Untungnya, ada buku kulit bergambar yang sangat membantu Lina.
Di situ Lina menemukan catatan tentang laba-laba bunga, di situ tertulis bahwa darahnya sangat beracun, dan hanya bisa menggunakan anti racun jenis tertentu untuk mendetoksifikasinya.
Mengikuti arahan yang ada buku kulit bergambar, akhirnya Lina bisa menemukan bunga dan tanaman yang sesuai dengan petunjuk digambar, yang tumbuh di hutan ini.
Setelah membantu Wiro mengobati lukanya, tak pelak Lina pun juga merasa kelelahan.
"FIUH!"
Baru saja dia berlari-lari di dalam hutan, untuk mencari bunga dan tanaman untuk meracik obat. Sebagai mahkluk dengan kekuatan fisik yang lemah, tentu saja dia akan cepat kelelahan. Jika bukan karena untuk menyelamatkan orang, dia pasti akan mengabaikannya.
Lina terduduk di tanah, mengangkat tangannya dan menyeka keringat di wajahnya.
"Kamu sudah menyelamatkan hidupku, aku pun telah menyelamatkan hidupmu. Kali ini kita benar-benar impas!"
Bunga dan tanaman yang Lina racik sebagai obat sangat berguna. Tidak lama kemudian, cakar Wiro berubah menjadi putih keperakan.
Dia akhirnya sudah siuman.
Ketika Wiro membuka matanya, dia masih merasa linglung. Sampai saat dia melihat sosok Lina, matanya perlahan berbinar, dia mencoba untuk mengingat-ingat lagi apa yang terjadi sebelum dia mengalami komanya.
"Aku tidak jadi mati? Benar-benar mengejutkan."
Lina mengulurkan dua jarinya dan menggoyang-nggoyangkan tepat di depan mata Wiro.
"Cepat katakan padaku, berapa jumlahnya?"
Tapi Wiro malah bertanya, dengan nada suaranya yang masih terdengar lemah, "Apa kamu yang sudah menyelamatkanku?"
"Ya. Tidak ada yang lain lagi di sini selain kita."
Wiro menatap mata Lina dengan pikirannya yang terasa rumit.
"Aku pikir tadi gadis itu meninggalkan diriku untuk melarikan diri. Tidak ku sangka, dia tidak hanya kembali, tetapi juga menyelamatkan hidupku. Dia benar-benar berbeda dari wanita egois dan berdarah dingin itu."
Wiro kemudian menundukkan kepalanya, dan dengan lembut berkata, "Terima kasih."
"Apa yang kamu katakan? Suaramu terlalu pelan. Aku tidak bisa mendengarmu dengan jelas." Lina sengaja menggosok-nggosokan telinganya dengan jari-jarinya, seolah-olah berusaha untuk mencoba mendengar supaya lebih jelas lagi.
Ujung telinga Wiro sedikit memerah.
"Aku bilang, kamu itu b*d*h!"
Lina berusaha untuk tidak terlihat lemah, "Kamu baru saja diselamatkan oleh orang b*d*h, itu menunjukkan kalau kamu lebih b*d*h daripada orang b*d*h itu!"
"Aku kan tidak memintamu untuk menyelamatkanku!" Sahut Wiro.
Lina semakin merasa jengkel, "Kalau aku tahu bakalan seperti ini, lebih baik tadi aku tidak usah menyelamatkanmu!"
Pada saat itu, Uriel pun akhirnya kembali.
Dia juga membawa beberapa orc, untuk membantunya mengangkut kayu-kayu yang tersisa, tetapi dia tidak menyangka akan menemukan Wiro berada di sini.
Lina pun mengatakan apa saja yang sudah terjadi barusan.
Mendengar semua itu, Uriel pun merasa ketakutan. Jika tadi Wiro tidak ada, gadis kecilnya pasti sudah dimakan oleh laba-laba itu.
