Part 3

Hilda menatap heran pesan beruntun yang dikirim Inggit padanya. Gadis itu bahkan sampi membaca ulang karena belum begitu mudeng dengan arti pertemuan mereka, yang mana Inggit ingin bertemu di suatu tempat dan perempuan itu harus membawa kekasihnya Biru.

"Kenapa Da? Ngajak keluar sepagi ini? Kamu nggak ada kuliah?"

"Kosong, tapi ada yang lebih penting, ini tiba-tiba Inggit ngajakin kita ketemuan, katanya penting," jawabnya penasaran.

"Sepenting apa, coba aku lihat?" Biru menyambar ponsel kekasihnya dari tangannya.

Sial, baru gue peringatin, berani berulah lagi?

"Owh ... biarin aja beb, mendingan kita nonton. Atau kita main ke hotel, lama nih nggak ngecas," ujarnya mengerling.

"Nggak bisa gitu dong beb, ini pasti Inggit penting nih, nggak mungkin banget kalau nggak urgent, dia udah pasti ngomong di telfon tanpa harus ketemu banget gitu, tapi yang aku heran kenapa aku harus ngajak kamu?" tanyanya mulai ada yang ganjil.

Biru berkilah, ia sebisa mungkin mencoba untuk tidak menampakan muka curiga yang sejatinya ia khawatirkan. Biar bagaimanapun Hilda adalah satu-satunya yang tengah mengisi jiwanya saat ini, walaupun ia sejatinya seorang player tetapi dengan kehadiran wanita ini mampu membuat ia teralihkan dengan dunia bebasnya yang sudah mendarah daging.

Biru akui, ia sering bermain dengan banyak wanita, bahkan hubungannya dengan Hilda sudah terlampau jauh, namun ia belum berniat untuk menikahinya sekarang, karena menikah memang nomor sekian untuknya. Selain dirinya yang masih begitu muda, ia juga masih ingin puas untuk melajang.

Biru selalu bermain tanpa jejak, pria dingin itu hanya ingin kepuasan dengan memberikan materi tanpa mau adanya ikatan cinta, hanya dengan Hilda lelaki itu menjalin asmara, itu pun Hilda rela memuaskan pria itu supaya tidak berkeliyaran menjamah wanita lain di club.

Track rekord pria itu memang sudah tidak bisa diragukan lagi, jangan pandang usianya, kelakuannya jauh lebih matang dari semenjak pria itu SMA. Paras yang dimiliki bak arjuna mampu membuat semua wanita bertekuk lutut padanya, di tambah anak semata wayang dari seorang pengusaha kaya raya, sempurna membuat sebagian wanita tunduk akan materinya.

"Lebih penting mana, aku atau sahabat kamu itu, hmm," Biru mengendus wajah kekasihnya.

"Oke, aku cancel pertemuan dengan Inggit, kita main ya?" jawabnya antusias.

Mereka menuju kost Hilda yang tidak begitu jauh dari kampus. Perempuan itu tinggal di sebuah kost elit, yang tak lain dibiayai Biru. Laki-laki itu memang sangat royal, orang tuanya yang begitu memanjakan tak urung menjadi bomerang dalam dirinya.

"Kamu masih rutin pake KB, 'kan?" tanyanya memastikan. Laki-laki itu selalu bermain di luar, hanya dengan Hilda yang berani tembak di dalam itu pun tetap tak mau rugi dengan menyuruh perempuan itu rutin mengkonsumsi kontrasepsi tersebut.

"Masih," jawabnya sendu.

Ada sisi senang karena masih merasa di pake oleh kekasihnya, tapi ada sisi sendu itu artinya Biru masih enggan untuk serius dan bertanggung jawab.

"Aku suka posisi ini, one on top, kamu paling bisa memuaskan aku," ujar pria itu tersenyum puas.

"Aku pasti akan selalu membuatmu puas beb, asal jangan jajan di luar," ucapnya tersenyum nakal.

Mereka berdua menghabiskan siang mereka dengan kenikmatan dunia yang semu. Walaupun Biru tidak pernah mendapatkan keperawanan Hilda, tetapi ia cukup puas dengan permainan yang disuguhkan kekasihnya itu.

Biru memang sebrengsek itu, ia tidak munafik, kebebasan saat ini adalah prioritas utama. Baginya itu adalah sebuah hiburan anak muda, di tengah padatnya rutinitas sebagai mahasiswa, dan banyaknya aturan yang diberikan dari orang tuanya.

Biru baru saja mandi, sedang Hilda masih bersantai di bawah gelungan selimut dengan tubuh polosnya.

