Part 14

Ares balik ke kamar dengan wajah lesu, kesempatan bertemu dengan cewek itu lenyap sudah bagai hantu. Perempuan itu sudah pergi.

"Hmm ... kayaknya ada yang lagi kasmaran nih ...!" ledek Bunda Naya.

Ares bergeming, mengabaikan celotehan Bunda dan kembali menjatuhkan bobot tubuhnya ke kasur. Laki-laki itu mulai menyusun alasan yang logis bin masuk akal untuk menemui jenis cewek paling langka seantero bumi. Ares ingin menghubungi, tapi sayangnya laki-laki itu tidak mempunyai akses lebih gampang untuk berhubungan dengan gadis itu. Bahkan nomor ponsel yang ia berikan sama sekali tidak berguna, atau bahkan tidak di simpan.

Ia waktu itu sempat meminta no HP Inggit, tapi sepertinya nomor palsu, sebab, nomor tersebut sama sekali tidak bisa dihubungi setelahnya. Alamat email saja Ares dapat dari ketidak sengajaan dirinya yang masuk ke ruang kerja ayahnya yang tengah bergelut dengan tugas yang dikirim dari mahasiswa didiknya.

"Maaf Nyonya Ibu, Tuan Ares sudah Bangun?" sapa Asisten Edo.

"Sudah bangun, tidur lagi, lihat aja sendiri," jawab Naya cuek.

Asisten Edo pamit dari hadapan Naya dan menuju kamar Ares. Pria itu masuk ke kamar dan benar saja mendapati Tuannya masih terlelap.

"Maaf Tuan, hari ini Anda harus bangun karena ada jadwal kuliah pagi ini." Asisten Edo terpaksa menggoyang tubuh Ares yang enggan merespon. Edo adalah sahabat Ares yang merangkap jadi asisten pribadinya.

"Tuan, tuan, gue males, lo keluar dulu deh, sana ...!" usir Ares ketus."

"Ini sudah masuk jam kerja, jadi ... saya harus profesional," ucap Edo datar.

"Emangnya ini hari apa? Lo hidupnya gangguin gue mulu perasaan."

"Sabtu, Tuan."

"Udah hari sabtu aja? Edo, lo tahu nggak?"

"Nggak," jawabnya spontan.

"Gue belum selesai ngomong ...!"

"Maaf, Tuan Ares, sebaiknya jangan banyak mengobrol karena waktu Anda sudah hampir terlambat."

"Ish ... lama-lama ngeselin juga, nanti gue pecat lo. Tadi pagi, cewek yang kemarin nabrak gue datang ke sini nyerahin paketan ini," tunjuk Ares pada bungkusan yang dibuat rapih itu.

"Terus, apa hubungannya dengan kegiatan Anda Tuan," ujarnya butuh penjabaran.

"Dodol ... tentu saja ada hubungannya, lo tahu nggak? Sepertiga hati gue tertinggal di sana." Kali ini Ares terdengar lebay sekali, asisten Edo sampai senyum-senyum dalam hati.

"Dodol itu bukannya makanan khas yang legit itu ya?" jawab Edo bak orang bodoh.

"Lo mau dipecat!" bentaknya malas.

"Tentu saja jawaban 'tidak' adalah pemilihan kata yang tepat," jawab pria itu datar.

Sementara di sisi lain, Biru dengan semangat empat lima mengajak kekasihnya Hilda berlibur bersama. Paket bulan madu yang dihadiahkan untuk pasangan muda itu benar-benar disalah gunakan Biru tanpa mau tahu urusan dibelakangnya.

Biru melirik Inggit yang tengah sibuk di layar laptopnya. Mereka saat ini tengah berada di ruang tengah. Sama-sama sibuk mengerjakan tugas.

"Besok gue mau pengajuan izin selama seminggu, pergi berlibur sama Hilda. Gue cuma mau mastiin, lo tidak berminat merencanakan sebuah kegagalan yang ada."

"Hmm ... " gumam Inggit malas.

"Kok jawabnya sedatar itu."

Inggit yang merasa diajak ngobrol pun mendongak, memutus tatapan dari layar laptop, menyorot laki-laki yang sama halnya tengah menatap dirinya.

"Gue tidak minta pendapat lo, tapi gue sedang memberi pernyataan, yang sebentar lagi akan menjadi kenyataan."

"Kayaknya gue musti mengadakan syukuran deh, atas kepergian lo yang cukup membuat hidup gue tenang," ujar Inggit cuek.

"Maksud lo?"

"Ya ... ini adalah salah satu dari sekian keinginan gue, kalau lo bisa serius sama Hilda, bukan hanya sekedar pacaran saja."

"Lo gila, atau ... lo mau gue madu?"

Inggit bergeming, mengabaikan celotehan suaminya itu yang sangat jujur. Untungnya gadis itu tidak memberikan perasaannya apapun, coba kalau iya? Sudah pasti seonggok daging bernama hati itu berubah menjadi kepingan sakit yang teramat.

"Kenapa diam? Lo tidak punya alasan untuk memberi saran, ataupun mencegah, apalagi sampai ikut campur urusan pribadi gue," ujar Biru tanpa perasaan.

Inggit hanya menanggapi dengan senyuman simpul.

"Nggit! Lo dengerin nggak sih, kalau gue ngomong?"

"Menurut lo, gue harus terhura, nangis-nangis dipojokan gitu? Yang ada kalau lo pergi hidup gue lebih tenang," tukas Inggit sengit, mengabaikan semua isi cerita Biru.

Kali ini Biru yang terdiam kehabisan kata-kata.

"Lakukan saja apa yang ingin lo lakuin, gue tidak akan ikut campur terkait urusan pribadi lo, tapi ... lo juga harus ingat, gue juga punya urusan pribadi gue sendiri, dan lo juga tidak boleh ikut campur urusan gue," sarkas Inggit meminta kebebasan untuk dirinya.

"Oke, deal!" Biru mengulurkan tangannya.

"Fine, deal."

Inggit berucap, tetapi tidak menyambut uluran tangan suaminya.

Inggit menyudahi acara belajarnya, gadis itu mengemas buku catatan dan menutup laptopnya. Berdiri meninggalkan ruang tengah, yang semakin lama menjadi topik hangat perbincangan sengit mereka.

"Lo, ngapain ngikutin gue?" tanyanya kesal demi melihat Biru yang bertingkah seolah lupa dengan perjanjian yang telah disepakati.

"Nggak usah ge er, gue nggak minat tidur sama cewek resek kaya lo."

"Ya udah sana," usir Inggit kesal.

"Sayangnya gue lupa kapan gue buat janji," ujar Biru datar, syarat akan menyebalkan.

"BIRU ...!"

Terpopuler

Comments

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

pengen banget geplak kepala nya Biru .... 😤

2022-12-23

0

Borahe 🍉🧡

Borahe 🍉🧡

Nama Inggit selalu meleset jadi langit

2022-12-06

0

Yofada Famy

Yofada Famy

😂😂😂

2022-10-12

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 part 47
48 Part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Bab 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98
99 Part 99
100 Part 100
101 Part 101
102 Part 102
103 Part 103
104 Part 104
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
part 47
48
Part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Bab 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98
99
Part 99
100
Part 100
101
Part 101
102
Part 102
103
Part 103
104
Part 104

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!