EPISODE 16 - Mata-mata

Keesokan harinya, Roter tampak sedang keluar dari kamarnya. Ia sengaja bangun awal untuk menghilangkan beban pikirannya selama bekerja dengan menghirup udara segar pagi hari.

Ia berjalan dengan perlahan melewati koridor yang sangat sepi, memandangi setiap pintunya. Orang-orang masih tertidur pulas disana. Suara langkah kakinya terdengar begitu jelas menambah kesan seram.

Setelah melewati koridor tersebut, Roter kini telah berada diruang utama Teramiter dan beberapa langkah lagi akan menuju keluar. Disana terlihat amat lebih sepi dengan pencahayaan minim, tampak dua orang pasukan penjaga yang mendapat giliran berjaga di samping pintu masuk. Mereka berdua memberikan hormat padanya.

Roter mendekati salah satu pasukan penjaga dan merapikan sedikit pakaiannya agar terlihat bagus bila dipandang. Setelah itu, ia mulai berjalan melangkahkan kakinya keluar. Berada diluar, langit tampak sedikit gelap.

Tak satupun orang yang terlihat, lampu-lampu jalan masih menerangi Teramiter, beberapa kicauan burung terdengar ditelinganya. Roter mulai menghirup udara pagi dan merasakan sensasi kesegarannya. Ia kemudian berjalan mengelilingi Teramiter dengan santainya.

"Hari yang indah.... Udara segar, terdengar kicauan burung, tak ada orang satupun disini, dah yah.... Langit masih gelap" ucapnya.

"Berjalan pagi memang sudah lama ku rencanakan tapi tak pernah kesampaian juga, walaupun ini masih terlalu awal"

"Suasana sepi seperti ini sangat cocok bagiku untuk menghilangkan rasa stres dan lelah akibat terlalu banyak bekerja, dan tak lama lagi aku akan terkena penyakit tipes, haha... Ironi sekali"

"Semenjak menjadi pemimpin aku jarang sekali merasakan momen seperti ini, bahkan tidurpun selalu gelisah. Hmm... Mungkin ini efek dari tak banyak-banyak berdoa" ia duduk pada kursi yang ada didekatnya.

"Ngomong-ngomong ini jam berapa sih? harusnya jam segini orang-orang sudah terlihat diluar"

Roter kemudian memeriksa waktu pada jam tangan miliknya.

"Hah? jam 1 pagi? yang benar aja!" ia merasa terkejut.

"Coba periksa ponsel, apakah benar jam 1 atau bukan" sambil mengeluarkan ponselnya dari saku celana.

"Ahhh.... Ternyata jam setengah 5 pagi, itu artinya baterai jam tangan ini sudah habis, akan ku bawa ke tempat perbaikan nantinya"

"Kira-kira enaknya ngapain, yah, pagi ini?"

"Jalan-jalan? aku tak mau melelahkan diriku sekarang ini. Mengerjakan sebagian tugas? aku butuh istirahat. Hmmm.... Mungkin ke garasi adalah tujuan yang bagus mengingat disana adalah tempat yang tenang"

Roter pun beranjak dari tempat duduk dan berjalan menuju garasi. Dalam perjalanannya, ia melewati taman Teramiter dan melihat beberapa burung yang terbang, suasana sepi serta tenang disana membuat Roter menjadi rileks dan tersenyum sambil memandangi sekelilingnya.

"Ku kira membangun taman adalah keputusan yang buruk, tak ku sangka ada banyak manfaatnya untukku juga orang-orang di Teramiter dan bagi para binatang kecil" ucapnya.

"Mungkin bila perlu akan ku perluas lagi taman ini agar makin banyak orang yang berkunjung melepas lelah kemari" tambahnya.

Roter akhirnya sampai di garasi. Disana ia melihat Boyce yang sedang asyik bersantai sambil ditemani teh dan biskuit.

"Hari yang indah, yah" sapa Roter dengan tersenyum.

"S-siap!" Boyce langsung berdiri tegak menghadapnya.

"Duduk saja, tak perlu berdiri"

"Baik..."

