Bab 14 - Belajar Menyamak Kulit

Saat Meli melihat Lina untuk yang pertama kalinya, dia tertarik dengan penampilannya yang mungil dan cantik.

Dia pun tidak bisa menahan diri, untuk tidak mencubit wajah Lina yang putih bersih, sambil berkata dengan senyumnya yang lebar, "Apakah kamu pasangan Uriel? Betapa mungil dan imutnya dirimu."

Dalam hati, Lina pun mengakui kalau tinggi tubuhnya tidaklah tinggi, tetapi dia juga tidak pernah merasa kalau dirinya pendek.

Tapi sejak dia dikirim ke dunia ini, dia mulai menyadari kalau setiap Orc yang dia lihat ternyata tubuh mereka lebih tinggi darinya. Bahkan wanita muda di depannya ini pun satu kepala lebih tinggi darinya.

Saat ini dia sedang dalam suasana hati yang kurang baik dan sedih.

Saat musim dingin mulai tiba, para Orc laki-laki semuanya akan sibuk berburu, meninggalkan beberapa Orc yang sudah tua dan anak-anak mereka di rumah, untuk menyamak kulit-kulit yang sudah mereka kumpulkan. Dan juga menjaga sirkulasi udara, untuk mencegah daging-daging hasil buruan mereka, membusuk selama dalam penyimpanan.

Adapun bagi para wanita yang jumlahnya langka di sini, mereka tidak perlu melakukan apa-apa. Mereka hanya perlu beristirahat di rumah dan bersenang-senang. Para Laki-laki lah yang akan membawa makanan ke hadapan mereka.

Meskipun Lina ingin berbaring di tempat tidur setiap harinya, dan menunggu kehidupan yang baik, akan tetapi dia mencintai Uriel lebih dari sekedar persoalan berburu.

Dia berharap untuk bisa berbagi beberapa tekanan bersama Uriel.

"Saudari Meli, maukah kamu mengajari aku caranya menyamak kulit?" Dia bertanya kepada Meli dengan ragu-ragu.

Meli mengangguk.

"Tentu saja, tapi kenapa kamu ingin mempelajarinya? Sebagai seorang wanita, kamu tidak perlu melakukan apa-apa. Kamu hanya perlu untuk bisa memiliki bayi dan berada di rumah saja. Nanti akan ada orang lain yang akan melakukan pekerjaan kasar ini."

Saat mendengar kata melahirkan, wajah Lina yang putih pun berubah memerah.

Dia tidak bisa untuk tidak memikirkan itu.

"Jika aku bisa melahirkan anak setampan Uriel, itu pasti akan sangat bagus."

"Ah. Sudah! Sudah!" Lina kemudian menutupi wajahnya yang memerah, untuk menghentikan angan-angannya yang tidak realistis itu.

Tentu saja dia tidak mungkin mengatakan, kalau dia ingin berbagi tekanan dengan Uriel. Jadi dia hanya bisa mengatakan beberapa alasan yang dibuat-buat saja.

"Aku sedang merasa bosan saja, mencoba untuk mencari kegiatan untuk diriku sendiri."

Mendengar apa yang dikatakan Lina, Meli pun tertawa.

"Yah, kebetulan aku juga sedang merasa malas dan bosan. Aku akan menemanimu sambil berjemur.."

Setelah itu, mereka pun mengambil beberapa kulit dan pergi menuju ke sungai.

Proses penyamakan kulit binatang ternyata tidaklah rumit. Di bawah arahan Meli, Lina dapat dengan cepat memahami seluruh prosesnya.

Saat mereka bekerja sambil asik bercanda, banyak pria yang menatap mereka dengan sorot mata yang berapi-api.

Di sini, wanita sangatlah spesial, mereka biasanya jarang keluar pada hari-hari sibuk, keluarga mereka pun kebanyakan tidak akan membiarkan mereka keluar diwaktu seperti ini.

Tapi hari ini ada dua wanita yang muncul pada saat yang sama, hal seperti ini jarang terjadi. Mereka berdua juga tampak cantik-cantik, terlebih lagi yang bertubuh mungil. Setiap mata laki-laki yang melihatnya pasti akan tertarik dengannya.

Beberapa pria muda yang masih lajang, tidak bisa menahan keinginan mereka untuk mencoba mendekati, dan berbicara dengan wanita itu.

