EPISODE 13 - Konflik

Disana orang-orang mulai berkumpul didepan menyaksikan kafe milik Reiko yang berantakan dan penuh lubang akibat bekas tembakan. Sebagian reporter berdatangan untuk meliput kejadian penembakan. Raiden yang seorang polisi disana berusaha memperingati mereka agar segera menjauh dan dibantu oleh Kasuga juga Takashi.

Tak berselang lama, datang beberapa mobil polisi dan mobil ambulan. Reiko kemudian keluar dari kafe untuk memanggil petugas medis. Raiden dan anggotanya mulai memasang garis polisi disekitaran kafe dan menyuruh orang-orang yang tak memiliki kepentingan untuk segera menjauh.

"Mari lewat sini, pasiennya kini sedang terbaring lemas" ucapnya.

Mereka pun sampai didalam.

"Ini dia, darahnya berhasil saya tutupi"

"Dia yang terkena tembakan?" tanya petugas medis pertama sambil meletakkan Atsuko dengan hati bersama rekannya.

"Yeah, hanya dia saja"

"Kira-kira berapa kali dia kena?" tanya petugas medis kedua.

"Kalau soal itu saya tidak tahu, yang jelas saya sedang bersama dengan rekan saya diluar, tiba-tiba saja ada mobil van yang berhenti dan menembak kami"

"Ohh... Jadi begitu rupanya, cukup menyedihkan sekali, tapi jangan khawatir saya yakin rekan kerja Anda masih bisa pulih" kata petugas medis yang kedua.

"Saya berharap begitu, saya merasa sangat bersalah sekali"

"Jangan menyalahkan diri Anda, tuan, itu akan melemahkan mental Anda. Ini adalah kejadian yang tak terduga" kata petugas medis pertama.

"Dia benar, jangan menyalahkan diri sendiri" sahut petugas medis kedua.

Kedua petugas medis itu kemudian mengangkat Atsuko yang kritis menuju mobil ambulan. Atsuko kemudian dimasukkan kedalam.

"Kasuga, Takashi, dan Chiruzu, kalian bisa tutup kafe lalu pergi pulang, saya akan bersama Atsuko"

"Siap" jawab mereka bertiga.

"Kira-kira besok kerja?" tanya Chiruzu.

"Entah, nanti saya lihat kondisi dulu. Tapi jangan khawatir, gaji kalian tak akan dipotong" jawab Reiko

"Raiden, jika ada ayahku datang, beri tahu aku sedang ada di rumah sakit" tambahnya.

"Dapat dipahami"

Reiko pun akhirnya pergi dari sana bersama dengan mobil ambulan.

Raiden kemudian melihat sebuah CCTV yang berada disudut luar bangunan. Ia langsung masuk kedalam kafe itu untuk mencari komputer bertujuan mendapatkan rekaman sebelum penembakan terjadi.

Berada dilantai atas, Raiden akhirnya menemukan komputernya. Ia langsung menyalakannya dan membuka hasil rekaman CCTV. Raiden melihat secara detail rekaman tersebut dan berulang-ulang. Disana, ia akhirnya menemukan sebuah petunjuk jelas tentang penembakan yang baru saja terjadi.

"Ini tak mungkin! lambang Kuromogramo ada belakang mobilnya? bagaimana bisa?" Raiden merasa terkejut.

"Hooo.... Mereka menggunakan senjata AK-12 dan jenis senjata yang tak dapat dikenali, mungkin ini adalah pistol mitraliur"

"Tapi jenis AK-12 ini mereka dapat darimana? setahuku dipasar gelap tak yang menjual seri AK-47 ini, hanya Kuromogramo bagian Rusia yang memiliki jenis ini"

"Hmmm.... Apakah yang dikatakan Reiko benar adanya keterkaitan dengan Kuromogramo? berpikir positif, Raiden, berpikir positif!"

"Itu pasti lambang yang kebetulan mirip dan senjatanya dimodifikasi"

"Tapi kalau hanya kebetulan, kenapa bisa sama persis? bahkan 100 persen"

"Aku semakin bingung dengan hal ini. Mana mungkin sesama Kuromogramo saling serang, kecuali Kuromogramo bagian Amerika dan Rusia sih, dari dulu gak pernah akur. Baiklah... Akan ku beritahu hal ini pada Reiko"

Raiden kemudian mematikan komputernya dan berjalan keluar dari kafe itu.