"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Roter, duduk bersebelahan dengan Boyce.

"Hanya bersantai sambil menunggu matahari terbit disini"

"Dari tadi? atau baru saja?"

"Kira-kira sekitar 20 menit yang lalu"

"Boleh ku minum teh ini?"

"Silahkan.... Dengan senang hati"

Roter kemudian menuangkan tehnya ke cangkir, ia langsung menyeruputnya sedikit sembari merasakan kenikmatannya.

"Ahh.... Pagi-pagi begini enaknya meminum teh dan buatanmu ini rasanya sungguh nikmat juga berbeda dari yang selalu ku minum"

"Terima kasih, saya mendapat teh ini dari keluarga di Inggris"

"Apa jenisnya?"

"Earl Grey, paling terkenal disana dan cocok dikombinasikan dengan biskuit"

"Apa kau sudah pernah mencoba teh rusia? yang diminum dengan selai" tanya Roter.

"Yeah, saya sudah pernah merasakannya, selai dan tehnya lumayan enak bagi saya juga memberikan pengalaman baru" jawab Boyce

"Darimana kau dapat?"

"Ohh, waktu itu saya disuguhkan teh oleh orang tua teman saya yang berasal dari Rusia"

Suasana kemudian menjadi hening seketika.

"Ngomong-ngomong sendirian saja disini?' tanya Roter.

"Iya, hanya saya disini sebelum Anda datang kemari"

"Kenapa suka menyendiri?"'

"Saya lebih suka sendiri karena tentram, aman, dan damai, serta bisa membuat pikiran jauh lebih tenang" jawab Boyce.

"Tapi bukan berarti saya anti-sosial, hanya saja butuh waktu untuk menenangkan diri sendiri. Kadang-kadang saya suka menyendiri disini tanpa ada orang sekalipun" tambahnya.

"Sudah berapa lama?"

"Sudah lama sekali

"Beritahu saja"

"Kalau tak salah sejak ayah Anda masih memimpin Teramiter"

"Berarti cukup lama, yah"

"Yaa begitulah...."

"Bicara soal ayah saya, apakah kau siap dengan rencana yang sebentar lagi akan tiba"

"Siap! saya sangat siap"

"Pembersihan besar-besaran kali ini mungkin akan mendapatkan banyak orang-orang yang dianggap merusak Teramiter dari dalam"

"Saya berharap begitu, dengan adanya pembersihan besar-besaran yang kedua kalinya akan membuat orang untuk menjalankan tugasnya dengan baik lagi, orang-orang yang masuk kedalam daftar harus disingkirkan dari Teramiter, kalau perlu dunia ini juga harus mereka tinggalkan"

"Aku suka sikapmu, Boyce"

"Terima kasih"

"Jadi selama saya tak ada disini, apakah kau sudah mendapatkan banyak orang-orang yang perlu masuk dalam daftar hitam dan merah?" Roter menyeruput tehnya.

"Yeah... Banyak sekali yang saya dapatkan. Orang-orang yang berada dalam daftar merah berjumlah 116 dan yang berada dalam daftar hitam berjumlah 68 orang"

"Kebanyakan berasal darimana saja?"

"Dari perwira, pemegang perusahaan, staf, petinggi Teramiter, anggota yayasan, anggota duta untuk Revilium, dan masih banyak lagi"

"Pembersihan besar-besaran kali ini mendapatkan banyak korban dari yang lalu"

"Oh yah, tunggu sebentar" Boyce beranjak dari tempat duduk untuk mengambil sebuah tasnya.

"Ini daftarnya, rencananya saya ingin memberikannya pada Anda, berhubung Anda berada disini jadi saya langsung memberikannya" ucapnya, memberikan daftar tersebut.

"Itu daftar yang baru, yang kemarin saya berikan itu masih tahap awal dan hanya beberapa orang yang masuk kedalam daftar tersebut. Tetapi yang ini adalah tahap akhir dengan banyak orang yang ada didaftar itu" tambahnya.

Roter kemudian membacanya, melihat satu persatu nama yang telah dikumpulkan.

