EPISODE 12 - Musuh

Keesokan harinya, beberapa pasukan Teramiter sedang bersembunyi sambil mengintai bangunan-bangunan berlantai dua didepan untuk menyelamatkan seseorang yang disandera oleh lawan. Mereka bersiap untuk melakukan penyergapan pada bangunan tersebut sebelum matahari mulai nampak.

"Bagaimana keadaan didepan?" tanya Krubs.

"Jarak bangunan depan berkisar antara 50 meter" jawab Peter, melihatnya dari teropong.

"Baiklah, kita akan menyergap mereka dari arah belakang juga depan, setelah itu kita mendobrak masuk lalu menyelamatkan seorang profesor Teramiter yang sangat penting" tambahnya.

"Mereka nanti bisa kabur lewat samping" jawab Krubs.

"Aku punya suatu rencana yang bagus, pasti akan berhasil, intinya tetap yakin saja"

"Aku harap begitu"

"Beritahu Albert tentang ini"

"Siap" Krubs kemudian menghampiri Albert dibelakang.

"Albert, Peter meminta kita untuk memecah pasukan menjadi dua, kami ke depan dan kalian belakang. Usahakan jangan sampai terekspos oleh musuh" lanjutnya.

"Dapat dimengerti"

"Laksanakan"

"Siap"

Albert dan pasukannya kemudian memutari jalan untuk mengapit dari belakang.

"Sudah ku beritahu, mereka sekarang tengah bergerak menuju bagian belakang bangunan itu"

"Saat menyergap" Peter mengokang senjatanya.

Mereka semua kemudian bergerak maju kedepan secara bersama-sama. Mereka sangat berhati-hati melangkahkan kakinya sambil mengamati lingkungan sekitar juga memanfaatkan pepohonan untuk berkamuflase.

"Berhenti" Peter memberi isyarat pada para pasukannya.

"Ada apa?" tanya Krubs.

"Hmmm.... Aku curiga ada jebakan yang mereka pasang disana, tak terlihat ada orang yang menjaga kawasan bangunan"

"Aku akan menerbangkan drone pemantau" Krubs mulai membuka ranselnya dan mengeluarkan sebuah koper kecil juga drone.

Ia kemudian menerbangkannya lalu mengoperasikannya. Krubs dapat melihat keadaan begitu jelas dari atas.

"Tiga orang tengah patroli disisi timur dan satu orang menuju ke arah utara. Tak ada tanda-tanda jebakan yang terpasang pada sekitar bangunan" ucapnya.

"Albert, laporkan kondisimu" Peter menghubunginya.

"Kami sudah sampai pada titik yang ditentukan, bersiap untuk melakukan penyergapan"

"Kita akan memulai serangan ketika terdengar bunyi ledakan, pastikan kalian tak terdeteksi oleh musuh"

"Dimengerti"

"Krubs, ubah ke mode kamikaze!" ucap Peter.

"Siap!" ia mengoperasikan drone tersebut menukik secara tajam ke bawah.

DUUAARR!!!

Drone pemantau itu pun akhirnya meledak pada sebuah mobil menewaskan tiga orang disana, lalu beberapa orang didalam bangunan itu keluar untuk memeriksa keadaan diluar.

"Serang mereka! serang!" seru Peter dengan keras.

Mereka semua kemudian menampakkan dirinya masing-masing mengejutkan lawan disana. Terjadi baku tembak yang cukup sengit dikedua belah pihak, suara tembakan terus berbunyi tanpa henti disertai dengan ledakan.

"Tembak terus! tumbangkan mereka! jangan gentar!" ucap Peter pada pasukannya.

"Arah jam 12! arah jam 10! arah jam 1! mereka ada dimana-mana" kata Krubs.

"Ini tak akan lama jika kita tak berdiam diri disini" jawab Peter.

"Albert, laporkan kondisi kalian!" tambahnya.

"Kami sedang berhadapan dengan sekelompok lawan disinis, ku lihat mereka mempunyai sebuah mobil lapis baja tapi tak dioperasikan"

"Dimengerti, jaga diri kalian disana"

"Siap, Peter"

"Oke, Krubs! aku akan melempar granat kejut ini kedepan, ketika meledak kita harus masuk kedalam" kata Peter.

"Dimengerti!"

