Sito Gering mencium adanya aroma darah, saat melihat wajah Lina yang pucat, dia pun segera memerintah Uriel, "Cepat baringkan dia di tempat tidur."
Kemudian, dengan lembut Uriel pun membaringkan Lina di tempat tidur.
"Di mana yang terluka?" Sito Gering bertanya kepada Uriel yang hendak merobek rok kulit yang dikenakan oleh Lina. Tapi dengan cepat Lina menarik rok kulit binatang itu untuk menghindari tangan Uriel.
Sambil tersipu Lina pun berkata, "Aku benar-benar tidak terluka!"
Uriel pun mencoba untuk membujuk, "Tapi kamu mengeluarkan banyak darah. Jika kamu tidak menghentikan darah itu secepatnya, kamu akan mati. Maukah kamu menunjukkan lukanya kepada si Dukun? Hanya melihat saja."
Mana mungkin tempat seperti itu untuk diperlihatkan. Tentu saja tidak akan Lina memperlihatkannya, meskipun hanya sekilas.
Lina tidak tahu kenapa Uriel tidak mau mempercayai kata-katanya, dia hanya bisa berharap pada dukun tua itu.
Dia kemudian menjelaskan dengan wajah yang memerah karena malu.
"Konstitusi saya memang seperti ini, selama beberapa hari dalam setiap bulannya, saya akan mengeluarkan darah, tetapi itu tidak mempengaruhi kesehatan saya, setelah beberapa hari, darah itu pun akan berhenti keluar dengan sendirinya."
Selama 20 tahun Lina hidup, ini adalah yang pertama kali baginya berbicara kepada orang lain, tentang karakteristik tamu bulanannya itu.
Apalagi di depan dua orang pria sekaligus. Tentu saja itu membuat Lina sangat malu.
Mendengar penjelasan Lina membuat Sito Gering terkejut.
"Ada hal ajaib yang seperti itu? Apakah semua wanita di keluargamu memiliki konstitusi yang sama sepertimu? Atau, apakah hanya kamu saja satu-satunya wanita yang seperti itu?"
"Semua itu terjadi pada semua wanita." Jawab Lina masih dengan rasa malu.
"Bisakah kamu memberi tahuku, dari ras apa kamu ini?" Sito Gering bertanya lagi.
Lina terdiam untuk waktu yang lama, lalu mulai membuka suara.
"Saya adalah manusia." Pada titik ini, Lina bingung harus berkata apa lagi, dia benar-benar tidak tahu bagaimana caranya membodohi mereka, akhirnya dia pun mengatakan yang sebenarnya tentang siapa dia.
"Manusia? Aku hanya pernah mendengar tentang kera. Aku sama sekali belum pernah mendengar tentang manusia?" Sito Gering merasa sedikit heran dan bingung.
Lina kemudian berpikir.
"Bukankah kera adalah nenek moyang manusia."
"Kami semua juga sama seperti para primata. Tidaklah berlebihan kalau kami berharap menjadi kerabat." Kata Sito.
Kemudian Sito Gering tidak bertanya lagi. Dia mengeluarkan sekantong buah merah dan meletakkannya di tangan Lina.
"Ini namanya buah beri merah, memiliki efek sebagai penambah darah, kamu bisa memakannya berapapun yang kamu mau."
"Terima kasih," kata Lina dengan senyumnya yang manis.
Meskipun tubuhnya terbungkus erat di dalam kulit binatang, tapi dia menunjukkan seluruh wajahnya.
Wajah putih yang menampilkan senyum, dengan sepasang lesung pipi di pipinya, mata yang jernih dan cerah seperti air danau para peri, sungguh sangat indah.
Melihat itu, Sito Gering sedikit terkejut.
"Gadis kecil mungil yang sangat cantik seperti ini, benar-benar sangat langka. Terlebih lagi, kepribadiannya terlihat sangat baik. Dia tidak memiliki arogansi dan keinginan sama sekali, berbeda seperti wanita-wanita lainnya."
