EPISODE 19 - Eksekusi

Keesokan harinya, pukul 9 pagi tampak banyak mobil pengangkut militer yang tengah berkendara secara bersamaan di tengah Kota Berlin sambil dikawal dua buah mobil lapis baja dan satu buah mobil polisi didepan. Konvoi itu menarik perhatian orang-orang disekitar sana.

Akan tetapi, Iringan konvoi itu merupakan bagian dari Teramiter yang sedang mengangkut banyak tahanan hasil dari pembersihan besar-besaran kemarin untuk dieksekusi. Mereka dibawa ke hutan di selatan Berlin, tempat yang dimana akan menjadi rumah abadi bagi mereka dan jauh dari perkotaan ataupun pemukiman penduduk.

Dua mobil pengangkut dari depan dan satu dibelakang berisikan anggota militer Teramiter yang berpakaian setelan jas lengkap dengan senapan serbu juga pistol mitraliur. Raut wajah para tahanan tampak begitu pasrah dan gelisah mengingat sebentar lagi mereka akan tiada.

Beberapa menit setelah perjalanan, konvoi mobil itu akhirnya sampai ditempat yang telah ditentukan, para tahanan kemudian disuruh turun dan berkumpul menjauh tempat eksekusi sambil diawasi oleh militer Teramiter.

Mereka dapat melihat aksi pengeksekusian dengan cara ditembak pada kuburan massal yang telah digali sedalam 6 meter. Tak hanya itu, salah satu tahanan tampak mendapatkan perlakuan yang buruk tanpa karena melakukan kesalahan, ia dipukul dan ditendang terus-menerus. Aksi itu mengundang perhatian banyak orang disana, termasuk para tahanan.

Banyak anggota Teramiter dari berbagai kalangan yang mengawasi daerah tersebut dengan sangat ketat lengkap dengan kendaraan militer yang bersenjata, juga alat berat pengeruk tanah. Sebagian dari anggota Teramiter menyamar sebagai polisi hutan setempat agar warga sipil yang melintas tak curiga dengan apa yang para Teramiter itu lakukan.

"Pagi, Tuan Boyce!" seorang petugas melapor kepadanya.

"Tuan Boyce, izin melapor" seorang petugas yang lain datang melapor.

"Iringan tahanan gelombang kelima hingga enam telah sampai kemari menunggu giliran eksekusi" kata petugas pertama.

"Para tahanan gelombang kedua telah selesai dieksekusi, mereka telah dipastikan gugur sepenuhnya. Tahanan selanjutnya siap memasuki giliran" kata petugas kedua.

"Bakar mayat tahanan gelombang kedua lalu timbun dengan tanah 3 meter" ucap Boyce.

"Giring tahanan gelombang ketiga ke kuburan yang kosong" tambahnya.

"Siap, dilaksanakan!" jawab keduanya.

Kedua petugas itu pergi melakukan tugasnya masing-masing. Tahanan yang telah tewas dieksekusi mulai dibaluri banyak cairan yang mudah terbakar, setelah itu mereka dibakar hingga sedikit gosong dan tampak terlihat tulang. Setelah itu, dilakukan penimbunan tanah hingga mencapai ketinggian 3 meter.

Kemudian, bangkai-bangkai binatang yang baru mati atau sudah membusuk dan beberapa dahan pohon berukuran sedang dimasukkan kedalam sana guna menutupi jejak pembantaian atau eksekusi yang dilakukan Teramiter.

Setelah semuanya selesai, mereka langsung menguburnya lagi sampai benar-benar terisi penuh. Diatas kuburan massal itu, mulai ditanami bibit-bibit pohon oleh sebagian anggota guna menjaga kerahasiaan aksi mereka dihutan tersebut.

Sementara itu, para tahanan gelombang ketiga digiring menuju liang lahat kosong yang cukup dalam dan panjang. Tahanan-tahanan itu masuk kedalam secara tertib sambil membuka bajunya.

Disela-sela itu, tiga orang tahanan keluar dari barisan dan mencoba melarikan diri dari hutan itu. Akan tetapi, mereka langsung ditembak mati oleh beberapa penjaga. Jasadnya dibawa dan digantung diatas pohon untuk sementara waktu sambil dikalungkan papan bertuliskan pecundang sebagai pelajaran bagi yang lain.

