"Ting Tong!"
"Memasukkan data pengguna. Lina Maya.!"
"Mulai memuat informasi..."
"Memuat informasi telah berhasil, sistem telah sepenuhnya dimulai!"
"Halo. Selamat datang!"
Lina Maya mulai terbangun.
Dia menggaruk-nggaruk kepalanya yang tidak gatal sambil bergumam, "Sepertinya barusan ada suara di kepalaku yang berbicara denganku."
Saat itu juga, suara Uriel tiba-tiba terdengar.
"Kamu sudah bangun?"
Saat Lina sudah tersadar sepenuhnya. Dia melihat dirinya sedang berbaring di punggung harimau putih raksasa.
Begitu dia melihatnya, Lina mulai mengingat adegan kalau ada pria yang bisa berubah wujud menjadi harimau. Rasa takut Lina pun mulai kembali muncul.
"Bagaimana perasaanmu sekarang?" Uriel bertanya sambil mulai berlari dengan membawa Lina di punggungnya, "Apa kamu masih merasa lemah?"
Masih dengan sedikit rasa takutnya, Lina pun dengan hati-hati memposisikan dirinya untuk duduk, supaya tidak terjatuh.
"Tidak, aku baik-baik saja. Kemana kamu akan membawaku?"
Kecepatan Uriel berlari sangat cepat, angin yang diterjang memunculkan suara seperti siulan, daun-daun dan rumput-rumput di hutan berkibas keras akibat terpaan angin dari pergerakan Uriel.
"Aku akan membawamu ke klan Serigala, di sana ada seorang Dukun."
Setelah mengatakan itu, Uriel tiba-tiba menghentikan larinya, dan memperhatikan sekitarnya.
Dia merubah wujudnya kembali menjadi manusia, menggendong Lina naik ke sebuah pohon besar, lalu melepas selembar kulit, menggulung pisau kedalam selembar kulit tersebut dan memberikannya ke tangan Lina, "Tunggu aku, aku akan segera kembali."
Setelah itu, dia melompat turun dari pohon, dan mendarat di rumput dengan tanpa suara.
Lina duduk dengan tenang di batang pohon, sambil erat memegangi pisau tulang yang ada di kedua tangannya.
Dengan posisinya yang berada di ketinggian, dia bisa melihat seekor Harimau putih besar sedang bersembunyi di semak-semak. Tidak jauh di depan harimau itu ada seekor Babi hutan besar yang sedang tertidur lelap.
Terlihat Harimau putih itu sedang mengamati si Babi hutan. Saat Babi hutan benar-benar melonggarkan kewaspadaannya, harimau itu bergegas berlari keluar dan menggigit leher si Babi hutan.
Darah memercik ke mana-mana, dan Babi hutan itu pun menjerit kesakitan.
Babi hutan itu meronta-ronta, dan berjuang mati-matian. Tetapi pada akhirnya, ia gagal meloloskan diri, dan terbunuh oleh taring besar milik Harimau putih itu.
Setelah seluruh proses perburuan selesai, hutan pun perlahan-lahan mulai sunyi kembali.
Seekor Babi hutan sebesar itu, bisa dengan sangat mudah menghempaskan tubuh Lina, dan menyebabkan luka yang sangat fatal. Tetapi harimau itu dengan mudahnya menggigit Babi hutan itu sampai mati.
Kini Lina merasa kalau dia harus mengevaluasi kembali kekuatan pria itu.
"Jika pria kuat seperti itu benar-benar memulai mencari masalah denganku, pria itu bisa saja menghancurkan tubuhku, hanya dengan menggunakan kedua jarinya. Demi keselamatan diriku, kedepannya aku tidak ingin memprovokasi pria itu."
Kemudian harimau itu berubah menjadi Orc kembali, naik ke atas pohon, menatap gadis kecil di pohon sambil mengulurkan tangannya, "Ayo kita turun."
Melihat kebawah, Lina pun merasa takut.
"Pada jarak lebih dari empat meter, kalau tulang kakiku tidak kuat, dan aku tidak mendarat dengan benar, tulang-tulangku pasti akan patah, atau bahkan membuatku tewas." Gumam Lina.
Ketika Uriel melihat di mata Lina terlihat rasa takut, dia pun langsung mengerti.
"Sepertinya gadis kecil ini takut ketinggian."
Sejak Uriel telah dewasa, dan meninggalkan orang tuanya, dia tidak pernah tinggal bersama seorang wanita manapun lagi. Adapun tentang seperti apa kebiasaan hidup seorang wanita, dia tidak mengerti apa-apa sama sekali.
Ketika nanti dia tiba di suku Serigala, dia harus lebih banyak bertanya. Di sana ada sejumlah besar Serigala. Ada juga perempuan di suku itu. Mereka pasti tahu tentang cara merawat seorang wanita.
Dengan kedua tangannya, Uriel memegang Lina dengan lembut yang sedang berada di pohon, lalu melompat turun, dan mendarat di tanah dengan mantap.
"Berikan aku pisau itu."
Lina pun mengembalikan pisau tulang itu ke pada Uriel.
Uriel mulai mengupas kulit Babi hutan itu seluruhnya dengan pisau tulangnya, lalu memotong-motong daging, dan memisahkannya dari tulang-tulangnya.
Setelah selesai, "Aku sudah membersihkan kulit si Babi hutan, ini masih bisa digunakan untuk membungkus tubuhmu agar tidak kedinginan." Ujar Uriel.
Tiba-tiba terdengar suara yang familiar di benak Lina.
"Ting Tong!"
"Menerima kulit babi hutan, telah memicu tugas pemula untuk mengumpulkan tiga kulit binatang"
"Ketika tugas selesai, anda akan mendapatkan hadiah berupa tas pemula!"