Dalam pikirannya, tiba-tiba Sito Gering memiliki ide yang terbilang berani.
"Kenapa tidak memperkenalkan Wiro Sanger padanya saja?"
Semakin dia memikirkannya, semakin dia yakin bahwa itu sangat bisa dia lakukan. Kemudian dia berkata kepada Lina, "Meskipun kamu mengatakan kamu tidak terluka, kamu masih harus tinggal di sini demi keselamatanmu. Aku akan kembali kemari dan mengecek kesehatanmu lagi besok pagi."
Lina tidak bisa mengambil keputusan. Dia pun memandang Uriel dan bertanya kepadanya.
"Bagaimana menurutmu?"
Sebetulnya Uriel tidak ingin tinggal di suku Serigala Batu untuk waktu yang lama, tapi kesehatan Lina lebih penting dari apapun.
Dia pun kemudian menyentuh wajah Lina.
"Kamu bisa tetap tenang disini, aku akan selalu menemanimu."
Lina kemudian memakan buah beri merah itu. Rasanya asam dan manis. Tapi rasanya enak.
Dia pun juga menyuapkan buah beri merah ke mulut Uriel
"Kamu juga makan."
Uriel menggelengkan kepalanya.
"Ini untuk kamu makan, kamu kan yang terluka, kamu membutuhkannya untuk menambah darahmu yang hilang."
"Aku kan sudah bilang, aku tidak terluka. Justru kamu lah yang benar-benar sedang terluka." Lina pun menunjuk luka di lengan Uriel sambil memelototi wajah Uriel, kemudian lanjut berkata, "Kamu adalah orang yang paling perlu buah ini untuk menyembuhkan luka-lukamu."
Uriel tidak bisa membantah lagi. Dia hanya bisa menggigit sedikit buah beri merah dan kemudian menolak untuk makan lagi.
Melihat cinta dan kebaikan kedua orang ini, hati Sito Gering semakin kekeh bertekad bulat, untuk mengenalkan gadis ini kepada Wiro.
Gadis kecil yang cantik yang sangat jarang terlihat, jika Wiro melewatkan kesempatan ini, pasti akan menyesal seumur hidupnya.
Untuk mengatasi masalah pendarahannya, Lina mencoba membuat c*l*n* d*l*m untuk dirinya sendiri. Sayangnya, pengerjaannya terlalu buruk untuk bisa dia pakai.
Akhirnya, Uriel lah yang turun tangan dan membuatkan Lina c*l*n* d*l*m berukuran kecil untuknya.
C*l*n* d*l*m yang terbuat dari kulit binatang itu, membungkus pantat Lina dan tampak lebih bulat dan melengkung.
Uriel tidak bisa menahan diri, untuk tidak menjangkau dan menyentuhnya.
"C*l*n* d*l*m ini sangat cocok untukmu."
Lina buru-buru memakai kembali rok kulitnya untuk menutupi c*l*n* d*l*m yang sudah ia kenakan, dan memalingkan wajahnya untuk menyembunyikan wajahnya yang memerah.
Sayangnya, tanpa pembalut, dia hanya bisa melapisi c*l*n* d*l*mnya dengan daun yang lembut, tapi memiliki daya serap air yang baik.
Meskipun itu tidak terlalu nyaman untuknya, tapi dia harus puas dengan itu.
...........
Keesokan paginya, Wiro Sanger baru saja terbangun dari tidurnya, dan melihat ibunya sedang terjerat dengan beberapa laki-laki.
Suara erangan yang garang bercampur dengan kata-kata vulgar, membuat Wiro serasa ingin muntah.
Dia tidak mau mengakui, bahwa wanita bejat yang telah memiliki kerutan di wajahnya, tetapi ingin menunjukkan sikap mempesonanya itu adalah ibu kandungnya.
Kemudian dengan cepat Wiro pun berbalik dan pergi.