Para tahanan gelombang ketiga kini semuanya telah berada didalam liang lahat, diatas mereka tampak terlihat banyak anggota Teramiter yang memegang senapan serbu, bersiap untuk mengeksekusi.

Mereka tak punya pilihan lagi selain pasrah menerima kenyataan bahwa kematian akan datang sebentar lagi. Detik-detik pengeksekusian itu juga didokumentasikan untuk dimasukkan kedalam arsip rahasia Teramiter.

"Sebuah peribahasa mengatakan, nasi sudah menjadi bubur, tinggal tambah ayam suir, bawang goreng, kecap, dan daun bawang maka jadi semangkuk bubur. Ehem.... Maksud dari peribahasa itu adalah perbuatan yang terlanjur tidak dapat diperbaiki lagi. Yang mana pada saat ini kalian memilih jalan yang salah hingga berakhir begini"

"Atas nama perwakilan pemimpin besar Teramiter, saya benar-benar turut prihatin pada kalian semua, Teramiter menyediakan fasilitas dan hukum yang baik juga keadilan merata bagi seluruh anggota tetapi kalian malah mencoba merusaknya"

"Sangat disayangkan... Sebagai organisasi rahasia penjaga perdamaian, kami tak punya cara lain bagaimana mengatasi ini semua selain menyingkirkannya dari dunia ini, saya juga tak dapat berbuat banyak untuk membantu kalian"

"Jika Roter mengampuni kalian semua yang ada disini, maka itu bisa dibilang hidup kalian benar-benar sangat beruntung, sebab persentase orang-orang yang selamat sangat kecil sekali, yakni 0,00001 persen"

"Baiklah... Saatnya melakukan tahap eksekusi, saya harap kalian akan dapat belajar pada kehidupan selanjutnya setelah kematian, bagi yang memiliki agama. Bagi yang tak memiliki agama yaaa... Itu urusan kalian sendiri ketika tahu bahwa Tuhan adalah hal yang nyata begitu juga dengan surga dan neraka, hahaha.... Semuanya sudah terlambat...."

"Selamat meninggalkan dunia ini dan selamat menempuh kehidupan baru dialam selanjutnya nanti, semoga kalian dapat diterima disisi Sang Maha Kuasa. Sesungguhnya penyesalan selalu datang diakhir"

Boyce kemudian balik badan menjauh dari sana. Seorang komandan regu tembak berjalan mendekati sisi kanan liang lahat untuk memberikan perintah eksekusi.

"Bersiap!"

"Membidik sasaran!"

Detik-detik terakhir, para tahanan tampak pasrah yang mendalam dengan tatapan yang kosong.

"Tembak!"

Timah-timah panas dari senapan serbu menghujani tubuh mereka. Para tahanan itupun akhirnya berguguran secara massal disana. Aksi pengeksekusian itu disaksikan banyak orang termasuk para tahanan yang lain.

Setelah semuanya beres, beberapa anggota mulai menuangkan cairan mudah terbakar kedalam sana. Mayat-mayat mereka dibakar hingga mengeluarkan bau busuk dan gosong menampakkan sedikit tulangnya. Setelah dirasa sudah cukup, dilakukan penimbunan berlapis hingga terkubur merata.

Disela-sela itu, Albert datang ke tempat pengeksekusian para tahanan dengan setelan jas yang rapi dari biasanya. Semua orang yang ada disana berdiri tegak menghadap kearahnya untuk menghormatinya, tak terkecuali para tahanan yang dikumpulkan.

"Baiklah.... Tak perlu bersikap sangat formal seperti itu, kawan-kawan.... derajat kita disini semuanya sama" ucapnya.

Orang-orang kemudian kembali beraktivitas.

"Ada apa datang kemari?" tanya Boyce.

"Aku kemari hanya ingin melihat aksi pengeksekusian, siapa tahu berbeda dari yang pernah ku lihat dulu" jawab Albert.

"Tunggu dulu.... Tampaknya aku mulai curiga denganmu" Boyce memegang pistolnya, bersiap untuk mengeluarkannya dari sarung pelindung.