"Bagaimana penyelidikannya?" tanyanya.

"Siap, terdapat sebuah selongsong peluru yang berukuran kecil dan besar" jawab seorang penyidik, ia memperlihatkan selongsongnya.

"Berapa kalibernya?"

"Siap, kaliber yang pertama ialah 5.56×39mm dan yang kedua 5.7×28mm"

Raiden pun mengambil selongsong yang berkaliber besar.

"Kaliber jenis ini merupakan peluru dari senapan serbu, dilihat lebih detail ini adalah bagian dari peluru AK-12, senjatanya tak bisa didapatkan di Jepang kecuali dari Rusia"

"Dan jenis peluru kecil ini dapat dipastikan pasti dari pistol mitraliur, tak mungkin dari pistol biasa. Tetapi saya tak bisa mengidentifikasinya, bisa jadi ini dari senjata MP-7 buatan Jerman atau P90 buatan Belgia karena peluru mereka sedikit sama" tambahnya.

"Darimana Anda tahu, Komandan?"

"Saya melihatnya dari rekaman CCTV di lantai atas dan kebetulan saya mempelajari berbagai senjata jadi saya tahu"

"Jadi ternyata begitu"

"Ketika mereka datang menggunakan mobil van, saya dan rekan saya tak dapat melihat jelas senjata apa yang mereka gunakan, kami langsung berlindung menyelamat diri"

"Menurut saya, senjata AK-12 sangat mustahil didapatkan dari pasar gelap, hampir tak ada yang menjual seri tersebut, kebanyakan ialah AKM, AKS, RPK dan AK-74. Bahkan senjata FN Fal juga ada disana. Saya semakin bingung dengan hal ini" tambahnya.

"Mungkin saja pemerintah Rusia sengaja melakukan ini untuk memancing pihak barat"

"Jangan berburuk sangka dulu, mereka tidak mungkin melakukan hal yang dapat memancing perang dunia ketiga. Sebaiknya kita lakukan penyelidikan hingga ketemu pelaku dan dalang dibaliknya"

"Siap, Komandan!"

.

.

.

Di sisi yang berbeda

.

.

.

Roter kini sedang berjalan-jalan ditengah kota untuk merilekskan pikirannya sejenak sebelum kembali ke Markas Rahasia Teramiter. Ia menyusuri banyak tempat dan mengambil beberapa foto yang terlihat keren dimatanya untuk mengabadikan momen tersebut.

"Okeh... Sepertinya aku masih punya banyak waktu hingga diriku merasa tenang" Roter melihat jam tangannya

"Mungkin berlama-lama disini tak apa-apa, lagipula aku pemimpin disana"

"Sebenarnya bosan juga di Teramiter, hanya duduk diam memeriksa laporan yang masuk. Haaah.... Kapan aku bisa bebas sepenuhnya, aku ingin jadi orang biasa"

"Makin hari makin berat saja hidup ini, tapi tak apa-apa yang penting uang tetap mengalir ke rekeningku, haha...."

Roter pun kembali melanjutkan jalannya. Disela-sela itu, ia disapa oleh streamer cantik dari Asia untuk bertanya tentang area sekitaran Kota Berlin.

"Halo.... Permisi...." sapanya.

"Iya, ada apa?"

"Kira-kira jalan menuju Gerbang Brandenburg kearah mana? saya ingin kesana"

"Ohh Gerbang Brandenburg, yah?" tanya balik Roter.

"Iya, apakah Anda tahu dimana?'

"Dari tempat kamu berdiri mungkin sekitar 600 meter kedepan lalu belok kanan. Disana juga ada taman kalau ingin bersantai. Jika ingin makan, ada restoran disekitaran sana"

"Terima kasih banyak atas perhatiannya"

"Iya, sama-sama, silahkan dinikmati liburannya...." Roter tersenyum.

"Sekali lagi saya berterima kasih pada Anda, saya baru mendapat perlakuan baik seperti ini" jawab si streamer.