Peter kemudian melemparkan dua buah granatnya kedepan secara bergantian lalu meledak membutakan penglihatan lawan.

"Maju! maju kedepan!" serunya.

Para pasukan Teramiter bergerak kedepan secara bersama-sama sambil menumpaskan lawan yang tak dapat melihat. Mereka pun akhirnya dapat sampai ke bangunan tersebut, namun salah satu darinya terhempas keluar akibat terkena tembakan shotgun saat memasukinya.

"Akan ku balas mereka!" Peter lalu melemparkan granat fragmentasi kedalam.

Setelah dirasa cukup aman, mereka semua langsung masuk kedalam berusaha mengejar waktu yang terus berjalan sambil membersihkan sebagian lawan yang tersisa.

Setelah itu, mereka naik ke lantai atas dan sampai pada pintu yang berada paling ujung. Krubs menempelkan bom pendobrak pintu lalu meledaknya. Mereka semua masuk kedalam menghabisi semua musuh yang tengah menyandera profesor tersebut.

"Anda tak apa-apa, tuan?" tanya Peter, melepaskan borgol ditangan perwira tersebut.

"Saya tak apa-apa, terima kasih telah datang dengan cepat membantu"

"Tak masalah, tuan, senang mendengar jika Anda baik-baik saja"

"Tetap bersama dengan kami, diluar cukup berbahaya" tambahnya.

"Dimengerti" jawab perwira tinggi tersebut.

"Aku datang" Albert dengan pasukannya menghampiri Peter dan Krubs.

"Bagaimana keadaan di luar? apakah sudah dibersihkan?" tanya Krubs.

"Yeah, semuanya sudah bersih, kita bisa membawa tawanan pergi dari sini"

"Tunggu dulu, kawan-kawan! mereka memanggil bala bantuan" sahut Peter, melihat keluar dari jendela.

"Yang benar saja!" kata Krubs.

"Kita bisa melewatinya" jawab Albert.

"Semuanya, lewat sini!" kata Peter.

"Siap!"

Mereka semua berjalan menuruni tangga, namun sebuah drone dari luar jendela mendeteksi keberadaan mereka dari dalam dan melepaskan banyak tembakan. Peter dan lainnya memasang badan berusaha melindungi profesor.

Setelah dirasa cukup aman, mereka semua lanjut keluar melewati halaman belakang. Berada diluar, mereka langsung mendapatkan sambutan dari lawan yang jumlahnya cukup banyak. Baku tembak antara kedua belah pihak tak dapat terhindarkan. Peter dan kawan-kawan merasa terjebak disana.

"Mereka sangat banyak, mungkin akan sangat lama mengatasinya" ucap Krubs.

"Ku rasa kau benar, tapi kita membawa sebuah alat yang canggih!" jawab Peter.

"Albert! keluarkan alatnya!" tambahnya

"Dipahami!" ia segera mengeluarkan drone dari ransel dan menerbangkannya.

Para musuh dibawah dibuat sangat kewalahan dan tak berkutik. Satu persatu dari mereka tumbang hingga akhirnya habis tak tersisa disana.

DUUAARR!!!

Drone itu meledak ditembak oleh peluncur roket.

"Sial!" ucap Albert.

"Maju! semuanya maju!"

Para pasukan Teramiter bergerak meninggalkan tempat itu sambil menghabisi beberapa musuh yang tersisa.

"Albert, kau dan pasukanmu segera cari kendaraan, kita harus pergi dari sini"

"Siap!" mereka putar balik kebelakang.

"Menunduk! ada yang datang!" ucap Krubs.

Peter dan lainnya langsung bertiarap didekat semak-semak. Mereka menyaksikan tiga mobil lapis baja yang lewat didepannya.

"Tiga mobil melewati kita, lengkap dengan sebuah senapan mesin M134" ucap Peter.

"Yeah, ku harap Albert dan pasukannya bisa mengatasi hal tersebut" jawab Krubs.

"Aman, ayo berdiri kita harus cepat"

"Siap!"

Mereka lanjut bergerak secepat mungkin. Berada di jarak 100 meter dari bangunan tersebut, sebuah mobil kecil berhenti didepan mereka dan keluar pasukan musuh, tak hanya itu beberapa datang dari arah belakang.

"Berlindung!" seru Peter.