Albert tersenyum sinis, tertawa secara kalem.

"Sudah ku bilang.... Aku adalah mantan dari Korps ini dan memegang peran penting selama 5 tahun sejak Royen berkuasa" ucapnya.

"Mungkin ada niat terselubung yang kau rencanakan" jawab Boyce.

"Hahaha.... Terserah apa katamu"

"Aku hanya bercanda"

"Ngomong-ngomong berapa banyak tahanan yang dieksekusi?" tanya Albert.

"Baru sampai gelombang ketiga, mungkin sekitar 20 atau 30 orang"

"Kenapa tak sekaligus saja dieksekusi? kalau begini hanya akan memakan waktu"

"Entahlah, tapi Roter menyuruhku untuk melakukannya"

"Kemana dia? apa sudah disini?" tanya Albert.

"Tadi malam dia pergi keluar ke rumah kakeknya, aku tak tahu kapan akan kembali, intinya pagi-pagi dia menghubungiku dan memberitahukan tentang ini" jawab Boyce.

"Lapor, tuan! tahanan gelombang keempat siap dieksekusi" seorang pengawas melapor padanya.

"Konvoi gelombang kedelapan dan kesembilan akan tiba 15 menit lagi" lapor seorang pengawas lain disebelahnya.

"Bawa mereka ke kuburan yang kosong"

"Siap, dilaksanakan!" pengawas pertama kemudian balik kanan melakukan tugasnya.

"Kuburan yang kosong masih banyak?" tanya Boyce.

"Masih tersisa dua, tuan" jawab pengawas kedua

"Gali lagi kuburan lagi, takutnya tidak cukup untuk yang lain"

"Berapa banyak yang harus digali?"

"Emmm.... Intinya harus lebih dari 3, dan tolong kedalamannya harus 6 meter"

"Siap, tuan, dimengerti" pengawas itu kemudian melaksanakan tugasnya bersama dengan anggota yang lain.

"Ngomong-ngomong... Darimana kau tahu lokasi ini?" tanya Boyce.

"Aku tadi tanya ke salah satu anggota di markas, katanya hutan selatan Berlin, dia juga memberikan peta kecil" jawab Albert.

"Kira-kira penguburannya masih sama?" tambahnya.

"Tidak, ada yang berubah"

"Contohnya?"

"Emmm.... Kedalaman harus 6 meter dan panjangnya 15 meter, ketika sudah dieksekusi langsung dibakar"

"Ohhh.... Menarik, kira-kira kenapa harus 6 meter dan kenapa juga dibakar?"

"Menurut Roter untuk mempercepat tahap penguraian, entah ini benar atau tidak"

"Dan kedalamannya?"

"Jadi setelah dibakar, mayat-mayat mereka dikubur setinggi 3 meter, kemudian bangkai-bangkai hewan dimasukkan kedalam sana"

"Mengapa?"

"Untuk menutupi aksi pembantaian ini. Dua tahun yang lalu, ditemukan kuburan massal di hutan wilayah selatan Gilserberg oleh pihak kepolisian, yang mana pasca Havontz dikudeta banyak orang-orang target pembersihan besar-besaran yang dibunuh disana" jawab Boyce

"Tapi untungnya mereka kesulitan mencari petunjuk dalang dibalik itu semua sampai sekarang ini. Untuk menghindari hal yang bisa terjadi kembali, Roter melakukan ini agar kerahasiaan tetap terjaga"

"Hmmm.... Cukup masuk akal sekali"

RATATATATATATATA!!!!

Suara tembakan berbunyi, para tahanan gelombang keempat dibantai habis-habisan disana.

"Apakah ini semua aman?" tanya Albert.

"Huh?" Boyce kebingungan.

"Maksudku kalian tak menggunakan peredam suara, sangat berpotensi ketahuan oleh orang-orang disekitar hutan ini. Belum lagi ada alat berat pengeruk tanah, kalian bisa dicurigai sebagai penebang ilegal"

"Hahaha.... Tenang saja, hutan ini jauh dari pemukiman. Selain itu, mereka juga tak akan curiga dengan aktivitas ini sebab beberapa anggota Korps menyamar menjadi polisi hutan juga ada kendaraan militer disini, jadi mereka akan berpikir jika Angkatan Darat Jerman sedang melakukan aktivitas disini"

"Ku harap berjalan lancar sesuai rencana"

.