"Ohh, benarkah?" Roter merasa penasaran.

"Iya, saya dihina dan dikecam banyak orang-orang karena saya adalah orang Asia, bahkan ada yang memukul saya. Saya ingin menangis sekali rasanya, tetapi sedang berada di tempat umum"

"Sangat disayangkan sekali"

"Ketika berada di restoran kecil, ada orang-orang yang menyipitkan matanya lalu menghina saya, saya sangat sedih dan ingin melawan, namun saya disini adalah turis juga tak punya hak untuk melawan"

"Ngomong-ngomong kamu berasal darimana? apakah Jepang atau Tiongkok" tanya Roter.

"Tidak, saya berasal dari Korea Selatan"

"Ohh.... Negara yang bagus, saya juga ingin berlibur disana tetapi masih belum mempertimbangkannya" kata Roter.

"Ngomong-ngomong, kamu seorang vlogger?" tambahnya.

"Yeah, tapi lebih tepatnya streamer karena saya senang mengobrol dengan penonton saya juga bermain game online, ini adalah kali pertama saya liburan disini"

"Ohh begitu, kalau boleh tahu berapa jumlah pengikutmu?"

"Emmm... 2,3 juta"

"Whoaa.... Sangat banyak sekali, pasti kamu sangat terkenal disana, saya terkejut mendengarnya"

"A– hahaha.... Terima kasih" si streamer menjadi canggung dan tersipu malu.

Tiba-tiba ada seseorang yang menyenggol si streamer dengan sengaja sehingga membuatnya terjatuh. Orang itu berlagak seperti tak memiliki dosa. Merasa tak terima, Roter menghampirinya.

"Hey, apa yang kamu lakukan tadi?"

"Itu bukan urusanmu, lebih baik kamu menjauh" orang itu pergi tanpa rasa bersalah.

Roter menghampirinya lagi, ia menyelang bahu orang itu lalu memukul wajahnya dengan keras hingga ia jatuh tersungkur. Mereka berdua menjadi pusat perhatian.

"Hey! apakah kamu tak diajarkan tentang keberagaman masyarakat oleh orang tuamu?"

"Apakah kamu didoktrin bahwa orang-orang selain kamu itu sampah?"

"Apakah kamu menilai penampilan seseorang dari ras?"

"Apakah kamu tak belajar tentang toleransi?"

"Orang-orang rasis sepertimu derajatnya lebih rendah dari hewan, bahkan sampah sekalipun"

"Ayah dan Ibuku selalu mengajarkan pentingnya menghargai perbedaan dalam masyarakat"

"Kamu ini perlu diberi pelajaran!" Roter kemudian mengepal tangannya, bersiap untuk melayangkan pukulan sekali lagi.

"Ampun, ampun, ampun!" orang itu memohon.

Merasa malu dan bersalah setelah ditimpuk juga menjadi bahan perhatian orang-orang sekitar, orang itu pun akhirnya meminta maaf pada Roter.

"Sa-saya benar-benar minta maaf, ini semua keluar karena saya tak bisa mengontrol diri"

"Rasisme datang dari diri seseorang, bukan masalah tak bisa mengontrol diri. Jika seperti itu terus, maka hidupmu akan suram dipenuhi kebencian, ini akibatnya jika hidup tak dilandaskan dengan agama atau norma" jawab Roter.

"Saya mantan Angkatan Darat dan berasal dari Keluarga Roter. Jika kamu macam-macam dengan orang sekitar, jangan harap bisa bebas sepenuhnya" tambahnya, memberitahukan identitas sebenarnya.

"Saya benar-benar minta ma-maaf"

"Jangan pada saya, silahkan minta maaf secara langsung pada orang yang kau senggol tadi"

"Ba-baik" orang itu berjalan pelan karena malu.

"Cepat jalannya! lambat betul!" Roter mendorongnya dengan penuh emosi.

"Permisi...." orang itu menyapa si streamer yang disenggolnya tadi.

"Sa-saya ingin meminta maaf atas apa yang telah saya perbuat pada Anda, sa-saya benar-benar bersalah" tambahnya.

"Iya, tak apa-apa, saya sudah memaafkan Anda"

"Te-terima kasih banyak" orang itu pun balik badan. Namun ia ditahan oleh Roter ketika hendak pergi.

