Awalnya Lina ingin membeli sepasang sepatu, tetapi ternyata para Orc tidak suka memakai sepatu, jadi tidak ada yang menjualnya.
Tak berdaya, Lina pun akhirnya hanya bisa berpikir untuk membuat sendiri sepasang sepatu untuknya.
Untuk membuat sepatu, membutuhkan jarum dan benang, diapun melihat kesana-kemari mencari di mana yang menjual jarum dan benang.
Tak perlu lama mencari, Lina akhirnya menemukan penjual jarum dan benang. Kemudian dia turun dari pundak Uriel untuk memilih dan melihat-lihat jarum dan benang itu. Tapi tak lama kemudian dia ragu.
"Aku tak punya uang, dan sepertinya harus meminta Uriel untuk membayarnya, tetapi Uriel sudah membelikan dua rok bulu untukku."
Dia merasa malu untuk meminta Uriel agar membayarkan untuknya lagi.
Uriel memandangnya, lalu mengeluarkan koin kristal dan membelikan satu set jarum dan benang.
Setelah membungkus jarum dan benang, sambil memegangnya di tangannya, kemudian dia berkata kepada Lina, "Kalau kamu ingin membeli sesuatu, katakan saja, aku punya uang kristal kok."
Mendengar itu Lina pun tersipu malu.
"Terima kasih, koin kristal itu anggap saja aku pinjam dulu darimu, suatu saat nanti, aku akan menghasilkan uang untuk mengembalikannya."
Uriel pun berkata.
"Kamu adalah wanitaku, kita adalah keluarga, semua barang milikku itu pun juga milikmu, aku pasti akan memberikan apa pun yang kamu inginkan."
"Sebuah keluarga.." Kalimat itu seketika membuat hangat hati Lina.
Terasa sangat hangat, hingga membuat Lina ingin menangis.
Dia sangat ingin memiliki keluarga sendiri, tetapi karena kematian kedua orang tuanya saat dia masih kecil, membuat dia hanya bisa menyembunyikan keinginan ini di lubuk hatinya.
Tapi sekarang, Orc di depannya membangkitkan lagi keinginannya hanya dengan sebuah kata yang dia ucapkan.
Dia sangat ingin memiliki tempat untuknya bisa pulang.
Saat Uriel melihat mata gadis kecilnya memerah, dia pun segera berkata.
"Jangan menangis! Apa ada yang salah denganmu? Atau, apa aku sudah melakukan sesuatu yang salah? Katakan padaku, aku akan memperbaikinya!"
Dia sangat ingin menyentuhnya, tetapi khawatir dia akan menangis, jadi dia hanya bisa berputar-putar di sekelilingnya.
Lina menyeka matanya dan berkata dengan senyum malu-malu, "Aku sangat bahagia."
"Bahagia?"
Uriel tidak mengerti, mengapa gadis itu malah menangis saat dia bahagia.
Kemudian Lina memegang jemari Uriel.
"Aku sangat bahagia karena sekarang aku punya keluarga."
...……...
Tak terasa setelah berbelanja di pasar, matahari pun mulai terbenam.
Sito Gering mengirim seseorang untuk mengundang Uriel dan tamu wanitanya, tetapi Uriel menolak.
Dia bisa menebak apa yang akan Sito Gering lakukan.
Jumlah Orc di suku Serigala Batu memang lah besar, tetapi hanya ada selusin betina di sini, dan lebih dari tiga ratus jantan.
Sudah hal yang umum di dunia ini, lebih banyak laki-lakinya tapi lebih sedikit perempuannya. Oleh karena itu, untuk bereproduksi, setiap betina dikelilingi oleh banyak pasangan jantan.
Tak terkecuali betina dari suku Serigala, namun meski pun begitu, masih banyak pemuda yang gagal menemukan betina sebagai pasangan mereka.
Untuk klan Serigala, seorang wanita sangatlah berharga.
Tujuan Sito Gering ingin Lina tinggal dan memilih beberapa pria muda dari suku Serigala sebagai pasangannya.
Tentu saja Uriel sangat marah memikirkan bahwa akan ada laki-laki lain yang berbagi dengannya.