.

.

Beberapa waktu kemudian.....

.

.

.

Tiga jam telah berlalu, Roter akhirnya datang kemari, orang-orang disana tak terkecuali para tahanan langsung berdiri tegak kearahnya untuk menghormatinya.

"Selamat siang, tuan" sapa Boyce sambil berjabat tangan.

"Siang juga"

"Senang melihat Anda datang kemari, tuan...."

"Tak perlu bersikap formal, kita sudah sedikit akrab" Roter menepuk bahunya.

"S-siap, tuan. Maksud saya Roter"

"Bagus.... Kira-kira bagaimana aksi pengeksekusian sejauh ini?" tanya Roter sambil membuka jasnya.

"Mari ikuti saya"

Mereka berdua berjalan mengelilingi area tersebut.

"Pada tiga jam terakhir, kami telah mengeksekusi sekitar 10 gelombang tahanan lebih, beberapa ada yang tewas sebelah dilakukan pengeksekusian" Boyce dan Roter berhenti didepan tahanan yang dikumpulkan menunggu gilirannya.

"Itu artinya mereka melakukan hal buruk?"

"Tepat sekali... Beberapa ada yang mencoba melawan dan kabur dari tempat ini"

"Ada korban jiwa pada pihak kita?"

"Satu orang gugur dan empat orang luka berat akibat terkena tembakan, tapi untungnya masih bisa diselamatkan"

"Yang didepan ini tahanan gelombang berapa?" tanya Roter.

"Siap, itu tahanan gelombang 13, mereka sedang menunggu gilirannya"

Roter kemudian berjalan menghampiri para tahanan tersebut untuk melihatnya dengan jelas. Mereka dibuat sangat gugup dan ketakutan saat dirinya dilewati oleh Roter.

"Kamu" Roter berhenti disalah satu tahanan.

"Siap" dia langsung berdiri

"Siapa namamu?" tanya Roter.

"Siap, Andrey Frogdorn"

"Kamu kelihatan tampak rapi sekali, darimana asalmu?"

"Siap, s-staf manajer dari perusahaan elektronik cabang Prancis" ia tampak gugup.

"Kamu tahu apa yang membuatmu kemari?"

".... S-siap, saya tidak tahu"

Roter tersenyum sinis sambil menundukkan kepalanya.

"Semakin sedikit yang kau tahu, maka semakin baik. Saya suka dengan orang-orang polos sepertimu, intinya cepat atau lambat kalian akan dapat tempat istirahat abadi" ucapnya.

Andrey hanya bisa terdiam mendengarnya. .

"Lapor, tuan, tahanan gelombang 12 siap dieksekusi" seorang petugas melapor pada Boyce.

"Siapkan kuburan"

"Dilaksanakan!"

Boyce kemudian mengalihkan perhatian Roter agar si tahanan bisa sedikit menenangkan dirinya sebelum giliran eksekusinya tiba.

"Tahanan gelombang 12 akan dieksekusi, apakah ingin melihatnya?"

"Yah, aku ingin melihatnya"

"Silahkan jalan kesana"

Roter kemudian berjalan kearah yang ditunjukkan.

"Kembali duduk dan tetap tenang, tak ada yang perlu dikhawatirkan" Boyce menyuruh Andrey duduk.

".... Siap"

Boyce dan Roter kini berada disebuah liang lahat panjang yang kosong dan dalam. Para tahanan kemudian masuk kedalam satu persatu sambil membuka bajunya.

"Kira-kira kedalamannya 6 meter?" tanya Roter.

"Benar sekali, sesuai yang Anda berikan pada saya, " jawab Boyce.

"Berapa kuburan yang kau gali sejak 3 jam terakhir?"

"Emm... Mungkin 10 atau lebih, satu kuburan kadang tak cukup untuk satu gelombangnya, jadi beberapa ada yang kami gali lagi"

"Tak diperpanjang saja?"

