"Woyyy malah bengong lu lihat cewek cantik" sahut Kevin teman Aldrich yang tadi memanggilnya.
"Hmm"
"Jadi gak kamu pegang perusahaan kakek?" tanya Kevin lagi
"Jadi"
"Kenapa sih Al makin kesini makin dingin aja gak kayak dulu, sebelum tinggal di kampung kamu masih bisa becanda, sekarang? datar abisss" Kevin mengeluarkan unek-uneknya dengan sikap sahabat kecilnya.
Dia tahu betul Aldrich kecil anaknya aktif banget suka bertanya apapun yang sekiranya dia ingin tahu tapi semenjak kematian kedua orang tuanya, dia jadi pendiam dan selalu bersikap waspada dengan orang yang baru dikenalnya.
Aldrich hanya mengendikkan bahunya mendengar protesan sahabatnya.
"Kamu jadi kan jadi aspriku?" tanya Al mengalihkan pembicaraan Kevin.
"Jadi, kakek udah ngomong jauh-jauh hari sebelum kamu balik kesini"
"Oke! persiapkan dirimu lusa, kita mulai ngantor" sahut Al masih dengan nada datar
"Oh iya mumpung inget, kalung yang waktu itu kamu pesan dengan inisial FYD kenapa tidak diambil? mama nanyain tuh" sahut Kevin, "nih mama titip aku agar dikasih ke kamu" sambungnya
Al pun mengambil kotak perhiasan yang didalamnya ada sebuah kalung dengan bandul huruf FYD yang bertabur berlian.
Al menghela nafas dalam, sesak dirasanya tiap kali mengingat orang yang dulu sangat dicintainya namun dia malah menorehkan luka yang sangat dalam.
Al menutup kembali kotak perhiasan itu kemudian memasukkannya ke dalam kantong jasnya.
"Aku pulang ya!" pamit Al pada kevin
"Baru juga bentar udah pulang aja Al," seru Kevin yang masih ingin bersama sahabat kecilnya.
"Aku ada urusan" sahut Al dan Al pun beranjak pergi meninggalkan Kevin sendiri.
"Al Al kenapa harus pendam sendiri kalau ada masalah, coba cerita mungkin aku bisa bantu" gumam Kevin pelan.
***
"Kenapa kamu dipanggilnya Dika bukannya Aldrich padahal aku suka dengan nama depan kamu" tanya seorang gadis remaja pada remaja laki-laki disampingnya.
"Karena hanya orang terdekatku yang panggil aku Al" jawab remaja laki-laki
"Tapi aku pengen panggil kamu Al, apa boleh?"
"Tentu saja! kamu kan orang yang paling dekat dihati aku"
Huft
Icha menghembuskan nafasnya kasar saat mengingat sekelebat bayangan di masa lalu.
"Sudahlah Cha lupakan dia! ingat dia tidak menginginkanmu lagi bahkan dia terus menghindarimu" gumam Icha pelan
"Kakak kakak lihat gambarku bagus kan" ucap Dika sambil memperlihatkan hasil gambarnya saat tadi di sekolah.
"Wah bagus banget Dik, mau hadiah apa dari kakak? kakak abis gajian lho!" sahut Icha
"Dika pengen main ke emol kak, pengen mandi bola"
"Jangan mandi bola deh, gimana kalau naik mobil-mobilan atau thomas aja"
"Boleh deh, ayo kak kita berangkat" ajak Dika sambil menarik tangan Icha.
"Kita ijin dulu ya sama mama papa"
Icha berangkat ke mall berdua dengan Dika karena Bu Mira dan Pak Bagas pergi ke kondangan di komplek sebelah.
Sesampainya di mall Icha langsung menuju pusat permainan sesuai permintaan Dika.
"Sayang udahan yuk! udah satu jam lho kamu main" Icha berusaha membujuk Dika agar mau pulang
"Kakak lapar" rengek Dika
"Ayo kita makan chicken"
"Asyikk makan chicken" Dika sangat girang diajak makan makanan kesukaannya.
Dika terus saja berceloteh kesana kemari mananyakan apapun yang ingin dia ketahui.
"Kakak kata teman-temanku, aku tidak mirip sama mama papa. Mereka bilang aku bukan anak mama papa" Dika bercerita tentang candaan teman-temannya.
"Mereka cuma iri bilang gitu karena Dika cakep pake bingit, kakak jadi pengen cium Dika. Boleh?" ucap Icha agar Dika tidak terus menanyakan apa yang dikatakan teman-temannya.
