Part 8

"Ya ampun ... kebo banget sih, suruh bantuin ngerjain tugas malah tidur, gue bales biar besok lo bangun tidur dapat kejutan."

Biru benar-benar kesal suruh bantuin malah dengan enaknya tidur tanpa dosa. "Dasar cewek nyebelin, gue buat lo ngerasa jijik sama gue lebih dalam. Sampe lo benar-benar nggak betah dan menyerah, terus merengek minta pisah sama Papa. Hahaha ... "

Biru mendekati Inggit yang sudah terlelap, pria itu nekat membuka beberapa kancing piyama Inggit dan menyebabkan pandangan yang luar biasa menantang.

"Sial, kok gue jadi halu sama nih cewek, nggak banget! Akhh ... gue salah mode nih ... lagian nih cewek dikerjain juga merem aja, apa nggak takut gue perkosa?" Biru bergumam-gumam lirih.

"Lanjutin nggak ya? Lanjut, nggak, lanjut, nggak, lanjut aja deh, biar lo tambah syok, pagi-pagi kena serangan jantung terus mati."

"Eh, tapi ... nggak banget gue sentuh-sentuh tuh cewek." Biru terus memutar otaknya.

Sebenci itukah Biru terhadap Inggit? Iya, Biru membenci Inggit lebih dari hanya sekedar ingin membuat gadis itu menyerah dan meminta pisah secara suka rela, Biru tidak tahan terus dituntut keluarganya untuk memenuhi semua keinginannya, nyatanya cinta itu tidak bisa dipaksakan, sekuat orang tua mereka menjodohkan, antara mereka berdua bagaikan air dan minyak, walaupun dekat tetapi tidak bisa saling menyatu menjadi manis.

"Sorry, Nggit, tapi lo bikin gue muak." Biru tersenyum sinis, pria itu memalingkan wajahnya di saat tangan lucknut itu membuka keseluruhan kancing piyama Inggit, tidak munafik jiwa playernya memburu, tapi tentu saja Inggit bukan targetnya, ia cukup setia belakangan ini dengan Hilda, ngomong-ngomong soal Hilda, Biru tersenyum sendiri bakalan menghabiskan liburan bersama.

"Aku, akan membunuh mentalmu secara perlahan, seberapa kuat kamu bertahan, mari kita lihat?" Biru tersenyum senang, menutupi seluruh tubuh Inggit dengan selimut dan mengangkat gadis itu menuju ranjangnya.

"Permainan akan segera dimulai ...! Lo bakalan syok, lihat pemandangan pagi hari diri lo sendiri," ujarnya bergumam lirih.

Pagi harinya Inggit merasa tidurnya semalam begitu nyenyak, gadis itu membuka matanya, bangkit dan hendak turun, tapi ia baru saja sadar bahwa semalam ia bukan tidur di ranjang, melainkan di sofa, Inggit bingung sendiri.

Inggit menoleh ke samping dan menemukan Biru yang masih terlelap dengan bertelanjang dada. Gadis itu membelalakkan matanya kaget, dan langsung menyingkap selimut yang membungkus tubuhnya sendiri, melihat dirinya yang acak-acakan dengan semua kancing piyama terlepas, Inggit langsung menyimpulkan hal negatif terjadi pada dirinya.

Gadis itu menutup mulutnya yang ingin memekik, masih belum bisa menyimpulkan dengan situasi yang telah terjadi.

Apa yang udah gue lakuin, kenapa gue musti seranjang sama pria itu? Ya ampun ... nggak! Nggak! Ini nggak boleh sampe terjadi, tapi kenapa gue nggak inget, kalau nglakuin seharusnya gue inget dong ...!

Inggit langsung melesat ke kamar dengan wajah bingungnya, ia juga tidak merasakan apapun pada tubuhnya. Menurut sepengetahuannya, melakukan pertama kalinya itu akan terasa sakit, dan Inggit tidak merasa demikian.

Tok! tok tok!

"Inggit! Buka dong ... gue mau mandi?" teriaknya menggema dari luar.

Inggit merampungkan mandi dengan cepat, ia merasa bingung tapi malu ingin bertanya pada Biru. Gadis itu membuka pintu kamar mandi, netra mereka bertemu, Inggit menyorot dengan penuh tanda tanya sedang Biru lempeng aja, cuek dan dingin.

"Kenapa? Kagum lihat tubuh gue, bukannya lo semalam udah ...!"

"Udah apa?" tanyanya sengit demi membunuh rasa penasaran.

"Menurut lo?"

Plakk

Inggit geram, ia muak dengan muka cengengesan dan tingkah songong pria di depannya. Dirinya bahkan sudah bertekad tidak ada kontak fisik dalam bentuk apapun, mengingat Biru adalah partner ranjang sahabatnya, Inggit tidak sudi sekaligus tidak mau berkhianat dengan apa yang sudah dibatin raganya.

"Sialan, lo berani nampar gue?" bentaknya marah.

