Dia pilih kabur

"Terima kasih." Alisha berucap ramah ketika seorang wanita berpakaian khas pelayan kafe menurunkan dua gelas es thai tea beserta dua porsi camilannya.

"Sama-sama." Gadis itu mengangguk sopan lalu beranjak meninggalkan.

Alisha mengangsurkan salah satu gelas thai tea itu ke depan Lara yang terlihat muram lalu membujuknya untuk minum.

"Ra, minum dulu biar adem."

"Apanya?" tanya Lara ketus.

"Ya tenggorokannya lah. Emang kamu pikir apa?"

Lara mendengkus lirih. "Aku pikir bisa bikin adem otak yang lagi panas."

Alisha tergelak mendengar penuturan Lara. Meskipun terlihat kesal, tetapi Lara tetap meraih gelas itu lalu meminum airnya menggunakan sedotan.

"Enak nggak?" tanya Alisha setelah memperhatikan Lara minum.

"Biasa aja. Aku udah sering minum yang kayak gini. Malahan sekarang terasa membosankan."

"Mau kupesankan yang lain?" tawar Alisha.

Lara menggeleng cepat. "Nggak usah. Aku lagi nggak selera ngapa-ngapain sekarang. Aku cuma pengen curhat aja sama kamu."

"Curhat aja. Aku siap dengerin, kok."

Lara menatap Alisha, sementara Alisha tersenyum lembut sembari meletakkan kedua tangannya ke atas meja. Gadis itu menunjukkan kesiapannya menjadi pendengar yang baik.

"Papa aku, Al." Lara memulai ceritanya sambil pasang wajah sebal. "Makin lama makin aneh aku lihat. Aku sering banget mergokin dia senyum-senyum sendiri. Kayak orang gila. Aku curiga dia jatuh cinta lagi deh, Al. Jangan-jangan dia punya sugar baby."

Mata Alisha sontak membuat mendengar cerita dari Lara. "Jangan sembarangan ngomongin papamu, Ra. Jangan mudah berburuk sangka. Itu nggak baik," ucapnya menasihati.

"Kamu bisa ngomong gitu karena kamu nggak ngerti apa yang mamaku rasain, Al!" sahut Lara dengan suara tinggi. "Aku udah capek lihat Mama nangis! Aku capek lihat kedua orang tuaku ribut tiap hari! Tapi aku juga nggak habis pikir, kenapa orang tuaku bisa bertahan hidup bersama sampai sekarang meski tanpa adanya rasa cinta."

"Tanpa rasa cinta?" Alisha mengulangi sepenggal kalimat Lara dengan ekspresi terperangah.

"Iya!" tegas Lara, kemudian tersenyum miris. "Kata Mama, Papa masih terbelenggu pada bayang-bayang cinta pertamanya dulu. Itu yang bikin Papa nggak bisa mencintai Mama dengan sepenuh hati."

"Nggak saling cinta tapi kok sampai punya anak? Upss. Sorry." Tangan Alisha langsung membungkam mulutnya saat menyadari telah melontarkan pertanyaan yang tak semestinya.

Lara memutar bola mata. "Cinta memang cinta, tapi seeks itu kebutuhan, Al. Papa mamaku itu tidurnya seranjang. Ya pasti jadi anak, lah!"

Alisha hanya nyengir menimpali penjelasan Lara.

Lara mengaduk es miliknya dan menyedot sedikit sebelum kemudian melanjutkan cerita. "Tapi aku juga nggak bisa sepenuhnya nyalahin papaku, Al. Mamaku juga turut andil dalam ketidakharmonisan hubungan mereka. Mama terlalu sibuk dengan kehidupan sosialitanya, sampai-sampai lalai dengan tugasnya sebagai istri."

"Kamu yang sabar ya, Ra." Hanya itu yang bisa Alisha lakukan. Menggenggam tangan Lara sebagai bentuk kepedulian. Ia hanya bisa memberi dukungan dan menguatkan. Lara tak butuh saran. Gadis itu hanya ingin didengarkan.

"Makasih, Al." Lara tersenyum haru sambil membalas genggaman Alisha.

"Sama-sama," balas Alisha tulus.

"Kamu tau, Al? Aku tuh diam-diam mempelajari ilmu pengetahuan tentang kehidupan rumah tangga dari mereka. Tapi yang aku amati lebih ke kesalahan-kesalahan yang papa mamaku buat. Mereka itu kurang komunikasi dan cenderung nggak ada niatan memperbaiki hubungan. Jangan ditanya lagi berapa kali aku mencoba menasihati. Udah sering banget, Al. Tapi mereka nggak peduli karena aku cuma dianggap anak kecil."

Alisha mengeratkan genggaman tangannya saat dirasa emosi Lara makin membara. Sementara Lara sendiri tampaknya mengerti dengan maksud hati Alisha. Ia mengembuskan napas panjang dan berusaha meredam amarahnya.

"Makanya aku nggak mau dijodohkan, Al. Aku nggak mau rumah tanggaku seperti mama papa."

Mulut Alisha sontak ternganga, sementara bola matanya membulat dan alisnya terangkat. Ia terperangah.