Dia tidak melambat sedikitpun, sampai erangan yang tidak menyenangkan sayup-sayup menghilang tidak terdengar lagi ditelinganya. Tetapi suasana hatinya masih dalam keadaan yang tidak baik.
Wiro masih tetap berjalan tanpa tujuan di dalam suku.
Ketika kesadarannya telah kembali, dia baru menyadari kalu dia telah berjalan menuju ke pintu batu, rumah Dukun tua itu tinggal.
Di seluruh suku, hanya tempat ini yang masih terlihat sepi.
Wiro kemudian membuka pintu dan berencana untuk duduk di kamar dukun tua.
Tetapi begitu dia masuk, dia melihat seorang wanita muda berbalut kulit binatang, sedang berjongkok di tanah mencari sesuatu.
Begitu melihatnya, wajah Wiro seketika itu pun berubah. Dia melangkah maju, meraih pergelangan tangan wanita itu dan menariknya.
"Beraninya-beraninya kamu mencuri di sini?!"
Lina dikejutkan oleh seorang pria yang tiba-tiba datang dan menariknya.
Dia pun menatapnya dan mencoba untuk menjelaskan, "Berry merah ku jatuh ke dalam ramuan itu. Aku hanya ingin mencarinya. Aku tidak mencuri apa pun di sini."
Pria di depannya, dengan rambut pendek berwarna perak yang terlihat sangat tampan, dan alisnya yang tajam menjadi terlihat semakin tajam karena kemarahannya.
Wiro sama sekali tidak mempercayai penjelasan wanita itu.
"Jangan membantah, kamu itu pencuri! Wanita sepertimu itu hanya bisa melahirkan anak, dan juga tidak memiliki moral sama sekali! Aku benci melihatmu."
Mendengar itu, seketika membuat Lina menjadi marah. Dia pun memelototi pria itu sambil berkata, "Aku bukan pencuri! Jika kamu tidak melepaskanku, aku akan teriak!"
Wiro mencibir, "Teriaklah! Aku tahu kamu perempuan, dan kamu pasti memiliki banyak laki-laki yang akan datang melindungimu jika kamu teriak, tapi itu bukan berarti kamu bisa melakukan apapun yang kamu mau! Sebagai kepala klan Serigala Batu, aku tidak akan pernah membiarkan siapa pun mencuri dari sini. Bahkan jika itu adalah seorang perempuan!"
Wajah Lina memerah karena amarahnya. Uriel baru saja meninggalkan suku serigala. Dia pergi dengan tergesa-gesa tadi malam. Tas kainnya tertinggal di dalam gua. Dia kembali ke gua untuk mengambilnya.
Diperkirakan Uriel tidak akan bisa kembali untuk sementara waktu ini. Saat ini dia hanya bisa mengandalkan dirinya sendiri.
Lina mengalihkan pandangannya, dan matanya tiba-tiba seolah sedang melihat seseorang.
"Dia.. Dokter, ada apa denganmu?"
Melihat arah pandang gadis itu yang mengarah ke arah belakang tubuh Wiro, diapun segera berbalik melihat ke arah pintu. Tapi dia tidak melihat siapa-siapa.
Tapi begitu Wiro berbalik lagi menghadap ke arah Lina. Pada kesempatan ini, Lina tiba-tiba melompat, sundulan kepalanya tepat mengenai dagu pria itu.
"DUGH!"
Wiro pun terlempar mundur selangkah.
Dia menutupi dagunya, memelototi wanita di depannya, dan berkata dengan penuh marah, "Berani-beraninya kamu menyerangku? Kamu akan menerima akibatnya!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 213 Episodes
Comments
EL CASANDRA
help..aku yang malu😫😫😭😭
2022-02-19
0
zhA_ yUy𝓪∆𝚛z
Uriel so sweet 🥰🥰
aku senyum" terus bacanya thor.
tapi jadi tegang gara-gara wiro 😒
2022-01-18
1
zhA_ yUy𝓪∆𝚛z
waduh!! gimana tu😅😅
2022-01-18
0