Tapi kemudian Uriel berkata, "Ini kan buah harum segar yang khusus untuk wanita. Rasanya pun sangat manis. Kamu bisa memakannya sendiri. Jangan kamu sia-siakan untukku."
Mendengar itu, Lina pun menjadi marah, "Menyia-nyiakan apanya?! Kamu adalah keluargaku! Di hatiku, kamu adalah yang paling penting! Berapapun jumlah buah harum segar yang ada, tidaklah sepenting dirimu!"
Kata-kata Lina barusan membuat Uriel tercengang seketika.
Dia menatap wajah gadis kecilnya yang terasa hangat, dan tampak jelas terkena cahaya api.
Seperti aliran hangat, yang tiba-tiba mengalir ke dalam hati Uriel.
Lina tampak dibuat malu oleh tatapan Uriel, "Kenapa kamu menatapku seperti itu?"
Uriel pun berkata dengan suara yang rendah, "Belum pernah aku melihat wanita yang selembut dirimu..."
Meskipun wanita sangatlah langka, tapi tidak sepenuhnya tidak ada. Dia telah melihat beberapa wanita, semuanya manja dan dengan sengaja selalu berusaha menggoda.
Wanita-wanita itu tidak pernah memikirkan hidup dan mati orang lain. Mereka hanya peduli dengan kebahagiaan mereka sendiri. Kelakuan mereka yang kejam, membuat Uriel menghindari mereka, dan menganggap mereka seperti ular dan kalajengking.
"Tapi gadis kecil yang ada di depanku ini berbeda. Dia sangat lah lembut." Pikir Uriel.
Uriel tidak bisa untuk tidak mendekati Lina, dan mengusap-usapkan kepalanya ke Tubuh Lina.
"Aku sangat beruntung bisa bertemu denganmu dalam hidup ini."
Lina pun dibuat tergelitik karena usapan bulu-bulu milik Uriel.
Dia pun tidak bisa menahan tawanya karena merasakan geli.
"Kamu jangan bergerak-gerak terus, aku harus membalut lukamu!"
Kemudian dia memotong kulit binatang menjadi beberapa potongan dengan menggunakan pisau tulang, dan dengan hati-hati mengikat luka-luka Uriel.
"Apakah masih terasa sakit?" Tanya Lina.
"Sekarang aku merasa lebih baik." Jawab Uriel.
"Baguslah kalau begitu!" Lina berkata sambil tersenyum kecil.
Dia pun mulai mencari alat-alat jahit yang tadi di beli di pasar, dan mulai mencoba membuat sepatu.
Setelah melakukannya beberapa kali, ternyata Lina tetap gagal untuk membuat sepatu. Malahan jari-jarinya yang terluka terkena tusukan jarum berkali-kali hingga berdarah.
Uriel yang melihat itu pun merasa kasihan.
Dia segera berubah kembali ke bentuk manusia, mengambil jarum dan kulit dari tangan Lina.
"Biar aku yang melakukannya."
Lina merasa ragu-ragu, "Tanganmu kan masih terluka.."
"Cuma luka kecil. Takkan mengganggu aku dalam menjahit." Jawab Uriel.
Dia dengan cepat memotong kulit binatang, kemudian dengan cepat memasukkan jarum, dan segera membuat sepasang sepatu bot kulit yang indah.
Untuk meningkatkan kenyamanan, ia secara khusus melapisi dua lapis kulit binatang pada bagian alas sepatunya. Dia memasangkan tali ikat di sepatu bot, yang bisa diatur supaya bisa longgar atau ketat, dan juga nyaman saat dipakai ataupun saat akan melepasnya.
Tak lama, terdengar suara Uriel, "Cobalah ini."
Lina pun segera mencoba memakai sepatu tersebut di kakinya, melompat-lompat sebanyak dua kali, dan berseru dengan penuh semangat, "Ini bagus.. Bagus sekali."
Uriel mengangguk puas.
"Itu memang sangat bagus. Kamu tidak perlu khawatir lagi akan terluka karena batu yang tajam."
Kemudian Lina bertanya, "Apa kamu juga ingin membuat sepasang sepatu, untuk dirimu sendiri?"
