"Kamu ada hubungan apa dengan Al"
" Nanya kho kayak yang ngajak perang, mukanya itu beh jutek abis" batin Icha
"Mbak tanya sama siapa?" tanya Icha bingung karena Kalisa tidak menyebutkan siapa yang dia tanya
"Tentu saja sama kamu, kamu kan yang kemarin pulang dengan Al" tunjuk Kalisa
"Masih inget aja si mbak ini" batin Icha
"Hubunganku dengan Al" Icha menjeda sejenak ucapannya. "Sebagai atasan dan bawahan" lanjutnya dengan cengengesan
"Bukan itu maksudku, hubungan selain itu" tegas Kalisa
"Oh maksud mbaknya hubungan sebagai CEO dan karyawan, bener kan Vio, Kia" lagi-lagi jawaban Icha membuat Kalisa jengah sedangkan Vio dan Kia hanya mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Hubungan yang lebih dari itu maksudku"
"Mungkin maksud mbak sebagai bos dan jongosnya kali ya!" jawab Icha yang sukses membuat Kalisa geram
"Aku gak ngerti kenapa perusahaan merekrut kalian sebagai karyawan, ditanya seperti itu saja kalian tidak mengerti" sungut Kalisa
"Tentu saja karena IQ kami diatas rata-rata mbak" bela Vio
"Diatas rata-rata tapi kho stupid" cibir Kalisa
"Mbak Kalisa sih gak tahu kalau IQ kita diatas rata-rata orang idiot, iya gak guys" kelakar Kia yang disambut kekehan oleh Icha dan Vio
Sedangkan Kalisa benar-benar dibuat geram dengan jawaban dari ketiga gadis di depannya.
"Gak guna ngomong sama kalian" judes Kalisa sambil berlalu pergi.
"Mbak tunggu sebentar" panggil Icha
Icha langsung berdiri dan mengambil aqua gelas yang ada di depannya.
"Ini mbak minum dulu biar tenggorokannya gak sakit abis ngomel"
Kalisa langsung mengepalkan tangannya geram menghadapi Icha.
"Aku gak butuh" seru Kalisa
Aisha yang diam-diam merekam kejadian tadi langsung mengirimkannya pada Al.
"Kenapa mereka bisa kerja disini Sha? Mau aku bilangin sama kakek biar mereka di pecat" gerutu Kalisa
"Jangan ngadi-ngadi Lisa! Al pasti tidak suka ada yang ikut campur urusannya" sahut Aisha
Kalisa hanya diam saja mendengar ucapan Aisha karena hatinya membenarkan kalau Al memang suka marah kalau ada yang ikut campur urusannya tanpa seijin dia.
"Masih lama gak Sha tamunya? Daritadi belum keluar juga" gerutu Kalisa
Aisha hanya mengendikkan bahunya karena dia pun tidak tahu tamunya masih lama atau sudah mau keluar.
Kring kring kring
Terdengar bunyi telepon di atas meja Aisha sehingga Aisha pun segera mengangkatnya
"Iya Hallo"
"........."
"Baik Pak"
Sambungan telepon langsung terputus karena dari seberang memutuskannya.
Aisha hanya menghela nafas dalam. Selalu saja Al memutuskan sepihak tanpa pamit dulu.
"Siapa Sha?" tanya Kalisa
"Al minta kamu untuk pulang saja dulu Lis, dia mau makan siang dengan klien" jelas Aisha
Kalisa hanya menghembuskan nafasnya kasar mendengar permintaan Al.
"Apa aku gak bisa ikut makan siang bareng klien Sha?" tanya Kalisa
"Gak bisa Lisa... mereka mau membicarakan kerjasama penting" terang Aisha
"Baiklah aku pulang" ucap Kalisa dengan wajah kesal.
Setelah memastikan Kalisa masuk ke dalam lift, Aisha menghampiri Icha dan temannya yang sedari tadi ngerumpi gak jelas.
"Kalian disuruh masuk oleh Pak Al" ucap Aisha
"Udah pulang tamunya mbak" tanya Kia
"Sudah barusan" jawab Aisha yang tidak sepenuhnya bohong.
Icha yang tadinya lupa tujuannya disuruh kesini karena asyik ngerumpi dengan Vio dan Kia kini kembali gugup karena takut kena PHK.
Tok tok tok
"Masuk"
Ceklek
Vio membuka pintu diikuti di belakangnya Kia dan terakhir Icha yang masuk ke ruangan Al.
Terlihat Al duduk di kursi kebesarannya dengan tumpukan berkas di depannya. Icha sempat terpana saat melihat Al dengan kacamata yang bertengger di hidung mancungnya, tangannya yang lincah menari-nari memainkan tuts keyboard dan wajah seriusnya dalam menyelesaikan pekerjaannya.
"Cha cepetean malah bengong disitu" ajak Vio langsung menarik tangan Icha
Icha pun langsung mengikuti dan sekarang mereka sedang berdiri di depan meja Al.