Akibatnya, mereka pun dipukuli oleh Wiro yang sedang bersembunyi mengawasi Lina, tak terlalu jauh dari lokasinya saat ini.

Dari saat Lina berjalan keluar rumah, Wiro ternyata diam-diam mengikutinya. Dia memperhatikan dari kejauhan, Lina yang sedang berbicara dan tersenyum dengan temannya itu. Senyumnya yang cerah membuat jantungnya berdetak dengan cepat.

Bagi siapa saja pria yang mencoba untuk mendekati gadis mungil itu, dengan cepat Wiro akan segera menghadangnya, dan menghajar mereka hingga babak belur.

Meli menyadari, kalau saat ini ada perkelahian yang tidak jauh dari situ. Dia pun tidak bisa menahan diri untuk memperhatikan lebih seksama, kemudian bertanya dengan sedikit ragu, "Apa kamu kenal dengan Wiro si kepala suku?"

Lina kemudian menjawab tanpa mengangkat kepalanya, "Begitulah."

"Kalau aku perhatikan, sepertinya kepala suku sedang mengawasimu." Kata Meli kepada Lina.

"Hah?" Lina mengangkat kepalanya karena terkejut mendengar apa yang sudah Meli katakan, kemudian melihat ke arah yang sedang dia tunjuk.

Saat itu juga, tatapan mata Lina dan Wiro pun saling bertemu.

Ujung telinga Wiro berubah kemerahan, jantungnya berdetak dengan lebih cepat lagi. Terlihat jelas pihak lain tidak mengatakan apa pun, akan tetapi dia spertinya malah merasa tertekan.

Dia merasa kebingungan dan tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Kemudian dia mengangkat kepalanya dan melangkahkan kakinya berjalan mendekat menuju ke arah Lina.

"Kenapa kamu di sini?" Lina bertanya kepadanya.

Tapi saat mata Wiro memperhatikan wajah gadis itu dari dekat, pikirannya kemudian membayangkan adegan erangan lembut yang dia dengar semalam. Saat itu juga, dia merasakan benda yang ada di s*l*ngk*ngannya akan bereaksi, dia pun dengan segera membelokkan arah langkahnya untuk menghindari pandangan mata Lina. Dan berjalan lebih cepat.

"Aku sedang jalan-jalan." Jawab Wiro.

"Oh." Lina menjawab singkat. Kemudian dia mengabaikan Wiro yang berada di sana, dan melanjutkan menyamak kulit.

Namun, Meli melihat ada perbedaan yang tidak biasa pada diri Wiro, dan tak bisa menahan tawanya.

"Aku tak menyangka kalau Wiro si kepala suku yang sangat-sangat membenci wanita, hatinya kini sudah terbuka. Kejadian seperti ini benar-benar langka!"

Wiro yang berdiri di sungai tak jauh dari situ, seolah-olah sedang menikmati pemandangan di seberang sungai. Akan tetapi, melalui sudut matanya, dia beberapa kali melirik kearah gadis kecil yang ada di dekatnya.

Lina tetap asik berbicara dan tertawa dengan Meli, sambil menyamak kulit.

Semakin banyak orang melihatnya, semakin mereka menyukainya.

Setelah Kulit-kulit itu basah terkena air, akan menambah bobotnya menjadi lebih berat. Butuh banyak usaha bagi Lina yang lemah, untuk mengangkat kulit-kulit itu.

Tapi kemudian, tangannya tiba-tiba jadi terasa ringan.

Ternyata, Wiro sudah mengambil kulit-kulit yang sedang berusaha akan dia bawa.

Saat Lina akan mengucapkan terima kasih, saat itu juga dia mendengar cemoohan dari arah depannya.

"Kamu bahkan tidak bisa membawa benda seringan ini? Benar-benar wanita yang tidak berguna!"

Kemudian Lina pun berkata, "Rasa terima kasih di hatiku tiba-tiba saja menghilang."

Setiap kali orang ini membuka mulutnya, dia tidak akan pernah mengeluarkan kata-kata yang bijak.

Wiro kemudian mulai berjalan sambil membawa kulit-kulit itu.

Lina pun dengan cepat mengikutinya.

"Tunggu aku! Kenapa kamu berjalan begitu cepat?!"

"Jalanku terlalu cepat? Jelas-jelas itu karena kakimu yang terlalu pendek!" Sahut Wiro.

