Si Mungil Lina Maya
"Uuuhhh.. Capeknyaaah.."
"Setelah bekerja seharian, badanku terasa sangat capek! Otot-otot diseluruh tubuhku juga terasa kaku!"
Dia adalah, Lina Maya.
Lina merebahkan tubuhnya di sofa yang ada di ruang keluarga, sambil menyalakan Televisi. Mencari-cari acara Televisi yang bisa menghibur dirinya.
Tapi semuanya hanya acara-acara yang membosankan. Tv pun kembali dimatikan.
Kemudian dia berjalan menuju ke kamar pribadinya, dan menanggalkan pakaiannya.
"Sepertinya jika berendam air hangat, akan membuat tubuhku terasa rileks kembali."
Setelah selesai mengisi bak mandi dengan air hangat, Lina segera masuk ke dalam bak mandi. Air yang terasa hangat pun seketika merendam sekujur tubuhnya, yang kini tengah berbaring santai di dalam bak mandi.
Dia menyandarkan kepalanya yang ada dipermukaan air, ke tepian bak mandi. Wajahnya terlihat sangat cantik dan imut, dengan kulitnya yang putih mulus dan halus.
"Ehhhmmm.. Hangaat.. Nyamannyaa.."
Kini wajahnya terlihat merah merona, dengan perasaan tenang yang terlukis di wajah cantiknya.
Saat tubuhnya mulai terasa rileks, rasa mengantuk pun mulai datang. Detik demi detik berlalu, matanya kini mulai terpejam.
Tanpa Lina sadari, dia tertidur di dalam bak mandi dan jatuh kedalam mimpi.
Sedikit demi sedikit, kepalanya mulai merosot masuk ke dalam air.
Saat seluruh kepalanya terendam oleh air, tiba-tiba dia tersadar. Perasaan tercekik, membuatnya sangat takut. Sambil masih dengan kedua matanya yang tertutup, dengan panik, dia berusaha untuk keluar dari dalam air.
"EBLEBLEBLEB!"
Dia mengangkat tangannya untuk meraba-raba, mencoba menyentuh tepian bak mandi.
Tapi ternyata kosong!
Tidak ada apa-apa untuk Lina berpegangan. Hal itu tentu saja membuat dia merasa terkejut bercampur panik!
Dengan kedua tangannya, dia mengusap-usap wajahnya yang basah oleh air, membuka matanya dan melihat ke sekelilingnya. Barulah dia menyadari, kalau dia sudah berdiri di sungai kecil, dengan kedalaman airnya yang ternyata hanya di atas pinggangnya.
"HUFFT!"
Dikelilingi oleh pegunungan, rumput-rumput yang hijau, dan pohon-pohon tinggi nan rimbun. Hutan ini tampak seperti hutan yang sangat primitif.
"HAH?!"
Seperti orang yang linglung, dia mengerutkan alisnya dan bergumam, "Aku ada di mana??"
Dia menganggap ini cuma mimpi. Dengan tatapan matanya yang masih melihat kesekelilingnya, dia mencubit pahanya dengan keras, yang tentu saja membuatnya menyeringai kesakitan.
"AW! SAKIIT!"
"Ternyata aku tidak sedang bermimpi?!"
Rasa panik pun segera menjalar dipikiran Lina.
"Apa yang sedang terjadi?? Aku ketiduran saat sedang berendam di bak mandi. Lalu bagaimana bisa aku terbangun di dalam hutan?! Apa aku sudah melupakan sesuatu?!"
"Wesss"
Angin sepoi-sepoi yang bertiup, seketika membuatnya menggigil. Spontan Lina pun segera memeluk dirinya sendiri, sambil berjalan menuju ke tepian sungai.
Di situlah dia baru menyadari, kalau ternyata, tidak ada sehelai benang pun yang menutupi tubuhnya.
"HAAH?!"
"Aku telanjang?! Di mana pakaianku?"
Meskipun dalam keadaan yang sedang kebingungan, Lina tetap harus berjalan, sambil terus berharap rumput-rumput yang tinggi tetap ada, di sepanjang dia berjalan. Untuk menutupi tubuhnya yang tanpa busana.
"Ya Tuhan, bahkan jika Engkau membiarkan aku untuk terus berjalan, tolong berikan pakaian untukku melanjutkan langkahku?!"
