Icha menatap manik mata Al yang sedari tadi terus menatapnya. Dengan suara bergetar, Icha pun angkat bicara.
"Aku tidak membencimu karena aku tahu aku yang salah. Aku hanya takut melihatmu marah seperti tadi" tutur Icha.
Al langsung membawa Icha kedalam pelukannya dan berkata, "Maaf aku tidak akan melakukannya lagi"
Ada kenyamanan yang Icha rasakan dalam pelukan Al, begitupun dengan Al. Al semakin mempererat pelukannya seakan takut kehilangan lagi gadis yang telah menorehkan luka di hatinya sekaligus gadis yang telah dia sakiti begitu dalam.
Terkadang Al menyesal dengan apa yang telah dilakukannya pada Icha, tapi egonya selalu menyuruhnya untuk membenci Icha. Seorang Aldrich Marchdika Putra yang digandrungi oleh banyak gadis dijadikan bahan taruhan oleh gadis polos seperti Icha yang telah mengisi penuh hatinya, sudah tentu itu sangat melukai egonya.
Hingga saat bertemu lagi dengan Icha dan anak kecil yang dia rasa mirip dengannya, Al merasa nyaman, bahagia, ingin selalu melindungi dan tidak ingin melepaskan keduanya yang telah berhasil mencuri hatinya.
Tok tok tok
Terdengar suara pintu diketuk dari luar. Namun Al maupun Icha masih terhanyut dalam rasa yang membuncah di dadanya. Hingga saat pintu dibuka pun mereka masih hanyut dalam suasana yang mereka ciptakan.
Aisha dan Oryza diam mematung melihat pemandangan di depannya. Ada sesak yang menyeruak di hati Oryza melihat sepupunya berpelukan dengan gadis yang dia suka.
Dengan hati yang remuk Oryza bertepuk tangan melihat pemandangan di depannya.
Prokk prokk prokk
"Wahhhh!!! Hebat sekali CEO kita! Disaat yang lain sedang pusing dengan keputusannya yang mendadak, Pak CEO malah asyik berpelukan" sarkas Oryza dengan tertawa hambar.
Al segera melepaskan pelukannya begitupun dengan Icha yang tampak gugup karena ketahuan berpelukan dengan CEO perusahaan tempatnya bekerja. Icha segera bersembunyi di balik tubuh tegap Al karena malu dengan Oryza dan Aisha
"Ada apa?" tanya Al datar
"Tadinya aku mau menanyakan tentang pemindahan bawahanku, tapi ternyata Pak CEO sedang sibuk" sindir Oryza
"Keputusanku sudah final, kamu tinggal mencari penggantinya" ujar Al
"Gak bisa gitu Al, mereka bertiga sedang menyusun anggaran untuk proyek baru kita. Meski mereka kadang suka ngobrol di jam kerja tapi selama ini hasil kerja mereka memuaskan" protes Oryza
Al hanya mengepalkan tangannya karena saat akan berbicara lagi tangan Icha tak sengaja memegang tangannya sehingga dia hanya menghembuskan nafasnya kasar.
"Baiklah dia akan tetap bekerja di sana tapi Icha tetap akan ku pindahkan menjadi sekertarisku bersama Aisha" tegas Al
Icha sontak melototkan kedua mata bulatnya, bagaimana bisa dia menjadi sekertaris sementara dia tidak punya background di bidang itu.
Oryza menghembuskan nafasnya kasar mendengar keputusan Al yang sudah tidak mungkin dibantahnya lagi.
"Baiklah kalau itu keputusanmu" pasrah Oryza. "Cha, maaf aku tidak bisa mempertahankanmu" lanjutnya.
"Iya Pak, mungkin sudah nasibku harus berpisah dengan orang-orang baik seperti kalian" pasrah Icha
Aisha hanya menahan senyum mendengar ucapan Icha sedangkan Al mengeryitkan keningnya tanda tidak suka dengan apa yang di dengarnya.
Merasa sudah tidak ada urusan lagi, Oryza pun pamit kembali ke ruangannya diikuti oleh Aisha. Sedangkan Icha masih tertahan di ruangan Al.
"Pak boleh aku ke ruanganku dulu?" tanya Icha
Al yang akan beranjak ke kursi kebesarannya berhenti sesaat lalu melihat jam rolex yang melingkar di tangannya.