"Hei! Itu merupakan serangan pribadi! Aku keberatan!" Lina mengatakan keberatannya.

"Keberatan ditolak!" Sahut Wiro lagi.

Meli yang membawa kulit-kulit milik keluarganya, sedang mengikuti mereka dari jauh.

Dia mendengar pertengkaran konyol dan ke kanak-kanakan, antara sosok yang bertubuh tinggi dan sosok yang bertubuh pendek, yang sedang berjalan di depannya, dia pun tak bisa menahan tawanya.

"Permusuhan kecil yang menarik!"

Lina kemudian menjemur kulit-kulit binatang itu di puncak gunung. Ketika nanti matahari akan terbenam, dia baru akan mengambilnya.

Saat dia bersiap untuk memasak makan malam, dia tiba-tiba teringat akan kaldu yang dia berikan kepada Wiro tadi malam.

Pria itu sudah menghabiskan kaldu yang diberikan padanya, tapi belum juga mengembalikan mangkuknya.

Kemudian dia pergi menuju ke rumah sebelah mencari Wiro dan mengulurkan tangan kanannya.

"Mana mangkuknya? Kembalikan padaku!"

Wiro pun menghindari pandangannya, dan berkata, "Mangkuk apaan?"

"Mangkuk kayu yang berisi kaldu tadi malam. Yang sudah Uriel bawa kemari untukmu. Jangan pura-pura bodoh. Cepat ambil dan kembalikan mangkuk itu padaku."

Lina menatapnya, menganggap orang ini benar-benar jahat. Dia juga ingin mengambil mangkuknya walaupun sudah diberi sup. Dia bahkan tidak mau melepaskan kesempatan yang gratisan.

Wiro tahu dia tidak bisa menyembunyikannya lagi, dia akhirnya mengambil dan mengeluarkan mangkuk kayu yang telah dia bersihkan, dan akan dia jadikan sebagai barang yang paling berharga itu.

Karena itu adalah satu-satunya barang, yang diberikan gadis kecil itu padanya. Sebetulnya dia sangat enggan untuk mengembalikannya.

Lina meraih mangkuk kayu itu, kemudian segera berbalik dan lari.

Di malam hari, Uriel kembali dengan membawa hasil buruannya.

Dengan hati-hati dia meletakkan tas kulit di atas meja, "Ini semua adalah tanaman yang kamu butuhkan. Aku sudah mencarikannya untukmu."

Dengan riang, Lina berlari dan membuka tas kulit itu, kemudian mengeluarkan semua tanaman yang ada di dalamnya, untuk diidentifikasi satu per satu.

"Semua ini adalah tanaman yang aku butuhkan, tidak ada yang kurang satupun!"

Lina pun sangat senang. Ada sejenis buah yang berwarna putih. Perasan airnya rasanya asin, bisa digunakan sebagai pengganti garam.

Selain itu, ada daun yang berwarna merah, dengan rasanya yang pedas.

Terakhir, ada buah manis yang sering dimakan oleh Lina. Rasanya sangat manis, bisa untuk menggantikan gula.

Dengan sudah tersedianya bumbu-bumbu tersebut, dengan senang Lina pun mulai menggoreng dua hidangan, dan merebus sepanci besar berisi kaldu daging.

Terpopuler

Comments

@⒋ⷨ͢⚤L♡Marieaty♡

@⒋ⷨ͢⚤L♡Marieaty♡

mau di jadiin benda pusaka ehh malah di pinta lagi, kasian deh jadinya 😅😅😅

2022-04-26

0

EL CASANDRA

EL CASANDRA

☹ kacian juga Wiro💔

2022-02-19

0

zhA_ yUy𝓪∆𝚛z

zhA_ yUy𝓪∆𝚛z

panas dingin nih jadinya....

