Part 17

"Inggit, kamu di sini? Biru mana?"

Merasa namanya disebut Inggit pun menoleh yang diikuti Hilda. Gadis itu terkesiap kaget, melihat orang di depannya tengah menatap Inggit dengan sapuan mata menyeruak mengelilingi mereka.

"Mama, Papa?" sapa Inggit kalem, mencoba tenang dalam kegentingan. Inggit langsung menyalami ke dua orang tua Biru dengan takzim.

"Biru? Ada kok tante, tadi ... di sekitar sini?" jawab Hilda seraya menyapu pandangan ke sepenjuru arah, namun tidak menemukan pria tampan bernama Albiru itu.

Hilda menatap Inggit penuh tanda tanya. "Orang tua lo?" tanya gadis itu bingung, seingat Hilda dulu pernah bertemu dengan nyokap Inggit dan orangnya beda.

"Bokap lo nikah lagi? Kok lo panggil Mama, Papa?" kepo Hilda akut. Gadis itu setengah berbisik mengingat Tante Diana dan Om Rasdan tak jauh dari sana.

"Emm ... sorry Da, gue cabut duluan ya?" Inggit pamit undur diri dan langsung melesat dari sana setelah mendapat pesan whatsapp dari Biru yang menyatakan menunggu di mobil.

Inggit juga mengirim pesan singkat pada Nathan, yang menyatakan dirinya pulang lebih awal, dengan kata maaf yang mengiringi.

Gadis itu menghampiri mobil Biru atas perintah pria itu. Biar bagaimanapun, dirinya tidak ingin menjadi konyol bersikap terbuka dengan statusnya sama saja membunuh pelan dirinya. Persahabatan dengan Hilda hancur, dan dirinya bakalan di cap sebagai penghianat pacar orang. Belum lagi menghadapi nyinyiran netizen yang bermulut cabe, jujur Inggit takut hari itu tiba. Ia berharap semua akan baik, dan kembali seperti sedia kala tanpa ada yang tahu semuanya.

Inggit lupa, bahwa gerak-geriknya hari ini, cukup menjadi pusat perhatian seorang pria. Ada Ares yang sedari tadi setia mengamatinya, pria itu bagai penguntit yang haus informasi akan gadis yang telah mencuri sepertiga dari hatinya.

Baik Pak Rasdan dan Bu Diana menangkap gelagat anaknya yang tak biasa. Setelah acara kondangan, bahkan ke dua orang tua itu langsung bertolak ke kediaman anaknya.

"Masuk!" titah Biru kesal, laki-laki itu menyorot kilatan marah dan langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata.

"Lo, ngapain sih datang ke acara kaya gini!" bentak Biru kesal, mengeluarkan amarahnya di tengah jalan.

"Lo itu benar-benar hobbynya bikin senewen orang, pakai nyapa Mama sama Papa lagi, lo sengaja? Mau buat hubungan kita diketahui banyak orang gitu. Biar apa? Biar semua orang tahu kalau kita suami istri beneran!?" sambungnya galak.

Biru tiba-tiba menghentikan mobilnya di jalanan yang sepi. Kemudian tatapan matanya menghunus ke Inggit dengan kilatan marah.

"Mau lo apa? Hah!" bentaknya galak.

"Gue nggak tahu ada orang tua lo di sana, dan satu lagi bukan gue yang nyapa duluan, tapi Mama."

"Berhenti sebut nyokap gue dengan sebutan Mama, dia bukan Mama lo, lo tuh bener-bener ngebuat hidup gue muak!"

"Kenapa semua salah gue, lo selalu nyalahin gue, lo pikir gue mau hidup di antara kalian, lo itu egois Biru, demi mendapatkan semua yang lo mau, lo mengorbankan gua, memperalat dan bahkan tak pernah menganggap gue, atau setidaknya menghargai gue sedikitpun."

"Oh ... jadi lo mau gue anggap seperti istri kebanyakan, oke!"

Biru mulai melepas satu persatu kancing kemejanya. Netranya memindai tubuh Inggit dari ujung kepala sampai kaki, Biru tersenyum devil. Tentu saja Inggit ketakutan setengah mati.

"Gue bakalan tunjukin pada semua orang, kalau lo sudah sah menjadi istri gue sungguhan, ini yang lo mau kan?!" Biru mendekat dan langsung menarik tengkuk Inggit, namun Inggit memberontak dan malam menampar pria itu.

