Sementara itu jauh dari ibu kota, tepatnya di sebuah kota kecil dibawah kaki gunung Tampomas. Sepasang suami istri terlihat gelisah karena sudah mau akhir bulan tapi mereka belum mendapatkan sepucuk surat pun dari putrinya yang entah ada dimana.
Karena biasanya tiap awal bulan Pak Yusuf dan Bu Tasya pasti mendapatkan surat dari Icha yang memberitahukan keadaaannya meskipun tidak memberitahukan dimana dia sekarang berada.
"Pah gimana ini? Icha belum kasih kabar juga" ucap Bu Tasya mamanya Icha.
"Sudahlah mah! putrimu pasti baik-baik saja" sahut Pak Yusuf papanya Icha
"Papa tuh gak ada khawatir-khawatirnya sama putri sendiri, kalau Icha sampai kenapa-kenapa papa juga pasti nyesel" gerutu Bu Tasya
"Bukan papa yang menyuruhnya pergi, dia sendiri yang ingin pergi" kilah Pak Yusuf
"Kalau papa tidak maksa Icha buat gugurin kandungannya, tidak mungkin Icha pergi pah" debat Bu Tasya
"Mah, mau taruh dimana muka papa kalau sampai orang tahu Icha hamil diluar nikah." sanggah Pak Yusuf
"Terus saja papa pentingin harga diri papa dibandingkan anak sendiri. Memangnya nanti harga diri papa yang akan merawat papa saat papa tua nanti? anak pah yang akan jagain kita saat tua. Anak pah yang akan mendo'akan kita saat kita sudah tiada bukan harga diri papa" sergah Bu Tasya
"Sudahlah papa tidak ingin ribut terus sama mama, papa pusing" tukas Pak Yusuf yang langsung keluar rumah entah mau kemana.
Ya memang setiap kali pasangan suami istri itu membahas putri bungsunya yang pergi dari rumah 6 tahun lalu pasti berujung dengan pertengkaran.
Bu Tasya hanya bisa menangis saat mengingat putri bungsunya. Ingin dia meminta bantuan polisi untuk mencari putrinya tapi suaminya selalu melarangnya. Apalagi Icha selalu memberinya kabar lewat surat dan mengatakan kalau keadaannya baik-baik saja.
***
Seperti hari-hari biasanya, sebelum ke kantor Icha selalu mengantar Dika ke sekolahnya karena Dika yang memintanya. Dika senang jika Icha yang mengantarnya ke sekolah karena teman-teman sekolahnya banyak yang menyukai Icha sehingga mereka akan baik-baikin Dika agar bisa disapa Icha.
"Sayang sekolah yang pinter ya, nurut sama ibu guru" pesan Icha
"Iya kak" jawab Dika
"Kak Icha Kak Icha" sapa teman-teman Dika
"Hai anak-anak ganteng dan cantik, titip Dika ya" sapa Icha
"Iya kak" kompak teman-teman Dika
"Dah kakak berangkat dulu" sahut Icha lalu menjalankan motornya membelah jalanan ibu kota.
Sesampainya di kantor, tersisa 10 menit lagi jam kerja dimulai sehingga Icha pun terburu-buru menuju ruangannya.
Duggh
Saking terburu-burunya mengejar waktu briefing sampai Icha lupa mengerem larinya saat di depannya ada yang menghentikan langkahnya.
Al yang merasa ada yang menabraknya dari belakang pun akhirnya dia membalikkan badannya melihat siapa yang telah menabraknya.
Icha yang jatuh terduduk seketika mendongakkan kepalanya saat ada yang mengulurkan tangan di depannya.
"Duh kenapa malah nabrak dia lagi" gerutu Icha
Tanpa bicara Al mengisaratkam Icha dengan matanya agar Icha segera meraih tangannya dan berdiri. Sehingga Icha pun meraih tangan Al karena takut kejadian dikamarnya terulang lagi.
"Maaf Pak tadi saya tidak melihat bapak berhenti" ucap Icha cemas
"Sudahlah tidak masalah" jawab Al datar
"Permisi Pak" pamit Icha dan langsung berlari menjauh dari Al
"Kenapa harus ketemu lagi sama dia, duh Gusti tolong Icha" jerit hati Icha
Sesampainya di ruangan Icha, terlihat Pak Oryza sudah akan memulai briefingnya. Namun kedatangan Icha menarik semua perhatian rekan kerjanya.