Dia mulai kedinginan. Jika dia tetap begini terus, dia pasti akan masuk angin.
Lina hanya bisa menahan rasa malu, dan memanjat tebing dengan hati-hati.
"Aku harap, tidak akan ada orang di hutan ini."
Jika ada orang yang melihatnya berjalan telanjang, Lina pasti akan merasa sangat malu.
"Crik crik crik crik crik"
Lina menghentikan langkahnya, dia pun segera menoleh ke arah sumber suara yang terdengar seperti aliran air.
"Hah! ada orang di sini?"
Tanpa sengaja, Lina melihat seorang pria yang bertubuh tinggi melompat turun ke sungai. Pria itu membungkukkan badannya, mangambil setangkup air dengan kedua tangannya, dan menuangkannya ke kepalanya. Rambut putih panjangnya kini basah terkena air, tetesan air yang mengaliri pipinya mendarat di otot-otot dadanya yang bidang.
Terlihat juga tato bintang yang berkilau, di pinggangnya.
Tubuh pria itu tidak sedang kepanasan, dia melompat ke dalam air hanya untuk menenangkan diri.
Sebetulnya pria itu sedang b*r*hi.
Indra pria itu sangat tajam, pada saat Lina menatapnya, dia pun menoleh, dan seketika itu juga, pandangan mereka saling bertemu.
Mereka pun sama-sama tercengang.
"Tidak disangka, aku akan bertemu dengan wanita di sini. Wanita ini lebih cantik dari wanita mana pun yang pernah aku lihat." Pikir pria itu.
Terlihat olehnya, pinggang yang ramping, dan kedua tangan yang masing-masing sedang menutupi bagian dada dan bagian bawahnya.
Kulitnya yang putih, dan matanya yang sebening kristal, seperti bintang yang paling terang di malam hari. Setiap orang yang melihatnya, pasti ingin memilikinya.
Dia seperti peri dalam legenda, yang kini merenggut jiwanya.
Jantung pria itu berdegup kencang, mata birunya berbinar, tenggorokannya terasa kering, dan segera ada reaksi kecil dan halus di bagian bawah pria itu.
Ketika Lina menatap wajah pria itu, dia sempat terpana dengan wajahnya yang sangat tampan. Tapi saat melihat mata berbinar pria itu, segera menyadarkannya untuk kembali ke akal sehatnya.
Lina baru menyadari, kalau saat ini dia sedang telanjang.
Dan pria itu pun melihatnya.
"Aduh gawat! Dia melihatku!"
Wajah Lina memerah, dengan panik dia segera berlari ke dalam hutan.
Tapi baru tiga langkah berlari, tangan Lina sudah dipegang dan ditarik oleh seseorang, yang datang dari arah belakangnya.
Lina pun berjuang sekuat tenaga, untuk melepaskan dirinya dari pria itu.
"Apa yang kamu lakukan?! Lepaskan aku!"
Tapi pegangan pria itu sangat kuat. Pria itu merasakan sentuhan kulit yang halus di lengannya, dan samar mencium aroma tubuh milik Lina.
Dengan pelan pria itu menjatuhkan Lina ke atas rumput, kemudian pria itu menundukkan kepalanya, dan mengendus pipi gadis itu. Suaranya terdengar serak karena menahan hasratnya.
"Gadis kecil, dari mana kamu berasal? Kenapa kamu di sini sendirian?" Tanya si pria.
"B*j*ng*n!! Lepaskan aku!" Kemudian dengan frustasi Lina menampar wajah pria itu.
"PLAK!"
Perbedaan kekuatan diantara keduanya terlalu besar, meskipun sudah mencoba sekuat tenaga, tapi kekuatan Lina terasa seperti usapan bagi pria itu.
Tamparan Lina telak mengenai wajah si pria. Alih-alih merasakan sakit, si pria merasa telapak tangan gadis kecil itu terasa halus dan lembut.
Tubuhnya hampir terbakar menjadi abu karena n*fs*nya, tetapi dia masih bisa mengontrol hasratnya itu.
"Betina yang begitu lemah lembut. Hanya dengan melihatnya saja, aku merasa seluruh hatiku telah luluh."
Dia benar-benar enggan untuk menyakiti gadis kecil itu.
"Jangan takut. Aku hanya ingin memelukmu."
