Berbagi Cinta : Penyesalan

Berbagi Cinta : Penyesalan

Part 1 : Nicholas Brian

Bella berdiri didepan sebuah bangunan bergaya modern klasik, dengan tatapan yang berbinar. Akhirnya dia mampu berdiri sendiri tanpa bayang-bayang keluarga besarnya. Lulus dari salah satu universitas terkemuka dikotanya, dan mulai memberanikan diri membuka sebuah butik dengan koleksi-koleksi baju yang didesainnya sendiri. Keputusannya untuk keluar dari bisnis keluarga dan membangun usaha sendiri jelas tidak mendapat persetujuan dari orang tuanya. Bagaimana tidak, Bella adalah anak semata wayang mereka, dan anak semata wayang itu menolak untuk meneruskan bisnis keluarganya.

***

"Apa? Mendirikan sebuah butik? Bukankah kamu berjanji untuk bekerja dengan Ayah ketika kamu lulus kuliah? Dan apa ini Bella? Kamu membuat Ayah kecewa!" Dengan marah Arnold berbicara panjang lebar kepada Bella.

Dan lagi-lagi Bella hanya mampu menundukkan kepalanya.

"Maaf Ayah!" Ucap Bella dengan suara lirih.

"Baiklah! Lakukan semua keinginanmu!" Dengan putus asa akhirnya Alnold menyetujui permintaan Bella.

"Sungguh Ayah?" Menatap Alnord dengan pandangan mata berbinar.

"Tapi ada saatnya nanti kamu harus mendengarkan Ayah dan tidak bisa menolak permintaan Ayah!"

"Baik!" Ucap Bella dengan sesungging senyum dibibirnya.

***

"Ada apa dengan wajahmu?" Tiba-tiba suara Dera mengagetkannya, membuatnya kembali tersadar dari lamunan.

"Aku hanya sangat bahagia!" Kata Bella sambil tersenyum manis.

"Ayo masuk!"

"Iya!"

Dan dua sahabat itu kembali kedalam butik, Terlihat dekorasi ruangan yang didominasi warna hitam putih dan abu-abu. Dengan rak-rak yang yang dipenuhi baju-baju yang tersusun rapi sesuai warna, ada dua buah lukisan abstrak yang dipajang di dinding, terdapat satu sofa panjang dengan warna hitam dengan bantal-bantal kecil berwarna putih, kontras sekali dengan warna sofanya dan sebuah meja kaca dengan keempat kakinya yang berwarna keemasan. Ruang ganti disudut ruangan. Beberapa menekin yang dipajang di sana.

"Kamu sudah mencari pegawai?" Dera bertanya kepada sahabatnya.

"Belum!"

Menatap heran "Bukankah besok acara launchingnya, kenapa belum ada pegawai?"

"Aku belum menemukannya!"

"Apa kamu terlalu pemilih?"

Tertawa "Sedikit!"

"Astaga! Aku hanya akan membantumu sampai besok! Selebihnya aku tidak bisa, banyak hal yang harus aku selesaikan!"

"Terimakasih kamu yang terbaik!" Menatap Dera penuh cinta kasih.

"Jangan menatapku seperti itu!"

"Apa ini kelemahanmu?" Bertanya sambil tertawa.

"Ha...ha...ha...ya!"

"Ayo! Aku akan mentraktirmu makanan mewah!"

"Aku kamu sedang merayuku?"

"Ya!"

Dua sahabat itu menunggangi sebuah mobil Ferrari 250 GT SWB California milik Bella dan sampailah mereka di lahan parkir sebuah restoran mewah.

Dera melihat orang-orang di sekitar memperhatikan mereka, atau lebih tepatnya mobil yang mereka bawa.

"Orang-orang pasti mengira kita adalah wanita tua dengan selera kuno!" Ucap Dera memecah keheningan. Dan hanya dibalas dengan lirikan mata oleh Bella.

"Ayo turun!"

Sampai didalam mereka memesan satu spicy tuna dengan caviar, satu spaghetti with truffle, dua chicken pot pie dan dua blood orange mojitos.

Tidak berselang lama pesanan mereka datang.

"Selamat menikmati!" Kata pelayan di restoran itu.

"Terimakasih makanannya!" Kata Bella dan Dera hampir bersamaan.