"Dia benar-benar tampan dengan wajah serius begitu" batin Vio
"Beruntung banget yang jadi istrinya, aku juga gak akan nolak kalau dia mau sama aku" batin Kia
"Kalau dia pakai kacamata begitu, serasa melihat si culun. Tinggal rambutnya dibelah dua terus giginya dipagerin. Tapi kacamatanya juga harus diganti sama yang tebal" batin Icha
Icha terus senyam senyum mengenang kebersamaannya dengan si culun, ada rasa kangen sekaligus sesak karena hubungan mereka berakhir dengan tidak baik.
Al yang merasa tidak ada yang buka suara langsung menghentikan pekerjaannya. Dia menopang dagu melihat ketiga karyawannya yang senyam senyum dengan tatapan kosong.
"Apa kalian datang kesini hanya untuk melamun" ucap Al dengan suara datar
"....." tak ada yang bergeming, ketiganya masih dengan pikirannya masing-masing.
Al memberikan kode pada Kevin untuk menyadarkan ketiga bawahannya.
Kevin pun menghentikan pekerjaannya dan langsung menghampiri ketiga gadis yang diam mematung.
Dengan sekali tepukan, Vio dan Kia sadar dari lamunannya. Namun saat Kevin akan menyadarkan Icha, Al melarangnya.
Al berdiri dan menghampiri Icha, dengan sedikit membungkuk Al berbisik di telinga Icha
"Apa aku sangat tampan sampai kamu terpana melihatku?" bisik Al
Icha langsung terkaget mendengar suara Al tepat di telinganya.
"A Al" gagap Icha
Al tersenyum melihat reaksi Icha. Namun itu hanya sesaat karena wajahnya kini kembali datar mengingat tujuan awalnya menyuruh ketiga karyawan itu ke ruangannya.
Al kembali ke mejanya, dia berdiri menyenderkan bokongnya pada meja dengan tangan bersidekap dada.
"Apa kalian tahu, apa kesalahan kalian"
"Iya Pak" kompak Icha, Vio dan Kia
"Apa kesalahan kalian?"
"Kami mengobrol di jam kerja" jawab Kia
"Lalu?"
"Lalu lintas Pak" ceplos Icha
Al langsung menatap tajam pada Icha, dia tidak suka merasa dipermainkan dengan jawaban Icha sehingga Icha semakin menundukkan kepala karena takut melihat mata elang Al.
"Apa kalian ada disini hanya untuk bercanda?" bentak Al. "Dimana tanggung jawab kalian pada pekerjaan?" lanjutnya
"Perusahaan tidak menggaji kalian untuk bergosip ataupun bercanda disaat bekerja. Aku ingin semua karyawanku totalitas pada pekerjaannya. Kalau kalian merasa tidak sanggup menjalankan aturan perusahaan, silahkan kalian hengkang dari perusahaan ini" tegas Al
Tes
Tak terasa air mata Icha jatuh. Baru sekarang dia melihat kemarahan Al. Orang yang dia kenal selalu hangat dan lembut kini sedang meluapkan kemarahannya.
"Maaf" lirih Icha
"Maaf Pak! Kami tidak akan mengulanginya lagi" sesal Vio
"Iya Pak, saya juga minta maaf" sesal Kia
Al terdiam melihat Icha yang menangis, hatinya sakit melihat air mata itu jatuh karena kemarahannya.
"Kamu mulai besok bekerja di bagian marketing" tunjuk Al pada Kia, "Kamu tetap di bagian keuangan" tunjuk Al pada Vio
"Kevin, urus pemindahan mereka" titah Al.
Kevin pun langsung mengajak Vio dan Kia keluar ruangan Al untuk membereskan barang-barang Kia dan konfirmasi pada bagian marketing tentang pemindahan Kia.
Sedangkan Icha masih menundukkan kepalanya tidak berani melihat ke arah Al.
Al berjalan ke arah Icha dan berdiri tepat di depan Icha. Kemudian Al sedikit mendongakkan kepala Icha dan menghapus air mata Icha dengan jarinya.
"Maaf, kalau tadi aku terlalu keras pada kalian. Aku hanya tidak suka ada orang yang mempermainkanku"
"Aku yang salah, tidak seharusnya kamu minta maaf Al"
"Icha, tolong jangan membenciku"
...*****...
...Tinggalkan jejak ya kawan dengan like comment vote rate dan masukin juga ke daftar favorite ya!...
...Terima kasih...
👉 Next part
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 191 Episodes
Comments
Ami batam
lucu lihat 3 serangkai icha, vio, dan kia😄
2022-06-28
2
Amma Alam
lucu cerita nya menghibur
2022-02-07
1
Un'
maaf ya kak aku bacanya alon-alon, nyicil kayak tukang kredit.. 😂😂
2022-01-14
2