"Berjabat tangan dulu sebagai permintaan maaf!"

Orang itu menjulurkan tangannya secara perlahan, si streamer pun dengan tulus berjabat tangan sambil tersenyum.

"Baiklah.... Masalah sudah selesai, sekarang kamu boleh pergi. Jika aku melihatmu bertingkah seperti itu lagi, jangan harap bisa bertemu dengan keluargamu lagi"

"Ba-baik! saya mengerti!" orang itu tampak ketakutan. Ia pun langsung bergegas pergi dari sana sambil dilihat banyak orang.

"Terima kasih banyak, terima kasih banyak, saya tak tahu harus membalas apa pada Anda" ucap si streamer.

"Haha... Sama-sama, sudah menjadi kewajiban saya untuk menolong sesama. Lain kali jika ingin pergi jalan-jalan ajak teman atau keluarga agar terhindar dari hal-hal seperti ini, ditambah lagi kamu adalah perempuan akan sangat berbahaya berjalan sendirian"

"Baik, saya akan mendengar nasihat dari Anda, saya benar-benar berterima kasih"

"Baiklah.... Saya harus pergi sekarang, jaga dirimu disana"

"Bolehkah saya tahu siapa nama Anda?"

"boleh, nama saya Roter Schädel, senang bertemu denganmu"

"Senang juga bertemu dengan Anda"

"Jaga dirimu dan semoga sehat selalu bagi para pengikutmu"

"Iya... Anda juga"

Mereka berdua pun berpisah dan saling melambaikan tangannya.

Beberapa jam kemudian, kini Roter sedang memacu mobilnya menuju pinggiran Kota Berlin. Ia sudah sampai pada gerbang dan melakukan pemeriksaan pada petugas yang sedang berjaga. Setelah itu, ia lanjut memacu mobilnya sampai kedalam parkiran bawah tanah.

Ketika keluar dari mobil dan tengah berjalan menuju pintu masuk utama sambil membawa plastik belanjaan, satu persatu orang Teramiter di parkiran memberikan hormat dan salam pada Roter. Ia terus berjalan dan memasuki ruangan utama.

"Perhatian!" salah seorang penjaga berseru.

Semua orang yang ada disana langsung berdiri menghadap kearahnya dengan tegak dan memberinya hormat. Roter mengangkat tangannya setinggi bahu, orang-orang kemudian melanjutkan aktivitasnya masing-masing.

"Tuan, Schädel. Senang bisa bertemu Anda kembali disini" sapa Lennox pada Roter.

Mereka berdua saling berjabat tangan sebagai salam pembuka.

"Sejak kepergian Anda, Teramiter mengalami masalah tetapi berhasil diredakan sebisa mungkin oleh kami"

"Apa saja?" tanya Roter, mereka berdua berjalan menuju ruang kerja utama.

"Kemarin terjadi aksi penembakan"

"Saya sudah tahu itu. Kira-kira bagaimana pelakunya?"

"Pelakunya, yakni Zhurovski tengah ada di penjara, sebentar lagi akan dimasukkan kedalam sel isolasi"

"Kenapa dia dimasukkan disana? apakah dia berbuat yang tak senonoh?"

"Tidak, tapi dia adalah orang yang keras kepala dan tak mau memberikan informasi terkait keberadaannya, jadi kami memutuskan untuk memasukkan kedalam sana, siapa tahu kita bisa mendapatkan dalang dibalik semua yang terjadi kemarin"

"Selain itu, apalagi masalahnya?"

"Masalah yang lain ialah produksi dari berbagai perusahaan juga cabangnya yang ada diseluruh negara mengalami kemunduran, jumlah produk yang dihasilkan semakin sedikit bahkan jauh dari yang ditargetkan. Selain itu keuangan kita juga menurun, padahal sebelumnya kita tak mengalami hal seperti ini"

"Tapi yayasan masih berjalan dengan sempurna?"

"Yeah, tuan, yayasan masih berjalan dengan sempurna berkat adanya Emilia juga Boyce"

"Senang mendengarnya"

"Namun, ada satu masalah lama yang kini muncul kembali di Teramiter"

"Apa masalahnya?"