"Disini tertulis namanya Lennox, kenapa dicoret dari daftar hitam?" tanyanya

"Saya rasa Lennox masih cukup berguna bagi Teramiter, karena dia memegang peran sangat penting disini, bahkan lebih penting dari Erika. Jika kita eksekusi maka keseimbangan di Teramiter akan jatuh dan ekonomi makin turun seperti apa yang terjadi pada pembersihan yang lalu" jawab Boyce.

"Selain itu, kemarin malam ia membocorkan rencana pembersihan besar-besaran nanti pada saya juga teman-temannya. Meskipun begitu, saya tak mau memasukkannya kedalam daftar hitam ataupun merah" tambahnya.

"Mengapa?"

"Izinkan saya untuk jujur"

"Silahkan, saya sangat suka dengan kejujuran"

"Saya tidak ingin kehilangan satu seorang teman, pembersihan besar-besaran yang dilakukan oleh ayah Anda dulu cukup membuat saya terpukul sebab semua teman-teman saya telah hilang, juga hingga pasca Havontz dikudeta beberapa teman saya sudah tiada dan hanya tinggal nama"

Boyce kemudian menyeruput tehnya.

"Saya ingin melihat canda dan tawa kebahagiaan mereka, bagi saya mereka telah menjadi bagian dari keluarga" lanjutnya.

"Jika hari pembersihan besar-besaran telah tiba, Anda hanya cukup memberinya peringatan atau menegurnya. Tetapi ada satu hal yang Anda tak boleh beritahu pada Lennox" tambahnya lagi.

"Apa yang tak boleh aku beritahu?"

"Tolong jangan katakan nama saya didepan Lennox ataupun yang lain, saya tak ingin hubungan pertemanan dengan mereka meregang"

"Aku bisa mengurus hal itu, Lennox akan ku tegur setelah pembersihan besar-besaran selesai"

"Terima kasih banyak, terima kasih banyak, saya sangat berterima kasih"

"Sama-sama..."

"Ngomong-ngomong bagaimana kabar rekan-rekan kita di Jalur Gaza dan Tepi Barat?" tanya Boyce.

"Mereka sejauh ini baik-baik saja, bantuan kemanusiaan akan segera dikirim kesana lagi membantu para korban" jawab Roter.

"Dan itu termasuk dengan persenjataan?"

"Tepat sekali, mereka membeli senjata buatan kita dan ini adalah kesempatan bagus untuk menguji coba secara langsung. Dengan harga murah, mereka bisa melawan balik juga kita bisa melihat bagaimana efesiensi senjata tersebut"

"Lalu siapa yang akan dikirimkan kesana?"

"Mungkin Albert, ku dengar dia mendapat libur lagi, tapi hanya untuk beberapa hari saja disana"

"Kira-kira kapan dia berangkat?"

"Setelah pembersihan besar-besaran selesai" jawab Roter.

.

.

.

Dua hari kemudian.....

.

.

.

Malam hari yang larut dengan disertai hujan deras dan badai, Boyce sedang terlihat memimpin sebuah pasukan khusus di garasi, para pasukan terlihat memakai setelan jas berwarna hitam yang rapi lengkap dengan pistol mitraliur dan memakai ban lengan berwarna merah pada lengan kanan masing-masing.

Itu artinya pembersihan besar-besaran akan dimulai sebentar lagi. Sementara itu, Roter tengah duduk disebuah kursi lipat dipojokan sambil meminum kopi panas.

Ia melihat Boyce yang memberikan pengarahan pada para pasukan dan menunggu gilirannya tiba untuk memberitahu pada mereka apa saja yang harus dilakukan saat menangkap para tersangka atau target dan juga memberitahu apa yang tak boleh dilakukan.

Teramiter nampak menjadi sunyi pada malam itu, tak ada penjaga yang berjaga, semua telah diliburkan untuk sementara waktu oleh Roter.

"Baik, pada malam kali ini kita akan melaksanakan aksi Great Purge atau dikenal dengan sebagai pembersihan besar-besaran. Kita akan menangkap banyak orang yang berpotensi membahayakan Teramiter dari luar atau dari dalam" ucapnya.

