Icha pun yang tadinya cuek pada Dika, kini dia mulai mendekati Dika secara perlahan.
"Dika tolong bantuin bawa buku tugas ke ruang guru dong!" pinta Icha
Tanpa bicara lagi, Dika langsung berdiri dari duduknya dan membawa semua buku tugas yang sudah terkumpul di meja guru.
"Dika mau dibawa kemana bukunya?" tanya Icha heran
"Ruang guru"
"Ishhh! nih anak bisa ngomong gak sih? asal ambil buku aja" gerutu Icha, "Ayo bareng kesananya" ajaknya kemudian.
Selama perjalanan dari kelas ke ruang guru, tidak ada seorang pun yang membuka percakapan. Icha yang bingung mau ngomong apa dan Dika yang males untuk bicara.
"Dik, kamu kho dingin banget sama orang. Emang kamu gak suka ya berteman sama anak-anak sini?" tebak Icha
"Suka kho" lagi-lagi dengan nada datar tanpa ekspresi
"Dik, minta no handphonenya dong! buat dimasukin ke group kelas"
Dika langsung mengeluarkan handphonenya dari kantong celana.
"Sebutkan no handphonemu" perintah Dika pada Icha.
Icha yang seperti dihipnotis langsung menyebutkan no handphoneya. Sehingga tak lama kemudian ada panggilan masuk di layar handphone Icha
"Itu nomor handphoneku" ucap Dika
Icha pun langsung menyimpannya dengan nama 'Culun'
"Asyik dapat tiga ratus ribu" batin Icha
***
Hari pun terus berlalu, kini Icha sedang mencari tahu bagaimana cara untuk mengungkapkan cinta pada cowok. Meskipun sudah 17 tahun dan sebentar lagi masuk 18 tahun, tapi Icha sekalipun tidak mengerti soal percintaan karena papa dan kakak laki-lakinya sangat protect pada Icha.
"Kinan, ajarin aku cara nembak cowok dong!" rayu Icha dengan memasang puppy eyesnya.
"Mana ku tahu Cha. Aku kan yang ditembak duluan sama Zaky" sahut Kinan yang sudah berpacaran dengan Zaky selama dua tahun.
"Kamu kan udah punya no handphonenya, kenapa gak chattingan aja dulu sama dia," saran Kinan
Icha pun mengikuti apa yang Kinan sarankan. Benar saja, hubungan Icha dan Dika semakin dekat. Mereka sering menghabiskan waktu bersama di perpustakaan. Kadang juga belajar bersama saat akan ada ulangan dan tugas dari sekolah. Hingga saat ada pameran pembangunan di kotanya, Icha pun mengajak Dika untuk melihatnya.
Malam itu, di dekat komedi putar Icha pun memberanikan diri untuk menembak Dika.
"Harusnya ini berhasil, aku kan udah belajar dari drakor" batin Icha
"Dik, kamu udah punya cewek gak?" tanya Icha memulai percakapan.
Dika mengerutkan keningnya heran, "Kenapa emang tanya gitu" tanya Dika
"Ya mau tahu aja!" jawab Icha
"Aku gak punya pacar, emang kamu mau jadi pacar aku?" tebak Dika
"Eh Icha jadi ketahuan kan mau nembak Dika, hehehehe" ujar Icha malah cengengesan sendiri karena merasa kepergok.
Dika menatap intens Icha yang sedang cengengesan. Tanpa sadar dia menarik sudut bibirnya ke atas membentuk bulan sabit, "Cantik" lirihnya
"Cha, aku mau kho jadi pacar kamu" ucap Dika dengan menatap intens Icha.
Icha yang merasa kaget dengan apa yang didengarnya, sontak saja langsung terdiam di tempat
"Aku serius Cha ingin jadi pacar kamu" ucap Dika lagi.
"Jadi sekarang Icha punya pacar?" tanya Icha memastikan
"Iya, kamu pacar pertamaku Farisha Yumna Danendra" ucap Dika dengan tersenyum manis.
"Kamu juga pacar pertama aku Dik," sahut Icha dengan malu-malu.
Dika yang selalu dingin pada orang lain berubah hangat saat sudah bersama Icha hingga Icha lupa dengan tujuan awalnya mendekati Dika. Setelah sering menghabiskan waktu bersama Dika, tumbuhlah benih-benih cinta di hatinya tanpa dia sadari.
***
Waktu pun begitu cepat berputar, hingga tak terasa ujian akhir sudah di depan mata. Hubungan Icha dan Dika pun semakin hari semakin lengket hingga membuat seseorang memendam kekesalan di hatinya.