Dera mulai menikmati chicken pot pienya sedang Bella sendari tadi sibuk mengawasi seseorang yang duduk persis di meja depannya . Seorang pria tampan berkulit putih dengan setelan kemeja putih, celana hijau tua dan outer berwarna senada. Rambut sedikit berwarna coklat tua, hidung yang menukik tajam, bibir tipis dengan warna merah muda dan sedikit glossy, sepertinya dia mengoleskan pelembab bibir di sana. Alis tebal yang menambahkan kesan maskulin. Dan tatapan matanya...ah...Bella sungguh menginginkannya.

Menyadari sahabatnya tengah memperhatikan sesuatu, Dera menoleh kearah tatapan mata Bella. Dera jelas mengenal lelaki yang sedari tadi mencuri jiwa sahabatnya, Lelaki tersebut adalah Nicholas Brian, anak seorang pengusaha yang paling berpengaruh di kota ini, tentu saja sahabat yang tengah duduk didepannya juga anak seorang milyader tapi jauh berbeda dari Brian, Bella ingin menikmati hidup mandiri tanpa embel-embel keluarga besarnya.

"Ada apa denganmu?"

"Ah....tidak!"

"Kamu jelas bukan tipenya, berhenti memandangnya dan lekas habiskan makananmu!"

"Siapa juga yang menginginkannya?"

"Itu terlihat jelas di wajahmu Bella!

Dengan malu akhirnya Bella mengakhiri perjamuan indra penglihatannya dan mulai menikmati makanan yang tadi dipesannya.

***

Usai mengantar Dera, Bella kembali ke istana megah milik keluarganya. Hening...malam belum begitu larut tapi semua lampu sudah dipadamkan. Dengan pelan Bella membuka pintu dan memasuki rumah, sebuah ruang tamu bergaya klasik terpampang dihadapannya. Sedikit horor jika melihat ruangan sebesar ini hanya diterangi sebuah Standing Lamp.

Bella berjalan perlahan, sebisa mungkin untuk tidak menimbulkan suara. Terasa gagu jika dia harus bertemu dengan Ayahnya dan bingung harus berbicara apa.

Bella menaiki tangga menuju lantai dua, di sanalah kamarnya berada.

Sampai dikamar Bella membuka jendela kamarnya, bulan tua tampak bertengger dengan malas di atas sana. Seolah tengah mengadu pada setiap orang yang memandangnya "Kenapa aku harus ada disini selarut ini?" Bella tersenyum dengan pikiran konyolnya.

Kini pikirannya teralih pada sosok pria tampan yang dia jumpai di restoran sore tadi.

Tapi kembali kata-kata Dera menusuk sanubarinya "Kamu jelas bukan tipenya!" Jika dipikir-pikir Dera sangat kejam. Bagaimana mungkin dia bisa berkata kasar seperti itu.

Bukankah Dera paham betul ini pertama kalinya dia memperhatikan pria sedalam itu.

Udara mulai terasa dingin, dan Bella kembali menutup jendelanya dan pergi untuk membersihkan diri, berganti pakaian dan beranjak keperaduan.

Sudah hampir 30 menit Bella merebahkan diri di ranjang tetapi matanya belum juga mampu terpejam, dilihatnya langit-langit kamarnya...sebuah dekorasi serupa langit malam. Ayahnya yang mendesain kamar Bella, dengan tangan sendiri. Dia menginginkan segala kesempurnaan untuk putri semata wayangnya sebagai wujud cinta kasih yang tak berujung. Dan kini putri kecil yang amat dikasihaninya itu malah membuatnya meradang.

"Maafkan Bella Ayah!" Ucapnya lirih "Bella berjanji akan memenuhi keinginan Ayah di masa yang akan datang!" Kemudian memejamkan mata dan tidur terlelap.

Dengan mimpi aneh yang membuatnya merinding nantinya. Dia melihat dirinya sendiri dan pria yang tadi dia temui di restoran mengenakan pakaian pengantin dan berjalan beriringan, tapi dia tidak melihat senyuman di wajah lelaki itu. Dia hanya melihat duka...duka...duka....dan duka. Seseorang perempuan berwajah campuran melihat dengan tatapan sayu penuh kebencian kemudian dilihatnya wanita itu berlari kencang kearahnya dan menikamkan sebilah pisau tepat di dadanya. Darah merah mengalir di gaun putihnya, suara jeritan orang-orang disekelilingnya dan pandangan matanya yang mulai memudar, kemudian jatuh tergulai dilantai. Tapi dilihatnya lelaki itu hanya diam saja melihatnya jatuh bersimbah darah.