"Boleh!" Dika pun langsung mencium pipi Icha kiri dan kanan begitupun Icha melakukan hal yang sama seperti Dika lakukan.
"Loh Icha kan?" tanya seorang pemuda tampan bersama seorang gadis
Icha yang disapa langsung menoleh ke arah sumber suara
Deg
"Abizar" lirih Icha
"Iya ini aku Abizar, kamu kemana aja Cha? abis kelulusan seperti ditelan bumi" tanya Abizar
"Aku langsung nyusul ka Farish ke kota, oh iya ini siapa kenalin dong Bi" Icha pun mengalihkan pembicaraan agar Abizar tidak terus bertanya tentang dirinya.
"Akh iya Cha kenalin ini Aisha pacarku" ucap Abizar
Aisha dan Icha pun bersalaman sebagai tanda perkenalan
"Icha"
"Aisha"
"Ini siapa Cha? gemesin banget dek" sahut Abizar sambil mencubit pipi Dika gemas.
"Om jangan cubit pipiku, sakit tahu!" seru Dika kesal karena dicubit oleh Abizar
"Sayang kenalin ini teman kakak, kak Abizar" sahut Icha
Abizar terus menelisik melihat Dika karena dia merasa mirip dengan seseorang.
Deg
Abizar langsung kaget saat teringat dengan seseorang.
"Cha bisa minta no handpone kamu gak, biar kita bisa kontek-kontekan" sahut Abizar
"Ah iya boleh" Icha pun langsung bertukar no handphone dengan Abizar yang merupakan teman masa kecilnya bahkan rumah mereka pun berseberangan.
Setelah mendapatkan no kontak Icha, Abizar langsung pamit.
***
Keesokan harinya Abizar meminta bertemu dengan Icha setelah sebelumnya mereka saling kontek satu sama lain.
Dan disinilah sekarang Abizar bersama Icha, disebuah cafe dekat dengan kantor Icha dan juga Abizar karena ternyata Abizar pun bekerja di kantor yang sama dengan Icha cuma mereka berbeda bagian. Icha di bagian keuangan sedangkan Abizar dibagian marketing.
"Cha aku kho kangen ya sama Dika" ucap Abizar saat mereka sedang menunggu pesanan
"Main aja Bi ke rumah, tapi kamu jangan jembil lagi pipinya soalnya dia akan marah" sahut Icha
"Cha boleh aku tanya sesuatu?"
"Tanya aja Bi, minta ijin segala"
"Apa Dika putramu bersama si culun?" tanya Abizar to the point
Deg
Seketika jantung Icha bergetar lebih cepat dari biasanya, dia kaget dia khawatir rahasia besarnya diketahui banyak orang.
"Kenapa kamu berpikir begitu? tanya Icha berusaha tenang
"Cha kita berteman dari orok dan aku ngerti banget ekspresi kamu saat berbohong ataupun gugup meski kamu berusaha menutupinya." sahut Abizar
Icha hanya menunduk sambil meremat jari jemarinya. Dia bingung, apa dia harus terus terang pada Abizar atau tetap merahasiakannya seperti selama ini dilakukannya.
"Bi, bisa kan kamu pegang rahasia? aku gak mau sampai ada orang yang tahu tentang Dika" ucap Icha sambil menatap dalam manik mata Abizar
"Kalau kamu percaya sama aku, aku pasti pegang rahasiamu Cha" sahut Abizar
Icha menghela nafas dalam sebelum akhirnya dia menceritakan yang sebenarnya.
"Kamu ingat kan tentang kejadian di villa setelah kita ujian akhir? dia tahu semua tentang rencana kalian, dan dan dan aku yang menjadi sasaran kekesalannya karena dia merasa dipermainkan oleh kita" ucap Icha dengan tangan terus saling meremas satu sama lain.
"Berarti si culun benar-benar melakukannya sama kamu Cha? kenapa kamu tidak bilang sama aku?" Abizar mulai tersulut mendengar penuturan icha
"Iya, dan Dika hasil perbuatannya"
...*****...
...Happy Reading...
...Jangan lupa ya like comment vote dan favorite!...
👉next part
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 191 Episodes
Comments
Nur Adam
lnjut
2023-10-06
2
Siti Nurlaely
aku mampir kak
2022-07-04
2
Ana_Mar
mungkinkah icha di usir oleh ortu dan kakaknya sendiri gegara hamil dika?
next
2022-02-11
0