"Lina adalah pendamping untukku seorang, aku tidak akan membiarkan orang lain menyentuhnya!"
Uriel mulai meninggalkan kaki gunung dengan Lina di gendongannya, dan menemukan sebuah gua di sekitar situ.
Dia menyebarkan lapisan jerami tebal di tanah, kemudian meletakkan Lina di tumpukan jerami itu.
"Aku akan pergi berburu di dekat sini, aku akan segera kembali. Tunggu aku di sini. Jangan pergi keman-mana."
"Oh.. Ok.." Sahut Lina.
Uriel menggeser batu besar untuk memblokir pintu masuk gua, untuk mencegah seseorang yang tanpa sengaja melihat Lina. Kemudian dengan enggan, dia pun mulai berjalan untuk mulai berburu.
Lina membuka tas kain dan mengeluarkan pemantik api dari dalam tasnya.
Dia mengambil beberapa kayu kering di lubang pohon, menumpuknya dan menyalakannya dengan hati-hati.
"Apinya sudah menyala! Akhirnya ada api.."
Lina mulai merasakan kehangatan yang sudah lama tidak dia rasakan, wajahnya pun penuh dengan senyum bahagia.
Saat api sudah menyala, dia pun mulai membuka, dan melihat kulit bergambar.
Beberapa halaman pertama memperkenalkan tentang keadaan benua, dan juga dua poin yang ditandai.
Yang satu adalah jiwa, dan yang lainnya adalah wanita.
Binatang buas adalah evolusi dari Orc biasa, yang memiliki kemampuan bertarung yang hebat.
Adapun wanita, mereka bahkan lebih langka, dan memikul tanggung jawab untuk bereproduksi.
Jumlah mereka terlalu sedikit, setiap betina memiliki banyak pasangan jantan untuk bereproduksi, itu akan jauh lebih baik.
Ketika Lina membaca ini, dia pun merasa malu.
"Aku tak menyangka, di dunia ini malah menghormati poligami."
Dia terus melanjutkan membacanya, di situ dia melihat pengenalan tentang buah harum segar.
Daun dan buah dari tanaman yang berkayu cerah dapat digunakan sebagai obat, yang dapat menghilangkan demam dengan cara memberikannya secara oral, dan menghentikan pendarahan dan peradangan, dengan aplikasi eksternal.
Kemudian Lina membuka tas kulit yang diberikan oleh Sito Gering padanya, dan mengambil dua buah harum segar itu.
Buah itu berwarna merah tua, sangat bulat, dan dapat tercium aroma yang manis namun ringan.
Saat berburu, Uriel tidak berhenti memikirkan gadis kecilnya yang ada di dalam gua. Dia memburu mangsanya secepat mungkin, kemudian menyeret mangsanya, dan membawanya kembali ke gua.
Malam itu sangat gelap, seluruh gunung itu pun terlihat gelap, tapi wajah Uriel terlihat cerah.
Begitu Uriel menuju pintu gua, dan melihat seperti ada kilatan api. Dia segera mengubah ekspresi wajahnya.
"Ada api di dalam gua?! Gadis kecilku masih berada di dalam gua!" Uriel pun merasa panik.
Dengan cepat Uriel berlari meninggalkan mangsanya, untuk segera menuju ke pintu gua, dan membukanya.
Lina yang sedang mempelajari tentang buah harum segar itu pun mengangkat kepalanya. Melihat penampilan cemas Uriel, dia hanya bisa terheran-heran.
"Ada apa denganmu?"
Uriel segera bergegas ke arah Lina, dan menariknya ke belakang tubuhnya.
"Ayo kita keluar dari sini!"
Lina yang kebingungan dan tidak tahu kenapa, mencoba untuk bertanya lagi, "Ada apa?"
"Ada api di sini. Itu sangat berbahaya!"
Uriel segera mengambil selembar kulit, dan bergegas menuju ke api untuk memadamkannya.
Lina pun terkejut melihat perilaku Uriel. Dengan cepat dia meraih lengan pria itu.
"Tak perlu panik. Api ini aku yang menyalakannya."