"Anda bilang bahwa panjang kuburannya harus pas 15 meter, jadi saya tak mempunyai hak untuk memperpanjangnya"

"Baiklah, untuk gelombang selanjutnya jika dirasa tak cukup kau boleh memperpanjangnya"

"Siap"

"Lapor, tuan, seluruh tahanan telah terisi" seorang komandan regu tembak melapor pada Boyce.

"Eksekusi mereka"

"Siap"

Regu tembak kemudian berdatangan dan berbaris sejajar diatas para tahanan. Komandan regu tembak berdiri dihadapan anggotanya.

"Atas nama Teramiter, kalian dinyatakan telah bersalah sebab melakukan serangkaian untuk menumbangkan atau menghancurkan Teramiter, baik dari dalam maupun dari luar, baik secara terang-terangan maupun secara sembunyi-sembunyi" ucap komandan itu

"Penangkapan dan juga hal ini kami lakukan untuk menebus semua kesalahan yang telah kalian perbuat, semoga Tuhan mengampuni kalian dan diterima disisi-Nya"

Para tahanan tampak pasrah meratapi nasib, tatapannya begitu kosong tak ada harapan lagi untuk bisa selamat.

"Bersiap!" komandan itu memberikan aba-aba.

Regu tembak mengangkat senapan serbunya lalu mengokangnya.

"Membidik!"

Boyce mulai menutup telinganya.

"Tembak!"

RATATATATATATATA!!!

Para tahanan dihabisi secara membabi buta oleh regu tembak hingga magazen pada senjatanya habis tak tersisa. Kemudian, suasana menjadi hening seketika

"Lapor keadaan" kata komandan.

"Semua telah dihabisi, mereka semua tewas" kata seorang regu tembak yang berada dibagian tengah.

"Bagian kiri bersih"

"Bagian kanan juga bersih, tugas telah dilaksanakan!"

"Bubarkan diri"

"Siap!" jawab seluruh regu tembak.

Sebuah mobil pengangkut lalu datang kemari, beberapa anggota dengan pakaian khusus mulai menurunkan wadah besar berisikan bangkai-bangkai hewan, dan beberapa yang lainnya menuangkan cairan yang mudah terbakar kedalam liang lahat. Jasad para tahanan itu lalu dibakar hingga abunya terbang kemana-mana.

Roter dan Boyce menyaksikan hal itu dengan tatapan yang sinis, seolah-olah memiliki dendam abadi pada mereka. Para tahanan yang lain semakin ketakutan menunggu gilirannya masing-masing.

"Ngomong-ngomong Albert tadi kemari" kata Boyce.

"Benarkah?" tanya Roter.

"Yeah, dia sudah pergi, hanya sebentar saja kemari"

"Ngapain saja dia kemari?"

"Melihat aksi pengeksekusian, tapi dia juga membantu sedikit"

"Baiklah, saya harus pergi sekarang, tolong awasi yang lain, setelah semua selesai nanti akan ada makan bersama untuk kalian"

"Siap, tuan! maksudku... Roter"

"Bagus, saya pergi dulu"

"Siap! hati-hati dijalan" Boyce langsung tegak.

Roter kemudian pergi sambil memakai jasnya, orang-orang disana tampak berdiri tegak dan ada yang memberikan hormat ketika Roter berjalan didepan mereka.