"Berhenti Biru! Gue nggak pernah melanggar apapun yang sudah kita sepakati, kenapa lo jahat sama gue!" bentak Inggit marah.

"Breng sek! Lo berani!" bentaknya marah, menyentuh pipinya yang terkena amukan istrinya. Pria itu malah kesetanan dan memaksa mencumbu Inggit.

"Jangan Biru, jangan, berhenti!" jerit Inggit sekuat tenaga memberontak.

Biru seakan tuli, ia terus memaksa Inggit dan mencumbunya dengan brutal. Biru bahkan tidak sengaja merobek bagian atas dress Inggit dan sampai menyebabkan luka goresan di pundak Inggit. Pria itu baru berhenti setelah mendengar isakan tangis Inggit yang begitu pilu.

"Keluar lo dari mobil gue!" bentak Biru tegas.

Inggit yang tengah tergugu, menatap netra pria itu tak percaya. Ini sudah malam, jalanan sepi, dan dengan sangat tega menyuruh Inggit turun dan keluar dari mobilnya.

"Lo berangkat tidak sama gue, jadi tidak ada kewajiban buat gue untuk mengantar lo pulang. Keluar!" bentak Biru tak berperasaan.

Pria itu kesal bukan main atas penolakan Inggit, terlebih gadis itu dengan berani menampar dirinya. Biru kesal dengan penolakan dalam bentuk apapun.

"Keluar! Atau ... lo habis malam ini di mobil," bentaknya sekali lagi.

Inggit terpaksa keluar dengan takut. Ia tidak punya pilihan, dari pada harus melayani suami di atas kertasnya, lebih baik gadis itu turun dari mobil, walaupun sebenarnya Inggit juga takut di luar yang gelap dan sepi, dengan penampilan dirinya yang acak-acakan, tanpa alas kaki, dan dress yang sudah setengah terbuka bagian atasnya, gadis itu terlihat begitu sangat menyedihkan.

Inggit pasrah, menangis sendiri di bawah langit malam. Sementara Biru sendiri tertawa sinis, melajukan mobilnya begitu saja tanpa mau tahu Inggit yang ditinggal sendirian begitu ketakutan dan kedinginan.

Inggit mencoba tenang, jari jemarinya mengusap buliran bening yang membasahi pipi. Netranya menerawang jalanan, ia tidak paham betul sekarang posisinya di mana. Tangannya terulur mengacak isi sling bag yang di bawanya. Meraih ponsel dan satu-satunya jalan ia akan meminta bantuan Nathan untuk menjemputnya. Walaupun gadis itu sungkan, tetapi kali ini Inggit benar-benar butuh bantuan.

Inggit baru menyalakan posel dalam genggaman, waktu sudah menunjukan jam setengah dua belas malam, jalanan begitu sepi. Gadis itu mengumpat kesal kala mengetahui batrai ponselnya hampir habis, belum sempat panggilan untuk Nathan terhubung, ponsel Inggit benar-benar mati.

"Ya ampun ... gimana gue pulang? Di tengah malam kaya gini," gumam Inggit gusar. Ia tengah menatap jalanan yang lengah, tak ada satu pun mobil yang melintas, Inggit yakin Biru menurunkan di jalanan yang tak biasa ia lewati.

"Biru, lo bener-bener tega! Demi apa gue bertahan, Romo, Ibuk, Inggit ingin pulang ..." Buliran bening itu kembali menetes tanpa permisi, sakit sekali rasanya ditelantarkan begini.

Inggit berjalan perlahan, kaki tanpa sepatu jelas sakit untuk berjalan. Namun tentu saja Inggit tidak boleh cengeng, selepas semua ini, Inggit akan ngekos saja dan hidup sendiri lebih tenang.

"Wao ... ada mangsa nih ...!" Tiga pemuda nampak bergerombol saling bersiul. Mereka saling melirik, tersenyum iblis sambil mendekati Inggit yang sudah berhenti waspada.

Terpopuler

Comments

Kal

Kal

kok albiru bikin muak 😡😡😡😡

2023-03-08

0

titiek

titiek

😭😭😭😭😭😭

2022-12-31

1

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

Biru emang laki2 sengklek br3ngs3k.. 😡😡

2022-12-23

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 part 47
48 Part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Bab 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98
99 Part 99
100 Part 100
101 Part 101
102 Part 102
103 Part 103
104 Part 104
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
part 47
48
Part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Bab 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98
99
Part 99
100
Part 100
101
Part 101
102
Part 102
103
Part 103
104
Part 104

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!