"Aku cabut dulu ya? Kamu istirahat saja, capek 'kan?" ujarnya tersenyum, melangkah ke luar dan segera menuju tempat tujuan.

Diam-diam tanpa sepengetahuan Hilda, Biru menemui Inggit.

"Wah ... sepenting ini sampe rela nungguin gue dan juga Hilda ke sini," ujar pria itu tiba-tiba sudah berada di sekitar Inggit.

Inggit menanti berjam-jam, dan yang datang ternyata Biru, padahal Inggit tidak memberi tahu Biru, ia hanya memberitahu Hilda dan ingin menjelaskannya.

"Mana Hilda?" tukasnya tak sabaran.

"Dia tidak akan datang, dan lo benar-benar memuakan!" bentaknya marah.

"Lo mengacaukan segalanya? Mari kita batalkan pernikahan kita sama-sama, gue bakalan bantuin bilang ke Tante Diana kalau lo sudah punya pasangan," ucapnya yakin.

"Percuma, nggak bakalan didengerin, sampe mulut lo berbusa juga sia-sia belaka, karena lo pilihan orang tua gue. Tapi, jangan harap gue mau ngejalanin rumah tangga ini semulus orang tua kita, nggak akan."

"Kalau lo mengiyakan, itu sama saja lo mengkhianati Hilda, Biru, lo cinta 'kan sama Hilda?" tanyanya memperjelas.

Inggit prihatin dengan hubungan mereka kalau tidak sampe berakhir di pernikahan. Dirinya bahkan orang yang pertama menentang, karena Inggit berharap Hilda mendapat pria yang jauh lebih baik, tapi kalau pada akhirnya Biru itu memilih menikahi dirinya itu Inggit lebih menentang lagi.

Biru terdiam sejenak, "Cinta lah, gue nggak akan pernah khianatin, kita tetap akan menikah, dan lo tenang aja karena gue nggak akan sudi menganggap lo sebagai istri gue, jadi ... kita tidak harus bersikap layaknya suami istri. Pernikahan ini hanya akan dilakuin secara diam-diam, dan mari kita lakuin sandiwara ini," jelasnya panjang lebar.

"Anggap saja lo bantuin gue buat mendapatkan segalanya, dan lo bantuin keluarga lo buat nurut padanya."

"Berapa lama, dan kapan kita bercerai?"

Biru tertawa mendengar pertanyaan Inggit, belum juga menikah sudah membahas cerai, tapi memang ini yang dinginkan Biru, jadi, laki-laki itu tidak perlu khawatir dengan kesepakatan yang telah dibuat.

Cukup menarik

"Secepatnya, setelah Papa mengesahkan semua harta warisan hanya untuk aku seorang," jawabnya yakin.

"Apakah ada jaminan bisa lebih cepat, gue tidak mau dirugikan dalam bentuk apapun!" camnya tegas.

"Lo hanya akan menyandang status janda Tuan Albiru Rasdan tanpa tersentuh."

Inggit sedikit lebih lega mendengar hal itu. Walaupun yang dilakukan padanya sebuah perjanjian konyol, tapi bagi Inggit akan lebih baik, sebab ia akan sangat dirugikan dengan perjodohan tanpa cinta ini.

Kesepakatan diperoleh keduanya, Inggit berharap semua berakhir cepat tanpa banyak drama. Persahabatan tetap terjaga tanpa ada yang tersakiti di antara keduanya.

"Oke, deal. Apa yang gue dapat jika lo melanggar dengan membocorkan semuanya?"

"Maksud lo?"

"Kalau sampe rencana gue berantakan, gue mau imbalan yang setimpal," tukasnya tegas dengan senyum smirk yang membuat Inggit menatap muak.

Inggit bergeming, apa maksud dari semua perkataannya, apakah kehancuran keluarganya. Mengingat keluarga pria itu punya kuasa.

"Kita, akan menikah besok," ucapnya yakin.

Inggit membelalakkan matanya kaget, gadis itu benar-benar tidak menyangka akan lebih cepat dari perkiraan yang ada.

Terpopuler

Comments

Ney maniez

Ney maniez

waduhh 🏃🏻‍♀️🏃🏻‍♀️

2024-03-22

0

Nur fadillah

Nur fadillah

Atuuuttt....😥😥

2023-02-15

0

Nur fadillah

Nur fadillah

Mengerikan....

2023-02-15

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 part 47
48 Part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Bab 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98
99 Part 99
100 Part 100
101 Part 101
102 Part 102
103 Part 103
104 Part 104
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
part 47
48
Part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Bab 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98
99
Part 99
100
Part 100
101
Part 101
102
Part 102
103
Part 103
104
Part 104

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!