Icha langsung menutup mulutnya dengan telapak tangan takut orang itu menciumnya lagi.
"Kenapa suaranya mirip si culun" batin Icha
"Maaf tuan, tapi saya tidak punya hutang pada Anda, permisi" ucap Icha
"Apa begini caramu berbicara? selalu menunduk tanpa melihat lawan bicaramu?" ujar Al
"Sepatu anda bagus tuan" ceplos Icha
"Lihat aku" sentak Al
Icha yang kaget langsung mendongakkan kepalanya hingga tatapan mereka beradu.
Icha langsung memutus pandangannya ke samping dan dia melihat sedikit peluang untuk kabur dari orang yang menghadangnya.
Dengan segera dia hendak berlari lewat celah disamping kiri Al. Namun baru dua langkah kakinya tertahan karena Al menarik bajunya dari belakang.
Dengan sekali hentakan, Icha langsung tertarik dan masuk ke dalam dekapan Al.
"Sudah 6 tahun tapi kamu belum berubah, suka melemparkan tubuhmu pada seorang lelaki" bisik Al
Deg deg deg
Irama jantung Icha mendadak meningkat tidak seperti biasa.
"Bagaimana mungkin si culun jadi Ceo, waktu sekolah aja hanya pakai sepeda. Tidak tidak tidak, dia pasti orang lain. Si culun tidak mungkin akan seganteng ini"
Icha berusaha melepaskan diri dari dekapan Al, namun Al semakin mengeratkan pelukannya.
"Maaf tuan tolong lepaskam saya, anak dan suami saya menunggu di rumah" mohon Icha
Saat mendengar Icha menyebut suami dan anak, Al segera melepaskan pelukannya.
Tanpa menghilangkan kesempatan yang ada, Icha langsung berlari sekencang mungkin menuju keluar perusahaan hingga membuat heran beberapa karyawan yang melihatnya.
Sementara Al masih diam mematung menatap nanar kepergian Icha.
"Apa aku sebegitu menakutkan Cha? sampai kamu enggan melihat mukaku?"
Al pun kembali ke aula karena tadi saat dia melihat Icha keluar aula, dia meminta ijin untuk ke toilet pada Kevin dan yang lainnya.
"Lama banget di toilet bro, abis bertelor?" tanya Kevin kesal karena menunggu lama bos sekaligus sahabatnya.
"Hmm"
***
Sesampainya di rumah Icha langsung membersihkan diri.
Tidak sampai 30 menit, Icha sudah selesai dengan ritual mandinya. Dilihatnya Dika yang sudah tertidur pulas.
Meskipun Dika diakui sebagai anak Pak Bagas dan Bu Mira, tapi untuk merawat dan menjaganya Icha yang melakukannya.
Pak Bagas dan Bu Mira sengaja menutupi kehamilan Icha dari orang luar dengan Bu Mira berpura-pura hamil agar Icha tidak mendapat gunjingan dari tetangganya. Sementara Icha selama kehamilannya hanya melakukan aktifitas di dalam rumah saja kecuali dia periksa kandungan.
Icha menatap lekat wajah Dika yang sedang tertidur pulas. Ada rasa bersalah di hatinya karena belum bisa mengakui Dika sebagai putranya.
"Maafkan mama ya sayang! bukannya mama tidak ingin mengakui Dika sebagai putra mama, tapi mama tidak mau kalau sampai Dika dihina karena tidak punya papa" ucap Icha sambil terus mengelus rambut hitam Dika.
Dika yang merasa terganggu karena gerakan Icha, dia pun mengerjapkan matanya.
"Kakak sudah pulang" tanya Dika dengan suara seraknya.
"Iya sayang, udah malam bobo lagi yuk" ajak Icha
"Mau dipeluk" rengek Dika
Icha pun dengan segera memeluk tubuh kecil Dika hingga keduanya terlelap.
Keesokan harinya, Icha sudah siap dengan kemeja putih cream dipadukan dengan blazer berwarna hitam dan rok sepan berwarna senada dengan blazer.
Namun ada yang berbeda dengan penampilan Icha hari ini. Dengan kacamata yang bertengger di hidung mungilnya tidak mancung namun juga tidak pesek. Rambut yang dikepang dua, dan dandanan yang agak menor.
Lagi-lagi Icha datang ke kantor waktunya mepet karena tadi Dika rewel ingin ikut ke kantor Icha.
"Telat lagi Cha?" tanya Vio
"Iya tadi Dika rewel pengen ikut ke kantor" jawab Icha
"Dika siapa? anak kamu?" timbrung Kia
"Adik aku" jawab Icha
"Kirain kamu udah punya anak,sampai direwelin anak kecil" terka Kia
Icha menanggapi hanya dengan senyuman sambil menyalakan komputer dan bersiap untuk mulai kerja.