Dengan tulus Uriel pun berkata kepada Wiro, "Terima kasih telah menyelamatkan pasangan ku. Aku akan mengingat kebaikanmu. Aku pribadi pasti akan membalas kebaikanmu di masa depan!"
Mendengar itu Wiro sedikit tidak senang.
Meskipun Uriel berterima kasih padanya, dia juga diam-diam memperingatkannya untuk, jangan coba-coba mempunyai pikiran untuk mendekati Lina.
Uriel jauh lebih sensitif daripada Lina. Sejak pada pandangan pertama dia melihat Wiro, dia dapat melihat bahwa Orc serigala ini memiliki suatu niat kepada gadis kecilnya.
Tanpa mengedepankan keegoisannya, Uriel sengaja tidak mengingatkan Lina. Dia berniat membiarkan Lina salah paham dengan Wiro, lebih dan lebih dalam lagi.
Saingan cinta, hal-hal semacam itu harus dibuang jauh sesegera mungkin.
Para Orc yang dibawa oleh Uriel, diam-diam mengamati Lina.
Mereka melihat seorang gadis yang mengenakan rok bulu. Terlihat tubuhnya yang putih mulus dan wajahnya yang cantik, membuat orang-orang itu merasa bersemangat.
Uriel sudah memperkirakan hal ini sebelumnya. Maka dari itu, para Orc yang dia minta bantuan kali ini, adalah pria yang sudah menikah yang telah menemukan pasangan wanita.
Meskipun ada beberapa pria yang terlihat haus saat melihat penampilan Lina, mereka tidak akan melakukan apapun terhadap Lina.
Mereka hanya menatap gadis kecil yang cantik itu beberapa kali lagi, lalu mengalihkan kembali pandangan mata mereka, dan mulai membantu membawa kayu itu bersama-sama.
Racun pada tubuh Wiro sudah didetoksifikasi.
Dia menolak bantuan orang lain, dia berjalan sendiri dengan terhuyung-huyung di belakang kerumunan, mereka bersama-sama kembali ke lokasi suku Serigala Batu berada.
............
Lina menyusun kayu-kayu untuk mulai membuat furnitur.
Sayangnya tidak ada paku di sini, dia harus mengandalkan karet perekat yang sangat kuat untuk menahan papan.
Setelah mengerjakannya selama dua hari, dia berhasil membuat lemari, meja dan kursi.
Dia ingin membuat tempat tidur dari kayu, tetapi permen karet itu tidak cukup. Dia harus meminta Uriel, untuk membuatkan tempat tidur yang terbuat dari lempengan batu.
Lina meletakkan kulit binatang di tempat tidur, dia juga membuat dua buah bantal yang terbuat dari kulit binatang.
Dia kemudian pergi untuk memetik beberapa bunga liar yang ada di sekitar gua, menaruhnya di vas yang terbuat dari kayu dan meletakkannya di atas meja.
Kina Lina merasa puas.
"Akhirnya sudah terlihat seperti rumah"
"Ting Tong!"
"Selamat! Anda telah menyelesaikan salah satu tugas. Hadiah akan segera dikirim ke anda. Jangan lupa untuk memeriksa hadianya."
Kemudian, muncul di hadapan Lina satu set perlengkapan dapur.
Melihat itu Lina pun merasa senang.
"Akhirnya, kini aku bisa memasak makanan. Ini baru namanya hadiah."
Lina yang sedang merasa gembira, sambil memegang spatula dia mencari Uriel.
"Lihat, sekarang kita sudah bisa memasak sayur!"
Uriel yang belum pernah melihat barang-barang yang sedang Lina pegang, seketika itu melihat sebuah panci yang ada di tangan Lina. Kemudian dia mengetuk panci itu dan mendengar suara yang renyah ditelinga. Dia pun terkejut dan bertanya, "Ini terbuat dari bahan apa?"
"Itu terbuat dari besi." Jawab Lina, sambil menjelaskan apa saja yang bisa dilakukan dengan menggunakan besi.