"Aku dijodohkan, Al. Sama cowok yang nggak gue kenal. Orangnya sih ganteng. Tajir abis. Tapi gimana lagi orang gue nggak cinta. Gue trauma perjodohan. Dan itu berkaca dari kehidupan mereka."

"Sebentar Ra." Alisha mengangkat tangannya seperti meminta perhatian sejenak. "Kamu bilang nggak kenal, tapi tau kalau calon kamu itu ganteng. Gimana sih?" tanyanya kemudian dengan nada tak paham.

"Karena papa pernah kasih lihat fotonya dan cuma kulihat sekilas, Al. Habis itu aku lempar karena kesal. Dia itu anak sahabat papa. Masih muda banget. Umurnya aja baru dua dua. Aku nggak yakin dia bisa jadi kepala keluarga yang baik. Dan satu hal lagi yang perlu kamu tau, Al. Sepertinya tuh cowok juga nggak setuju dengan rencana perjodohan ini."

"Dari mana kamu tau?"

"Dari tindakan dia yang lebih pilih kabur!" terang Lara dengan nada sebal dan membuat Alisha tercengang. Namun, sebentar kemudian Lara menyunggingkan senyum. Membuatnya tak paham dengan ekspresi yang Lara tunjukkan. Sedih atau bahagia.

Terpopuler

Comments

Arin

Arin

dan jngn bilng orng yg mau di jdhin sm lara itu si Dante...

2022-12-15

0

Sulastri Akhmad

Sulastri Akhmad

lanjut

2022-05-09

1

Nunuk Pujiati 👻

Nunuk Pujiati 👻

Gak kebayang jadi lara sih, dia harus melihat orang tuanya kek gitu. duh seharusnya orang tua lara, jangan sampai terbelenggu masa lalu

2022-04-14

1

lihat semua
Episodes
1 Pria Hidung Belang
2 Pengorbanan
3 Keluarga Narendra
4 Kang Ojek
5 Pertemuan kedua dengan Narendra
6 Gadis luar biasa
7 Iri
8 Berondong
9 Kamu?
10 Malu Sama Yang Maha Kuasa
11 Anugerah?
12 Nggak salah lagi
13 Entah kebetulan atau memang dirancang Tuhan
14 Perlu diruqyah
15 Gontai
16 Boleh ngomong sesuatu?
17 Andai saja
18 Gombal Amoh
19 Dia siapa?
20 Dia pilih kabur
21 Entahlah
22 Tercengang
23 Senang atau balas dendam
24 Ada bahuku
25 Pembicaraan Ayah dan Anak
26 Menatap jijik
27 Seperti petir menyambar
28 Tuduhan Lara
29 Jaga dia dengan baik
30 Bernegosiasi
31 Pertemuan dua keluarga
32 Pertemuan dengan seseorang
33 Sekali ini saja
34 Luka yang paling hebat
35 Rencana besar Robby
36 Kecewa yang berulang
37 Jiwa yang rapuh
38 Ah, manisnya
39 Senang Berkenalan
40 Pertemuan dua keluarga
41 Harus bisa!
42 Bisakah waktu diulang kembali?
43 Belum muhrim
44 Lagi-lagi ingat dia
45 Air mata bodoh
46 Dingin dan menjengkelkan
47 Benarkah ujian datang untuk mengangkat derajat makhluk Tuhan?
48 Gara-gara Sena
49 Gue memang gini orangnya
50 Amplop coklat
51 Bawa Alisha kemari
52 Merasa Berat
53 Diboyong
54 Hanya akan kuliah
55 Terbongkarnya rahasia Helena
56 Suara itu?
57 Mencekam
58 Aku juga mamamu
59 Siapa yang salah, siapa yang marah
60 Harap semu
61 Memiliki kesamaan
62 Nyeri di ulu hati
63 Marcel
64 Sini gabung
65 Nyaris menitikkan air mata
66 Batin yang berperang
67 Jangankan sekali, seumur hidup juga berani
68 Mata nakal
69 Tidak peduli tapi masih perhatian
70 Kupu-kupu dan kebun bunga
71 Calon tunangan yang tak pernah diharapkan
72 Dosa masa lalu
73 Ingin cemburu, tapi siapalah aku?
74 Seandainya saja
75 Kok jadi gini
76 David?
77 Belum siap
78 Calon besan Papa
79 Tak kusangka
80 Tersesat
81 Kalap hingga main tabrak
82 Terkejut
83 Sifat Dante sejak kecil
84 Hanya saja ...
85 Penyesalan Robby
86 Permintaan Lara
87 Perubahan Dante di mata Robby
88 Siapa Boy?
89 Model dadakan
90 Nikah beneran yuk
91 Pengantin bar-bar
92 Siapa yang kau cinta?
93 Dasar rakus
94 Perlakuan Marcel
95 Kecerobohan yang disengaja
96 Baper yang salah tempat
97 Harimau lapar
98 Kamu paham?
99 Kerasukan iblis
100 Jangan Alisha!
101 Memfitnah diri sendiri
102 Pertemuan Dante dengan Sena
103 Sosok di kegelapan
104 Penguntit amatiran
105 Dalam persembunyian
106 Kehilangan jati diri
107 Tuhan tidak tidur
108 Masuk dalam jebakan
109 Pertolongan Tuhan itu nyata
110 Rencana Dante
111 Bukan lagi calon tunangan
112 Kamu percaya sama aku, kan?
113 Tak lagi sama seperti dulu
114 Kesombongan yang bukan pada tempatnya
115 Lima jam
116 Selamat tinggal pada dunia?
117 Nggak terima
118 Kelar
119 Cantik versi masing-masing
120 Memiliki rasa tapi tak mampu menyatakannya
121 Ketakutan Lara
122 Saudara selamanya
123 Pemeran pengganti yang tak diinginkan
124 Dendam, kah?
125 Panas
126 Firasat buruk
127 Pertunangan (Ending)
Episodes