Dengan sigap Icha menyelesaikan tugas demi tugas yang diberikan atasannya. Apalagi Icha masih tergolong baru yang masih suka disuruh-suruh oleh seniornya.
Waktu sudah menunjukkan jam makan siang, Icha dan teman-temannya pun pergi ke cafetaria perusahaan.
"Cha kenapa kamu dandan menor banget" tanya Vio yang baru menyadari dandanan Icha yang berbeda jauh dari biasanya.
"Hehehe pengen aja suasana baru Vi" jawab Icha cengengesan
"Kamu mah suka ngadi-ngadi Cha, wajah cantik malah dibikin jelek" ujar Kia yang ikut memperhatikan penampilan Icha.
"Biarinlah, biar gak ada yang suka" jawab Icha enteng
"Sekarepmulah Cha" seru Vio dan Kia bersamaan.
Sementara Al yang baru pulang meeting dengan klien tanpa sengaja mendengar pembicaraan karyawannya.
"Anak buahmu norak banget Sis, muka cakep dibikin jelek jadi mirip jengkelin"
"Siapa Ran yang norak"
"Itu si Icha yang bagian keuangan juniornya Siska"
"Gak tahu tuh anak otaknya cuma separo kali, semalam aja dia selandap selundup terus takut kelihatan sama Pak Al. Padahal mah mana inget Pak Al sama cewek modelan dia, gak ada lekuk tubuhnya."
Al yang mendengar itu semua tanpa terasa dia mengepalkan tangannya kuat.
"Vin panggil Farisha Yumna ke ruanganku sekarang" perintah Al, "aku tunggu sekarang" lanjutnya.
"Jam istirahat begini dimana nyarinya" gumam Kevin
Setelah bertanya pada geng Siska, Kevin pun menuju cafetaria untuk menemui Icha.
"Dengan Farisha Yumna" tanya Kevin saat dia menemui gadis dengan wajah yang dibuat jelek kata temannya.
"Iya pak dengan saya" ucap Icha
"Mari ikut, ditunggu Pak Al" ajak Kevin
Dan Icha hanya pasrah mengekor dari belakang. Niat hati ingin menghindar malah disuruh menghadap.
Tok tok tok
"Masuk"
Kevin dan Icha pun masuk ke dalam ruangan Al yang bernuansa clasic.
Icha mengedarkan pandangannya mengagumi interior ruangan Al.
"Vin tinggalkan kami berdua" suruh Al
Tanpa menunggu disuruh dua kali Kevin langsung keluar dari ruangan Al
Al menatap tajam Icha, menelisik penampilan Icha yang memang benar apa yang dia dengar. Bukannya cantik, Icha malah terlihat jadi aneh.
Perlahan Al mendekat ke arah Icha yang terlihat ketakutan, semakin dekat semakin Icha mundur ingin menghindar hingga dia sampai pada daun pintu dan langsung memegang handle pintu berniat keluar untuk kabur.
Klik
Pintu otomatis terkunci hingga Icha tidak bisa berbuat apa-apa hanya terus berdo'a di dalam hatinya agar secepatnya bisa pergi dari sana.
"Tutuan ada perlu apa anda memanggilku kesini" Icha memberanikan diri untuk bertanya meski hatinya waswas.
Tanpa menjawab Al terus mendekat ke arah Icha hingga saat jarak tinggal sejengkal lagi, Icha langsung menutup mulutnya takut dengan apa yang Al katakan semalam.
"Bersihkan mukamu, aku tidak suka melihat karyawanku seperti orang aneh" ucap Al dengan nada datar sambil menyerahkan satu pack tissu basah.
"Kenapa dia bisa mengenaliku dengan dandananku yang seperti ini" batin Icha
Icha segera membersihkan make up nya dengan tissu basah pemberian Al.
"Dengar Farisha Yumna Danendra! kamu tidak perlu berdandan aneh atau menyamar jadi apapun karena aku pasti akan dengan cepat mengenalimu"
...*****...
...Happy reading...
...Jangan lupa tinggalkan jejak ya reader tersayang dengan like comment vote rate dan masukin juga ke favorite ya! ...
👉Next part
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 191 Episodes
Comments
yourfreyaa_
bertelor 😭😭
2023-06-08
1
Sasa Al Khansa 💞💞
sweet gak sih? sweet lah..
2022-12-23
1
westi
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹💪💪💪💪💪💪💪
2022-10-01
1