"Gue mau ngerjain si culun, kenapa malah Icha jadi lengket sama dia. Kurang apa coba gue? kalau mau duit segitu, asalkan Icha mau jadi cewek gue pasti gue kasih. Tapi gue penasaran sejauh apa mereka pacaran" batin Marco
"Cha, ini bayaran lo sesuai perjanjian kita" ucap Marco pada Icha saat jam istirahat berlangsung.
Icha yang sedang duduk sendiri di kursi taman pun mendongakkan kepalanya melihat siapa yang bicara.
"Eh Marco! mau duduk di sini juga" tanya Icha sambil menggeserkan bokongnya memberi tempat pada Marco untuk duduk
Marco pun duduk di samping Icha tanpa menyadari ada seseorang di balik pohon sedang ikut mendengar pembicaraan Marco dan Icha.
"Hitung dulu Cha, Kalau lebih buat kamu aja" kelakar Marco
Icha pun menghitung uang pemberian Marco yang ternyata memang lebih 500 ribu.
"Ini kan lebih" ujar Icha.
"Ga papa, itu bonus buat kamu karena acting kamu sangat bagus pura-pura cinta sama si culun" ucap Marco
"Padahal aku kan udah suka beneran sama Dika, tapi kan sayang kalau duitnya ditolak" batin Icha
"Makasih deh Marco yang baik hati" Ucap Mitha senang karena mendapatkan uang lebih dari yang disepakati.
"Hah! cuma demi uang segitu kamu tega mempermainkan perasaanku yang tulus, tega kamu Cha!" batin Dika
"Cha, mau taruhan yang duitnya lebih banyak lagi gak?" tanya Marco
"Maksud kamu gimana Co?" tanya Icha tidak mengerti maksud Marco
"Kamu tahu kan mobil yang sering aku bawa yang berwarna putih itu?" tanya Marco
"Tau, mobil matic keluaran terbaru itu kan?" tebak Icha
"Iyap bener banget" Marco mrngacungkan jempol karena tebakan Icha benar.
"Kalau kamu mau, mobil itu buat kamu tapi kamu harus tidur dengan si Culun." ujar Marco
"Cuma tidur aja kan? gak sampai bikin anak?" tanya Icha memastikan
"Iya kamu pura-pura tidur sama dia lalu kamu fotoin kalau gak kamu videoin" terang Marco
Dika yang tidak tahan mendengar semua itu, dia langsung pergi dari sana.
"Aku gak mau akh Co! takut dimarahin papa kalau ketahuan tidur sama cowok" tolak Icha
Marco terus saja membujuk Icha hingga akhirnya Icha pun mengiyakan kalau hanya pura-pura tidur.
Hari pun terus berganti, ujian nasional pun telah selesai. Semenjak mengetahui mengenai taruhan yang Icha dan Marco lakukan, Dika terus menghindari Icha.
Hingga hari itu tiba, semua anak XII IPS 3 berlibur bersama dengan membooking dua villa yang bersampingan.
Awalnya semua berjalan suka cita namun saat menjelang tengah malam, Marco mengajak pesta miras pada anak-anak cowok sedangkan anak-anak cewek memilih pesta piyama di villa yang satunya.
Dika yang sengaja dicekokin minuman beralkohol terlihat mulai mabuk hingga dia dipapah oleh Zaky untuk masuk ke villa yang lain, yang sengaja disiapkan oleh Marco.
"Abi cepat panggil Icha" suruh Marco pada Abizar.
"Nggak Co! aku gak mau menjerumuskan sahabatku untuk permainan konyolmu," tolak Abizar, "sudahlah Co hentikan permainan konyolmu" sambungnya.
"Cih! Icha sendiri tidak keberatan kenapa kamu yang keberatan"
Tanpa memperdulikan omongan Abizar, Marco segera menghubungi Icha untuk datang ke villa yang ada di seberang.
Ceklek!
Icha masuk celingukan mencari Dika. Karena kata Marco, Dika sudah menunggunya di villa yang ada di seberang villa yang di tempatinya.
Icha langsung mencari Dika di kamar. Benar saja terlihat Dika sedang tertidur di atas ranjang.
"Kata Marco cuma pura-pura tidur aja disamping Dika terus selfie" gumam Icha, "tapi buat apa Marco ingin foto Dika yang lagi tidur? tau akh yang penting aku dapat mobil"
...*****...
...Happy reading...
...Jangan lupa ya like comment vote dan masukin favorite!...
👉next part
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 191 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
DASAR ICHA YG GOBLOK.... GK TAU LGI DIPERMAINKN MARCO...
2023-12-29
1
Sasa Al Khansa 💞💞
ini darah muda, gak mikir akibatnya gimana.. jadi, inget lagu dangdut kan.. hadeuh
2022-12-23
1
Dama Yanti
yang satu culun yang satu lagi polos...
hadeh...
2022-03-02
1