Part 13

"Hai beb," sapa Biru manis, duduk di dekat Hilda. Biru and the geng mendatangi kantin yang sama.

"Hai ... baru nanti sore aku mau ngajak jalan kamu udah nongol duluan." Hilda tersenyum senang mendapati kekasihnya menghampiri dirinya.

"Masa sih, kok bisa sehati gitu," seloroh pria itu mengerling.

Biru melirik Inggit yang tengah sibuk dengan minuman di depannya. Inggit sendiri bersikap cuek, gadis itu sibuk memutar-mutar sedotan yang terletak pada minumannya.

"Nggit, gue boleh duduk sini?" Nathan dan Devan duduk di kursi yang sama dengan Inggit, ke dua pria itu duduk persis di kiri dan kanannya.

Inggit menoleh, ia tersenyum simpul dan mengangguk.

"Lo masih ada kelas?" tanya Nathan.

"Udah selesai, kenapa?"

"Habis ini ada acara nggak? Jalan yuk? Gabung sama kita gimana? Ada Hilda juga?" ujar Nathan berharap. Biru langsung mengalihkan pandangannya pada istrinya.

Inggit nampak berpikir, ia baru teringat nanti sore ada misi lainnya.

"Sorry Than, gue lagi lumayan sibuk, lain kali aja ya?" tolak Inggit sopan.

"Sayang banget, padahal acaranya seru lho ...," Nathan menyayangkan.

"Iya Nggi, ikut aja," timpal Hilda senang merasa ada teman cewek yang bareng.

"Udah lah ... kalau nggak bisa nggak usah di paksa, mana cocok dia ketempat mainan kita." Biru tiba-tiba menyeru tak suka.

"Nggak pa-pa lagi, malah asyik banyak ceweknya."

"Asyik apaan, nanti nyusahin iya," sinis pria itu sengit.

"Gue bukan anak kecil yang ke mana-mana harus ada pengasuhnya hingga nyusahin orang, gue juga nggak minat untuk gabung sama lo," ujar Inggit tak kalah sengit.

"Eh, lo tuh emang cewek paling pedes mulutnya kalau ngomong." Biru bersikap cuek saja, jujur ia tidak suka Inggit bergabung di tengah-tengah mereka, tetapi bagaimana lagi, semua berjalan sesuai usul temannya.

"Da, gue duluan ya," pamit Inggit merasa tidak nyaman. Gadis itu berdiri dan meninggalkan mereka semua begitu saja.

Biru tersenyum senang, sepeninggalan Istrinya dirinya merasa tidak di awasi, dan tentu saja semakin leluasa.

"Rese' lo, Al. Pacaran mulu, giliran gue lagi PDKT lo ngrecokin acara gue yang tersusun rapi."

"Lo suka sama Inggit?" tanya Hilda yang di tunjukkan pada Nathan.

"Nggak salah kan? Dia tipe cewek gue banget, tapi sayang terlalu sulit untuk di deketin," ujar Nathan menerawang.

"Lo kaya nggak ada cewek lain aja, di pinggiran banyak lagi," ucap Biru sok tahu.

"Kamu salah beb, Inggit adalah jenis cewek langka pada kebanyakan lainnya. Dia rela putus sama Dafa gegara pria itu meminta lebih darinya," jelas Hilda paham.

"Maksud kamu?"

"Ayolah sayang ... aku tahu kamu benci sama sahabatku, entah itu soal apa, aku nggak tahu, tapi tolong jangan pengaruhi teman kamu untuk membenci Inggit juga, dia gadis yang baik, aku tahu persis karakter Inggit.

Biru berpikir sejenak, mencerna kata-kata kekasihnya itu.

"Maksud lo, apa? Inggit tidak tersentuh gitu?" tanya Nathan penasaran. Devan ikut antusias menyimak.

Hilda mengangguk sebagai jawaban.

"Tipe gue banget, cocok lah sama gue yang agak nakal dikit. Biar hidup gue makin baik," seloroh Nathan percaya diri.

"Gue saranin, lebih baik lo cari cewek lain saja, kalian sama sekali tidak cocok," usul Biru.

"Gue nggak minta pendapat lo, gue tahu mana cewek yang baik atau tidak, kita lihat saja nanti." Nathan tidak terpengaruh omongan Biru sedikitpun, pria itu bahkan menganggap angin lalu.

Entah mengapa Biru menjadi kesal sendiri mendengar penuturan sahabatnya itu. Tentu saja Inggit tidak boleh dekat dengan pria manapun, jiwa egois pria itu bermain di sini.

"Sorry gaes ... gue pulang duluan ya, acara nanti sore kita obrolin nanti lewat HP," pamit Biru tiba-tiba, merasa harus segera pulang menemui istrinya.

