Part 11

Inggit bergeming dengan sejuta pikiran di otaknya. Bagaimana pun, ia harus bisa menghapus gambar-gambar dirinya yang Biru colong dengan kurang ajarnya tanpa sepengetahuan Inggit. Gadis itu mencoba tenang, diam, dan menurut, karena memang saat ini tidak ada pilihan, tapi ... sedikit banyak ia menaruh dendam, ternyata Biru lebih jahat dari yang Inggit kira. Inggit mengira Biru hanya penjahat wanita, player, tetapi ini malah lebih parah, tindakannya sangat merugikan untuk Inggit.

Gadis itu tidak bisa membayangkan, kalau seandainya foto dirinya itu tersebar sudah pasti akan sangat merusak reputasinya. Bahkan jalur beasiswa di kampusnya bisa di cabut gara-gara tindakan amoralnya.

Gue harus bisa dapetin foto-foto itu

Inggit pura-pura tidur di sofa yang tersedia di kamar Biru. Gadis itu benar-benar tidak bisa menganggap remeh pria batu di depannya yang dengan santai dan asyiknya malah bervidio call bersama Hilda tanpa mempedulikan perasaan Inggit sedikitpun.

Inggit sama sekali tidak terpengaruh, otaknya sudah dipenuhi dengan segala rencana yang ia sendiri merasa mumet untuk menjalankan.

Sayang ... besok aja ketemuannya ya, aku juga kangen tapi ini sudah malam. I love u.

Itu adalah suara Biru yang tengah mengobrol asyik dengan Hilda di telfon. Inggit mendengar semuanya, gadis itu hanya pura-pura tidur. Bahkan, dirinya sama sekali tidak bisa terlelap.

"Wah ... cepet juga lo tidur, padahal gue belum puas debat sama lo, eh ... malah tidur, nggak asyik," celetuk Biru yang Inggit yakini berada di dekatnya, sebab ia merasa gumaman itu terasa begitu dekat.

Cantik sih ... tapi sayang gue nggak cinta, dan gara-gara lo, gue mesti jadi anak baik sepanjang masa. Kalau bukan karena hak waris Papa, sudah dari hari pertama lo jadi istri gue udah gue buang!

Biru menatap sengit perempuan yang tengah tertidur di sofa kamarnya. Hari sudah lumayan malam, dan saatnya pria itu beristirahat. Malam ini begitu menenangkan untuk dirinya, Biru tidur dengan cepat setelah membalas pesan ungkapan selamat malam dari kekasihnya.

Inggit yang sudah mengantuk memaksa tetap membuka matanya demi misi masa depan. Dirinya bahkan tidak bisa tidur dengan tenang selama gambar-gambar itu belum berhasil dilenyapkan. Gadis itu sedikit mengintip, dengan membuka matanya sedikit, memastikan si stone sudah tidur.

Inggit bangkit dari sofa mendekati ranjang, netranya menyorot liar ke sepenjuru kamar. Menemukan ponsel Biru di bawah himpitan tangannya, sepertinya pria itu tertidur saat bermain ponsel. Inggit sedikit menahan napas saat mengambil HP Biru. Gadis itu melakukan dengan sangat hati-hati, takut empunya murka, dan menyebabkan gagal total.

Yes ...! pekik Inggit tertahan begitu mendapati ponsel pria itu.

Inggit langsung menyalahkan handphone dengan merk buah apel di gigit itu.

"Sial!" umpat Inggit kesal mendapati ponsel Biru di pasword. Ia mencoba gambling tetapi hasilnya nihil, tidak bisa. Ingin sekali Inggit membanting ponsel itu dari tangannya, dengan kesal ia meninju-ninju muka Biru di udara.

"Lo bener-bener jahat Albiru, gue pasti bales semua ini, lihat saja!" gumam Inggit lirih, kembali duduk di sofa dengan pikiran yang kacau balau.

Inggit masih begitu gondok, belum berhasil membuka ponsel pria itu. Seandainya ini siang hari, mungkin ia akan meminta bantuan konter untuk meriset semua data pria itu di ponselnya, Inggit tidak peduli. Misi harus berhasil, dirinya bahkan hidup damai, tenang, tanpa musuh yang berarti sebelum dekat dengan pria itu. Namun, semenjak menikah dengan Biru seakan semua kesialan itu terus mengintainya bagai hantu.

Inggit menatap jengkel handphone yang ia letakkan tak jauh dari tangan pria itu. Terus menatap lesu atas lemari, handphone miliknya masih setia stay di sana gegara ulah suami jahatnya.