Baku tembak antara keduanya pun sekali lagi pecah. Peter dan lainnya berusaha sekuat tenaga untuk mengalahkan lawan. Namun, satu persatu pasukan Teramiter tumbang karena kalah dalam jumlah. Mereka semakin kesulitan dan terkepung.

"Sial! kita makin sedikit, kita akan gagal melaksanakan tugas ini!" ucap Krubs.

"Aku masih menunggu keajaiban datang" jawab Peter sambil menembak musuh.

"Tuan profesor, Anda masih baik-baik saja?" tambahnya.

"Saya baik-baik saja"

"Bagus, tetaplah berlindung, kita akan segera menghabisi mereka.

Ditengah-tengah itu, muncul beberapa mobil dan menurunkan pasukannya untuk membantu mereka. Setelah lawan dihabisi, Albert menghampiri mereka dan menyuruhnya untuk memasukkan tawanan ke dalam mobil.

"Albert! ahh akhirnya ada keajaiban!" ucap Peter dengan lega.

"Cukup basa-basinya, masukkan tawanan kedalam mobil, musuh dibelakang sedang menyusul kita!"

"Siap!"

"Pasukan! jalan duluan dan pastikan keadaan didepan aman untuk dilalui!" kata Albert pada para pasukannya.

"Siap, Komandan!" mereka pun pergi secara bersamaan.

Ketika Peter hendak membuka pintu, dari arah belakang Krubs dan tawanan yang diselamatkan ditembak mati oleh seseorang yang memakai topi pet. Beberapa pasukannya datang untuk menghalangi mereka pergi.

Terjadi sebuah perkelahian kecil antara Peter dan orang yang bertopi itu. Namun, Peter dengan mudahnya dapat dikalahkan hingga terpojok jatuh dibawah. Orang itu kemudian menodongkannya pistol tepat kepalanya.

"Waktumu telah tiba...." ucapnya.

"Baiklah, waktu latihan selesai, kalian boleh istirahat sekarang! bersihkan semua yang berantakan terlebih dahulu! latihan selanjutnya akan dimulai pada malam pukul 8.00!" ucap seorang wanita yang datang kearah mereka semua.

"Ayo bangun, kawan...." orang itu membantu Peter berdiri.

"Apakah kau merasa kesakitan?" tambahnya.

"Tidak, aku baik-baik saja"

"Tadi itu hampir saja, aku kira kami bisa kabur dengan selamat dari sini, ternyata diluar dugaanku" kata Krubs.

"Sepertinya tak ada yang bisa melawanmu pada latihan ini, kau sangat ahli sekali, Daxen" puji Peter.

"Hahaha.... Terima kasih, senang mendengarnya" ia tersenyum.

"Ini kali ke-10 kami gagal dalam tes ini" kata Krubs.

"Sebenarnya aku sudah lama ditugaskan menjadi antagonis dari latihan ini, jadi yaa aku hafal semua area tempat ini" jawab Daxen.

"Ku juluki tempat ini sebagai latihan maut, banyak orang yang gagal disini" kata Peter.

"Kalian tahu? akan ada seseorang yang dapat melewati tempat ini dan dapat mengalahkanku" ucap Daxen.

"Biar ku tebak, pasti itu Roter" jawab Krubs.

"Iya sih, Roter lebih hebat juga kuat dari kita yang ada di Teramiter" sambung Peter.

"Memang jelas, tapi bukan itu orangnya"

"Lalu siapa?" tanya Peter.

"Dia adalah Dreimann"

"Apa? Dreimann? anak baru itu? aku tak habis pikir dengan dia" Krubs memegang kepalanya karena terkejut.

"Aku merasa tak yakin" ucap Peter.

"Mungkin kedengarannya aneh, namun 2 tahun kemudian dia akan mengambil posisi pemenang dari tempat ini"

"Kalian bertiga tak kembali?" seorang perempuan yang tadi menghampiri mereka.

"Ini aku mau kembali" jawab Daxen.

"Emilia, ada tugas yang datang?" tanya Peter.

"Tidak, mungkin hari ini adalah waktu bebas"

"Ohh.... Ternyata begitu"

"Tapi kau bisa membantu Boyce digarasi belakang, dia sedang memeriksa bingkisan dari Revilium kemarin"

"Dimengerti"

"Baiklah, aku pergi dulu, ada sesuatu hal yang harus ke kerjakan"

"Iya..." jawab mereka. Emilia pun pergi meninggalkan mereka.