"Masalah itu ialah kasus korupsi, sogokan, dan pungli. Meski Anda pergi dari Teramiter beberapa hari, masalah tersebut muncul dengan cepatnya" jawab Lennox.

"Saya sudah mendapatkan banyak laporan yang masuk, bahwa para pekerja, buruh, atau karyawan mendapatkan gaji yang sedikit, sekitar 65 persen" tambahnya

"Dari semua perusahaan yang ada?"

"Benar sekali, saya merasa curiga biaya-biaya yang diberikan itu digunakan oleh oknum-oknum tak bertanggungjawab untuk memperkaya diri sendiri"

"Lalu bagaimana tanggapan Erika terkait hal itu?"

"Saya dengar dia memberikan keringanan atau kesempatan untuk segera memperbaiki semua kerugian dalam jangka waktu yang ditentukan, jika tidak maka harus siap untuk mendapatkan hukuman"

"Jadi begitu.... Baiklah, karena saya ada disini, akan dilaksanakan Great Purge yang kedua"

"Dilakukan kembali?" Lennox merasa terkejut.

"Yeah, kita akan membersihkan banyak orang-orang disini yang berpotensi membahayakan dan merusak Teramiter, baik itu dari perwira tinggi, ilmuwan, pekerja, bahkan teman sekalipun, jika mereka adalah pengkhianat, harus disingkirkan dari dunia ini"

Lennox tak bisa berkata-kata, ia merasa sedikit pucat dan ketakutan, teringat akan pembersihan besar pertama pasca Havontz dikudeta. Ia melihat banyak orang-orang ditangkap dan ditembak mati.

"Tak perlu khawatir, Lennox, kamu tak akan jadi targetku selanjutnya, kinerjamu sangat bagus dan selalu menjadi contoh yang baik bagi para bawahan, kecuali jika kamu memiliki niat jahat dengan Teramiter, hahaha...."

Mereka berdua terus melangkah hingga sampai pada ruang istirahat tempat dimana Roter dan teman-temannya berkumpul bersama.

"Halo, kawan-kawan, baga–" Roter tak melihat siapapun kecuali Daxen sendiri yang tengah membuat secangkir kopi.

"Daxen? mana yang lain?" tambahnya.

"Bukannya mereka sedang bertugas di dinas militer?" tanya balik Daxen.

"Ohh... Aku lupa, kira-kira ada Erika?"

"Tidak, dia juga bersama dengan Peter dan yang lain"

"Baiklah.... Semoga harimu menyenangkan" Roter kemudian pergi dari sana.

"Anda juga..." Daxen tersenyum ramah.

Berada diruang kerja khusus pemimpin, terlihat Emilia yang sedang duduk disana sambil menyelesaikan sebagian berkas-berkas dan mengisi laporan.

"Tuan, Roter.... Senang bertemu dengan Anda, kembali" ia berdiri lalu menghampirinya sambil berjabat tangan.

"Sedang apa disini?"

"Saya dimintai Erika untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan yang belum selesai, dia sedang berdinas di militer dan akan pulang sore nanti"

"Kinerja semua orang yang ada disini, perusahaan, juga, yayasan berjalan dengan cukup baik?" tanya Roter.

"Yeah, sebelumnya mengalami masalah namun kini sudah reda"

"Bagus, tingkatkan lagi menjadi lebih baik"

"Siap, tuan..."

"Lennox" panggil Roter.

"Siap!" ia langsung berdiri tegak mendengar namanya disebutkan.

"Tunjukkan orang yang menyerang Teramiter dimalam hari kemarin"

"Siap, mari ikuti saya"

"Emilia, kamu bisa pergi sekarang, saya akan memimpin kembali"

"Baik, tuan...."

Berada menuruni tangga penjara bawah tanah, Lennox dan Roter mendengar sebuah keributan, semua para tahanan dari berbagai kalangan dibawah melihat Zhurovski yang tengah dipaksa masuk kedalam ruang isolasi, ia memberontak dan mendapatkan beberapa pukulan.

"Cepat keluar dari sini, dasar keparat!" Dreimann sangat emosi.

"Jika tak mau dikasari, segera beri tahu informasi" tambahnya.