2022-01-19

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Lina Maya
2 Bab 2 - Suara, Daging dan Berdarah
3 Bab 3 - Lecet, Tidak Sakit, Tapi Terasa Geli
4 Bab 4 - Betapa Indahnya
5 Bab 5 - Ada Api Disini
6 Bab 6 - Wiro Sanger
7 Bab 7 - Aku Tidak Terluka
8 Bab 8 - Kekesalan Sito Gering
9 Bab 9 - Musim Dingin Akan Tiba
10 Bab 10 - Persiapan
11 Bab 11 - Jangan Kemana-mana
12 Bab 12 - Rasa Bibirmu Manis
13 Bab 13 - Apa Kamu Menyukainya?
14 Bab 14 - Belajar Menyamak Kulit
15 Bab 15 - Aku Tidak Membencimu
16 Bab 16 - Suku Serigala Air Hitam
17 Bab 17 - Dalam Sehari Sudah Dirusak Dua kali
18 Bab 18 - Uriel Nouh Mabuk
19 Bab 19 - Terlalu Besar! Tak Mungkin Bisa Masuk!
20 Bab 20 - Kemana Uriel Pergi
21 Bab 21 - Avi Zoge
22 Bab 22 - Siapa yang Menendangku?
23 Bab 23 - Negosiasi
24 Bab 24 - Sekarat
25 Bab 25 - Jangan Bicarakan Soal Itu Lagi
26 Bab 26 - Lina Maya vs Wiro Sanger
27 Bab 27 - Kerumah Meli
28 Bab 28 - Apa Kamu Tidak Tidur di Sini?
29 Bab 29 - Menagih Janji
30 Bab 30 - Lentur dan Elastis
31 Bab 31 - Tunggu Aku Di Rumah
32 Bab 32 - Tetaplah Di Sini
33 Bab 33 - Dysmenorrhea
34 Bab 34 - Semua Wanita Berkumpul
35 Bab 35 - Aku Hanya Wanita Biasa
36 Bab 36 - Rasa Manis Membuatku Ingin Menangis
37 Bab 37 - Jangan Takut
38 Bab 38 - Keinginan Saga Bergola
39 Bab 39 - Membuat Kesepakatan
40 Bab 40 - Mengumpulkan Banyak Benih
41 Bab 41 - Peradangan
42 Bab 42 - Ingin Selalu Di Sisimu
43 Bab 43 - Apakah Kamu Bisa Mendengarku
44 Bab 44 - Besar dan Bulat
45 Bab 45 - Rubanah
46 Bab 46 - Firasat
47 Bab 47 - Makan Kenyang
48 Bab 48 - Kuda Liar
49 Bab 49 - Batu Kristal
50 Bab 50 - Benih Suci
51 Bab 51 - Malam Panjang
52 Bab 52 - Macet Ditengah Jalan
53 Bab 53 - Tato Harimau
54 Bab 54 - Menang Perang
55 Bab 55 - Buah Sumber
56 Bab 56 - Wiro vs Uriel
57 Bab 57 - Musim Semi
58 Bab 58 - Cincin Perak
59 Bab 59 - Suasana Hati
60 Bab 60 - Bercocok Tanam
61 Bab 61 - Akhirnya Ku Menemukanmu
62 Bab 62 - Kepingan Ingatan Yang Hilang
63 Bab 63 - Tetesan Darah
64 Bab 64 - Ingin Turun Gunung
65 Bab 65 - Tidak Boleh Nakal
66 Bab 66 - Saluran Air
67 Bab 67 - Panen
68 Bab 68 - Berdagang
69 Bab 69 - Mencari Kristal
70 Bab 70 - + ??
71 Bab 71 - Dukun Suku Mustang
72 Bab 72 - Poster Buronan
73 Bab 73 - Ih Serem!
74 Bab 74 - Ayo Kita Pulang!
75 Bab 75 - Gunung Batu Adalah Wilayah Kami!
76 Bab 76 - Apakah Mudah Mengubah Karakter Seseorang?
77 Bab 77 - Kami Pasti Melindungimu
78 Bab 78 - Aku Dukun Sementara Di Sini
79 Bab 79 - Kompensasi
80 Bab 80 - Uriel Itu Kuat!
81 Bab 81 - Kita Coba Sendiri
82 Bab 82 - Undangan Khusus dari Sky Letta
83 Bab 83 - Tetangga Berbulu!
84 Bab 84 - Hari Pasar Telah Dibuka
85 Bab 85 - Kabar dari Booker
86 Bab 86 - Ini Masalahku
87 Bab 87 - Kenapa Kamu Menyelamatkan Aku?
88 Bab 88 - Aku Tidak Akan Menyesal
89 Bab 89 - Hujan Telah Reda
90 Bab 90 - Perluasan Lahan
91 Bab 91 - Membuat Jebakan
92 Bab 92 - Heli Belang
93 Bab 93 - Anak Langit
94 Bab 94 - Mundur!
95 Bab 95 - Dia Bukan Monster!
96 Bab 96 - Leon
97 Bab 97 - Ibu dan Ayah
98 Bab 98 - Aku Akan Mendengarkanmu
99 Bab 99 - Telur
100 Bab 100 - Bunga Kecil Malang
101 Bab 101 - Hasil Diskusi Tiga Pria
102 Bab 102 - Dari Mana Kamu Tahu?
103 Bab 103 - Perutku Sakit Sekali
104 Bab 104 - Mari Kita Bicara
105 Bab 105 - Mau Berpura-pura Bodoh?
106 Bab 106 - Tiga Bulan Kemudian
107 Bab 107 - Kencan Buta
108 Bab 108 - Hanya Kamulah Yang Paling Cantik
109 Bab 109 - Tarian Ida Ruln