"Roter sebentar lagi datang ke Teramiter, dan mungkin akan ada sesuatu yang sangat bombastis nanti" ucap Daxen sambil berjalan.

"Yo, dari mana kau tahu?" susul Peter.

"Kemarin ku lihat dia sedang mengobrol dengan pelayan kafe, siang atau sore ini dia akan datang ke Teramiter

"Dia tak pernah memberitahu kita kapan akan datang kemari" ucap Krubs.

"Sudah jadi ciri khas dirinya, ibarat datang tanpa diundang" jawab Peter.

"Dan ada sesuatu yang sangat fantastis juga bombastis darinya yang bisa membuat organisasi sebelah ketar-ketir" sambung Daxen.

"Apa itu?" tanya Krubs.

"Kita lihat saja nanti"

.

.

.

Berada disisi berbeda.....

.

.

.

Beberapa jam kemudian, tampak Raiden dengan seragam polisinya sedang berjalan kaki pulang ke rumah sambil menenteng kopernya. Ditengah-tengah itu, Reiko menegurnya yang mana ia sedang melewati toko roti temannya.

"Raiden!"

"Ohh, Reiko" mereka berdua pun saling berjabat tangan.

"Baru pulang dari kantor?" tanya Reiko.

"Yeah, aku baru pulang"

"Tumben hari ini cepat pulang? biasanya pulang agak sore atau malam"

"Hari ini ada temanku yang menggantikan shift-ku, jadi yaa aku bisa pulang. Belum lagi ada tugas Kuromogramo yang harus ku kerjakan dirumahmu, lelah sekali rasanya"

"Hahaha... Ku harap kau masih kuat menjalaninya" ucap Reiko.

"Aku iri denganmu, kerjaanmu hanya mengurus kafe ini dan tugas Kuromogramo mu dimalam hari hanya sedikit, padahal pangkat kita terbilang sama"

"Hahaha.... Sudah ku bilang, kafe ini aset pribadiku, makanya waktuku dimalam hari hanya sedikit"

"Kalau begini terus, aku akan lumpuh"

"Kenapa tak minta keringanan saja atau liburan dengan ayahku?"

"Kau tahu sendiri kan bagaimana ayahmu?" Raiden merasa takut.

"Halah, tak perlu takut. Tinggal bilang saja, nanti bakalan dikasih, kena marah mah urusan belakang, yang penting pikiranmu bisa jernih dari pekerjaan"

"Iya, sih, hanya saja aku sedikit takut berbicara didepan ayahmu langsung. Kapan hari pernah ku lihat dia membanting telepon hingga hancur, aku langsung ketar-ketir dibuatnya"

"Ayolah, Raiden.... Dia galak jika dapat informasi dan laporan pekerjaan yang tak jelas. Kinerjamu kan selama ini bagus, tak mungkin dia marah-marah, kau pasti akan dapat waktu liburan yang banyak"

"Hmmm.... Jika dipikir-pikir, lebih tak usah, aku tetap bekerja saja"

"Kalau begitu biar aku saja yang bilang, kau tak perlu khawatir, Raiden, kau pasti dapat waktu untuk bersantai"

"Ku harap begitu"

Suasana kemudian menjadi hening seketika.

"Oh yah, kira-kira kau lihat Roter? sudah tak kelihatan beberapa hari, ku panggil di rumahnya juga tak ada jawaban"

"Roter siapa?"

"Roter, pemimpin Teramiter"

"Wah... Aku juga tak tahu, jarang ku lihat dia, coba tanya Monika saja"

"Nah, itu dia!" tambahnya.

"Monika, Monika, kesini dulu sebentar" panggil Reiko.

"Ada apa?"

"Kesini dulu" jawab Reiko.

"Apa? aku gak bisa lama-lama, ada tugas sekolah"

"Kakakmu kemana? kok gak kelihatan?"

"Si Roter? ohh dia pulang ke Jerman, gak ngajakin aku kesana lagi"

"Yaa kan kamu sekolah" jawab Raiden.

"Kapan dia pulang kesana?" tanya Reiko.