"Kau tak akan masuk ke ruang sialan itu kalau kau bisa diajak bicara!" tambahnya lagi.

"Dreimann, tenangkan dirimu, cobalah untuk sedikit lebih lembut" tegur Albert.

"Ini sudah lembut"

"Itu belum cukup"

"Bagiku ini sudah dari cukup, tapi orang ini masih sama saja!"

"Yo, ada masalah apa?" tanya Roter, menampakkan dirinya bersama Lennox.

Semua orang yang melihat Roter langsung berdiri tegak menghadap kearahnya.

"Masalah apa yang kalian punya disini?" tanya Roter sekali lagi.

"Siap! orang ini memberontak ketika akan dimasukkan ke ruang isolasi" jawab Dreimann.

"Albert? bukannya kau harus pergi tugas di kemiliteran?" tanya Roter.

"Tidak, aku libur untuk 1 minggu kedepan"

"Jadi ini yang namanya Zhurovski?" tanya Roter.

"Benar, dia Zhurovski" jawab Dreimann.

"Saya sudah mendengar laporan tentangmu, kawan... Kau adalah orang yang sangat berani menyerang Teramiter. Perlu diketahui, kau dan semua anak-anak buahmu itu melawan seekor naga yang tertidur" ucap Roter pada Zhurovski.

Ia berbalik membelakanginya.

"Pemimpinnya kini berada tepat dihadapanmu, tetapi untungnya kau tak tertangkap pada masa dimana Royen dan Havontz berkuasa"

"Saya akui keberanianmu. Semenjak kami memiliki konflik dengan organisasi sebelah, mereka tak pernah melakukan hal nekat seperti ini, tetapi kau sangat berani" Roter berbalik lagi.

"Darimana asalmu? apakah kamu berasal dari kartel narkoba? atau mafia besar yang berusaha ingin menghancurkan kami?" tanyanya.

Zhurovski tidak menjawab dan diam sambil menunduk.

"Dia berasal dari organisasi rahasia yang bernama Darkzharovyschzyreczshykyj Herovenraft" ucap Albert.

"Apa? ulangi sekali lagi"

"Darkzharovyschzyreczshykyj Herovenraft"

"Aku paham"

"Kami sudah menginterogasinya namun tak ada jawaban, dia keras kepala" sahut Dreimann

"Kenapa tak menginterogasi anggotanya saja?"

"Mereka juga tak akan mau membuka suara karena akan ditembak mati setelahnya. Mereka tahu hal ini karena pasti mendengar dari tahanan yang sudah lama dipenjara ini" jawab Albert

"Kecuali orang ini, dia mungkin sangat loyal pada organisasi" tambah Dreimann.

Roter kemudian melangkah maju mendekati Zhurovski.

"Ты из России? (Ty iz Rossii?) (Kamu dari Rusia?)" tanyanya.

Zhurovski mengangkat wajahnya secara perlahan, tampaknya ia mengerti apa yang diucapkan oleh Roter.

"Откуда вы знаете? (Otkuda vy znayete?) (Darimana Anda tahu?)"

"Ваше имя похоже на русское, я уверен, что вы оттуда (Vashe imya pokhozhe na russkoye, ya uveren, chto vy ottuda) (Namamu terlihat seperti orang Rusia, saya yakin kamu berasal dari sana)"

"Да, это правильно. Но я родился в Украине, потом переехал в Германию и потом снова переехал в Россию, пока не получил там гражданство

(Da, eto pravil'no. No ya rodilsya v Ukraine, potom pereyekhal v Germaniyu i potom snova pereyekhal v Rossiyu, poka ne poluchil tam grazhdanstvo) (Ya, itu benar. Tapi saya lahir di Ukraina, kemudian pindah ke Jerman dan pindah ke Rusia lagi sampai saya mendapat kewarganegaraan di sana)"

"О, я вижу. Пожалуйста, скажите мне ваше полное имя (O, ya vizhu. Pozhaluysta, skazhite mne vashe polnoye imya) (Oh, begitu. Tolong beritahu saya nama lengkapmu)" tanya Roter.

Zhurovski terdiam dan tak ingin memberitahunya.

