISODE 50 - Awal
51 EPISODE 51 - Rutinitas
52 EPISODE 52 - Kegiatan
53 EPISODE 53 - Latihan
54 EPISODE 54 - Draft
55 EPISODE 55 - Gelagat
Episodes

Updated 55 Episodes

1
EPISODE 1 - Pensiun
2
EPISODE 2 - Alien dan kafe
3
EPISODE 3 - Persiapan
4
EPISODE 4 - Berangkat
5
EPISODE 5 - Jepang
6
EPISODE 6 - Memulai kehidupan
7
EPISODE 7 - Teman lama
8
EPISODE 8 - Sebuah arti penting
9
EPISODE 9 - Kekacauan
10
EPISODE 10 - Pekerjaan
11
EPISODE 11 - Tentang kehidupan
12
EPISODE 12 - Musuh
13
EPISODE 13 - Konflik
14
EPISODE 14 - Permainan
15
EPISODE 15 - Rapat
16
EPISODE 16 - Mata-mata
17
EPISODE 17 - Great Purge
18
EPISODE 18 - Timur Tengah
19
EPISODE 19 - Eksekusi
20
EPISODE 20 - Pembahasan
21
EPISODE 21 - Licik!
22
EPISODE 22 - Kisah
23
EPISODE 23 - Penyakit
24
EPISODE 24 - Kecurigaan
25
EPISODE 25 - Kegiatan kotor
26
EPISODE 26 - Pulang
27
EPISODE 27 - Hari yang biasa
28
EPISODE 28 - Kunjungan
29
EPISODE 29 - Obrolan
30
EPISODE 30 - Seseorang
31
EPISODE 31 - Hari cerah
32
EPISODE 32 - Rumah
33
EPISODE 33 - Do Svidaniya
34
EPISODE 34 - Nostalgia
35
EPISODE 35 - Perjalanan
36
EPISODE 36 - Telah sampai
37
EPISODE 37 - Perkara sulit
38
EPISODE 38 - Sankt Petersburg
39
EPISODE 39 - Motivasi
40
EPISODE 40 - Pertemuan
41
EPISODE 41 - Veteran
42
EPISODE 42 - Aktivitas biasa
43
EPISODE 43 - Rencana
44
EPISODE 44 - Ketakutan
45
EPISODE 45 - Kesalahan
46
EPISODE 46 - Dokumen
47
EPISODE 47 - Jangan Gegabah!
48
EPISODE 48 - Masalah Besar
49
EPISODE 49 - Resolusi
50
EPISODE 50 - Awal
51
EPISODE 51 - Rutinitas
52
EPISODE 52 - Kegiatan
53
EPISODE 53 - Latihan
54
EPISODE 54 - Draft
55
EPISODE 55 - Gelagat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!