"Mmm.... Dua hari yang lalu"

"Kapan dia kembali?"

"Entah, katanya ada masalah pekerjaan, mau gak mau harus ke Jerman"

"Sepertinya aku sudah tahu masalah apa" kata Raiden.

"Yeah, aku juga tahu masalah apa yang menimpa Roter, semoga dia tetap sabar menjalani cobaan"

"Yeah, kau benar, Reiko"

"Kakakku ada masalah apa disana? aku juga ingin tahu"

"Gak, gak ada masalah, semuanya aman" jawab Reiko.

"Tadi bilangnya ada masalah, kok malah gak ada"

"Kamu masih kecil, Monika, ini urusan dewasa, nanti kamu tahu sendiri kalau umurmu sudah cukup" jawab Raiden.

"Sebagai saudara kandungnya, aku memiliki hak untuk mengetahui hal itu!"

"Tidak, kamu masih terlalu labil untuk mengetahui masalah ini" jawab Reiko.

"Ohh.... Begitu yah...." Monika menjadi sinis.

"Akan ku beritahu rahasia terbesar Reiko adalah berpacaran dengan Kakak Yumi–"

"Gak ada apa-apa, tak perlu dihiraukan, hehe...." Reiko langsung menutup mulut Monika.

"Yumi? Yumi siapa?" Raiden merasa penasaran.

"Bukan apa-apa"

"Pacarnya Kakak Yumiko!"

"Apa? Yumiko?"

"Engga! itu bohong, jangan percaya, dia tukang bohong!"

Monika tiba-tiba dapat melepaskan diri dari cengkeraman Reiko. Ia berlari kearah Raiden.

"Lihat, Kak Yumiko disana!' ucap Monika, menunjuk kearah kiri.

"Mana?" Reiko menoleh.

"Aha! ternyata memang benar"

"Yo, Yumiko mana yang kau pacari?" tanya Raiden.

"Aku tak pernah tahu kalau kau sudah punya pacar, aku hanya tahu kau orangnya sedikit malu dengan perempuan" tambahnya.

"Aku pernah melihat mereka berciuman!" kata Monika.

"Serius?" tanya Raiden.

"Yeah, waktu berada di jembatan"

"Sial...." Reiko pun akhirnya pasrah.

"Mmm.... Bau-bau gosip baru, nih, haha...." kata Raiden, tersenyum jahil.

"Dah lah...."

"Baiklah, aku harus pulang, semoga hubungan dengan Kakak Yumiko semakin lancar, hahahaha!" Monika pun meninggalkan mereka berdua.

"Gak kakak, gak adik sama aja kelakuannya!" ucap Reiko dengan kesal.

"Yo, Yumiko mana?" tanya Raiden dengan penasaran.

"Bukan urusanmu, aku harus segera menutup tempat ini"

"Oh ayolah, aku juga ingin tahu, berpacaran adalah hal yang normal, kecuali jika kau berpacaran dengan laki-laki itu baru tak normal, apalagi dengan anak kecil"

"Aku tak mau membicarakannya"

"Hmmm.... Apakah perempuan itu bernama Tomiyuka Yumiko?" tanya Raiden.

Reiko berhenti sejenak, ia kemudian berbalik badan.

"Sebenarnya.... Iya, aku berpacaran dengannya"

"Yumiko? teman SMP-mu dulu?"

"Yups"

"Apa!?" Raiden tercengang.

"Yeah, dia pacarku"

"Sejak kapan kalian pacaran?"

"Kira-kira 2 tahun yang lalu"

"Aku tak habis pikir denganmu! kau adalah laki-laki culun tapi bisa dapat perempuan cantik seperti Yumiko, ini benar-benar sangat mengejutkan sekali! wow!"

"Bisa karena aku dan dia sudah dekat dari SMP. Awalnya teman, lama-lama jadi pacar"

"Ohh begitu... Bagaimana hubungan kalian?"

"Sejauh ini lancar-lancar saja sih, walaupun dia kuliah di Kyoto tapi hubungan kami tetap lancar. Aku juga kadang pergi ke sana jika ada tugas dari ayahku ataupun hari libur"

"Okelah, aku harus pulang dan ke rumahmu untuk menyelesaikan tugas, pasti malam ini padat sekali"

"Yo, gak mau mampir dulu?"