Merasa kesal dengan cewek sok suci di depannya pun, Biru langsung menarik tengkuk Inggit dan ******* bibir istrinya dengan rakus.

Inggit jelas memberontak, gadis itu menampar yang ke dua kalinya pada Biru. Ia merasa sakit hati atas perlakuannya yang semena-mena atas dirinya. Inggit berlalu dengan wajah memerah kesal, sementara pria itu memegang pipinya yang terasa panas. Ia tidak menyangka respon Inggit semurka itu, itu hanya sebuah kiss.

"Cewek gila, semua orang bahkan mengantri ciumanku, mendambakan tubuhku, dasar muna!" gerutunya kesal membanting pintu kamar mandi.

Inggit benar-benar dongkol setengah mati. Biru salah satunya sudah mengingkari perjanjian mereka yang telah disepakati. Apa yang ingin Inggit katakan terhadap Hilda, nantinya.

Sama halnya dengan Inggit, Biru juga pagi-pagi memendam kesal yang sama. Ekspektasinya, ia akan terbangun karena jeritan Inggit dan berakhir gadis itu struk atau pingsan mungkin, eh malah dirinya yang di buat darah tinggi, harga dirinya sebagai makhluk Tuhan paling tampan seantero kampus jatuh di mata Inggit, Biru merasa tamparan itu sangat memukul batinnya. Ia seorang pria, bahkan berstatus sebagai suaminya, andaikan ia mau tentu halal bagi Biru untuk menyentuhnya. Kenapa Inggit bahkan semurka itu.

Sialnya hari ini adalah hari libur, mereka terjebak berdua di rumah. Di luar hujan, tentu saja mager untuk beraktifitas. Inggit dan Biru masih perang dingin, sedingin udara saat ini, untuk membunuh rasa jenuhnya pria itu sengaja bertelepon mesra dengan Hilda dan asyik merencanakan liburan bersama.

Inggit bergeming, sejauh ini ia tidak akan pernah mengusik kehidupan pribadi Biru, ia tidak mau tahu apapun yang pria itu lakukan. Asal ... Biru masih setia menjadikan dirinya janda tanpa tersentuh sesuai kesepakatan yang telah di sepakati.

Hari sudah lumayan siang, namun karena rintik hujan masih melanda Inggit pun masih stay di kamarnya. Sementara Biru sendiri masih cekikikan dengan congkaknya di ruang tamu, masih sibuk mengobrol di telphon.

Inggit yang merasa lapar, lantas bangkit dari kamar. Ia menilik isi kulkas, dan ternyata isinya penuh semua bahan makanan. Mungkin Biru yang mengisi, atau Mama mertuanya yang begitu sangat pengertian dan baik hati itu.

Inggit bersiap untuk membuat sarapan, tiba-tiba pria itu beralih ke meja tengah yang terhubung langsung dengan dapur. Sudut mata Inggit menangkap bayangan yang sama, Biru masih asyik mengobrol, tapi kali ini cowok tersebut telah mengubah menjadi vidio call, dengan dirinya yang masih santuy duduk si ruang makan.

"Sayang, itu tempatnya kok kaya asing di mana sih?" Hilda berujar aneh pada tempat tinggal Biru sekarang.

"Owh ... aku sedang main di tempat teman," ujar Biru santai.

"Coba aku lihat, teman kamu yang mana?"

Biru mengarahkan kamera ponselnya ke seluruh ruangan, tak sengaja menangkap punggung bayangan Inggit yang tengah sibuk di dapur.

"Mana, teman kamu perempuan?"

Biru langsung berkilah mendengar pertanyaan kekasihnya.

"Bukan lah, cowok, lagi mandi di kamar mandi. Itu tadi pembantu rumah di sini, lagi masak kan dia siapin sarapan buat Tuannya," jelas Biru tanpa dosa.

"Owh ... aku kira kamu kumat lagi dengan membawa wanita lain ke tempatmu main."

"Nggak lah, selama masih ada kamu yang setia, aku bakalan stop perempuan mana pun," ujarnya bangga.

Inggit merasa kupingnya mulai panas, sepertinya Biru sengaja membuat gara-gara. Namun, perempuan itu masih sabar, berusaha menahan emosinya. Ia sama sekali tidak terpengaruh dengan telephon mesra laki-laki itu, namun ia sedikit tersinggung ketika mendengar perkataan Biru yang menyebut dirinya hanyalah pembantunya saja.

Terpopuler

Comments

Fe

Fe

inggit sama ares aja, kayanya jauh lebih baik

2023-03-30

0

Nur fadillah

Nur fadillah

Heem...hemmm
😣😣

2023-02-15

0

Julyzee

Julyzee

suka aj bacanya...

2022-12-24

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 part 47
48 Part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Bab 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98
99 Part 99
100 Part 100
101 Part 101
102 Part 102
103 Part 103
104 Part 104
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
part 47
48
Part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Bab 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98
99
Part 99
100
Part 100
101
Part 101
102
Part 102
103
Part 103
104
Part 104

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!