110 Bab 110 - Bau Apa Ini?
111 Bab 111 - Terlihat Begitu Murni
112 Bab 112 - Apa Saga Menculik Lina?
113 Bab 113 - Aku Akan Pergi Bersamanya
114 Bab 114 - Kami Ingin Tinggal Di Sini
115 Bab 115 - Pasanganku Memang Sempurna
116 Bab 116 - Peraturan
117 Bab 117 - Untuk Para Orc Klan Mustang
118 Bab 118 - TK
119 Bab 119 - Sudah Terlalu Tua
120 Bab 120 - Apa yang terjadi?
121 Bab 121 - Bagaimana Akhirnya?
122 Bab 122 - Bermain Bersama Wiro
123 Bab 123 - Mereka Telah Membuatku Kehilangan Muka
124 Bab 124 - Informasi
125 Bab 125 - Tidak Untuk Saat Ini
126 Bab 126 - Penghuni Baru Di Tempat Ini
127 Bab 127 - Informasi Penting
128 Bab 128 - Bagusnya
129 Bab 129 - Malam Ini Burung Pegar Lagi?
130 Bab 130 - Kalian Semua Pantas Mati!
131 Bab 131 - Pulanglah Bersamaku
132 Bab 132 - Merawat Para Orc
133 Bab 133 - Kenapa Harus Terburu-buru
134 Bab 134 - Kamu Boleh Ikut Denganku
135 Bab 135 - Jaga Diri Kalian Baik-baik
136 Bab 136 - Kota Kristal Merah
137 Bab 137 - Pelelangan
138 Bab 138 - Bunga Benang Emas
139 Bab 139 - Selamat Datang Kembali
140 Bab 140 - Tiba Di Kota Matahari
141 Bab 141 - Saya Sangat Menyukainya
142 Bab 142 - Hadiah Pertemuan Kita
143 Bab 143 - Gunung Suci
144 Bab 144 - Ada Yang Ingin Aku Tanyakan
145 Bab 145 - Berlatih
146 Bab 146 - Aku Cemburu
147 Bab 147 - Buah Apa Ini?
148 Bab 148 - Ini Adalah Cincin Ikatan
149 Bab 149 - Kami Sangat Merindukanmu
150 Bab 150 - Sama Seperti Otot Perutmu
151 Bab 151 - Siapa Yang Lebih Cocok?
152 Bab 152 - Jadilah Raja Kami
153 Bab 153 - Salah Paham
154 Bab 154 - Tenangkan Dirimu
155 Bab 155 - Aku Masih Bisa Menciumnya
156 Bab 156 - Perintah Dari Raja Baru Kami
157 Bab 157 - Dia Takut Padaku?
158 Bab 158 - Tergantung Situasinya
159 Bab 159 - Tunjukan Sedikit Cinta
160 Bab 160 - Jangan Bertindak Gegabah
161 Bab 161 - Apakah Itu Dia?
162 Bab 162 - Berapa Usianya?
163 Bab 163 - Tuan Trenggiling
164 Bab 164 - Batu Esensi
165 Bab 165 - Cucu
166 Bab 166 - Adikku
167 Bab 167 - Putri Salju
168 Bab 168 - Saga Pasti Akan Baik-baik Saja
169 Bab 169 - Zombie
170 Bab 170 - Terasiring
171 Bab 171 - Jangan Biarkan Dia Berada Di Dapur
172 Bab 172 - Beruang Bambu
173 Bab 173 - Kelinci Mungil
174 Bab 174 - Rapuh dan Mudah Pecah
175 Bab 175 - Bambu
176 Bab 176 - Banyak Terjual
177 Bab 177 - Bermain Salju
178 Bab 178 - Ke Gunung Berapi
179 Bab 179 - Ikuti Aku
180 Bab 180 - Terkepung
181 Bab 181 - Hentikan Semua Ini
182 Bab 182 - Belum Tentu
183 Bab 183 - Pingsan
184 Bab 184 - Apa Aku Ketahuan?
185 Bab 185 - Bisa Kubawa Dalam Pelukanku
186 Bab 186 - Handi Kobra
187 Bab 187 - Kabur
188 Bab 188 - Tidak Mau Bicara
189 Bab 189 - Dengan Darahku
190 Bab 190 - Kentang
191 Bab 191 - Kita Harus Segera Bersiap-siap
192 Bab 192 - Menunduklah
193 Bab 193 - Harus Ada Yang Tinggal
194 Bab 194 - Tidak Diketahui
195 Bab 195 - Star
196 Bab 196 - Tidak Terlalu Bagus
197 Bab 197 - Ada Darah
198 Bab 198 - Pangsit dan Bakso
199 Bab 199 - Selamanya
200 Bab 200 - Tidak Usah Dikejar
201 Bab 201 - Omong Kosong
202 Bab 202 - Jangan Sentuh!
203 Bab 203 - Keras Seperti Batu
204 Bab 204 - Aku Melihat Mereka Dari Atas
205 Bab 205 - Dari Sana Rupanya
206 Bab 206 - Anu
207 Bab 207 - Ayah dan Anak
208 Bab 208 - Penyesalan yang Terlambat
209 Bab 209 - Berbicara
210 Bab 210 - Nasehat Sky Letta
211 Bab 211 - Tidak Mengusirku
212 Bab 212 - Lingkaran Hitam
213 Bab 213 - Gawat! Masalah Serius yang Menimpa Saga!
Episodes