Seketika itu Uriel pun berhenti dan menatapnya dengan heran.
"Kamu yang menyalakan api ini? Apakah kamu tahu api itu berbahaya? Apa pun yang menyentuhnya akan dibakar menjadi abu."
"Aku tahu, tapi kalau aku berhati-hati, aku tidak akan terbakar kok." Jawab Lina.
Kemudian Lina berusaha untuk menerangkan dan membujuknya.
"Kamu tahu, aku sudah lama berada di dekat api, tapi aku pun tak pernah terbakar, yang membuktikan kalau itu tidaklah berbahaya seperti yang kamu pikirkan. Sekarang ini aku membutuhkan api. Itu bisa memberiku kehangatan, dan untukku memasak makanan."
Uriel ragu-ragu sejenak, dan akhirnya pun mengalah.
"Gadis kecil ini membutuhkan api, akupun tidak bisa menolak keinginannya." Gumam Uriel.
Kemudian Uriel kembali keluar dan menyeret masuk mangsanya yang ditinggalkan di luar karena kejadian tadi. Kemudian dengan hati-hati Uriel mengupas kulit binatang itu, dan menaruhnya disampingnya. Dia berencana untuk mencucinya lagi di pagi hari.
Betina kecilnya suka mengumpulkan kulit binatang, dan dia ingin memuaskan hobi gadis kecilnya.
Uriel memotong bagian daging yang paling empuk, dan memberikannya kepada Lina.
Lina melihat ke arah kayu, kemudian memotong-motong daging itu lagi menjadi potongan-potongan tipis, mengikatnya di dahan, dan memanggangnya di atas api.
Saat daging dipanggang, lemaknya tumpah dan jatuh ke dalam api, memercikkan bunga api.
Uriel ketakutan melihat gadis kecilnya berada di dekat api. Dia menegangkan sarafnya, dan siap menyelamatkan gadis kecilnya itu kapan saja.
Tak perlu waktu lama, Lina menyerahkan daging panggang untuk Uriel, sambil menatapnya dengan pandangan yang menyemangati.
"Cobalah ini."
Sejenak Uriel merasa ragu-ragu, lalu mengambil daging itu, dan menggigitnya.
"Panas, tapi harum. Jauh lebih baik daripada daging mentah!" Kata Uriel.
Kemudian Uriel mengambil daging lagi, dan terus-menerus memberikan pujian.
"Enaak.. Lezaat!"
Melihat kalau ternyata Uriel suka dan memakannya, Lina pun merasa sangat senang.
Uriel pun segera memotong semua daging mentah yang tersisa menjadi beberapa bagian, dan memanggangnya di atas api.
Dia tampaknya memiliki bakat memasak, dengan cepat dia segera mampu menguasai cara memanggang barbekyu.
Daging yang dia panggang empuk di dalam dan krispi di luar.
"Renyah dan lezat. Sangat lezat!"
Lina pun merasa kenyang setelah memakan empat barbekyu. Dan semua sisanya, masuk ke perut Uriel.
Berkat barbekyu yang lezat, membuat Uriel tidak terlalu lagi takut pada api.
Setelah makan dan minum, Uriel berubah menjadi Harimau putih dan berbaring di samping api, sambil menjilati luka-lukanya.
Sepanjang hari ini, dia mengesampingkan luka yang ada di tubuhnya. Meskipun di kaki depannya masih terdapat luka, namun darah sudah tidak lagi mengalir, tetapi rasa sakitnya masih ada.
Saat Lina melihatnya, ia pun bergerak mendekatinya.
"Biar aku balut lukamu."
Lina mengeluarkan buah harum segar, mengunyahnya, dan mengoleskannya dengan hati-hati ke luka Uriel.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 213 Episodes
Comments
~Anyelir~
poliandri
2022-04-26
0
@⒋ⷨ͢⚤L♡Marieaty♡
kok jadi kayak anjing ya, berputar putar mengelilingi majikannya😆😆😆😆
2022-04-25
0
EL CASANDRA
Lelaki disini pada volos sekali y😫
2022-02-19
0