"Если ты скажешь мне свое полное имя, я смогу вытащить тебя из камеры и избежать Драйманна

(Yesli ty skazhesh' mne svoye polnoye imya, ya smogu vytashchit' tebya iz kamery i izbezhat' Draymanna) (Jika kamu memberi tahu saya nama lengkapmu, saya bisa mengeluarkanmu dari sel isolasi dan terhindar dari Dreimann)"

Mendengar tawaran itu, Zhurovski sedikit tergiur karena tak akan mendapatkan siksaan lagi. Namun ia masih bimbang karena memiliki harga diri dan sikap loyal terhadap organisasinya.

"Скажи мне сейчас, прежде чем я передумаю (Skazhi mne seychas, prezhde chem ya peredumayu) (Beritahu saya sekarang sebelum saya berubah pikiran)" desak Roter.

Zhurovski tak menjawab dan ragu untuk memilih diantaranya.

"Раз, два, три, чет– (Raz, dva, tri, chet–) (Satu, dua, tiga, em–)" Roter menghitung sambil melangkah meninggalkannya berniat mendesak Zhurovski agar mau membuka suara.

"Ме–меня зовут Журовский Ванорогин Агренский (Me–menya zovut Zhurovski Vanorogin Agrenskiy) (Na–nama saya Zhurovski Vanorogin Agrenskiy)" Zhurovski akhirnya menjawab dan menerima tawaran itu.

Roter berbalik arah, ia mendekati Zhurovski dengan tatapan yang sangat tajam. Zhurovski hanya bisa terdiam gugup tanpa dapat berkata sepatah apapun.

"Bawa dia ke sel isolasi segera" ucap Roter.

"Siap!" jawab Dreimann dan Albert.

Merasa ia telah dibohongi, Zhurovski kemudian memberontak ketika akan dibawa. Ia memukul Albert dan Dreimann lalu berlari sana. Namun, Zhurovski dapat dilumpuhkan oleh Lennox menggunakan Taser Gun.

Albert yang mendapatkan pukulan langsung merasa marah, sebab sakit perutnya yang akan sembuh kini kambuh lagi.

"Dasar sialan! sini kau!" ia berjalan menuju Zhurovski.

"Sebentar lagi perutku sembuh tapi kau membuatnya kambuh lagi! dasar keparat! memang dari awal kau sudah pantas masuk sel isolasi!" tambahnya, menendang-nendang Zhurovski yang lumpuh.

"Aku bisa saja menembak kepalamu itu dari awal kau disini! keparat! b*jingan!" tambahnya lagi, semakin emosi sambil menahan sakitnya.

Dreimann tersenyum bangga melihat Albert menganiaya Zhurovski.

"Bagus, bagus... Lanjutkan Albert, lanjutkan, hahaha.... Buat dia babak belur!" ucapnya.

Roter kemudian berjalan santai dengan tangan dibelakang melewati keduanya.

"Nikmati kehidupanmu di Teramiter sebagai tahanan, Zhurovski" ucapnya.

"Jika kau bebas dari sini itu artinya kau akan mengerti tentang kebebasan" tambahnya.

"Lennox, bantu mereka mengurusi Zhurovski" tambahnya lagi, menengok kebelakang.

"Siap, dilaksanakan!"

"Jika dari awal kau tak bertindak buruk, mungkin kau sudah merasakan hidup nyaman seperti raja" ucap Roter kepada Zhurovski.

