Sebenarnya Uriel sangat ingin tidur bersama dengan gadis kecilnya, tapi Lina menolaknya dengan halus.
Uriel mencoba mencari-cari alasan supaya bisa tidur bersama Lina.
"Meskipun kita sudah memasang pintu kayu, tapi hanya dengan sedikit kekuatan saja pintu itu sudah bisa dibuka. Jika seseorang dengan segera masuk dan menculikmu sedangkan aku tidak bersamamu, kamu pasti akan berada dalam bahaya."
Lina pun mencoba untuk menjelaskan, "Di sini kan markas suku Serigala, seharusnya tidak akan ada kejadian seperti, ada yang memasuki rumah orang dan melakukan pembunuhan, kan?"
"Meskipun itu klan Serigala, bukan berarti setiap Orc adalah orang yang baik. Akan selalu ada orang jahat di antara mereka. Hari ini, kamu hampir dimakan oleh laba-laba bunga. Setiap aku memikirkan kejadian itu, aku selalu merasa ketakutan. Maka dari itu aku harus menjagamu agar kamu aman." Kata Uriel dengan alasannya.
Melihat Uriel begitu mengkhawatirkan dirinya, Lina pun merasa tergerak hatinya.
Dia akhirnya setuju untuk tidur di ranjang yang sama dengan Uriel.
Ketika Lina tertidur, tiba-tiba dia merasakan ada sesuatu benda yang keras di pinggangnya.
Lina tidak bisa menahan dirinya untuk menggeliat, mencoba untuk menghindari benda tersebut.
Tubuhnya secara tidak sengaja bergesekan dengan benda itu, pada saat yang bersamaan akibat pergesekan tersebut, membuat benda itu tumbuh beberapa kali lebih besar dari sebelumnya, dan terasa hangat.
Lina pun segera bangun dari tidurnya.
Tidak ada lampu, malam yang gelap dan tidak ada yang bisa dia lihat dengan jelas.
Dia meraih benda aneh itu dan menggenggamnya. Rasanya yang hangat dan permukaannya yang terasa licin, membuatnya menjadi bingung.
Tapi tiba-tiba di belakangnya terdengar suara erangan Uriel, "Ehmmm.."
Suara itu sepertinya suara seseorang, yang sedang mencoba untuk menekan suatu perasaan, baik yang menyakitkan ataupun yang mengasikan.
Seketika itu juga, sebuah kilatan gambar melintas di pikiran Lina, saat itu lah dia baru menyadari apa yang sedang terjadi.
Dengan gugup dan secepat mungkin, Lina segera melepaskan genggamannya pada benda itu.
"Maaf. Akuu.. Aku tidak tahu kalau ituu.."
Lina tidak lagi bisa melanjutkan kalimat terakhirnya.
Uriel kemudian memeluknya dari belakang, dengan lembut dia menggosokan telinganya ke tubuh Lina.
"Tidak masalah. Aku suka perasaan saat dipegang olehmu. Terasa sangat nikmat."
Mendengar itu, seketika wajah Lina pun memerah.
"Akuu.. Lebih baik aku tidur di sebelah saja."
"Di sebelah? Apa kamu ingin tidur bersama si Wiro itu? Apa kamu menyukainya?" Tanya Uriel keheranan.
Kemudian Uriel menempelkan wajahnya ke telinga Lina, dan napasnya yang hangat berhembus ke akar telinga gadis kecilnya. Membuat manik-manik telinga gadis kecilnya itu memerah.
Meskipun dengan tanpa adanya cahaya, Uriel masih bisa dengan jelas melihat, betapa menarik dan lezatnya gadis kecil yang berada dipelukannya. Yang pada akhirnya, keinginan-keinginan yang tertekan di dalam hatinya itu berlomba-lomba untuk muncul, berpikir untuk mencari berbagai macam alasan yang dia bisa.
Pada saat ini Lina tidak bisa melihat ekspresi Uriel, kegelapan membuatnya tidak bisa melihat apa pun. Dia tidak tahu, betapa gila dan mengerikannya Uriel, setelah dia menanggalkan penampilannya yang lembut.
