Bella terbangun pagi ini...dengan pandangan nanar dan mata sembab, dia tertidur semalam....setelah lelah menangis dalam diamnya.
Mengingat kejadian semalam membuatnya kembali menitikkan air mata, ditutupnya kembali matanya. Berharap semua yang ada diingatannya hanyalah sebuah mimpi belaka.
Dengan perlahan dibukanya mata itu, dilihatnya pemandangan yang sama, dirinya yang tidak mengenakan apapun, rasa sakit dan perih yang memenuhi selangkangannya dan baju yang berserakan dilantai.
"Kamu sudah bangun!" Suara itu mengagetkannya, membuatnya kembali didera rasa sakit yang parah, rasa sakit yang memenuhi rongga-rongga dadanya.
Dijamahnya tubuh wanita disampingnya dengan kelembutan "Kamu mau makan sesuatu?" Tidak ada jawaban, wanita itu memilih untuk diam. Lidahnya terasa kelu, banyak kata yang ingin diungkapkannya namun yang keluar hanyalah bulir-bulir dari matanya.
Didengarnya samar-samar lelaki itu beringsut dari pembaringan, selang beberapa saat terdengar suara gemricik dari arah kamar mandi.
Beberapa menit kemudian lelaki itu keluar dari kamar mandi dan tak lama berselang terdengar suara pintu yang dibuka.
Klek...
Lelaki itu keluar kamar.
Kembali tangis Bella pecah, dibenamkannya wajahnya di bantal, menangis sesenggukan. Seolah tidak ingin ada orang lain yang mendengar suara tangisannya.
Suara pintu kembali dibuka, Bella pura-pura tertidur.
Didekatinya wanita yang kini terlihat menyembunyikan wajahnya.
Ditaruhnya nampan berisi makanan di atas nakas. Kemudian dia mengambil semua pakaian yang berserahkan di lantai dan manaruhnya ditumpukan baju kotor.
"Bell!!! Maafkan aku...!" Mengelus punggung Bella dengan lembut.
Tidak ada sahutan.
"Makanlah! Aku akan keluar!"
Lelaki itu kembali keluar, meninggalkan Bella dalam kegundahannya. Disibakkan selimutnya...kemudian beranjak ke kamar mandi.
***
Dipandanginya tubuhnya dari pantulan cermin didepannya, ruam-ruam merah memenuhi hampir disekujur tubuhnya, meninggalkan rasa sakit dan tidak nyaman saat disentuh.
Bahkan tadi dia menangis sesenggukan saat cairan urine keluar dan membuat bagian yang tersentuh menjadi begitu perih.
Dinyalakannya shower...kemudian dia berdiri dibawahnya.
Air turun dan membasahi dirinya, digosoknya dengan keras tubuh itu. Berharap bisa meluruhkan semua noda yang tertinggal dari pergulatan semalam.
Tubuhnya kembali beku, disandarkannya tubuh itu ditembok, sedetik kemudian telah jatuh luruh di lantai dengan lutut yang ditekuk.
Tangisnya pecah, dengan suara keras.
***
Di lantai bawah.
"Bella belum bangun juga Brian?" Wanita paruh baya itu bertanya kepada menantunya, jam telah menunjukkan pukul 12 siang tetapi anak perempuannya masih belum juga terlihat. Apakah mereka bertikai semalam?
"Sudah Ibu, Bella mungkin lelah!"
"Kalian sedang tidak bertikai bukan?" Bertanya kerena penasaran, semalam sayup-sayup didengarnya suara teriakan Bella.
Brian mulai cemas, apa mertuanya mendengar teriakan Bella semalam? Ah...apa yang harus dikatakannya? Bella marah karena dia menggagahi wanita itu semalam? Merebut kesuciannya dengan kasar dan arogan?? Tidak...tidak...tidak!!!!
"Bella marah sama Brian Bu!"
"Marah?" Seolah meminta penjelasan lebih lanjut dari Brian.