Updated 127 Episodes

1
Pria Hidung Belang
2
Pengorbanan
3
Keluarga Narendra
4
Kang Ojek
5
Pertemuan kedua dengan Narendra
6
Gadis luar biasa
7
Iri
8
Berondong
9
Kamu?
10
Malu Sama Yang Maha Kuasa
11
Anugerah?
12
Nggak salah lagi
13
Entah kebetulan atau memang dirancang Tuhan
14
Perlu diruqyah
15
Gontai
16
Boleh ngomong sesuatu?
17
Andai saja
18
Gombal Amoh
19
Dia siapa?
20
Dia pilih kabur
21
Entahlah
22
Tercengang
23
Senang atau balas dendam
24
Ada bahuku
25
Pembicaraan Ayah dan Anak
26
Menatap jijik
27
Seperti petir menyambar
28
Tuduhan Lara
29
Jaga dia dengan baik
30
Bernegosiasi
31
Pertemuan dua keluarga
32
Pertemuan dengan seseorang
33
Sekali ini saja
34
Luka yang paling hebat
35
Rencana besar Robby
36
Kecewa yang berulang
37
Jiwa yang rapuh
38
Ah, manisnya
39
Senang Berkenalan
40
Pertemuan dua keluarga
41
Harus bisa!
42
Bisakah waktu diulang kembali?
43
Belum muhrim
44
Lagi-lagi ingat dia
45
Air mata bodoh
46
Dingin dan menjengkelkan
47
Benarkah ujian datang untuk mengangkat derajat makhluk Tuhan?
48
Gara-gara Sena
49
Gue memang gini orangnya
50
Amplop coklat
51
Bawa Alisha kemari
52
Merasa Berat
53
Diboyong
54
Hanya akan kuliah
55
Terbongkarnya rahasia Helena
56
Suara itu?
57
Mencekam
58
Aku juga mamamu
59
Siapa yang salah, siapa yang marah
60
Harap semu
61
Memiliki kesamaan
62
Nyeri di ulu hati
63
Marcel
64
Sini gabung
65
Nyaris menitikkan air mata
66
Batin yang berperang
67
Jangankan sekali, seumur hidup juga berani
68
Mata nakal
69
Tidak peduli tapi masih perhatian
70
Kupu-kupu dan kebun bunga
71
Calon tunangan yang tak pernah diharapkan
72
Dosa masa lalu
73
Ingin cemburu, tapi siapalah aku?
74
Seandainya saja
75
Kok jadi gini
76
David?
77
Belum siap
78
Calon besan Papa
79
Tak kusangka
80
Tersesat
81
Kalap hingga main tabrak
82
Terkejut
83
Sifat Dante sejak kecil
84
Hanya saja ...
85
Penyesalan Robby
86
Permintaan Lara
87
Perubahan Dante di mata Robby
88
Siapa Boy?
89
Model dadakan
90
Nikah beneran yuk
91
Pengantin bar-bar
92
Siapa yang kau cinta?
93
Dasar rakus
94
Perlakuan Marcel
95
Kecerobohan yang disengaja
96
Baper yang salah tempat
97
Harimau lapar
98
Kamu paham?
99
Kerasukan iblis
100
Jangan Alisha!
101
Memfitnah diri sendiri
102
Pertemuan Dante dengan Sena
103
Sosok di kegelapan
104
Penguntit amatiran
105
Dalam persembunyian
106
Kehilangan jati diri
107
Tuhan tidak tidur
108
Masuk dalam jebakan
109
Pertolongan Tuhan itu nyata
110
Rencana Dante
111
Bukan lagi calon tunangan
112
Kamu percaya sama aku, kan?
113
Tak lagi sama seperti dulu
114
Kesombongan yang bukan pada tempatnya
115
Lima jam
116
Selamat tinggal pada dunia?
117
Nggak terima
118
Kelar
119
Cantik versi masing-masing
120
Memiliki rasa tapi tak mampu menyatakannya
121
Ketakutan Lara
122
Saudara selamanya
123
Pemeran pengganti yang tak diinginkan
124
Dendam, kah?
125
Panas
126
Firasat buruk
127
Pertunangan (Ending)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!