Tapi secara naluriah, Lina hanya bisa merasakan adanya bahaya.
"Tidak! Aku tidak menyukainya! Aku hanya ingin pergi ke kamar kita yang di sebelah untuk melanjutkan tidurku."
Tangan Uriel yang sedang melingkar di pinggang gadis kecilnya, kini perlahan-lahan mulai mengusap turun. Telapak tangan yang kering dan terasa hangat seperti api kecil, bisa dirasakan oleh Lina seolah-olah seperti sedang membakar tubuhnya.
"Kamu sepertinya sangat menyukai pria itu. Kalau memang tidak suka, lalu kenapa kamu mencoba yang terbaik untuk menyelamatkannya?" Tanya Uriel mencoba mencari tahu.
"Aku sangat tidak menyukai orang itu." Jawab Lina. Kemudian dia merasakan tangan Uriel yang bergerak turun, "Jangan lakukan itu. Aku takut ..."
"Jangan lakukan itu yang seperti apa?" Kemudian jari Uriel mulai menekan dan meremas dengan lembut, "Apakah seperti ini? Atau seperti ini? Bagaimana dengan ini?"
Suku kata yang terakhir sedikit berintonasi tinggi, menunjukkan adanya sedikit niatan dan keinginan.
Lina merasa dibuat tersiksa dengan apa yang Uriel lakukan pada tubuhnya. Merasa malu dan takut, tubuh Lina pun mulai terasa lemas.
Kemudian Uriel menggigit pelan bagian belakang leher gadis kecilnya.
Bagian itu adalah bagian yang paling rentan pada setiap makhluk hidup. Tapi Uriel menjilati kulit Lina dengan lembut, dan suaranya yang rendah dan menawan pun terdengar, "Rasamu sangat manis."
Karena merasa malu, Lina pun menutup matanya. Saat ini Lina tidak berani menatap Orc laki-laki yang sedang berada di belakangnya.
Sebetulnya Lina ingin menolak, tapi dia juga menginginkannya lebih dari itu.
Di malam ini, Lina mengalami saat-saat yang mengasikan tapi juga menyakitkan.
Yang tidak dia ketahui adalah jeritan dan rintihannya terdengar jelas oleh Wiro, yang berada di rumah sebelah.
Wiro sedang duduk di lantai, dengan punggungnya yang menempel ke dinding batu.
Sedangkan di sisi lain tembok batu itu adalah, kamar utama di mana Lina dan Uriel berada saat ini.
Pendengaran tajam alami Orc, memudahkan Wiro untuk mendengar dengan jelas semua gerakan yang ada di kamar sebelah, termasuk saat Lina yang tadi mengatakan kalau dia tidak menyukainya, juga saat bagaimana dia memohon kepada Uriel untuk berlaku lembut, begitu juga dengan suara-suara yang halus dan menggoda itu.
Tadi ketika Wiro mendengar Lina mengatakan bahwa dia tidak menyukainya, dia sangat marah dan merasa sedih.
Tapi saat dia mendengar Lina yang sedang mengerang, kemudian dia melupakan amarahnya dan menjadi lebih tenang.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Dengan enggan dia menutup matanya, dan rasa kehilangan yang besar pun seketika mengelilinginya.
Butuh waktu yang lama baginya untuk membuka matanya kembali. Terlihat rona pucat di sekitar matanya yang berwarna hijau tua itu.
Seperti anjing serigala yang telah ditinggalkan oleh pemiliknya, dia menyuarakan panggilan yang sangat pelan dan terdengar menyedihkan.
"Lina.."
[[[ Jadi teringat seorang gadis yang selalu ada di hatiku. Sampai kini pun sosoknya masih belum bisa tergantikan. ]]]
[[[ Semoga kamu selalu bahagia dengannya. I Miss You So Much. "ES-CLP-S4uL" ]]]
[[[ Lah kok malah jadi curhat! Tapi curhat dikit enggak papa lah yau.. hihihi.. ]]]
[[[ Oke lets continued our stories ]]]
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
...........
Keesokan harinya, Lina telah bangun dari tidurnya.
