Icha masih mencerna dengan apa yang Al katakan
"Maksud dia apa? akan selalu mengenaliku. Apa mungkin dia beneran si culun"
Lagi-lagi Icha menutup mulutnya merasa tidak percaya dengan kenyataan yang ada. hingga tak sengaja pandangannya terarah pada sebuah papan nama yang indah dengan bertulisakan 'Aldrich Marchdika Putra' dan dibawahnya ada tulisan 'CEO'
Dengan rasa penasaran yang membuncah di dadanya, Icha memberanikan diri untuk bertanya pada Al.
"Apa kamu Aldrich Marchdika Putra teman sekolahku dulu" tanya Icha dengan suara sedikit bergetar
"Cih! bagimu aku hanya teman sekolah?" tanya Al yang tidak terima dengan ucapan Icha
"Lalu aku harus bilang apa? mantan yang sudah mencampakkanku atau pacar taruhanku?" tanya Icha lirih
Al diam tidak menjawab pertanyaan Icha, ada perasaan bersalah di hati Al karena terlalu mengikuti emosinya sehingga dia dengan tega merenggut kesucian gadis di depannya.
Padahal Al tahu kalau sebenarnya Icha hanya ingin mengambil gambar saat dia pura-pura tidur dengannya.
"Al, aku sudah melupakan semua yang terjadi diantara kita. Aku harap, kamu tidak pernah mengungkitnya lagi. Anggap saja kita dua orang asing yang tidak saling mengenal sebelumnya" pinta Icha
"Bagaimana bisa seperti itu? kalau sebenarnya pernah ada cerita diantara kita" Al tidak terima dengan permintaan Icha
"Lalu mau kamu apa? apa kamu belum puas melampiaskan sakit hatimu karena ku jadikan taruhan?" teriak Icha yang sudah tidak tahan ingin meluapkan emosinya.
"Kamu pikir! hanya kamu yang terluka, aku juga sama Al"
Icha sebisa mungkin menahan air matanya yang ingin keluar, dia tidak ingin terlihat lemah di depan orang yang telah mencampakkannya.
"Baik jika itu maumu, tapi kamu tidak perlu melakukan hal konyol lagi hanya untuk menghindariku" tukas Al
"Terima kasih, bisakah aku keluar sekarang?" tanya Icha
Tanpa menjawab, Al langsung membuka kunci otomatisnya dengan remot di tangannya.
"Silahkan" ucap Al datar
Icha langsung keluar dari ruangan Al tanpa menengok lagi ke belakang.
Al masih terdiam di tempatnya dengan pandangan mengikuti langkah kaki Icha.
"Kenapa cinta ini begitu menyiksaku, aku membencimu dengan apa yang kamu lakukan padaku tapi aku tidak bisa berpaling darimu. Kenapa hatiku hanya tertuju padamu Cha?"
***
Setelah dari ruangan Al, Icha tidak langsung ke ruangannya melainkan ke toilet untuk membasuh mukanya dan menenangkan gemuruh di dadanya.
Setelah dirasa semua baik-baik saja, Icha pun langsung kembali ke kubiknya dan melanjutkan pekerjaannya meski istirahat makan siang belum selesai.
Vio dan Kia yang baru datang merasa heran dengan keberadaan Icha. Apalagi sekarang dandanan Icha sudah kembali normal seperti hari-hari biasanya.
"Cha, abis diapain kamu sama Pak Al?" tanya Kia kepo
"Gak diapa-apain, cuma disuruh hapus make up ku yang katanya aneh" sahut Icha datar
"Kho Pak Al bisa tahu kalau kamu dandan aneh hari ini Cha?" tanya Vio heran
Icha hanya menggendikkan bahunya, karena diapun tidak tahu kenapa Al bisa tahu dia berdandan aneh padahal seharian ini Icha bertemu dengan Al hanya saat di ruangan Al saja.
"Udah kembali normal Cha, padahal cantikan kaya tadi. Serasa lihat jengkelin" cibir Siska yang diikuti tertawaan teman-temannya.
"Aku sengaja lo mbak dandan kaya gitu, biar Pak Oryza gak ngejar aku terus. Jadi ada kesempatan buat Mbak Siska" beo Icha
Pak Oryza yang baru datang merasa kaget karena namanya disebut-sebut.
"Ada apa ini? kenapa nama saya dibawa-bawa?" tanya Pak Oryza
"Ini Pak, Mbak Siska katanya mau nembak bapak" tutur Icha yang langsung mendapat pelototan dari Siska.
"Wah maaf Siska tapi aku udah punya calon" tolak Pak Oryza
Siska yang mendapat penolakan langsung dari Oryza menjadi geram pada Icha
"Awas kamu" ancam Siska dengan kode matanya pada Icha.
"Sudah sekarang kembali ke tempat masing-masing, mau ada audit dari Pak Al" perintah Oryza
Siska dan temannya pun kembali ke kubiknya masing-masing.