Sesampainya di rumah, Biru merasa harus menegur istrinya yang semakin lama semakin tidak bisa di tolerir. Mendekati sahabatnya, yang menurut Biru sengaja untuk memanas-manasi dirinya.

"Inggit! Inggit!" teriak Biru setelah membuka pintu.

"Sini, lo." Biru menyeret Inggit yang berada di halaman belakang hendak mengambil jemuran.

"Apasih ... teriak-teriak! Sakit ... Al, lepasin!" kesal Inggit memberontak saat pria itu mencekal lengannya.

"Lo sengaja banget kan, deketin Nathan, biar apa?" bentaknya kesal.

Inggit ternganga sinis, bisa-bisanya menuduh hal rendahan atas dirinya.

"Lo! Benar-benar bikin gue muak. Nggak usah ngurusin hidup gue ... apa kabar elo yang masih jalan sama Hilda? Nggak salah, marah-marah di sini?"

"Tuh kan, lo balas dendam, lo emang sengaja bikin gue kesal, gue nggak peduli lo mau deket sama pria manapun, asal jangan sahabat gue," sarkasnya galak. Syarat akan permusuhan.

"Oke, fine," jawab Inggit lalu. Meninggalkan Biru yang masih membatu di tempatnya.

Netra Biru menangkap jemuran kemeja yang tergantung di palang jemuran, Biru meneliti heran, ia mendekat dan meneliti penuh selidik.

Inggit yang kelupaan balik lagi ke halaman belakang, melewati begitu saja pria batu yang masih terlihat bingung.

"Jangan sentuh!" seru Inggit penuh nada ancaman.

"Kemeja siapa?" tanya Biru kesal.

"KEPO!!" Inggit mengambil kemeja tersebut dan mengamankannya dari mata Biru yang menajam.

Biru masih ingin protes, namun ponsel miliknya berdering. Ternyata teman-teman Biru yang sudah menunggu di tempat janjian mereka.

Sementara Inggit tengah menyetrika dan mengemas kemeja Ares. Gadis itu harus segera mengirim kemeja tersebut ke pemiliknya.

***

"Sayang ...!" seru seorang wanita dari balik pintu, tidak ada sautan sedikitpun, Bunda Naya membuka kamar putranya dan mendapati anak itu masih tidur dengan nyenyaknya.

Naya mendekat, sedikit menggoyang lengan putranya agar anak itu mau membuka matanya.

"Bangun Ares, sudah siang."

"Bentar lagi Bun, ngantuk. Kalau Edo nyariin, bilang aja aku nggak ngantor hari ini," jawab pria itu setengah diambang mimpi.

"Bukan asisten kamu, tapi ada paketan, cantik ... banget." Sekilas Naya menerawang.

"Taruh aja di sembarang tempat, atau Bunda apakan lah, malas aku ngurusin kaya gituan." Biru melelapkan matanya kembali.

"Tapi kali ini beda sayang ... cewek cantik, tapi ia nggak mau ketemu dulu sama kamu, aneh kan?"

Bunda Naya pikir, yang mendatangi rumahnya adalah penggemar putranya yang sengaja memberi hadiah. Seperti yang sudah-sudah, putranya yang berkarakter es kutub itu tidak gampang mencair walaupun di beri sogokan hadiah-hadiah cantik dari lawan jenisnya.

"Hmm ... nama pengirimnya, Inggit prameswari!" gumam Naya membaca tulisan nama di bungkusan paketan.

"Siapa Bun? Sini aku lihat." Ares langsung terkesiap bangun dan merampas bungkusan paketan itu dari tangan Bundanya. Pria itu membuka yang ternyata isinya adalah kemeja milik dirinya yang kena tilang seorang gadis.

"Sekarang orangnya mana Bun?" tanya Biru setengah berlari, langsung melesat ke luar. Naya sampai geleng-geleng kepala melihat tingkah putranya yang setengah lompat dari ranjang. Naya pikir, seseorang yang mengirim adalah orang yang spesial untuk putranya.

.

TBC

Buat kalian yang kepo sama kisah orang tua Ares. Bisa baca di judul "Dosenku suamiku"

Terpopuler

Comments

Mahijab

Mahijab

ares

2023-02-22

0

Borahe 🍉🧡

Borahe 🍉🧡

Ares thor kok Biru sih

2022-12-06

0

Aisyah Septiyasa

Aisyah Septiyasa

Apakah ares mampu mengambil hati inggit dan apakah biru cemburu atau cuwek2 aja

2022-11-06

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 part 47
48 Part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Bab 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98
99 Part 99
100 Part 100
101 Part 101
102 Part 102
103 Part 103
104 Part 104
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
part 47
48
Part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Bab 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98
99
Part 99
100
Part 100
101
Part 101
102
Part 102
103
Part 103
104
Part 104

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!