Part 5

Mereka berlima tengah menikmati bakso bersama ketika handphone Biru bergetar. Pria itu menghentikan kegiatannya sejenak, lalu mengambil ponsel tersebut dari saku celananya. Biru sempat melirik ke arah Inggit sebalum beralih menatap layar ponsel dan menggeser tombol hijau.

"Iya Ma?" Biru bangkit dari duduk dan sedikit menjauh begitu sambungan telepon tersambung.

"Masih di kampus?"

"Iya, lagi jajan di kantin kampus."

"Mama ada di depan rumah kalian, bisa pulang sekarang? Sekalian Inggit juga suruh pulang, ada suatu yang pingin Mama omongin."

"Tapi Ma, Bi -----" panggilan di tutup dari sebelah pihak.

Tut ----

"Hais ... Mama ini, belum juga selesai ngomong udah dimatiin aja," gumamnya kesal.

Pria itu ngedumel sendiri, merasa kesal dengan mamanya namun tidak bisa membantah perintahnya. Biru kembali ke meja kantin pamit dengan kedua sahabatnya dan juga Hilda, kemudian pria itu pergi dengan tergesa.

Sesampainya di luar, tepatnya di parkiran Biru segera mengirim pesan dan menyuruh perempuan yang berstatus istrinya itu pulang.

Inggit menatap ponselnya dengan kernyitan di kening yang berlipat. Karena menyangkut mertuanya Inggit pun pulang. Motor mereka saling beriringan ketika sampe rumah, Inggit dan Biru menyalami Mama Diana dengan takzim.

"Sayang ... gimana tidurnya semalam, apakah nyenyak?" selidik Mama.

"Nyenyak Mah, mari Mah masuk. Maaf berantakan, Inggit belum sempat berkemas," ujar Inggit sungkan.

"Nggak pa-pa sayang, sebenarnya Mama cuma mampir sebentar, Mama mau ngasih hadiah ini ke kalian." Mama Diana menyodorkan dua voucher liburan.

"Apa ini Ma?" tanya Biru mengambil tiket tersebut.

"Paket honeymoon ke Raja ampat buat kalian, Mama sengaja kasih itu sebagai hadiah bulan madu untuk pernikahan kalian."

Inggit dan Biru sama-sama terdiam, setelahnya Inggit berdehem sejenak lalu segera menolak dengan perkataan yang halus dan sopan.

"Maaf Ma, sepertinya kita belum butuh itu sekarang, mungkin lusa setelah kuliahnya libur bisa Inggit pertimbangkan," tolaknya sopan.

"Gitu ya sayang, nggak papa sih berangkatnya agak nantian juga, yang penting kalian terima," ujar Mama Diana sedikit maksa.

"Terimakasih Ma, kita akan mengambil cuti dan berangkat bulan madu bersama," ucap Biru cepat. Inggit melirik Biru tak percaya, gadis itu ingin protes tapi nanti saja setelah orang tuanya pulang.

Mama Diana tersenyum senang melihat Biru yang begitu antusias. Ia pun pulang dengan hati lega diselimuti bahagia.

"Lo gila, bulan madu? Bukankah kita sudah sepakat hanya menikah pura-pura!" semprot Inggit tak terima.

"Sans dong, lo pikir gue bakalan ngajak elo ke sananya, mimpi lo ketinggian, lo memang istri gue, tapi jangan harap gue perlakuin lo seperti selayaknya istri," bentaknya tak kalah menyakitkan.

"Syukur deh, siapa juga yang mau honeymoon bareng lo, ogah," sergah Inggit bangkit dari duduknya.

"Gue mau ngajak Hilda," ucap pria itu menghentikan langkah Inggit.

"Gue saranin lo balikin voucher itu ke Mama, sebelum masalah kita semakin rumit."

"Kenapa? Lo keberatan? Lo cemburu?" ucapnya menohok.

"Gue nggak pernah peduli, dan nggak akan pernah peduli dengan apa yang mau lo lakuin, asal lo tahu, jika orang tua lo tahu pergi dengan Hilda, gue yakin seratus persen orang tua lo bakalan murka!" tegas Inggit sarkas.

"Lo ngancam gue, mereka nggak mungkin tahu kecuali lo yang ngasih tahu, jadi keputusan tetap di gue, dan gue nggak peduli, gue tetep bakalan berlibur, tugas lo ikut mengambil cuti terserah mau kemana, gue kasih uang buat lo pergi selama gue liburan."

"Nggak mau, gue nggak mau cuti kuliah, sebentar lagi UAS dan gue sedang banyak tugas."