Hingga akhirnya mimpi berakhir saat bunyi alarm berdentang keras, waktu menunjukkan pukul 05.00 dini hari.

Dengan tubuh penuh dengan peluh Bella terduduk lemas di atas tempat tidurnya.

Terpopuler

Comments

Marhamah Nurbadriah

Marhamah Nurbadriah

😍😍😍

2021-12-08

1

lihat semua
Episodes
1 Part 1 : Nicholas Brian
2 Part 2 : Perjodohan
3 Part 3 : Tidak Ada Celah Untuknya
4 Part 4 : Penolakan Yang Tidak Berguna
5 Part 5 : Wanita Itu Yang Memilikinya
6 Part 6 : Kepalsuan
7 Part 7 : Musim Bulan Kelabu
8 Part 8 : Kebahagiaan yang dia ciptakan.
9 Part 9 : Berkunjung
10 Part 10 : Rencana Untuk Tinggal Berdua
11 Part 11 : Persetujuan Gabriel
12 Part 12 : Rumah Baru
13 Part 13 : Perasaan Lebih
14 Part 14 : Cucu Untuk Mereka
15 Part 15 : Mengakhiri Sebuah Hubungan
16 Part 16 : Apa itu Cinta?
17 Part 17: Pembalasan Claire
18 Part 18 : Terjebak Dalam Situasi Rumit
19 Part 19 : Serba Salah
20 Part 20 : Perhatian Kecil
21 Part 21 : Pertemuan Bella dan Dera
22 Part 22 : Merajuk
23 Part 23 : Terlalu Sempurna
24 Part 24 : Makan Siang bersama
25 Part 25 : Bunga-bunga Bermekaran
26 Part 26 : Permainan Bella
27 Part 27 : Sebuah Kecemasan
28 Part 28 : Saling Cemburu
29 Part 29 : Pergulatan Panjang
30 Part 30 : Ruang Kecil Bernama Cinta
31 Part 31 : Kerinduan
32 Part 32 : Benang Kusut
33 Part 33 : Ayah Sakit
34 Part 34 : Kesalahan Kedua
35 Part 35 : Kembali Dihadapkan Pada Sebuah Pilihan.
36 Part 36 : Kumohon Bicaralah
37 Part 37 : Sisi Menakutkan Dari Bella
38 Part 38 : Perebutan Kekuasaan
39 Part 39 : Kebencian Yang Tidak Sempurna
40 Part 40 : Perhatian Yang Menyulitkanku
41 Part 41 : Siapa Lelaki Itu?
42 Part 42 : Kecemburuan Brian
43 Part 43 : Lelakiku Yang Terlihat Polos
44 Part 44 : Malam Panjang
45 Part 45 : Kebohongan Bella
46 Part 46 : Sikap Yang Tidak Seharusnya
47 Part 47 : Seseorang Dari Masa Lalu
48 Part 48 : Melebur
49 Part 49 : Perdamaian
50 Part 50 : Kehidupan Yang Damai
51 Part 51 : Perubahan Sikap
52 Part 52 : Larangan-larangan Brian.
53 Part 53 : Kado Istimewa
54 Part 54 : Mari Terus Seperti Ini
55 Part 55 : Penyesalan Dion
56 Part 56 : Satu Kebohongan Baru
57 Part 57 : Keraguan Bella
58 Part 58 : Satu Bukti Baru
59 Part 59 : Aku Bella Akan Menjadi Satu Tingkat Lebih Tangguh!
60 Part 60 : Sebuah Awal
61 Part 61 : Babak Baru Penderitaan
62 Part 62 : Yang Hilang Akhirnya Kembali
63 Part 63 : Dayn Atau Suga
64 Part 64 : Melintasi Waktu
65 Part 65 : Ayo Kita Berpisah
66 Part 66 : Aku Akan Menjadi Samudra Luas Bagi Diriku Sendiri
67 Part 67 : Kehilangan Kesadaran
68 Part 68 : Pura-pura Lupa
69 Part 69 : Surga dan Neraka
70 Part 70 : Perceraian
71 Part 71 : Pergemulan Batin
72 Part 72 : Lelaki Itu Kembali
73 Part 73 : Untuk Sebuah Luka
74 Part 74 : Pengakuan Dion
75 Part 75 : Kehilangan Dion
76 Part 76 : Mengunjungi Rumah Gabriel
77 Part 77 : Kamu Tidak Perlu Melihat Kearahku
78 Part 78 : Dia Kembali