Tubuhnya telah dijilati dengan bersih, kulitnya yang putih kini terlihat semakin bersih.
Semuanya sudah terlihat bersih, seolah-olah keintiman yang terjadi tadi malam hanyalah sebuah mimpi.
Meskipun dia dan Uriel tidak melakukan hal-hal yang lebih jauh, tapi sekujur tubuhnya sudah disentuh dan diciumi olehnya, dia pun merasa malu dan jantungnya berdebar-debar, saat mengingat-ingat lagi kejadian semalam.
Lina kemudian menyentuh kedua pipinya yang terasa panas, dia mematung sesaat, lalu bangun dari tempat tidurnya dan memakai pakaiannya kembali.
Uriel sudah menghangatkan sup yang belum habis tadi malam, dan membawakannya untuk Lina.
Begitu Lina melihatnya mendekat, dia teringat akan apa yang tadi malam terjadi.
Mau tak mau dia pun tersipu, langsung memegang mangkuk kayu itu, dan menyeruput sup untuk menghindari mata mereka saling bertatapan.
Uriel menatapnya, dan berkata dengan lembut, "Nanti aku akan pergi berburu. Kalau ada sesuatu yang kamu butuhkan, katakan saja. Nanti aku akan mencarikannya untukmu."
Begitu Lina mendengar bahwa Uriel akan pergi keluar, Lina pun mengabaikan rasa malunya, dan segera meletakkan mangkuk kayunya, kemudian menatapnya dengan penuh gembira.
Lina bertanya dengan sorot matanya yang memohon, "Tidak bisakah kamu membawaku untuk ikut berburu?"
"Terlalu berbahaya bagimu jika ikut berburu. Aku tidak bisa menjagamu sepanjang waktu. Akan lebih aman bagimu untuk tinggal di sini. Lagipula aku juga sudah meminta Meli untuk menjagamu. Dia itu Serigala betina. Mungkin kamu juga sebaya dengannya. Kalian pasti akan cepat akrab."
Terakhir kali Lina dalam bahaya saat di hutan, hal itu sudah memberinya pelajaran. Dia tak akan membiarkan Lina pergi ke hutan lagi jika memang tidak diharuskan.
Lina menyadari bahwa dia terlalu lemah untuk membantu Uriel.
Dia pun menundukkan kepalanya.
"Baiklah. Kamu benar."
Melihat itu, Uriel mengusap-usap kepala gadis kecilnya itu, "Jangan sedih, aku akan segera kembali, aku akan membawakanmu buah-buahan yang segar dan manis."
"Aku tidak menginginkan buah-buahan itu." Dia pun segera mengeluarkan buku kulit domba bergambar, dan menunjukkan kepada Uriel beberapa tanaman yang bisa digunakan sebagai bumbu untuk memasak.
"Aku menginginkan semua ini. Kalau kamu melihatnya, tolong bawakan untukku."
Uriel dengan cermat memperhatikan gambar tanaman-tanaman tersebut, dan mengingat-ingat bentuknya.
Sebelum peegi, Uriel memberikan pisau tulang kepada Lina untuk dia pergunakan, untuk berjaga-jaga.
Kemudian dengan enggan Uriel pun pergi untuk berburu.
Jika bukan karena perlu menyimpan makanan untuk musim dingin, dia benar-benar ingin terus bersama gadis kecilnya, dan takkan pergi ke mana-mana.
Tak lama setelah Uriel pergi, Meli pun datang.
Meli adalah Serigala betina yang masih sangat muda. Meskipun kulitnya agak hitam, tapi matanya sangat cerah, senyumnya pun juga cerah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 213 Episodes
Comments
@⒋ⷨ͢⚤L♡Marieaty♡
kayak yang lagi malem pengantin donk ya, ada yang dengerin lagi, kasian banget tuh telinga nya jadi berbulu 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2022-04-26
0
Lady Meilina (Ig:lady_meilina)
curhatanmu mksdnya
2021-12-13
1
Lady Meilina (Ig:lady_meilina)
mataku terfokus sm c u that an u Thor 🤣
2021-12-13
3