Updated 213 Episodes

1
Bab 1 - Lina Maya
2
Bab 2 - Suara, Daging dan Berdarah
3
Bab 3 - Lecet, Tidak Sakit, Tapi Terasa Geli
4
Bab 4 - Betapa Indahnya
5
Bab 5 - Ada Api Disini
6
Bab 6 - Wiro Sanger
7
Bab 7 - Aku Tidak Terluka
8
Bab 8 - Kekesalan Sito Gering
9
Bab 9 - Musim Dingin Akan Tiba
10
Bab 10 - Persiapan
11
Bab 11 - Jangan Kemana-mana
12
Bab 12 - Rasa Bibirmu Manis
13
Bab 13 - Apa Kamu Menyukainya?
14
Bab 14 - Belajar Menyamak Kulit
15
Bab 15 - Aku Tidak Membencimu
16
Bab 16 - Suku Serigala Air Hitam
17
Bab 17 - Dalam Sehari Sudah Dirusak Dua kali
18
Bab 18 - Uriel Nouh Mabuk
19
Bab 19 - Terlalu Besar! Tak Mungkin Bisa Masuk!
20
Bab 20 - Kemana Uriel Pergi
21
Bab 21 - Avi Zoge
22
Bab 22 - Siapa yang Menendangku?
23
Bab 23 - Negosiasi
24
Bab 24 - Sekarat
25
Bab 25 - Jangan Bicarakan Soal Itu Lagi
26
Bab 26 - Lina Maya vs Wiro Sanger
27
Bab 27 - Kerumah Meli
28
Bab 28 - Apa Kamu Tidak Tidur di Sini?
29
Bab 29 - Menagih Janji
30
Bab 30 - Lentur dan Elastis
31
Bab 31 - Tunggu Aku Di Rumah
32
Bab 32 - Tetaplah Di Sini
33
Bab 33 - Dysmenorrhea
34
Bab 34 - Semua Wanita Berkumpul
35
Bab 35 - Aku Hanya Wanita Biasa
36
Bab 36 - Rasa Manis Membuatku Ingin Menangis
37
Bab 37 - Jangan Takut
38
Bab 38 - Keinginan Saga Bergola
39
Bab 39 - Membuat Kesepakatan
40
Bab 40 - Mengumpulkan Banyak Benih
41
Bab 41 - Peradangan
42
Bab 42 - Ingin Selalu Di Sisimu
43
Bab 43 - Apakah Kamu Bisa Mendengarku
44
Bab 44 - Besar dan Bulat
45
Bab 45 - Rubanah
46
Bab 46 - Firasat
47
Bab 47 - Makan Kenyang
48
Bab 48 - Kuda Liar
49
Bab 49 - Batu Kristal
50
Bab 50 - Benih Suci
51
Bab 51 - Malam Panjang
52
Bab 52 - Macet Ditengah Jalan
53
Bab 53 - Tato Harimau
54
Bab 54 - Menang Perang
55
Bab 55 - Buah Sumber
56
Bab 56 - Wiro vs Uriel
57
Bab 57 - Musim Semi
58
Bab 58 - Cincin Perak
59
Bab 59 - Suasana Hati
60
Bab 60 - Bercocok Tanam
61
Bab 61 - Akhirnya Ku Menemukanmu
62
Bab 62 - Kepingan Ingatan Yang Hilang
63
Bab 63 - Tetesan Darah
64
Bab 64 - Ingin Turun Gunung
65
Bab 65 - Tidak Boleh Nakal
66
Bab 66 - Saluran Air
67
Bab 67 - Panen
68
Bab 68 - Berdagang
69
Bab 69 - Mencari Kristal
70
Bab 70 - + ??
71
Bab 71 - Dukun Suku Mustang
72
Bab 72 - Poster Buronan
73
Bab 73 - Ih Serem!
74
Bab 74 - Ayo Kita Pulang!
75
Bab 75 - Gunung Batu Adalah Wilayah Kami!
