Part 20

Biru klimpungan sendiri mencari Inggit. Ia cukup lega karena berita korban pelecehan yang berakhir pembunuhan semalam bukan istrinya. Namun, ia masih bingung sendiri kenapa Inggit tidak pulang, dan kemana perginya. Entah mengapa, hati Biru tak tenang.

Sementara Hilda marah-marah tak terima dengan dibatalkannya liburan mereka. Perempuan itu ngambek, ekspektasinya tak sesuai realita yang tersusun rapi.

"Lo pikir cowok cuma lo doang, dasar pria b*doh!" umpat Hilda kesal. Perempuan itu tetap berjalan sesuai keinginannya. Mungkin bagi Hilda, Biru hanya selingan, yang mana masih bisa dipertahankan sebagai ATM berjalan.

Biru ingin sekali bertanya pada Hilda tentang keberadaan Inggit mengingat mereka sahabat karib. Tetapi pria itu tidak sampai hati bertanya, takut-takut perempuan itu salah paham atas dasar urusan apa, terlebih kekasihnya itu sedang ngambek. Biru berjanji mengirimkan sejumlah uang saja untuk membuat perempuan itu kembali ceria, menghabiskan waktu yang seharusnya di habiskan berdua.

Bagi Biru hubungannya dengan Hilda itu sejenis simbiosis mutualisme, sama-sama diuntungkan. Biru butuh kepuasan sesaat dan Hilda tentu saja butuh uang. Walaupun akhir-akhir ini pria itu sudah absen cukup lama. Biru pikir setelah menikah masalah akan berangsur menghilang karena orang tuanya menaruh harapan dan kepercayaan yang besar. Tapi justru semenjak menikah dengan Inggit, Biru mendapati masalah yang tak berkesudahan, jadi praktis sejak saat itu Biru jarang sekali menghabiskan waktu sedikit lebih lama dengan kekasihnya itu.

Liburan yang digadang-gadang menjadi moment paling romantis ke duanya pun ambyar gagal total dengan menghilangnya Inggit semalam. Tentu saja Biru tidak tenang, bagaimana kalau orang tuanya tiba-tiba datang, atau bahkan Papa sama Mamanya berkunjung ke rumah mereka dan ingin bertemu dengan menantu kesayangannya itu, terancam masalah besar untuk Biru.

"Lo ada lihat Inggit nggak?" tanya Biru pada sahabatnya yang semalam mengajak ke acara pesta. Nathan dan Biru sedang menghabiskan waktu di basecamp.

"Nggak, aku juga sudah menghubungi berkali-kali tapi tidak diangkat, Inggit kemana ya, kok gue ngerasa nggak enak, terakhir malam pergi bareng gue, sayangnya dia misah dan tiba-tiba pamit pulang melalui pesan, gue langsung keluar gedung nyariin, eh Inggit udah nggak ada, semoga dia nggak kenapa-kenapa?" jelas Nathan panjang. Pria itu cukup mengkhawatirkan gadis itu.

"Lo tumben, nanyaiin Inggit? Setahu gue ... bukannya lo anti sama dia, atau jangan-jangan lo juga mulai ngelirik dia nih," tuduhnya tanpa basa-basi.

"Enak aja, gue anti lah sama cewek modelan kaya gitu, cuma nanyain aja disuruh Hilda, dia kan sahabatnya tuh, jadi dia juga merasa kehilangan, karena nomor Inggit tidak bisa dihubungi, dan lo adalah orang terakhir yang ngajak Inggit jalan, siapa tahu lo ada sama dia, atau mungkin tahu posisi dia."

"Owh ... bener nih ..., kok tiba-tiba aneh kalau lo peduli, setahu gue nih ya ... Albiru Rasdan tidak pernah peduli dengan siapapun, bahkan dengan Hilda sekalipun yang notabene kekasih lo mana pernah lo perhatian, lo cuma pakai, habis itu entahlah ... "

"Sialan lo, kalau ngomong jangan terlalu jujur, gue emang brengsek tapi setidaknya kita sama-sama mau dan tidak ada unsur pemaksaan," kilahya cepat.

"Gue sih big no, apalagi penjajakan wanita yang kelas random. Masih aku pantau, tapi kalau sama Inggit kalau dia mau boleh juga, aku yakin dia masih bersegel."

Biru sampai tersedak minumannya sendiri mendengar penuturan sahabatnya. Entah mengapa dia merasa tidak rela, Inggit di jamah pria lain selain dirinya.

"Hari gini mana ada cewek segel, yang ada juga seribu satu."