"Pelaksanaan pada kali kita tak menangkap para target secara satu persatu lalu langsung menangkap semua sisanya seperti pada pembersihan besar-besaran pasca Havontz dikudeta. Tetapi, kita akan menangkap mereka semua dan selesai pada malam ini juga" tambahnya.

"Jelas?" tambahnya lagi.

"Siap, jelas!"

Boyce kemudian mundur dari sana, Roter lalu berdiri dari duduknya berjalan ke hadapan para pasukan sambil membawa sebuah map berwarna biru berisikan daftar nama yang akan dibagi.

"Baik, untuk semuanya, silahkan satu orang dari masing-masing barisan dari bagian kiri untuk maju ke depan" ucapnya.

Mereka kemudian maju dan berbaris secara horizontal menghadap Roter. Dari arah kanan, ia mulai memberikan satu persatu kertas berisikan daftar nama.

"Sebutkan nama kalian, dimulai dari kanan"

"Siap! Arthur Edelweis"

"Schnitzler Dromiero"

"Rezrov Kharitom"

"Amanda Bloom"

"Edora Rokuzori"

"Keiko Hana"

"Halsey Rood"

"Sebutkan masing-masing pangkat Teramiter kalian, dimulai dari arah kanan kembali" kata Roter.

"Siap, Gänogen I" kata Edelweis

"Gänogen II" kata Schnitzler.

"Tänogen V" kata Rezrov.

"Tänogen III" kata Amanda.

"Ränogen I" kata Rokuzori

"Gänogen IV" kata Hana.

"..... Ränogen VII" kata Rood.

Mendengar ucapan dari Rood, rekan-rekan disampingnya langsung menoleh dengan tatapan bingung.

"Hey, tak ada Ränogen VII, hanya sampai lima saja" bisik Hana

"Aku lupa" jawab Rood.

"Baiklah, kalian yang didepan ini adalah pemimpin masing-masing barisan. Sebelum memulai pembersihan ada hal yang kalian harus ketahui" kata Roter.

"Selama bertugas, dilarang untuk membuat kegaduhan, jika target tak kooperatif kalian boleh melakukan kekerasan, selain itu kalian diperbolehkan menembaknya ditempat jika mereka menyerang, perhatikan setiap nomor ruangan agar tak salah tangkap, jangan sampai target lolos, tak ada yang boleh meninggalkan kelompok, jika ada yang kedapatan ketua dipersilahkan menembaknya hingga tewas" tambahnya.

"Mengerti?" tambahnya lagi.

"Siap, mengerti!" jawab seluruh pasukan.

"Jika malam ini tak selesai, kita akan lanjut pada lusa dan melaksanakannya di pagi hari"

"Siap!"

"Kalian boleh bubar" mereka semua kembali ke barisannya masing-masing.

Salah satu orang terlihat tampak berbalik kemudian mengeluarkan pistol untuk menembak Roter, dan tiba-tiba,

DOOORR!!!

Orang itu tertembak dibagian dada hingga menembus salah satu paru-parunya oleh Roter karena kalah cepat melepaskan tembakan lebih dulu. Mereka semua dibuat terkejut tak terkecuali dengan Boyce yang tengah bersantai sejenak sambil membaca koran.

"Apa yang terjadi?" tanya Boyce, ia bangkit dari duduk dan menghampirinya

Tak hanya itu, seseorang dari balik barisan maju dan melepaskan tembakan dari jarak dekat. Namun tembakan itu meleset sehingga ia dilumpuhkan balik oleh Roter dengan tembakan diperut dan di kaki. Kedua orang tersebut kemudian dihentikan oleh orang-orang didekatnya.

Beberapa orang mulai mendekati Roter untuk menjadikan diri mereka sebagai tameng walau sudah terlambat melakukannya.

"Tidak semudah itu, kawan...." Roter berjalan mendekati Rood yang ia tembak lebih dulu.

Ia kemudian menembak kakinya agar tak bisa kabur dari hadapannya.

