Part 18

"Wao ... ada mangsa nih ...!" Tiga pemuda nampak bergerombol saling bersiul. Mereka saling melirik, tersenyum iblis sambil mendekati Inggit yang sudah berhenti waspada.

Astaghfirullah ... gue dalam bahaya.

Inggit menyorot waspada, dalam hitungan ketiga gadis itu harus mundur dan berlari sejauh mungkin. Langkah kecilnya terhenti kala seorang pria tiba-tiba sudah menghadangnya di balik punggungnya.

"Mau kemana cantik?" tanya pria tersebut tersenyum mengerikan.

"Jangan mendekat!" bentak Inggit tegas.

Ketiga pemuda itu malah saling tertawa melihat pertahanan Inggit. Satu pemuda mencoba maju lebih dekat, ingin mencekal lengan Inggit, namun sebelum pria itu berhasil, Inggit selangkah lebih gesit dengan menepis kasar dan berlari dengan jeritan minta tolong.

Inggit jelas panik, tiga pemuda banding satu dirinya, bukan tanding dan lawan yang mumpuni. Satu-satunya jalan ialah berlari secepatnya meninggalkan lokasi.

"Dasar, cewek sialan! Lo masuk kawasan kita, itu artinya lo sama aja nyerahin hidup lo ke kita," tukas pemuda itu tertawa sumbang.

"Maaf Bang, saya cuma mau pulang, ini jalanan biasa, tolong lepasin," mohon Inggit cemas. Perempuan itu kalut bukan main di bawah tiga pemuda yang mengelilinginya saling mengunci, tanpa memberikan kesempatan untuk Inggit kabur.

"Malam ini, lo punya kita gadis manis," ucap salah satu pemuda menatap Inggit penuh kilatan napsu.

Inggit berteriak histeris, memberontak cekalan pemuda yang hendak menariknya.

"Hentikan! Lepasin cewek gue," murka Ares menatap nyalang tiga pria yang tengah mengerubungi gadis itu.

"Heh, lo siapa? Nantangin kita?!" tantang pemuda paling tinggi di antara tiga pria tersebut.

"Lepasin! Berani kalian menyentuh seujung kuku pun, habis kalian!" bentaknya sangar.

"Wah ... mau jadi sok pahlawan nih orang." Satu pemuda maju dan langsung melawan Ares.

Ares berkelit, dengan sigap memangkas pukulan lawan dalam satu telakan.

"Mampus lo!" sarkasnya kejam, memukul dengan membabi buta tanpa ampun.

Ketiga pria brengsek itu maju bebarengan menyerang Ares. Tiga banding satu, pemilik sabuk hitam itu tentu masih unggul dalam menangkis serangan, ketiga pria tersebut mampu dilumpuhkan Ares tanpa perlawanan yang berarti.

Dalam sekejap, pria-pria kurang ajar itu memohon ampun dan bersujud. Tentu saja Ares tidak mengampuni, enak saja, pria brengsek itu bahkan hampir berlaku kurang ajar dengan gadis yang disukainya, tiada ampun bagi ketiganya, mereka harus mendapat ganjaran yang setimpal.

"Kali ini lo lagi apes karena bertemu dengan gue, jangan harap gue mau melepaskan kalian," sarkasnya tegas. Ares menghubungi asistennya Edo, mereka semua dibawa ke kantor polisi dan harus diadili.

Inggit masih menangis ketakutan, malam yang mencekam semakin menambah rasa kalut yang menyelimuti hati. Ares membuka jasnya, dan menyelimuti ke pundak Inggit.

"Jangan takut, ayo aku antar pulang," titahnya lembut, ikut berjongkok mensjajarkan Inggit yang masih tersedu dengan isakan.

Tangan Ares terulur mengusap buliran bening di pipi Inggit yang ayu. Gadis itu masih syok, kejadian tadi benar-benar pengalaman paling mengerikan dalam hidupnya.

Inggit bergeming, memberanikan diri menatap pria tampan di depannya dengan mata basah.

"Makasih," ucap Inggit lirih. Gadis itu terasa lemas, kakinya tak mampu berdiri saking syoknya. Ares langsung menggendong dan membawanya ke dalam mobil. Inggit terlihat sangat menyedihkan, berbeda sekali dengan Inggit yang beberapa jam lalu ia temui, masih jutek dan galak.

"Ini kawasan rawan, lain kali jangan berkeliaran di jalan malam-malam," nasihat pria tersebut.

Inggit hanya mengiyakan dengan mengangguk, tak banyak kata yang terucap, gadis itu benar-benar merasa masih ketakutan.

"Jangan takut, aku nggak akan gigit," selorohnya mencoba merilekskan suasana yang lumayan menegang.