Uriel sangat khusuk mendengarkan penjelasan Lina. Pada saat yang sama, dia menyimpan semua yang dikatakan Lina di ingatannya.
"Kalau-kalau suatu hari nanti aku menemukan bijih besi."
Kemudian, mereka pun mulai membuat tungku dari batu.
Karena tidak adanya bumbu-bumbu untuk memasak, Lina tidak bisa mulai memasak untuk saat ini, dia hanya bisa merebus sepanci kaldu daging dari hasil buruan.
Aroma daging yang pekat pun menyebar, yang membuat jari-jari orang yang menghirup aromanya mulai terangkat.
Lina mulai mengisi semangkuk kaldu ke dalam mangkuk yang terbuat dari kayu, siap memberikannya untuk Wiro yang tinggal di sebelah.
Meskipun pria itu menyebalkan, dia sudah menyelamatkan hidupnya dari serangan laba-laba bunga beracun, dan dia juga tinggal di sebelah.
Dia tidak ingin membuat hubungan antara tetangga ini terlalu kaku.
Uriel yang tidak ingin gadis kecilnya itu memiliki terlalu banyak kontak dengan laki-laki lain, apalagi laki-laki itu memiliki suatu niat terhadapnya, tiba-tiba mengulurkan tangannya.
"Berikan sup itu padaku, aku yang akan memberikannya,"
Lina kemudian berpikir sejenak.
"Wiro sangat membenci wanita, jika aku yang pergi, dia pasti akan mencemoohku lagi."
Jadi dia pun memberikan kaldu itu kepada Uriel dan berkata, "Aku merepotkanmu sedikit."
Kemudian Uriel pun keluar dengan membawa kaldu.
Tidak ada pintu di gua tempat para Orc tinggal. Beberapa Orc ada yang menggantung sepotong kulit di pintu masuk, untuk menghalangi pandangan.
Ada kulit yang tergantung di pintu masuk tempat Wiro tinggal. Uriel berdiri di pintu dan memanggil nama Wiro.
"Wiro!"
Saat itu kulit yang menggantung di pintu masuk terangkat, Wiro melongok dan mengerutkan keningnya.
"Ada apa?"
"Ini adalah kaldu yang dimasak oleh keluargaku. Aku memberikannya untukmu." Jawab Uriel.
Wiro melirik semangkuk kaldu itu, seolah-olah tidak ada yang terjadi.
"Dia memintamu untuk membawanya?"
Uriel hanya tertawa dan tidak mengatakan apa-apa lagi.
Wiro mengambil kaldu itu, kemudian berbalik dan kembali masuk ke dalam rumahnya.
Ketika Uriel kembali ke rumah, Lina sedang meletakkan kaldu di atas meja. Dia mengajak Uriel dengan penuh semangat.
"Ayo kita makan!"
Uriel duduk di sebelahnya, menyesap supnya, dan dengan tulus memuji, "Enaaak.. Enak sekali kalau diminum!"
Kemudian Lina menawarkan, "Kalau begitu makanlah lebih banyak lagi. Masih ada banyak di dalam panci."
Uriel melihat senyumnya yang cantik dan tidak bisa menahan tawa. Wajah cantiknya terlihat merekah, begitu lembut. Membuat orang-orang yang melihatnya akan mabuk kepayang.
Kemudian Uriel berseru, "Kamu sangat cantik!" Uriel pun mengecup sudut bibir Lina, "Rasa bibirmu enak. Manis.."
Mendengar itu membuat wajah Lina memerah.
Dia kemudian menundukan kepalanya, sambil melanjutkan memakan supnya. Mencoba menahan jantungnya yang sedang berdetak kencang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 213 Episodes
Comments
zhA_ yUy𝓪∆𝚛z
ee pada setia ya pasangannya😊😊
2022-01-19
0
Lady Meilina (Ig:lady_meilina)
aku smpt mikir kulit apa sih yg trgntung d pintu itu. Astaga trnyt kaldu
2021-12-13
1
Poni
siip
2021-12-10
0