"Sepertinya kau salah pilih lawan, kebohongan kalian telah terungkap olehku sekarang" tambahnya

"Anda baik-baik saja?" tanya Boyce

"Yeah, aku baik-baik saja"

"Siapa mereka yang Anda tembak?"

"Seorang mata-mata yang mencoba membunuh saya juga merusak Teramiter dari dalam"

"Tapi dia jelas-jelas si Halsey Rood, tuan. Bagaimana Anda bisa tahu?"

Roter mendekati orang itu dan mulai menggeledah pakaiannya. Ia kemudian melemparkan sebuah lencana kulit dan beberapa dokumen kecil kearah Boyce.

"Aku sudah mengetahui hal ini dari lama, hanya saja aku menunggu waktu yang tepat untuk mengungkapnya, instingku sangat tajam, lebih tajam dari pedang yang diasah ribuan kali" ucap Roter.

"Benar begitu, Winster Erwin?" tambahnya, menyebut nama aslinya.

"Dia agen CIA" kata Boyce.

"Yeah, sepertinya mereka ingin berbuat jahat pada Teramiter" jawab Roter.

"Dan mereka tak tahu berurusan dengan siapa sekarang? mendeklarasikan perang? ku rasa orang-orang itu ingin cepat bertemu dengan Tuhan, hahaha...." tambahnya.

"Benar-benar diluar dugaan sekali"

"Pelajaran bagi kita semua, jangan mencoba-coba mencari masalah dengan Teramiter jika tak ingin menanggung konsekuensinya" ucap Roter pada semua orang.

"Saya tak menyangka mereka mengirim kalian kesini untuk segera bertemu dengan Tuhan secepat mungkin melalui tugas ini" tambahnya, berdiri dan kembali ke posisi awal.

Semua orang yang ada disana menjadi diam tak berkutik dan nampak sedikit tegang karena takut Roter akan marah.

"Seorang pria bernama Halsey Rood menghilang 2 hari yang lalu dan pasti kalian berdua membunuhnya. Sekali lagi saya sudah mengetahuinya lebih dulu dan memilih diam hingga waktunya tiba" kata Roter.

"Dan kalian akan menanggung semua konsekuensi Teramiter sebentar lagi, haha...." tambahnya.

"Bawa mereka ke ruang perawatan, setelah itu masukkan kedalam sel khusus" tambahnya lagi.

Empat orang kemudian membawa Erwin dan rekannya dari sana dengan darah yang terus mengalir dari tubuhnya.

"Jadi sekarang bagaimana? apa perlu kita lanjutkan?" tanya Boyce.

"Yeah" jawab Roter

"Semua pasukan, segera laksanakan pembersihan besar-besaran!" tambahnya, kepada pasukannya

"Siap!" mereka semua bubar dari garasi mengikuti kelompoknya masing-masing.

"Boyce" kata Roter.

"Siap!"

"Gantikan posisi Rood, pastikan kamu melakukannya dengan benar, aku pergi dulu"

"Baik! serahkan pada saya!"

Roter pun pergi meninggalkan garasi itu.