“Tidak perlu, kulitku sangat tebal. Aku tidak perlu khawatir kakiku terluka, saat aku menginjak tanah secara langsung. Apalagi aku sering harus merubah wujudku. Kalau aku memakai sepatu, itu juga akan sangat merepotkanku saat berubah menjadi binatang."
Lina tidak bisa menahan tawanya, saat membayangkan Harimau besar yang mengenakan sepatu bot kulit di keempat kakinya.
"Yah, seperti itulah yang aku bayangkan."
Setelah asik mencoba sepatu barunya, Lina pun mulai merasa mengantuk.
Dia bersandar di perut Uriel, dan menarik ekor Uriel untuk dia dekap. Perasaan hangat pun mengelilinginya, dan membuatnya tertidur dengan nyenyak.
Uriel membaringkan kepalanya di kaki depannya, dan menatap gadis kecilnya yang sedang tertidur dengan penuh perhatian. Mata birunya terlihat penuh dengan kelembutan.
Saat Lina tertidur, dia tiba-tiba merasakan aliran hangat keluar dari arah bawahnya.
Perasaan ini sangat familiar untuknya.
Kemudian dia membuka matanya, dan mencoba untuk merasakannya lagi.
Sebuah firasat buruk tiba-tiba muncul.
"Gawat! Rasa ini! Inikan tamu bulananku?!"
Lina pun segera mendorong ekor Harimau menjauh, mencoba untuk menyentuh pantatnya, dan benar saja.
"Ini darah! Tamu bulananku sudah datang! Tapi tidak ada pembalut wanita di dunia ini, apa yang harus aku lakukan untuk menahan keluarnya darah ini? Apakah aku harus meletakkan lapisan kulit binatang atau menggunakan daun di bawah bokong ku?" Lina sedang bergumam kebingungan.
Ketika Uriel mencium aroma darah di udara, dia segera membuka matanya, mengikuti aroma bau itu, dan melihat darah di tubuh bawah Lina. Dia pun terkejut dan seketika itu juga ekspresinya berubah panik.
"Kamu sedang terluka?!"
Mendengar itu, Lina pun tersipu malu, bingung bagaimana dia akan menjelaskannya.
"Aku.. Aku tidak terluka kok!" Jawab Lina sambil merasa malu.
“Tidak! Kamu itu sedang terluka! Kamu berdarah!” Dengan cepat Uriel pun berubah menjadi manusia.
Dia kemudian menarik Lina, dan melihat kalau rok kulit yang dipakai oleh Lina berlumuran darah.
Bisa dibilang, banyak darahnya yang keluar.
"Gadis kecilku pasti terluka parah!" Pikir Uriel.
Kemudian Uriel pun melepas rok bulu yang dipakai Lina, dan melihat kalau ada darah mengalir keluar di antara kedua kakinya.
Dia mengabaikan perjuangan Lina yang mencoba untuk melawan, dengan terpaksa dia memegang kuat kaki Lina, dan dengan hati-hati dia mengamati bagian yang mengeluarkan darah.
Hal itu membuat Lina tersipu malu bercampur marah.
"Lepaskan aku! Aku benar-benar tidak terluka. Pendarahan ini normal untukku. Aku hanya perlu untuk berbaring selama beberapa hari saja."
Uriel tidak langsung mempercayai ucapan Lina barusan. Dia dengan yakin menganggap kalau gadis kecilnya itu sedang terluka parah.
Wajahnya pun menjadi pucat pasi karena gugup, dan bisa terlihat dimata birunya yang kini penuh dengan kepanikan.
Hal itu karena ketika Uriel masih muda, dia pernah melihat kakak laki-lakinya meninggal karena luka-lukanya yang parah. Dia melihat saudaranya sendiri terbaring dalam genangan darah, tubuhnya perlahan-lahan menjadi kaku. Dan kesedihan karena kehilangan kerabat dekatnya saat itu hampir membuatnya hancur.
Sekarang, dia melihat pasangannya yang terluka mengeluarkan banyak darah.
"Apakah gadis kecilku juga akan mati seperti saudaraku?"
Uriel tidak berani memikirkannya. Dia segera membungkus tubuh Lina dengan kulit binatang, dan kemudian memeluknya dengan sangat hati-hati.