76
Bab 76 - Apakah Mudah Mengubah Karakter Seseorang?
77
Bab 77 - Kami Pasti Melindungimu
78
Bab 78 - Aku Dukun Sementara Di Sini
79
Bab 79 - Kompensasi
80
Bab 80 - Uriel Itu Kuat!
81
Bab 81 - Kita Coba Sendiri
82
Bab 82 - Undangan Khusus dari Sky Letta
83
Bab 83 - Tetangga Berbulu!
84
Bab 84 - Hari Pasar Telah Dibuka
85
Bab 85 - Kabar dari Booker
86
Bab 86 - Ini Masalahku
87
Bab 87 - Kenapa Kamu Menyelamatkan Aku?
88
Bab 88 - Aku Tidak Akan Menyesal
89
Bab 89 - Hujan Telah Reda
90
Bab 90 - Perluasan Lahan
91
Bab 91 - Membuat Jebakan
92
Bab 92 - Heli Belang
93
Bab 93 - Anak Langit
94
Bab 94 - Mundur!
95
Bab 95 - Dia Bukan Monster!
96
Bab 96 - Leon
97
Bab 97 - Ibu dan Ayah
98
Bab 98 - Aku Akan Mendengarkanmu
99
Bab 99 - Telur
100
Bab 100 - Bunga Kecil Malang
101
Bab 101 - Hasil Diskusi Tiga Pria
102
Bab 102 - Dari Mana Kamu Tahu?
103
Bab 103 - Perutku Sakit Sekali
104
Bab 104 - Mari Kita Bicara
105
Bab 105 - Mau Berpura-pura Bodoh?
106
Bab 106 - Tiga Bulan Kemudian
107
Bab 107 - Kencan Buta
108
Bab 108 - Hanya Kamulah Yang Paling Cantik
109
Bab 109 - Tarian Ida Ruln
110
Bab 110 - Bau Apa Ini?
111
Bab 111 - Terlihat Begitu Murni
112
Bab 112 - Apa Saga Menculik Lina?
113
Bab 113 - Aku Akan Pergi Bersamanya
114
Bab 114 - Kami Ingin Tinggal Di Sini
115
Bab 115 - Pasanganku Memang Sempurna
116
Bab 116 - Peraturan
117
Bab 117 - Untuk Para Orc Klan Mustang
118
Bab 118 - TK
119
Bab 119 - Sudah Terlalu Tua
120
Bab 120 - Apa yang terjadi?
121
Bab 121 - Bagaimana Akhirnya?
122
Bab 122 - Bermain Bersama Wiro
123
Bab 123 - Mereka Telah Membuatku Kehilangan Muka
124
Bab 124 - Informasi
125
Bab 125 - Tidak Untuk Saat Ini
126
Bab 126 - Penghuni Baru Di Tempat Ini
127
Bab 127 - Informasi Penting
128
Bab 128 - Bagusnya
129
Bab 129 - Malam Ini Burung Pegar Lagi?
130
Bab 130 - Kalian Semua Pantas Mati!
131
Bab 131 - Pulanglah Bersamaku
132
Bab 132 - Merawat Para Orc
133
Bab 133 - Kenapa Harus Terburu-buru
134
Bab 134 - Kamu Boleh Ikut Denganku
135
Bab 135 - Jaga Diri Kalian Baik-baik
136
Bab 136 - Kota Kristal Merah
137
Bab 137 - Pelelangan
138
Bab 138 - Bunga Benang Emas
139
Bab 139 - Selamat Datang Kembali
140
Bab 140 - Tiba Di Kota Matahari
141
Bab 141 - Saya Sangat Menyukainya
142
Bab 142 - Hadiah Pertemuan Kita
143