Episodes
1 EPISODE 1 - Pensiun
2 EPISODE 2 - Alien dan kafe
3 EPISODE 3 - Persiapan
4 EPISODE 4 - Berangkat
5 EPISODE 5 - Jepang
6 EPISODE 6 - Memulai kehidupan
7 EPISODE 7 - Teman lama
8 EPISODE 8 - Sebuah arti penting
9 EPISODE 9 - Kekacauan
10 EPISODE 10 - Pekerjaan
11 EPISODE 11 - Tentang kehidupan
12 EPISODE 12 - Musuh
13 EPISODE 13 - Konflik
14 EPISODE 14 - Permainan
15 EPISODE 15 - Rapat
16 EPISODE 16 - Mata-mata
17 EPISODE 17 - Great Purge
18 EPISODE 18 - Timur Tengah
19 EPISODE 19 - Eksekusi
20 EPISODE 20 - Pembahasan
21 EPISODE 21 - Licik!
22 EPISODE 22 - Kisah
23 EPISODE 23 - Penyakit
24 EPISODE 24 - Kecurigaan
25 EPISODE 25 - Kegiatan kotor
26 EPISODE 26 - Pulang
27 EPISODE 27 - Hari yang biasa
28 EPISODE 28 - Kunjungan
29 EPISODE 29 - Obrolan
30 EPISODE 30 - Seseorang
31 EPISODE 31 - Hari cerah
32 EPISODE 32 - Rumah
33 EPISODE 33 - Do Svidaniya
34 EPISODE 34 - Nostalgia
35 EPISODE 35 - Perjalanan
36 EPISODE 36 - Telah sampai
37 EPISODE 37 - Perkara sulit
38 EPISODE 38 - Sankt Petersburg
39 EPISODE 39 - Motivasi
40 EPISODE 40 - Pertemuan
41 EPISODE 41 - Veteran
42 EPISODE 42 - Aktivitas biasa
43 EPISODE 43 - Rencana
44 EPISODE 44 - Ketakutan
45 EPISODE 45 - Kesalahan
46 EPISODE 46 - Dokumen
47 EPISODE 47 - Jangan Gegabah!
48 EPISODE 48 - Masalah Besar
49 EPISODE 49 - Resolusi
50 EPISODE 50 - Awal
51 EPISODE 51 - Rutinitas
52 EPISODE 52 - Kegiatan
53 EPISODE 53 - Latihan
54 EPISODE 54 - Draft
55 EPISODE 55 - Gelagat
Episodes

Updated 55 Episodes

1
EPISODE 1 - Pensiun
2
EPISODE 2 - Alien dan kafe
3
EPISODE 3 - Persiapan
4
EPISODE 4 - Berangkat
5
EPISODE 5 - Jepang
6
EPISODE 6 - Memulai kehidupan
7
EPISODE 7 - Teman lama
8
EPISODE 8 - Sebuah arti penting
9
EPISODE 9 - Kekacauan
10
EPISODE 10 - Pekerjaan
11
EPISODE 11 - Tentang kehidupan
12
EPISODE 12 - Musuh
13
EPISODE 13 - Konflik
14
EPISODE 14 - Permainan
15
EPISODE 15 - Rapat
16
EPISODE 16 - Mata-mata
17
EPISODE 17 - Great Purge
18
EPISODE 18 - Timur Tengah
19
EPISODE 19 - Eksekusi
20
EPISODE 20 - Pembahasan
21
EPISODE 21 - Licik!
22
EPISODE 22 - Kisah
23
EPISODE 23 - Penyakit
24
EPISODE 24 - Kecurigaan
25
EPISODE 25 - Kegiatan kotor
26
EPISODE 26 - Pulang
27
EPISODE 27 - Hari yang biasa
28
EPISODE 28 - Kunjungan
29
EPISODE 29 - Obrolan
30
EPISODE 30 - Seseorang
31
EPISODE 31 - Hari cerah
32
EPISODE 32 - Rumah
33
EPISODE 33 - Do Svidaniya
34
EPISODE 34 - Nostalgia
35
EPISODE 35 - Perjalanan
36
EPISODE 36 - Telah sampai
37
EPISODE 37 - Perkara sulit
38
EPISODE 38 - Sankt Petersburg
39
EPISODE 39 - Motivasi
40
EPISODE 40 - Pertemuan
41
EPISODE 41 - Veteran
42
EPISODE 42 - Aktivitas biasa
43
EPISODE 43 - Rencana
44
EPISODE 44 - Ketakutan
45
EPISODE 45 - Kesalahan
46
EPISODE 46 - Dokumen
47
EPISODE 47 - Jangan Gegabah!
48
EPISODE 48 - Masalah Besar
49
EPISODE 49 - Resolusi
50
EPISODE 50 - Awal
51
EPISODE 51 - Rutinitas
52
EPISODE 52 - Kegiatan
53
EPISODE 53 - Latihan
54
EPISODE 54 - Draft
55
EPISODE 55 - Gelagat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!