"Jangan takut. Aku.. Aku akan membawamu ke Dukun. Aku pasti akan menyelamatkanmu. Aku tidak akan pernah membiarkanmu mati!"
Mendengar itu, Lina merasa sangat malu.
"Ini hanyalah tamu bulananku. Kenapa Uriel bisa sampai memikirkan kematian?!" Lina merasa keheranan dalam hatinya.
Dia belum pernah mendengar ada orang yang meninggal, karena tamu bulanan mereka.
...........
Pada saat ini, Dukun Sito Gering sedang membantu menyembuhkan luka seorang Orc Serigala muda.
Penampilan Orc Serigala muda itu tinggi dan ramping, dengan rambut pendek berwarna perak dan alis tebal di atas matanya yang berwarna hijau tua, yang membuatnya terlihat sangat Arogan. Wajah tegasnya memancarkan aura yang ganas.
Meskipun dia memiliki luka panjang di dadanya, itu masih tidak bisa menutupi karismanya yang dominan.
Dia terlihat seperti pisau yang beracun, tapi saat ini dia sedang memuntahkan darah.
Orc Serigala muda itu adalah, Wiro Sanger.
Sambil membantunya untuk mengobati, sang Dukun pun berkata, "Wiro, sudah berapa kali kamu terluka akhir-akhir ini? Aku ingat ini sudah yang kesepuluh kalinya kan? Aku sudah kehabisan ramuan obat untukmu."
"Tenang saja! Aku akan pergi mengumpulkan ramuan obat untukmu!" Kata Wiro Sanger.
Mendengar itu, Sito Gering pun memelototinya.
"Bukan obat-obatan yang aku pedulikan. Aku harap kau segera dapat menemukan wanita untukmu, sesegera mungkin. Juga jangan melampiaskan energimu yang berlebihan untuk berburu!"
Wiro sedikit mengernyit, tampak terlihat raut amarah diwajahnya.
"Aku benci wanita!" Jangankan untuk mencari pasangan wanita, selama Wiro melihat seorang wanita, dia pasti akan langsung merasa jijik. Kemudian dia pun berkata lagi, "Wanita itu hanyalah makhluk yang arogan dan egois, mereka tidak bisa berbuat apa-apa selain melahirkan anak! Mereka tidak hanya lemah dan tidak kompeten, tapi juga serakah dan pemalas! Mereka bisa mendapatkan semua yang mereka inginkan, hanya dengan berbaring di tempat tidur setiap hari sambil membuka kaki mereka! Terlebih lagi, mereka tidak pernah tahu bagaimana cara menghargai jerih payah pasangannya!"
Alih-alih menjadi pengikut dan budak wanita, Wiro lebih memilih untuk menjadi bujangan sepanjang hidupnya.
Sito Gering mencoba yang terbaik untuk membujuknya.
"Wiro, aku tahu kamu sangat membenci wanita, karena kematian ayahmu. Tapi kamu tidak bisa memukul rata terhadap semua wanita. Tidak semua wanita sama seperti ibumu, yang tidak peduli dengan cinta lama ..."
"Sudah cukup! Jangan dilanjutkan lagi! Aku tidak ingin mendengar tentang wanita itu lagi!" Wiro Sanger kemudian bangun, alisnya terangkat, hingga tampak terlihat penuh dengan kebencian.
"Setiap kali aku memikirkan wanita itu, aku merasa sangat mual!"
Setelah mengucapkan kalimat itu, kemudian dia pergi dengan membawa amarahnya."
"Bocah bau, lukamu belum kubungkus. Kembalilah kesini!" Saat Sito Gering baru saja hendak menyusul Wiro, saat itu juga dia melihat Uriel yang sedang menggendong Lina.
"Tolong Dokter. Tolong. Pasanganku.. Dia terluka!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 213 Episodes
Comments
~Anyelir~
wiro sableng?
2022-04-26
0
@⒋ⷨ͢⚤L♡Marieaty♡
panik karna tamu bulanan, jadi lucu deh😁
2022-04-26
0
@⒋ⷨ͢⚤L♡Marieaty♡
ternyata kita sepemikiran 😆😆😆😆😆
2022-04-26
0