"Kenapa mendadak sekali Pak" protes Kia
"Mana saya tahu, tadi sekertarisnya yang bilang kalau Pak Al minta dibuatkan jadwal untuk inspeksi mendadak pada departement kita" terang Oryza
"Cepat kalian rapihkan pekerjaannya, jangan sampai kalian kena masalah." lanjut Oryza
Semua staf dibuat kelimpungan karena ada infeksi mendadak dari bos besar. Dengan tangan yang terus bekerja dan mulut yang terus mengomel, Icha, Kia dan Vio segera merapihkan pekerjaannya yang masih berantakan.
Tak berselang lama Al datang diikuti oleh beberapa petinggi perusahaan membuat jantung semua staf serasa bermain roller coster.
Al sengaja berdiri di belakang Icha dengan menanyakan beberapa hal pada Oryza selaku manager di departement keuangan.
"Ck! sengaja banget dia malah berdiri di belakangku, gak tahu apa kalau jantungku dari tadi seperti naik halilintar" batin Icha dengan mata pura-pura fokus pada monitor dan tangan terus mengetik pada keyboard.
"Apa begini caramu bekerja? lihat angka yang kamu masukkan salah!" tegur Al
Rep...muka Icha langsung merah padam, malu takut campur jadi satu.
"Maaf" lirih Icha
Al langsung membungkuk melihat angka-angka yang ada dalam monitor dengan pipinya dan pipi Icha hampir bersentuhan. Setelah memastikan yang lainnya tidak ada masalah, Al kembali berdiri ke posisinya semula.
"Kerja yang fokus, jangan banyak melamun" nasihat Al
Kevin, Oryza dan yang lainnya dibuat bengong dengan apa yang Al lakukan.
Setelah semua rombongan tim inspeksi keluar ruangan, barulah semua staf bisa bernafas dengan lega.
"Cha gimana rasanya bisa sedekat itu dengan Pak Al" tanya Kia heboh
"Biasa aja Kia, aku cuma malu kesalahanku ketahuan banyak orang" jelas Icha
"Jangankan cuma segitu, aku malah sudah menghabiskan malam bersamanya" batin Icha
"Gak usah nanya gitu sama Icha Kia, dia mah mati rasa sama cowok cakep. Mungkin dia sukanya sama cowok culun cupu udik jelek idup lagi" ledek Vio
Kia dan Vio langsung tertawa saat membayangkan Icha yang cantik imut menggemaskan punya cowok modelan begitu. Sedangkan Icha hanya diam karena dalam hatinya membenarkan apa yang Vio katakan kalau Icha memang sudah jatuh cinta pada si culun mantan pacar taruhannya.
Menyadari Icha hanya diam saja, Vio dan Kia pun menghentikan tertawa karena merasa bersalah pada Icha
"Sorry Cha, kita cuma becanda. Jangan diambil hati ya" sesal Vio
"Iya Cha maafin kita ya!" timpal Kia
"Iya gapapa kho, aku cuma gak enak badan" ucap Icha dengan tersenyum manis
"Udah kita lanjut kerja yuk, nanti ditegur Pak Oryza lagi" lanjutnya.
Jam kerja pun telah berakhir, Icha dan yang lainnya segera keluar dari ruangan tempatnya bekerja. Namun saat sampai lobby ternyata hujan turun dengan derasnya.
"Cha mau bareng gak, aku bawa mobil" ajak Vio
"Makasih Vi tapi nanti besok aku berangkatnya gimana kalau motorku disimpan disini" Icha menolak halua ajakan Vio
"Tapi hujannya gede lho Cha, gapapa kamu ditinggal disini" tanya Vio memastikan.
"Ga papa Vi, aku bawa mantel kho. Nanti kalau udah gerimis aku langsung pulang" jelas Icha
"Ya udah aku duluan ya!" pamit Vio dan Kia
Tak lama setelah kepergian Vio dan Kia, hujanpun tak selebat tadi sehingga Icha memutuskan untuk menerobos hujan dengan motornya.
Namun sayang keberuntungan belum berpihak, di tengah perjalanan menuju pulang ban motor icha bocor. Mau tak mau Icha harus menuntunnya sampai menemukan bengkel terdekat.
"Kenapa nasibku tidak sebagus namaku, yang kata mama cahaya keberuntungan. Beruntung darimana coba, hidupku sial terus" gumam Icha disela isak tangisnya.
'Biarlah menangis juga mumpung hujan jadi gak ada yang melihat' pikir Icha
Abizar yang melihat seperti sahabatnya yang mendorong motor, memutuskan untuk menepikan mobilnya.
"Cha motormu kenapa" tanya Abizar
"Eh kamu Bi, gak tau nih mendadak bocor. Gak pengertian banget nih motor, malah bikin aku tambah susah" jawab Icha dengan suara serak
"Kamu nangis Cha"
...*****...
...Tinggalkan jejak ya kawan dengan like comment rate dan masukin juga ke favorite....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 191 Episodes
Comments
Ami batam
karakter ny icha lucu di sini, bisa mencair kan suasana 😄
2022-06-28
3
Rahma AR
😊☺
2022-02-16
0
auliasiamatir
boom like..
2021-12-19
0