79 Part 79 : Bantu Aku
80 Part 80 : Pergilah Dari Hidupku
81 Part 81 : Akhir Dari Luka
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Part 1 : Nicholas Brian
2
Part 2 : Perjodohan
3
Part 3 : Tidak Ada Celah Untuknya
4
Part 4 : Penolakan Yang Tidak Berguna
5
Part 5 : Wanita Itu Yang Memilikinya
6
Part 6 : Kepalsuan
7
Part 7 : Musim Bulan Kelabu
8
Part 8 : Kebahagiaan yang dia ciptakan.
9
Part 9 : Berkunjung
10
Part 10 : Rencana Untuk Tinggal Berdua
11
Part 11 : Persetujuan Gabriel
12
Part 12 : Rumah Baru
13
Part 13 : Perasaan Lebih
14
Part 14 : Cucu Untuk Mereka
15
Part 15 : Mengakhiri Sebuah Hubungan
16
Part 16 : Apa itu Cinta?
17
Part 17: Pembalasan Claire
18
Part 18 : Terjebak Dalam Situasi Rumit
19
Part 19 : Serba Salah
20
Part 20 : Perhatian Kecil
21
Part 21 : Pertemuan Bella dan Dera
22
Part 22 : Merajuk
23
Part 23 : Terlalu Sempurna
24
Part 24 : Makan Siang bersama
25
Part 25 : Bunga-bunga Bermekaran
26
Part 26 : Permainan Bella
27
Part 27 : Sebuah Kecemasan
28
Part 28 : Saling Cemburu
29
Part 29 : Pergulatan Panjang
30
Part 30 : Ruang Kecil Bernama Cinta
31
Part 31 : Kerinduan
32
Part 32 : Benang Kusut
33
Part 33 : Ayah Sakit
34
Part 34 : Kesalahan Kedua
35
Part 35 : Kembali Dihadapkan Pada Sebuah Pilihan.
36
Part 36 : Kumohon Bicaralah
37
Part 37 : Sisi Menakutkan Dari Bella
38
Part 38 : Perebutan Kekuasaan
39
Part 39 : Kebencian Yang Tidak Sempurna
40
Part 40 : Perhatian Yang Menyulitkanku
41
Part 41 : Siapa Lelaki Itu?
42
Part 42 : Kecemburuan Brian
43
Part 43 : Lelakiku Yang Terlihat Polos
44
Part 44 : Malam Panjang
45
Part 45 : Kebohongan Bella
46
Part 46 : Sikap Yang Tidak Seharusnya
47
Part 47 : Seseorang Dari Masa Lalu
48
Part 48 : Melebur
49
Part 49 : Perdamaian
50
Part 50 : Kehidupan Yang Damai
51
Part 51 : Perubahan Sikap
52
Part 52 : Larangan-larangan Brian.
53
Part 53 : Kado Istimewa
54
Part 54 : Mari Terus Seperti Ini
55
Part 55 : Penyesalan Dion
56
Part 56 : Satu Kebohongan Baru
57
Part 57 : Keraguan Bella
58
Part 58 : Satu Bukti Baru
59
Part 59 : Aku Bella Akan Menjadi Satu Tingkat Lebih Tangguh!
60
Part 60 : Sebuah Awal
61
Part 61 : Babak Baru Penderitaan
62
Part 62 : Yang Hilang Akhirnya Kembali
63
Part 63 : Dayn Atau Suga
64
Part 64 : Melintasi Waktu
65
Part 65 : Ayo Kita Berpisah
66
Part 66 : Aku Akan Menjadi Samudra Luas Bagi Diriku Sendiri
67
Part 67 : Kehilangan Kesadaran
68
Part 68 : Pura-pura Lupa
69
Part 69 : Surga dan Neraka
70
Part 70 : Perceraian
71
Part 71 : Pergemulan Batin
72
Part 72 : Lelaki Itu Kembali
73
Part 73 : Untuk Sebuah Luka
74
Part 74 : Pengakuan Dion
75
Part 75 : Kehilangan Dion
76
Part 76 : Mengunjungi Rumah Gabriel
77
Part 77 : Kamu Tidak Perlu Melihat Kearahku
78
Part 78 : Dia Kembali
79
Part 79 : Bantu Aku
80
Part 80 : Pergilah Dari Hidupku
81
Part 81 : Akhir Dari Luka

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!