Episodes
1 EPISODE 1 - Pensiun
2 EPISODE 2 - Alien dan kafe
3 EPISODE 3 - Persiapan
4 EPISODE 4 - Berangkat
5 EPISODE 5 - Jepang
6 EPISODE 6 - Memulai kehidupan
7 EPISODE 7 - Teman lama
8 EPISODE 8 - Sebuah arti penting
9 EPISODE 9 - Kekacauan
10 EPISODE 10 - Pekerjaan
11 EPISODE 11 - Tentang kehidupan
12 EPISODE 12 - Musuh
13 EPISODE 13 - Konflik
14 EPISODE 14 - Permainan
15 EPISODE 15 - Rapat
16 EPISODE 16 - Mata-mata
17 EPISODE 17 - Great Purge
18 EPISODE 18 - Timur Tengah
19 EPISODE 19 - Eksekusi
20 EPISODE 20 - Pembahasan
21 EPISODE 21 - Licik!
22 EPISODE 22 - Kisah
23 EPISODE 23 - Penyakit
24 EPISODE 24 - Kecurigaan
25 EPISODE 25 - Kegiatan kotor
26 EPISODE 26 - Pulang
27 EPISODE 27 - Hari yang biasa
28 EPISODE 28 - Kunjungan
29 EPISODE 29 - Obrolan
30 EPISODE 30 - Seseorang
31 EPISODE 31 - Hari cerah
32 EPISODE 32 - Rumah
33 EPISODE 33 - Do Svidaniya
34 EPISODE 34 - Nostalgia
35 EPISODE 35 - Perjalanan
36 EPISODE 36 - Telah sampai
37 EPISODE 37 - Perkara sulit
38 EPISODE 38 - Sankt Petersburg
39 EPISODE 39 - Motivasi
40 EPISODE 40 - Pertemuan
41 EPISODE 41 - Veteran
42 EPISODE 42 - Aktivitas biasa
43 EPISODE 43 - Rencana
44 EPISODE 44 - Ketakutan
45 EPISODE 45 - Kesalahan
46 EPISODE 46 - Dokumen
47 EPISODE 47 - Jangan Gegabah!
48 EPISODE 48 - Masalah Besar
49 EPISODE 49 - Resolusi
50 EPISODE 50 - Awal
51 EPISODE 51 - Rutinitas
52 EPISODE 52 - Kegiatan
53 EPISODE 53 - Latihan
54 EPISODE 54 - Draft
55 EPISODE 55 - Gelagat
Episodes

Updated 55 Episodes

1
EPISODE 1 - Pensiun
2
EPISODE 2 - Alien dan kafe
3
EPISODE 3 - Persiapan
4
EPISODE 4 - Berangkat
5
EPISODE 5 - Jepang
6
EPISODE 6 - Memulai kehidupan
7
EPISODE 7 - Teman lama
8
EPISODE 8 - Sebuah arti penting
9
EPISODE 9 - Kekacauan
10
EPISODE 10 - Pekerjaan
11
EPISODE 11 - Tentang kehidupan
12
EPISODE 12 - Musuh
13
EPISODE 13 - Konflik
14
EPISODE 14 - Permainan
15
EPISODE 15 - Rapat
16
EPISODE 16 - Mata-mata
17
EPISODE 17 - Great Purge
18
EPISODE 18 - Timur Tengah
19
EPISODE 19 - Eksekusi
20
EPISODE 20 - Pembahasan
21
EPISODE 21 - Licik!
22
EPISODE 22 - Kisah
23
EPISODE 23 - Penyakit
24
EPISODE 24 - Kecurigaan
25
EPISODE 25 - Kegiatan kotor
26
EPISODE 26 - Pulang
27
EPISODE 27 - Hari yang biasa
28
EPISODE 28 - Kunjungan
29
EPISODE 29 - Obrolan
30
EPISODE 30 - Seseorang
31
EPISODE 31 - Hari cerah
32
EPISODE 32 - Rumah
33
EPISODE 33 - Do Svidaniya
34
EPISODE 34 - Nostalgia
35
EPISODE 35 - Perjalanan
36
EPISODE 36 - Telah sampai
37
EPISODE 37 - Perkara sulit
38
EPISODE 38 - Sankt Petersburg
39
EPISODE 39 - Motivasi
40
EPISODE 40 - Pertemuan
41
EPISODE 41 - Veteran
42
EPISODE 42 - Aktivitas biasa
43
EPISODE 43 - Rencana
44
EPISODE 44 - Ketakutan
45
EPISODE 45 - Kesalahan
46
EPISODE 46 - Dokumen
47
EPISODE 47 - Jangan Gegabah!
48
EPISODE 48 - Masalah Besar
49
EPISODE 49 - Resolusi
50
EPISODE 50 - Awal
51
EPISODE 51 - Rutinitas
52
EPISODE 52 - Kegiatan
53
EPISODE 53 - Latihan
54
EPISODE 54 - Draft
55
EPISODE 55 - Gelagat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!