"Tidak, terima kasih, mungkin lain kali saja"

Tiba-tiba saja, sebuah mobil van berwarna putih berhenti didepan mereka. Pintunya terbuka memperlihatkan dua orang memegang pistol mitraliur dan senapan serbu,

"Selamat sore, tuan-tuan...." sapa salah satu orang itu.

"Reiko, berlindung!" seru Raiden.

Kedua orang tersebut langsung melepaskan banyak tembakan memberondong ke arah Reiko dan Raiden juga kafe itu.

Orang-orang disekitar langsung dibuat panik dan berlari menjauhinya. Tembakan pun akhirnya berhenti, mobil van itu langsung tancap gas meninggalkan tempat kejadian. Dirasa semua aman, Reiko dan Raiden dapat menampakkan dirinya dari balik meja.

"Mereka sudah pergi, sekarang aman!" ucap Raiden, memegang pistolnya

"Apa-apaan itu, kenapa kita ditembak? apa salah kita?"

"Aku juga kurang tahu, mereka tiba-tiba saja menembak kita tanpa alasan yang jelas"

"Mungkin ada kaitannya dengan Kuromogramo bagian Amerika"

"Jangan berspekulasi seperti itu, mereka tak mungkin menyerang sekutunya"

Reiko berbalik kebelakang dan betapa terkejutnya melihat kafe miliknya sangat kacau balau serta kaca-kaca yang pecah juga berlubang.

"Tidak, tidak, tidak, tidak, tidak, tidak!"

"Kasuga! Atsuko! Takashi! Chiruzu!" tambahnya dengan perasaan khawatir pada karyawannya.

"Izaraki Raiden disini, terjadi sebuah penembakan di kafe roti, segera datang ke TKP untuk melakukan penyelidikan" Raiden menghubungi anggota kepolisian.

"Dilaksanakan, Komandan!"

"Astaga! Atsuko! Atsuko!" Reiko melihat seorang karyawannya tertembak diperut dan tampak sekarat.

"Apa yang terjadi?" Chiruzu berjalan menurunu tangga menghampiri Reiko.

"Kami diatas mendengar suara bising dibawah!" sahut Kasuga, menuruni tangga bersama Takashi.

Mereka bertiga langsung dibuat terkejut melihat rekan kerjanya bersimbah darah di lantai.

"Atsuko!" Chiruzu syok.

"Kenapa Atsuko? apa yang terjadi padanya?" tanya Takashi.

"Darahnya makin mengalir!" tambah Kasuga.

"Ada mobil van putih berhenti didepan lalu menembak tempat ini" Reiko berusaha menghentikan darah yang terus keluar.

"Bertahanlah, Atsuko.... Kamu bisa selamat!" tambahnya.

"Takashi, hubungi ambulan segera!"

"Siap!" ia langsung bergegas menuju ke tempat telepon.

"Kenapa kejadian ini harus terjadi...." Chiruzu merasa sedih dengan temannya.

"Kasuga, tolong ambilkan perban di lantai atas, segera!"

"Siap!" ia langsung pergi mengambilnya.

"Apa yang sedang terjadi didalam?" tanya Raiden, menghampiri mereka.

"Karyawanku! dia tertembak, darahnya terus mengalir!"

"Cepat panggil ambulan!"

"Sudah, tinggal menunggu datang kendaraannya" jawab Chiruzu.

"Polisi juga akan datang menginvestigasi tempat ini, tetap berada didalam, siapa tahu mobil itu pasti akan kembali! aku akan berjaga disini

"Terima kasih" jawab Reiko.