"Inggit itu beda, aku pernah denger dia berhubungan sama kating kita, Banyu Wijaya, lo tahu kan cowok itu tipe kaya apa, idola pada masanya, tapi denger-denger Inggit putus dari dia demi tetap menjaga kesuciannya, dan gue tahu itu tentu saja dari Hilda. Jujur belakangan ini gue banyak mencari tahu tentang Inggit, mulai dari masa lalunya, silsilah keluarganya, dan fiks gue tertarik cewek modelan kaya dia cocok banget buat gue jadiin istri."

Lagi-lagi Biru tersedak minumannya sendiri, pria itu sampai terbatuk-batuk air mata. Nathan yang duduk di sebelahnya pun sampai membantu memenangkan pria itu.

"Lo kalau minum pelan-pelan dong, nyampe segitunya. Minum dulu bro, pelan-pelan lah, nggak bakalan ada yang minta."

"Nggak pa-pa makasih, sepertinya gue udah harus pulang," ujarnya bangkit dari duduk, dan meninggalkan kafe dengan hati gusar. Mendadak Biru terngiang-ngiang perkataan Nathan. Dirinya bahkan belum pernah merasakan jenis perawan mana pun, rasanya mustahil dan tidak mungkin mendapatkan istri yang masih segelan.

Biru tidak pernah mempermasalahkan hal itu, bahkan rasa serius dengan seorang wanita pun masih enggan, tapi lagi-lagi perkataan Nathan membuat pria itu halu sendiri. Nathan bahkan dengan gamblang menerangkan kekagumannya pada Inggit yang notabene adalah istrinya. Mendadak Biru kepikiran hal itu sepanjang malamnya.

Hingga malam menyambangi bumi, Inggit masih belum kembali, dan ini malam ke dua kalinya istrinya itu tidak pulang ke rumah. Dua hari pula Hilda mendadak tidak bisa dihubungi. Padahal pria itu lagi kangen dan pingin ngobrol, tapi sayang kekasihnya itu tidak merespon. Mendadak ikut menghilang tanpa kabar.

***

Sementara Inggit masih betah di apartemen Ares. Gadis itu tadinya sudah mau pergi pamit keesokan harinya, setelah gadis itu sudah mendapati dirinya baik-baik saja.

"Sebaiknya kamu tinggal di sini dulu Nggit, atau kamu boleh tinggal di sini sesuai yang kamu mau," ujar Ares menerangkan.

Inggit benar-benar merasa tidak enak, jatuhnya perempuan itu merasa tidak enak terhadap pria baik hati di depannya.

"Maaf, aku jadi merepotkan," jawab Inggit sungkan. Inggit baru saja selesai mandi dan sarapan. Ares membantu Inggit selama dua hari ini, dan itu benar-benar membuat Inggit canggung.

"Nggit, sorry kalau aku ikut campur urusan kamu, sebenarnya ada hubungan apa kamu sama Nathan, dan juga ... Biru? Mengapa dalam satu waktu pria itu nampak dekat denganmu?"

Inggit terdiam beberapa saat sebelum akhirnya membuka mulutnya yang kelu.

"Teman, kami berteman baik," jawab Inggit lirih.

"Dengan?"

Inggit memejamkan matanya sebentar, gadis itu harus berhati-hati dalam mengambil sikap, salah-salah Ares benar-benar mengintrogasinya.

"Mereka," jawabnya mengalihkan tatapan wajahnya.

"Kamu datang dengan Nathan, tapi kamu pulang dengan Biru, apa kamu sedekat itu? Kenapa harus berakhir di jalanan?"

Skak mat! Kali ini Inggit benar-benar bingung memilih padanan kata yang pas menggambarkan status dirinya dengan Biru.

"Nggit, kenapa nggak jawab, sorry bukannya lancang, tapi ke dua pria itu terus menghubungi ponselmu semenjak hari itu," jelas Ares. Pria itu memergoki ponsel Inggit berkerlip beberapa kali ketika gadis itu tertidur. Ares hanya memantau tanpa mengangkatnya, walaupun sesungguhnya pria itu kepo.

Terpopuler

Comments

Cucu Ulpah

Cucu Ulpah

jujur aj git am ares siapa tahu dia bisa nolongin kamu keluar dari masalah kamu

2022-12-29

0

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

pasti Hilda lagi sama cem2an nya ...
kesiyan deh Biru ... 🤪

2022-12-23

0

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

diiiih .... Nathan aja sampe tau kalo Hilda gampang dipake ... 🤮

2022-12-23

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 part 47
48 Part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Bab 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98
99 Part 99
100 Part 100
101 Part 101
102 Part 102
103 Part 103
104 Part 104
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
part 47
48
Part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Bab 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98
99
Part 99
100
Part 100
101
Part 101
102
Part 102
103
Part 103
104
Part 104

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!