Episodes
1 EPISODE 1 - Pensiun
2 EPISODE 2 - Alien dan kafe
3 EPISODE 3 - Persiapan
4 EPISODE 4 - Berangkat
5 EPISODE 5 - Jepang
6 EPISODE 6 - Memulai kehidupan
7 EPISODE 7 - Teman lama
8 EPISODE 8 - Sebuah arti penting
9 EPISODE 9 - Kekacauan
10 EPISODE 10 - Pekerjaan
11 EPISODE 11 - Tentang kehidupan
12 EPISODE 12 - Musuh
13 EPISODE 13 - Konflik
14 EPISODE 14 - Permainan
15 EPISODE 15 - Rapat
16 EPISODE 16 - Mata-mata
17 EPISODE 17 - Great Purge
18 EPISODE 18 - Timur Tengah
19 EPISODE 19 - Eksekusi
20 EPISODE 20 - Pembahasan
21 EPISODE 21 - Licik!
22 EPISODE 22 - Kisah
23 EPISODE 23 - Penyakit
24 EPISODE 24 - Kecurigaan
25 EPISODE 25 - Kegiatan kotor
26 EPISODE 26 - Pulang
27 EPISODE 27 - Hari yang biasa
28 EPISODE 28 - Kunjungan
29 EPISODE 29 - Obrolan
30 EPISODE 30 - Seseorang
31 EPISODE 31 - Hari cerah
32 EPISODE 32 - Rumah
33 EPISODE 33 - Do Svidaniya
34 EPISODE 34 - Nostalgia
35 EPISODE 35 - Perjalanan
36 EPISODE 36 - Telah sampai
37 EPISODE 37 - Perkara sulit
38 EPISODE 38 - Sankt Petersburg
39 EPISODE 39 - Motivasi
40 EPISODE 40 - Pertemuan
41 EPISODE 41 - Veteran
42 EPISODE 42 - Aktivitas biasa
43 EPISODE 43 - Rencana
44 EPISODE 44 - Ketakutan
45 EPISODE 45 - Kesalahan
46 EPISODE 46 - Dokumen
47 EPISODE 47 - Jangan Gegabah!
48 EPISODE 48 - Masalah Besar
49 EPISODE 49 - Resolusi
50 EPISODE 50 - Awal
51 EPISODE 51 - Rutinitas
52 EPISODE 52 - Kegiatan
53 EPISODE 53 - Latihan
54 EPISODE 54 - Draft
55 EPISODE 55 - Gelagat
Episodes

Updated 55 Episodes

1
EPISODE 1 - Pensiun
2
EPISODE 2 - Alien dan kafe
3
EPISODE 3 - Persiapan
4
EPISODE 4 - Berangkat
5
EPISODE 5 - Jepang
6
EPISODE 6 - Memulai kehidupan
7
EPISODE 7 - Teman lama
8
EPISODE 8 - Sebuah arti penting
9
EPISODE 9 - Kekacauan
10
EPISODE 10 - Pekerjaan
11
EPISODE 11 - Tentang kehidupan
12
EPISODE 12 - Musuh
13
EPISODE 13 - Konflik
14
EPISODE 14 - Permainan
15
EPISODE 15 - Rapat
16
EPISODE 16 - Mata-mata
17
EPISODE 17 - Great Purge
18
EPISODE 18 - Timur Tengah
19
EPISODE 19 - Eksekusi
20
EPISODE 20 - Pembahasan
21
EPISODE 21 - Licik!
22
EPISODE 22 - Kisah
23
EPISODE 23 - Penyakit
24
EPISODE 24 - Kecurigaan
25
EPISODE 25 - Kegiatan kotor
26
EPISODE 26 - Pulang
27
EPISODE 27 - Hari yang biasa
28
EPISODE 28 - Kunjungan
29
EPISODE 29 - Obrolan
30
EPISODE 30 - Seseorang
31
EPISODE 31 - Hari cerah
32
EPISODE 32 - Rumah
33
EPISODE 33 - Do Svidaniya
34
EPISODE 34 - Nostalgia
35
EPISODE 35 - Perjalanan
36
EPISODE 36 - Telah sampai
37
EPISODE 37 - Perkara sulit
38
EPISODE 38 - Sankt Petersburg
39
EPISODE 39 - Motivasi
40
EPISODE 40 - Pertemuan
41
EPISODE 41 - Veteran
42
EPISODE 42 - Aktivitas biasa
43
EPISODE 43 - Rencana
44
EPISODE 44 - Ketakutan
45
EPISODE 45 - Kesalahan
46
EPISODE 46 - Dokumen
47
EPISODE 47 - Jangan Gegabah!
48
EPISODE 48 - Masalah Besar
49
EPISODE 49 - Resolusi
50
EPISODE 50 - Awal
51
EPISODE 51 - Rutinitas
52
EPISODE 52 - Kegiatan
53
EPISODE 53 - Latihan
54
EPISODE 54 - Draft
55
EPISODE 55 - Gelagat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!