"Alamat rumah kamu mana? Biar aku antar?" tanyanya khawatir dan harus segera mengantar sampai rumah.

Inggit menggeleng lemah, pulang ke rumah Biru jelas bukan solusi, dirinya bahkan masih kesal dengan kejadian pria tega itu yang menurunkan di sembarang jalan, hampir mencelakai dirinya.

"Kamu nggak punya rumah? Tempat tinggal sementara, kost-kostan, atau penginapan?"

Lagi-lagi Inggit menggeleng lemah. Ia tidak mungkin pulang ke rumah Romo dalam keadaan sekalut ini, terlebih diantar pria lain. Orang tuanya itu pasti akan berpikir macam-macam tentang dirinya.

Ares nampak membuang napas kasar. Pria itu tidak mungkin membawa pulang Inggit ke rumah Bunda, bisa habis kena ceramahnya sepanjang masa, yang pasti bikin kuping panas nggak ketulungan.

Pria itu berpikir keras, dengan terpaksa membawa gadis itu ke apartemennya.

Tentu saja jangan sampai ada yang melihat, dirinya bukan sejenis pria nakal yang menganut asas bebas kehidupan. Sangat menjunjung nilai kesopanan dan tanggung jawab.

"Sementara kamu tinggal di sini dulu, nanti kalau kamu udah merasa baikan, aku antar cari kost-kostan," ucap Ares menenangkan.

"Makasih," jawabnya datar, menatap pria baik hati yang tengah menatapnya begitu intens.

"Kenapa ini bisa terjadi, siapa yang melakukan ini semua, aku lihat kamu datang dengan Nathan, terus kamu pulang masuk ke mobil Biru, kenapa kamu bisa berakhir di jalanan, apa ini ulah Biru?" tanyanya lembut. Namun, syarat akan interogasi.

"Mungkin hari ini gue lagi sial, naas, dan apes. Makasih udah nolongin gue," ucapnya sungkan.

"Kamu belum jawab pertanyaan aku, Nggit! Untung aku mengikutimu, coba kalau tidak, aku bahkan nggak tahu apa yang terjadi padamu, aku bener-bener murka atas insiden ini, siapapun yang ngelakuin ini ke kamu, nggak bakalan aku lepas."

Inggit menatap haru cowok tampan yang belakangan ini mulai hadir dalam hidupnya. Inggit tidak pernah menyangka malam ini Ares adalah pahlawan untuk dirinya.

"Maaf, atas sikapku yang kurang sopan tempo hari," sesal Inggit.

Ares bergeming, tidak membalas omongan apapun. Ia hendak berlalu namun Inggit menahannya.

"Jangan pergi, gue takut," ucap Inggit gusar.

"Mau ke kamar mandi, gerah," ucapnya sambil lalu.

Pria itu meninggalkan Inggit setelah memastikan gadis itu tenang. Membersihkan dirinya dengan durasi yang cukup singkat. Setelah bersih, keluar begitu saja hanya dengan handuk yang melilit pinggangnya, dengan percaya dirinya pria itu berjalan mendekati lemari dan mengambil ganti di sana. Inggit memalingkan wajahnya, tentu saja ia malu, dirinya bahkan baru saja saling mengenal dan sekarang hanya berdua saja dalam satu ruangan.

"Ini baju gantinya sementara, kamu bersih-bersih dulu, aku sudah nyuruh Edo buat beliin barang pribadi kamu," jelas pria itu teliti.

Inggit menurut, di kamar mandi Inggit lumayan lama. Gadis itu meringis, merasa pundaknya perih, goresan akibat cakaran Biru melukai kulit mulusnya. Gadis itu kembali menangis, ternyata hidupnya ini benar-benar timpang, harus berdampingan dengan pria yang bahkan tak pernah menganggapnya ada.

Inggit ke kamar mandi dengan balutan baju rapih pemberian Ares. Kemeja kebesaran yang membalut tubuh gadis itu membuat tatapan Ares gugup, pria itu memalingkan wajahnya untuk menghalau desiran aneh di dada.

Terpopuler

Comments

Nur Aini

Nur Aini

semoga Author jodohin inggit dengan ares😥

2023-11-09

0

Fe

Fe

inggit sama ares aja ya 😍

2023-03-30

0

Nur fadillah

Nur fadillah

Wa..o...o.....🤣🤣🤣

2023-02-16

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 part 47
48 Part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Bab 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98
99 Part 99
100 Part 100
101 Part 101
102 Part 102
103 Part 103
104 Part 104
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
part 47
48
Part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Bab 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98
99
Part 99
100
Part 100
101
Part 101
102
Part 102
103
Part 103
104
Part 104

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!