Mendengar itu, Lina pun merasa kebingungan.
"Tugas pemula dan hadiah tas pemula? Apa itu?!"
Tetapi tidak ada respon balasan dari suara yang tadi muncul dalam benak Lina.
Dia hanya bisa mulai membungkus dirinya menggunakan kulit Babi hutan itu, sambil merenungkan jawabannya di dalam hatinya.
Kulit Babi hutan yang tidak disamak memang masih memiliki bau anyir darah, tetapi harus dia akui, kalau itu akan jauh lebih hangat untuknya sekarang. Setidaknya, dia tidak harus berjalan dan berlari-lari keliling dunia ini sambil telanjang, kan?
"Terima kasih." Kata Lina kepada Uriel.
"Putiih.." Gumam lirih Uriel.
Uriel sempat memandangi tubuh gadis kecil itu, saat dia akan bersembunyi masuk ke dalam balutan kulit Babi hutan. Setelah itu dia memegang telinga Lina.
"Saat kita sampai di suku Serigala, aku akan membelikanmu pakaian."
Telinga Lina sangat sensitif. Saat Uriel menyentuh telinganya, seketika itu juga telinganya memerah.
Sambil menahan rasa malunya, dia bertanya, "Di mana letak suku serigala itu?"
"Namaku, Lina Maya."
"Lina Maya.."
"Nama yang imut!"
"Tempat tinggal para Serigala itu tidak terlalu jauh dari sini. Aku biasanya pergi ke sana, untuk menukar atau membeli apa pun yang aku butuhkan." Jawab Uriel.
"Kedengarannya seperti sebuah desa." Ucap Lina.
"Desa?" Uriel tidak begitu mengerti arti kata itu, "Aku hanya pernah mendengar tentang suku dan kota, tapi aku sama sekali belum pernah mendengar tentang desa."
Mendengar itu, mata Lina pun berbinar.
"Kota? Kota seperti apakah itu? Apakah ada manusia di sana?" Tanya Lina.
"Manusia? Aku belum pernah mendengarnya. Kota-kota itu dibangun oleh para Orc. Mereka itu sangat kuat dan juga ganas. Kalau kamu tertarik, nanti aku bisa membawamu ke sana."
Mendengar itu, Lina merasa sedikit kecewa. Tidak tahu apa arti kota itu bagi para Orc. Dia hanya berpikir itu hanyalah perjalanan biasa, dia pun menganggukan kepalanya.
"Oh.. Ok.."
Uriel mengiris bagian terlembut dari daging Babi hutan buruannya, dan memberikannya kepada Lina.
"Makanlah ini, bagian daging yang paling lembut ini untukmu."
Lina melihat daging yang masih terdapat darah di depannya, dia pun tertegun.
"Ini.. Daging ini kan masih mentah."
Kemudian Uriel berkata, "Memangnya kenapa dengan daging yang masih mentah? Dagingnya segar dan enak kok. Cepatlah dimakan."
Dengan merasa jijik, Lina pun menggelengkan kepalanya.
"Tidak, tidak! Aku tidak makan daging yang masih mentah!"
Mendengar itu, Uriel pun mengerutkan keningnya.
"Kamu tidak makan daging? Tidak heran badan kamu begitu kurus dan kecil. Tidak baik bagimu kalau tidak makan daging. Cepatlah dimakan."
Tidak peduli dengan apa yang Uriel katakan, sedikitpun Lina tidak akan pernah menyentuh dan memakan daging yang masih mentah dan berdarah itu.
Melihat itu, Uriel tidak punya pilihan lain selain mencarikan beberapa buah-buahan liar untuk Lina.
Lina pun memegang buah-buahan liar tersebut, dan memakannya dengan sangat lahap.
Uriel memandangi Lina dengan heran dan tiba-tiba bertanya, "Kamu bukan Orc vegetarian, Apakah kamuuu.. seperti Kelinci dan Rusa?"
Mendengar itu, Lina pun menjadi gusar.
"Aku bukan Kelinci atau pun Rusa. Aku ini manusia."
Tapi Uriel belum pernah sekalipun melihat manusia. Lina tidak tahu apa dampaknya jika dia memberitahukan yang sebenarnya tentang dirinya. Dia berpikir sejenak, kemudian berkata, "Aku adalah hewan omnivora."
"Omnivora? Kamu bisa makan daging, dan juga vegetarian?" Tanya Uriel.
Lina pun menjawab sambil mengangguk, "Ya ya. Aku memang ingin memakan daging ini. Tapi aku tidak suka makan daging yang masih mentah, biasanya aku memasaknya terlebih dahulu sebelum dimakan."
"Daging yang dimasak? Bagaimana caranya? Katakan padaku, aku akan melakukannya untukmu."
Uriel adalah hewan pemakan daging. Dalam instingnya, dia harus memakan daging tiga kali sehari, kalau tidak, dia akan jatuh sakit.
Dia pun tak ingin membuat gadis kecil ini jatuh sakit.
"Tidak ada wajan ataupun panci di sini. Tanpa itu, kamu tidak bisa menggoreng atau pun merebus. Kamu cuma bisa mengiris-iris daging untuk dibuat barbekyu. Tapi pertama-tama, haruslah ada api." Kata Lina.
"Api?" Tanya Uriel keheranan.
"Iya api. Apa kamu tidak pernah melihat api?" Tanya Lina dengan hati-hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 213 Episodes
Comments
fanfan
apakah ini dunia game?
2022-01-19
0
zhA_ yUy𝓪∆𝚛z
lanjut lagi😁😁
penasaran sama ceritanya...
2022-01-05
0
Cahyaning Fitri
kisahnya unik Thor, lain dari pada yang lain....👍
2022-01-05
3