"Terserah! Gue nggak peduli, yang pasti lo nggak boleh ngacauin rencana gue!" tukas pria itu tetap pada pendiriannya.

Inggit berlalu dari ruang tamu, percuma saja Inggit mendebat manusia batu itu, hanya kesal tanpa memperoleh titik temu. Gadis itu lebih tertarik tenggelam dalam dunia sosmednya dari pada memprotes apa yang ingin dilakukan suaminya itu.

Inggit baru saja mengubah posisi ternyamanya di atas kasur ketika tiba-tiba pintu kamar terbuka, Biru masuk dengan santainya. Gadis itu terkesiap dan langsung bangkit dari pembaringan.

"Eh, ngapain lo ke sini?" Inggit menyorot waspada.

"Ke luar lo, malam ini giliran gue yang tidur di kamar," sarkas pria itu galak.

Inggit berdiri, pasang kuda-kuda perlawanan. "Enak aja, nggak ada sejarahnya Inggit Prameswari tidur di luar kamar. Lo aja sana yang ke luar!" bentaknya tak kalah garang.

"Eh, lo jadi cewek ngeselin banget sih, ke luar nggak!" bentak Biru sekali lagi.

"Nggak! Lo yang tidur di luar!" Inggit tak gentar sedikit pun.

"Oke, terserah lo tapi gue mau tidur di sini, jangan salahkan gue kalau gue khilaf dan terpaksa ngelakuin sesuatu di luar kendali gue," ucapnya tersenyum miring.

Inggit bergeming, namun sesaat setelahnya ia tertawa geli mendengarkan penuturan suaminya itu, kalau boleh jujur Inggit takut, sangat takut malah, bukan tidak mungkin hal itu terjadi, di dalam kamar yang hanya berdua, terlebih mereka suami istri.

Inggit tengah memikirkan cara yang paling ampuh memenangkan perdebatan sengit perihal kamar mereka. Gadis itu belum menyerah, namun ada rasa waswas yang melanda hatinya.

Brukk!

Biru langsung melempar tubuhnya ke kasur, pria itu tidak peduli tatapan Inggit yang galau, ia sudah menguasai kasur saat ini.

"Raja tega, manusia stone," decak Inggit kesal. Kali ini gadis itu mengalah dan dirinya terpaksa tidur di luar kamar.

Biru terlelap dengan cepat, giliran Inggit sama sekali tidak bisa merem. Bahkan tubuhnya seakan tidak bersahabat dengan sofa, gadis itu merasa tidak nyaman dalam tidurnya.

Hari semakin larut, nonton TV udah, malah TV nya yang nonton dirinya sibuk membalas pesan di grub kelasnya. Hingga hampir pukul sebelas malam, gadis itu tidak bisa tidur.

"Sialan si stone, gue kerjain lo, mampus!!"

Inggit membuka kamar secara perlahan, gadis itu mengintip dan memastikan Biru yang benar-benar sudah terlelap. Dengan berjalan mengendap, ia mulai menuju nakas dan mengambil jam weker di sana, Inggit sengaja menyetel alarm itu dengan angka yang cukup membuat pria itu pasti akan tercengang.

"Perang akan segera dimulai, lo jahat gue beli," gumamnya lirih menatap sengit pria tampan berstatus suaminya itu yang tengah tidur dengan gaya tak beraturan.

Inggit ke luar lagi, ia mulai menumpuk bantal dan merebahkan punggungnya di sofa, mau tidak mau ia harus tidur di sini malam ini dari pada tidur satu ranjang dengan pria itu.

"Oh sofa, bawa daku ke dalam mimpi yang indah, dan lelapkan aku malam ini dengan perasaan tenang," gumam Inggit lirih sembari melelapkan matanya.

Terpopuler

Comments

Liiee

Liiee

hahaha kelakuan Biru! ingat karma berlaku

2022-12-22

0

Lilisdayanti

Lilisdayanti

cumungut inggit,, jangan mau kalah sama domba 😂😂😂

2022-11-30

0

Betty Nurbaini

Betty Nurbaini

klw gak perduli biarin aja mereka pergi nghit malah kmu gak pusing ribut melulu...

2022-09-09

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 part 47
48 Part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Bab 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98
99 Part 99
100 Part 100
101 Part 101
102 Part 102
103 Part 103
104 Part 104
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
part 47
48
Part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Bab 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98
99
Part 99
100
Part 100
101
Part 101
102
Part 102
103
Part 103
104
Part 104

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!