Bab 143 - Gunung Suci
144
Bab 144 - Ada Yang Ingin Aku Tanyakan
145
Bab 145 - Berlatih
146
Bab 146 - Aku Cemburu
147
Bab 147 - Buah Apa Ini?
148
Bab 148 - Ini Adalah Cincin Ikatan
149
Bab 149 - Kami Sangat Merindukanmu
150
Bab 150 - Sama Seperti Otot Perutmu
151
Bab 151 - Siapa Yang Lebih Cocok?
152
Bab 152 - Jadilah Raja Kami
153
Bab 153 - Salah Paham
154
Bab 154 - Tenangkan Dirimu
155
Bab 155 - Aku Masih Bisa Menciumnya
156
Bab 156 - Perintah Dari Raja Baru Kami
157
Bab 157 - Dia Takut Padaku?
158
Bab 158 - Tergantung Situasinya
159
Bab 159 - Tunjukan Sedikit Cinta
160
Bab 160 - Jangan Bertindak Gegabah
161
Bab 161 - Apakah Itu Dia?
162
Bab 162 - Berapa Usianya?
163
Bab 163 - Tuan Trenggiling
164
Bab 164 - Batu Esensi
165
Bab 165 - Cucu
166
Bab 166 - Adikku
167
Bab 167 - Putri Salju
168
Bab 168 - Saga Pasti Akan Baik-baik Saja
169
Bab 169 - Zombie
170
Bab 170 - Terasiring
171
Bab 171 - Jangan Biarkan Dia Berada Di Dapur
172
Bab 172 - Beruang Bambu
173
Bab 173 - Kelinci Mungil
174
Bab 174 - Rapuh dan Mudah Pecah
175
Bab 175 - Bambu
176
Bab 176 - Banyak Terjual
177
Bab 177 - Bermain Salju
178
Bab 178 - Ke Gunung Berapi
179
Bab 179 - Ikuti Aku
180
Bab 180 - Terkepung
181
Bab 181 - Hentikan Semua Ini
182
Bab 182 - Belum Tentu
183
Bab 183 - Pingsan
184
Bab 184 - Apa Aku Ketahuan?
185
Bab 185 - Bisa Kubawa Dalam Pelukanku
186
Bab 186 - Handi Kobra
187
Bab 187 - Kabur
188
Bab 188 - Tidak Mau Bicara
189
Bab 189 - Dengan Darahku
190
Bab 190 - Kentang
191
Bab 191 - Kita Harus Segera Bersiap-siap
192
Bab 192 - Menunduklah
193
Bab 193 - Harus Ada Yang Tinggal
194
Bab 194 - Tidak Diketahui
195
Bab 195 - Star
196
Bab 196 - Tidak Terlalu Bagus
197
Bab 197 - Ada Darah
198
Bab 198 - Pangsit dan Bakso
199
Bab 199 - Selamanya
200
Bab 200 - Tidak Usah Dikejar
201
Bab 201 - Omong Kosong
202
Bab 202 - Jangan Sentuh!
203
Bab 203 - Keras Seperti Batu
204
Bab 204 - Aku Melihat Mereka Dari Atas
205
Bab 205 - Dari Sana Rupanya
206
Bab 206 - Anu
207
Bab 207 - Ayah dan Anak
208
Bab 208 - Penyesalan yang Terlambat
209
Bab 209 - Berbicara
210
Bab 210 - Nasehat Sky Letta
211
Bab 211 - Tidak Mengusirku
212
Bab 212 - Lingkaran Hitam
213
Bab 213 - Gawat! Masalah Serius yang Menimpa Saga!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!