"Benar-benar menyusahkan!" gumam Inggit kesal, mengabsen segala umpatan di benaknya.

Mimpi buruk Inggit sepanjang hidup adalah menikah dengan pria tak berhati seperti Biru, seandainya Romo dan Ibu tidak memaksa, tentu gadis itu memilih kabur, tidak sudi bersanding dengan pria brengsek macam pria itu.

Inggit mengambil kursi, berusaha memanjat dan menilik atas lemari, tapi sayang masih sedikit kesusahan sebab lemari di kamar itu lumayan tinggi. Kekesalannya bertambah lagi, saat ia melirik jam dinding di kamar Biru menunjukan pukul 23.30 WIB. Itu artinya malam sudah larut, dan Inggit tidak mungkin ke luar kamar mencari tangga. Untuk malam ini perempuan itu terpaksa harus tidur dengan segala rasa yang berkecamuk di dada.

Pagi menyambut begitu cepat, Inggit yang masih tertidur pulas di sofa terkesiap mendengar ketukan pintu dari luar sana. Setengah malas gadis itu terbangun mendekati pintu dan membukanya.

"Maaf Non, sudah di tungguin Ibu sama Bapak sarapan di bawah," ujar pembantu di rumah Biru menginterupsi.

"Hah! Emang ini jam berapa?" Inggit bingung sendiri, ia merasa baru saja terlelap dan dikejutkan dengan matahari yang sudah meninggi.

"Hampir jam delapan Non," jawab art itu tersenyum. Entahlah itu senyum apa Inggit tidak tahu, tapi yang jelas jawaban itu terjawab sudah ketika Biru juga muncul di belakang Inggit dengan muka bantalnya khas bangun tidur.

"Lima belas menit mbok, kita bersih-bersih dulu, nanti nyusul, atau kalau nggak tinggalin aja," oceh pria itu.

ART berlalu setelah menyerahkan satu style baju ganti untuk Inggit, yang diutus Mama Diana untuk menantu kesayangannya itu, dan Biru segera menutup pintunya rapat-rapat.

"Maaf Buk, mereka baru saja bangun dan tengah bersih-bersih," lapor ART yang langsung diangguki dengan senyuman Mama Diana. Orang tua itu pikir, bangun kesiangan itu sangat wajar bagi pengantin baru, ia bahkan sangat bersyukur kalau mereka akhirnya sudah saling jatuh cinta dan menjalani rumah tangga normalnya sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.

"Ambilin handphone gue dulu Al, gue ada perlu buat hubungi seseorang," mohon Inggit di titik nadir.

"Ya elah ... manja banget, tinggal ambil tangga di belakang, punya otak tuh dipakai, jangan buat pelajaran aja lo sok pintar tapi hal kaya gitu aja nggak bisa mikir."

"Kalau nggak mau tinggal bilang 'no', kenapa hobby banget marah-marah sih," gerutu Inggit bertambah kesal. Ia memilih mengabaikan sejenak perdebatan itu dan memilih melesat ke kamar mandi.

Inggit menyelesaikan mandi dengan cepat. Mertuanya itu sangat pengertian sekali mengingat dirinya tidak membawa baju ganti, tanpa kesusahan Mama sudah menyiapkan untuknya.

Biru akhirnya angkat tangan dan merasa terpanggil dengan suka rela mengambil ponsel istrinya yang sengaja ia lempar ke atas lemari.

"Heh, ponsel, nyusahin orang aja lo pagi-pagi," gerutu Biru kesal mengomel bak orang gila ponsel Inggit yang berhasil ia raih.

"Astaga gila!" celetuk Inggit melihat suaminya memaki-maki ponsel miliknya.

"Eh!" Biru terkesiap, kursi pijakannya oleng karena kaget, pria itu ambruk, tapi sialnya Biru terjatuh menimpuk Inggit dan alhasil mereka pun terjerembab ke lantai berdua dengan posisi yang sama sekali tidak menguntungkan bagi Inggit.

Terpopuler

Comments

Julyzee

Julyzee

kan😂

2022-12-24

1

Liiee

Liiee

sialan si Biru! bukanya inggit udah minta pisah ya!

2022-12-23

0

Lilisdayanti

Lilisdayanti

kenapa harus biru yg jadi peran kedua bukan ares,,peran utamanya kan inggit 😁🤭

2022-11-30

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 part 47
48 Part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Bab 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98
99 Part 99
100 Part 100
101 Part 101
102 Part 102
103 Part 103
104 Part 104
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
part 47
48
Part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Bab 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98
99
Part 99
100
Part 100
101
Part 101
102
Part 102
103
Part 103
104
Part 104

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!