Episodes
1 EPISODE 1 - Pensiun
2 EPISODE 2 - Alien dan kafe
3 EPISODE 3 - Persiapan
4 EPISODE 4 - Berangkat
5 EPISODE 5 - Jepang
6 EPISODE 6 - Memulai kehidupan
7 EPISODE 7 - Teman lama
8 EPISODE 8 - Sebuah arti penting
9 EPISODE 9 - Kekacauan
10 EPISODE 10 - Pekerjaan
11 EPISODE 11 - Tentang kehidupan
12 EPISODE 12 - Musuh
13 EPISODE 13 - Konflik
14 EPISODE 14 - Permainan
15 EPISODE 15 - Rapat
16 EPISODE 16 - Mata-mata
17 EPISODE 17 - Great Purge
18 EPISODE 18 - Timur Tengah
19 EPISODE 19 - Eksekusi
20 EPISODE 20 - Pembahasan
21 EPISODE 21 - Licik!
22 EPISODE 22 - Kisah
23 EPISODE 23 - Penyakit
24 EPISODE 24 - Kecurigaan
25 EPISODE 25 - Kegiatan kotor
26 EPISODE 26 - Pulang
27 EPISODE 27 - Hari yang biasa
28 EPISODE 28 - Kunjungan
29 EPISODE 29 - Obrolan
30 EPISODE 30 - Seseorang
31 EPISODE 31 - Hari cerah
32 EPISODE 32 - Rumah
33 EPISODE 33 - Do Svidaniya
34 EPISODE 34 - Nostalgia
35 EPISODE 35 - Perjalanan
36 EPISODE 36 - Telah sampai
37 EPISODE 37 - Perkara sulit
38 EPISODE 38 - Sankt Petersburg
39 EPISODE 39 - Motivasi
40 EPISODE 40 - Pertemuan
41 EPISODE 41 - Veteran
42 EPISODE 42 - Aktivitas biasa
43 EPISODE 43 - Rencana
44 EPISODE 44 - Ketakutan
45 EPISODE 45 - Kesalahan
46 EPISODE 46 - Dokumen
47 EPISODE 47 - Jangan Gegabah!
48 EPISODE 48 - Masalah Besar
49 EPISODE 49 - Resolusi
50 EPISODE 50 - Awal
51 EPISODE 51 - Rutinitas
52 EPISODE 52 - Kegiatan
53 EPISODE 53 - Latihan
54 EPISODE 54 - Draft
55 EPISODE 55 - Gelagat
Episodes

Updated 55 Episodes

1
EPISODE 1 - Pensiun
2
EPISODE 2 - Alien dan kafe
3
EPISODE 3 - Persiapan
4
EPISODE 4 - Berangkat
5
EPISODE 5 - Jepang
6
EPISODE 6 - Memulai kehidupan
7
EPISODE 7 - Teman lama
8
EPISODE 8 - Sebuah arti penting
9
EPISODE 9 - Kekacauan
10
EPISODE 10 - Pekerjaan
11
EPISODE 11 - Tentang kehidupan
12
EPISODE 12 - Musuh
13
EPISODE 13 - Konflik
14
EPISODE 14 - Permainan
15
EPISODE 15 - Rapat
16
EPISODE 16 - Mata-mata
17
EPISODE 17 - Great Purge
18
EPISODE 18 - Timur Tengah
19
EPISODE 19 - Eksekusi
20
EPISODE 20 - Pembahasan
21
EPISODE 21 - Licik!
22
EPISODE 22 - Kisah
23
EPISODE 23 - Penyakit
24
EPISODE 24 - Kecurigaan
25
EPISODE 25 - Kegiatan kotor
26
EPISODE 26 - Pulang
27
EPISODE 27 - Hari yang biasa
28
EPISODE 28 - Kunjungan
29
EPISODE 29 - Obrolan
30
EPISODE 30 - Seseorang
31
EPISODE 31 - Hari cerah
32
EPISODE 32 - Rumah
33
EPISODE 33 - Do Svidaniya
34
EPISODE 34 - Nostalgia
35
EPISODE 35 - Perjalanan
36
EPISODE 36 - Telah sampai
37
EPISODE 37 - Perkara sulit
38
EPISODE 38 - Sankt Petersburg
39
EPISODE 39 - Motivasi
40
EPISODE 40 - Pertemuan
41
EPISODE 41 - Veteran
42
EPISODE 42 - Aktivitas biasa
43
EPISODE 43 - Rencana
44
EPISODE 44 - Ketakutan
45
EPISODE 45 - Kesalahan
46
EPISODE 46 - Dokumen
47
EPISODE 47 - Jangan Gegabah!
48
EPISODE 48 - Masalah Besar
49
EPISODE 49 - Resolusi
50
EPISODE 50 - Awal
51
EPISODE 51 - Rutinitas
52
EPISODE 52 - Kegiatan
53
EPISODE 53 - Latihan
54
EPISODE 54 - Draft
55
EPISODE 55 - Gelagat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!