"Sebentar lagi jam makan siang, duduklah di sofa sampai mejamu siap" ucap Al
Icha hanya menghela nafasnya dalam, kenapa dia harus terjebak dengan mantannya. Meski masih ada cinta di hatinya tapi Icha masih takut jika harus menjalin hubungan kembali dengan mantannya.
Al kembali hanyut dengan pekerjaannya, sementara Icha duduk di sofa bingung mau melakukakan apa.
Hening
"Cha, Dika pulang sekolah jam berapa?" tanya Al di sela-sela kesibukannya
"..."
Karena tidak ada jawaban dari Icha, Al pun menghentikan pekerjaannya. Terlihat badan Icha yang terkantuk-kantuk hingga akhirnya Al kaget dengan apa yang dilihatnya.
Brukkkk
Dengan sukses Icha nyungsep ke depan hingga terantuk meja.
Awwww
Icha meringis saat jidatnya lumayan keras membentur pinggiran meja.
Meski rasanya ingin tertawa tapi Al menahannya. Apalagi melihat Icha yang seperti kesakitan.
Al pun bangkit dari duduknya ingin memastikan keadaan Icha karena dia terus-terusan mengusap jidatnya.
"Sini biar ku lihat" ucap Al dengan menyingkirkan tangan Icha.
Terlihat jidat Icha yang memar, Al pun mendekatkan wajahnya ke arah Icha.
Cup
Al langsung mencium jidat Icha yang memar hingga membuat Icha kaget dengan apa yang Al lakukan.
"Please hati tolong kondisikan. Jangan sampai kamu terbuai dengan apa yang dilakukannya" racau hati Icha
Al bangkit dari duduknya menuju meja kebesarannya dan kembali lagi dengan kotak obat ditangannya.
"Sini ku obati!!" kata Al
"Biar aku sendiri Al" tolak Icha
"Cha, jangan membantah!" seru Al
Icha pun hanya diam menurut apa yang akan Al lakukan.
Al pun dengan telaten mengoleskan salep agar memarnya cepat sembuh
"Cha kalau kamu ngantuk, istirahat saja disana" tunjuk Al pada sebuah rak buku yang tidak terisi penuh.
"Jangan bercanda deh Al, masa kamu nyuruh aku tidur di rak" gerutu Icha
Al hanya tersenyum menanggapi ucapan Icha.
"Maksud aku, istirahat di ruangan yang ada di balik rak itu" jelas Al
"Hahh! jangan boong Al gimana bisa masuk ga ada pintu" sahut Icha sangsi
Al langsung menarik tangan Icha untuk mengikutinya kemudian dia menekan sebuah tombol yang tertutup oleh buku besar hingga rak yang tadinya menghalangi jalan masuk ke ruang pribadi Al itu bergeser dan terpampanglah sebuah ruangan yang luas dengan bed di tengahnya, ada sebuah mini bar dan dapur mini di pojokan tak jauh dari pintu kamar mandi.
Icha tercengang dengan apa yang di lihatnya. Benar-benar seperti dalam sebuah film yang pernah di tontonnya.
"Mau masuk?" tawar Al
Icha langsung menggelengkan kepalanya berkali-kali. Ingatan akan malam panas bersama Al menari-nari di benaknya membuat Icha merasa takut hal itu akan terulang lagi.
"Al, boleh aku ke toilet?" ucap Icha meminta ijin pada Al.
"Di sana ada toilet" tunjuk Al mengarah pada toilet dalam kamar pribadinya.
"Aku mau ke toilet karyawan saja" rengek Icha
"Ya sudah! tapi kamu harus balik lagi ke sini" suruh Al
"Iya" jawab Icha kemudian berlalu pergi dari ruangan Al.
Icha langsung menuuju toilet karyawan yang ada di lantai Itu. Namun saat dia sedang berada di bilik toilet, tak sengaja Icha mendengar apa yang mereka bicarakan.
"Aku gak nyangka loh, ternyata Pak Al sama Icha ada hubungan" ucap si A
"Aku juga gak nyangka kenapa selera CEO kita rendah" sahut si B
"Sudahlah jangan cari masalah dengan Pak Al, Kalau kalian tidak ingin dikeluarkan dari perusahaan ini" ucap si C mengingatkan.
...*****...
👉Next part
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 191 Episodes
Comments
Ami batam
dg polosnya icha berkata mungkin nasip ku hrs berpisah dg org org baek😃dan Al pun jadi tersindir 😃
2022-06-28
3
AlongPee
adu du du netijen julidin 😒
2021-12-26
2
auliasiamatir
jangan pedullikan mulut hibah Cha...
2021-12-19
2