"Telat lagi Icha" tegur Pak Oryza
"Maaf Pak tadi Icha jatuh di lobbi jadi kakinya sedikit sakit dibawa jalan cepat" tutur Icha yang tidak sepenuhnya bohong.
"Ayo cepat briefingnya mau dimulai" tegas Pak Oryza.
Selesai briefing semua staff kembali berkutat dengan pekerjaannya masing-masing begitupun dengan Icha dan yang lainnya hingga saat jam makan siang pun Icha masih asyik dengan pekerjaannya. Bahkan saat diajak ke kantin oleh kedua sahabatnya, Icha hanya titip dibawakan makanan untuk makan siangnya.
"Cha, ini mainan Dika" ujar Abizar yang sengaja datang ke ruangan Icha
"Lho kho bisa disini?" tanya Icha heran
"Iya sengaja kesini. Tadinya mau kukasihin nanti pulang kerja, tapi mendadak ada tugas ke luar kota jadinya aku datang ke ruangan kamu" terang Abizar
"Makasih ya Bi! tapi kamu baik-baik aja kan sama Aisha? aku jadi gak enak nih sama dia" ucap Icha
"Baik kho! dia cuma salah paham sama kita, nanti kalau ketemu ajak ngobrol Cha biar jadi akrab" saran Abizar
"Gak enaklah Bi! dia kan orang atas, lah aku cuma karyawan biasa" sahut Icha
"Udahlah aku mau berangkat dulu, salam aja buat Dika ya!" sahut Abizar
"Siap Aa Abi" kekeh Icha yang teringat saat mereka masih kecil, Abizar selalu memintanya untuk memanggil Aa.
Abizar langsung mengusak kepala Icha saat mendengar Icha memanggilnya Aa.
Tak Abizar pungkiri, dulu dia pun pernah memiliki perasaan pada Icha. Tapi saat Icha memutuskan untuk berpacaran dengan si culun, saat itu juga dia memutuskan untuk menghapus perasaannya pada Icha.
Vio dan Kia yang baru datang merasa kaget dengan pemandangan di depannya. Icha yang biasanya selalu menghindar saat didekati oleh laki-laki bisa seakrab itu dengan Abizar yang mereka tahu sebagai kekasih Aisha sekertaris CEOnya.
Saat Abizar sudah keluar ruang, Vio dan Kia pun langsung menginterogasi Icha perihal apa yang dilihat mereka tadi.
"Cha kamu ada main ya sama Pak Abizar" tebak Vio
"Main apa? main mainan? iya dulu waktu kita masih kecil" jawab Icha cuek
"Kamu mah ditanya serius juga" gerutu Vio
"Aku juga serius Vi, kita emang suka main bareng waktu masih kecil" jelas Icha, "mana pesananku?" lanjutnya celingukan mencari kantong plastik berisi pesanannya.
"Nih" sahut Kia yang menyodorkan kantong dari restoran cepat saji pada Icha.
"Aku kan gak pesan ini" tolak Icha
"Ini dikasih Pak Kevin, katanya suruh kasihin ke kamu" jelas Kia
"Pak Kevin siapa?" tanya Icha heran
"Dasar kamu tuh Cha, cowok secakep Pak Kevin aja gak kamu peduliin. Pak kevin itu asisten pribadinya Pak Al" terang Kia
"Aku emang gak tertarik cari tahu cowok-cowok cakep yang ada di kantor ini. Takut dibuat terbang melayang setelah itu dihempaskan ke dasar jurang" ucap Icha getir
"Sudahlah aku lapar, sini gapapa dari siapapun yang penting cacing di perutku berhenti clubbing." tukas Icha dan langsung memakan apa yang Kia bawa.
Sedangkan Vio dan Kia hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan Icha. Pada orangnya masa bodoh tapi pada makanan yang diberikannya doyan. Dasar Icha!
...*****...
...Jangan lupa tinggalkan jejak ya kawan dengan like comment vote rate dan masukin juga ke favorite ok!...
...Terima kasih...
👉Next part
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 191 Episodes
Comments
Ami batam
suka dg karakter ny icha yg lucu😂
2022-06-28
2
Miss asthura
mama papanya Icha berarti orang Sumedang y,, kan gunung tampomas adanya d sumedang
2022-03-30
1
Rahma AR
🥰
2022-02-16
0