Mendengar si pria berkata seperti itu, Lina pun menjadi semakin panik.
"Kalau kamu tidak melepaskan aku, aku akan panggil polisi!"
Dengan bingung, pria itu pun bertanya, “Panggil polisi?? Apa itu polisi??”
Lina berpikir pria itu pasti sengaja berpura-pura b*d*h, yang tentu saja membuat Lina menjadi semakin marah.
Sekuat tenaga, Lina mendorong pria itu supaya menjauh, wajahnya memerah karena malu dan marah.
"Minggir!" Lepaskan aku!"
Alih-alih didorong menjauh, pria itu malah memeluknya lebih erat lagi.
"Jangan bergerak, aku tidak akan menyakitimu."
Tentu saja Lina tidak akan percaya begitu saja. Dengan air mata yang menetes, Lina memelototi pria itu dengan penuh amarah, berpikir jika pria itu benar-benar berani melakukan apa pun padanya, dia tidak akan membiarkannya berhasil, meskipun itu dengan mempertaruhkan nyawanya.
Pria itu melihat kilatan tekad di mata Lina, dan seketika itu pikirannya menjadi jernih kembali. Dia menekan keinginan di tubuhnya, dan dengan serius berjanji, "Selama kamu tidak lari, aku tidak akan melakukan apa pun padamu."
"Kalau begitu, lepaskan aku dulu!" Seru Lina.
Dengan enggan, pria itu pun melepaskannya, dan melangkah mundur.
Saat Lina ingin segera berlari, dia mendengar pria itu berkata.
"Kecepatan larimu terlalu lambat. Kemana pun kamu berlari, aku bisa dengan mudah mengejarmu."
Ternyata pria itu bisa menebak apa yang akan Lina lakukan.
Saat Lina menatapnya, dia melihat bahwa pria itu pun juga sedang menatapnya sambil tersenyum.
Mata biru pria itu terlihat sangat menawan, Lina bahkan bisa merasakan, kini tatapan pria itu penuh dengan kelembutan. Wajahnya memerah, dia pun tidak berani menatap pria itu lagi.
"Bisakah kamu memakai pakaianmu dulu?"
Mendengar perkataan pria itu, Lina baru teringat lagi kalau saat ini, dia sedang telanjang.
Dengan masing-masing tangannya yang menutupi dada dan bagian bawahnya, Lina berbalik ke samping untuk menghindari tatapan pria itu.
"Gadis kecil, dari suku mana kamu? Kenapa kamu di sini sendirian? Di mana para lelakimu?" Tanya pria itu.
"Suku? Para lelakiku? Aku tak mengerti apa maksudmu?" Tanya Lina yang merasa bingung, masih dengan posisi berdirinya yang menyamping.
Dengan tubuhnya yang tinggi tegap, kemudian pria itu melangkahkan kakinya maju mendekati Lina.
"Aku adalah Orc jantan, dan kamu betina. Tentu kita bisa menjadi pasangan, apa akal sehatmu sama sekali tidak mengerti akan hal ini?"
Mendengar itu Lina pun terkejut.
"Orc?! Pasangan?! Ya Tuhan, dunia macam apa yang aku datangi?! Ada Orc di sini?! Akankah ada manusia di sini?! Bisakah aku kembali ke dunia yang dulu aku tinggali?!"
Lina semakin bingung dalam keterkejutannya, dan sambil terus bergumam.
Melihat Lina yang terkejut dan kebingungan, pria itu pun tersenyum.
"Aku lupa memperkenalkan diriku."
"Namaku, Uriel Nouh."
Setelah selesai berkata, dia merubah wujudnya menjadi Harimau Putih besar.
Melihat hal itu, sontak saja membuat Lina sangat terkejut sambil berteriak panik dan gugup!
"A.. a.. ada monster!!"
Lina sangat ketakutan, hingga membuatnya jatuh pingsan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 213 Episodes
Comments
Imma Juhamzah
gak sekalian Ariel Noah hahaha
2024-02-07
0
@⒋ⷨ͢⚤L♡Marieaty♡
hai thorrr aku mampir nih, nyimak!!!!😁
2022-04-25
0
Rika_Faris
yg satu Lina Maya, yg satu lg Uriel Nouh, sengaja ni othor....
2022-04-13
1