Motor matic berbodi besar itu melaju kencang setelah mendapatkan penumpang. Jika biasanya driver ojek online dan penumpangnya akan sama-sama senang dengan kerja sama singkat mereka, tetapi kali ini berbeda dengan Dante dan Alisha.
Dante yang duduk di depan sebagai pengemudi ojek online tampak tak suka dengan penumpang pertamanya hari ini, sementara Alisha sebagai sang penumpang, tampak begitu terpaksa menjadi penumpang Dante pagi ini.
Keduanya memiliki alasan masing-masing mengenai itu. Dante yang memang sejak awal memiliki kesan buruk terhadap Alisha tak bisa menolerir begitu saja. Lebih-lebih ia memiliki trauma pribadi yang berkaitan dengan hal ini.
Sedangkan Alisha, sejujurnya tak ada masalah pribadi yang terjadi antara dirinya dengan Dante. Namun, karena sikap berlebihan Dante terhadapnya lah yang membuatnya jadi terbawa suasana. Ia menilai Dante sangat sensitif hingga begitu mudah memandang buruk seseorang dari hanya tampilan luar.
Kendati demikian Alisha tak ingin dipusingkan dengan hal sepele semacam ini. Baginya mendapatkan ojek untuk bisa sampai ke pasar dan berbelanja segala kebutuhan, itu sudah membuatnya senang.
"Mau ke mana lo?" Dante membuka percakapan dengan tanya setelah beberapa lama terdiam.
"Pasar." Alisha menjawab datar.
"Pasar?" Dante mengernyitkan keningnya sebelum kemudian tersenyum meremehkan. "Ngapain lo ke sana? Mau dagang. Cih, lo yakin nggak salah tempat?"
Alisha yang tak mengerti maksud Dante hanya bisa melirik pemuda itu dari belakang dengan alis yang bertaut.
"Salah tempat gimana?" Ia bertanya dengan nada heran sebelum kemudian menjelaskan. "Kamu pernah sekolah nggak sih? Selama hidup di dunia, pernah bersosialisasi nggak? Pastinya tau kan, apa itu pasar! Tempatnya orang jual beli! Ada orang jual dan ada yang beli! Terus kalau aku mau belanja, itu salahnya di mana?" tanya Alisha dengan gigi menggemertak menahan geram.
"Yang salah itu elo! Salah milih tempat!" balas Dante pula penuh penekanan. Melihat sikap sok polos gadis di belakangnya itu membuatnya jadi tersulut emosi. Ia yakin, Alisha bukanlah gadis bodoh yang bahkan tak paham ke mana arah pembicaraannya.
"Gue tau, lo mau dagang anu, kan? Seperti yang di hotel waktu itu!" imbuh Dante dengan nada menuduh. Sedangkan bibirnya masih saja tersenyum merendahkan.
"Hotel?" Alis Alisha saling bertaut. Sejenak ia berusaha menelaah maksud perkataan Dante dan seketika matanya membelalak tak terima. "Maksud kamu apaan ngomongin aku dagang anu? Heh, jangan fitnah orang sembarangan, ya! Dosa tau!"
"Lo tuh yang dosa! Udah jual diri, masih aja munafik!"
Demi apa pun, tuduhan Dante ini paling kejam seantero jagad raya. Hati Alisha langsung berdenyut nyeri karenanya. Namun, menjelaskan pada orang tak suka itu sama saja buang-buang tenaga. Percuma. Dari itu ia memilih diam dan menghela napas untuk menetralkan perasaan. Biar saja Dante mau menghujatnya seperti apa, toh faktanya ia tak seburuk yang pemuda itu kira.
"Nggak berani bantah, kan. Karena lo itu memang salah!" Dante tersenyum penuh kemenangan, sedangkan Alisha hanya bisa mendengkus kesal.
"Terserah lah."
Dante hanya bisa menggeleng tak percaya melihat sikap tak acuh penumpangnya. Dari tampilan luar, Alisha memang terlihat lugu dan sederhana. Namun, siapa sangka jika gadis itu adalah jal*angnya om-om hidung belang. Bahkan dari hotel yang dipilih sebagai tempat transaksi sudah menunjukkan jika Alisha adalah PSK kelas kakap. Upah yang dia terima juga nggak main-main jumlahnya.
Kok bisa Dante tau? Ya iya lah, wong dia lihat sendiri waktu itu.
"Lo itu masih muda. Perjalanan lo masih panjang. Masa iya selamanya lo mau hidup dalam kubangan dosa? Lo nggak malu sama yang maha kuasa?"
Sebagai sesama manusia Dante merasa perlu menasehati sebab dirinya masih peduli. Namun, alih-alih menerima nasihatnya, Alisha malah nyeletuk sambil memutar bola mata malas.
"Apaan sih? Gak jelas."
Terang saja Dante langsung naik pitam. Tanpa sadar cengkeramannya pada stang motor mengerat dan giginya menggemertak.
"Dasar bebal! Kasihan sama nyokap lo, noh! Dia yang udah bertarung nyawa malah lo hidupi pakai uang haram! Sadar woy!"
"Bisa diam, nggak! Kamu udah keterlaluan tau nggak!"
"Lo tuh yang keterlaluan!"
Sayangnya Dante tak menoleh ke arah belakang. Andai saja ia menatap wajah Alisha, mungkin ia bisa melihat mata gadis itu berkaca-kaca.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
Fit Tree Fitri
Hm, menarik
2022-03-15
1
Noktafia Diana Citra
seru, lanjut terus ya kak 😍
2022-03-15
1
Author Emas
keren ini mah, lanjut
2022-03-15
2