Dengan gugup Brian mengarang sebuah cerita "Maaf Bu...semalam Brian pulang cukup larut dan membuat Bella marah!"
"Ah...anak itu! Pasti dia tidak ingin terlepas barang sedetikpun denganmu! Cobalah untuk sedikit pengertian padanya!" Mengusap tangan Brian sembari tersenyum.
"Ah...lega! Ibu tidak curiga!" Bergunam dalam hati.
***
"Kamu mau kemana Bella?" Bertanya kepada istrinya, saat dilihatnya wanita itu menuruni tangga dengan sebuah rok mini super pendek, sebuah kaus putih ketat dan dilapisi sebuah jaket denim.
Tidak ingin orang-orang rumah menaruh curiga, akhirnya Bella membuka mulutnya "Bertemu dengan Dera!"
"Dengan pakaian seperti itu?" Bertanya dengan sedikit heran, apa harus seseksi itu jika hanya bertemu dengan seorang teman wanitanya.
"Aku tidak bisa memakai celana!"
"Maaf! Biar aku antar!"
"Tidak! Aku akan pulang larut!" Berlalu begitu saja, membuat lelaki itu canggung dan serba salah.
"Kamu tidak berpamitan kepada Ibu?"
"Aku akan mengirim pesan!"
***
Kini Bella telah berada didalam mobil Ferrari 250 GT SWB California miliknya, perlahan mobil itu mulai merangkak meninggalkan halaman sebuah rumah mewah tersebut, mengarungi jalanan yang lenggang sore ini.
Tapi kali ini tujuan Bella bukan ke tempat Dera.
Bella turun dari kendaraannya, melangkah menuju kedalam. Seseorang membuka pintu dan mempersilahkan Bella masuk.
Duduk dan memesan minuman.
"Saya pesan whiski dobel dengan es!"
Tidak berselang lama, seorang bartender memberikan minuman yang baru saja dipesannya.
Dihirupnya pelan minuman ditangannya, aroma ceri dan jeruk menyeruak kedalam indra penciumannya. Dicecapnya perlahan minuman itu, dibiarkan beberapa saat di sana, sesaat lidahnya terasa seperti tersengat. Sedikit rasa pedas mulai menjalar di indra perasanya. Seperti rasa cengkeh dan pala. Setelah puas merasakan minuman itu Bella kemudian menelannya.
Suasana Bar terlihat sedikit ramai, Bella duduk sendiri mencoba mencari ketenangan.
Tanpa dia sadari ada sesosok wanita yang tengah memperhatikannya sedari tadi.
Sesosok lelaki tampan berwajah timur tengah. Dengan jambang yang selalu menjadi ciri khas mereka, berada didekat wanita tersebut. Berbicara tanpa sedikitpun mengalihkan pandangan dari wanita disebelahnya, dengan tangan nakal yang sibuk menjelajahi tubuh seksi itu.
Tapi wanita itu terlihat tidak bergairah, pemandangan yang terpampang didepannya jauh lebih menarik, seketika otak jahatnya beraksi. Membisikkan kata-kata di telinga lelaki disebelahnya, sontak lelaki itu langsung mengalihkan pandangannya kearah wanita yang sendari tadi mencuri perhatian kekasihnya.
***
Brian duduk dengan gelisah di balkon kamarnya, sedari tadi dia resah menatap layar ponsel dan jam tangannya silih berganti.
20 panggilannya diabaikan oleh Bella.
Kemana wanita itu? Ada semacam perasaan was-was yang memenuhi rongga dadanya.
Ponsel di tangannya berbunyi, tanda ada sebuah pesan masuk.
Dilihatnya ponsel itu dengan cepat.
Dan....
Sebuah ekspresi antara keterkejutan, marah, dan cemas bercampur menjadi satu.
Diambilnya kunci mobil dan berlari dengan cepat menuju garasi.
"Mau kemana Brian?" Tanya Ayah Bella disela kecemasannya.
"Menjemput Bella Ayah!!"
"Hati-hati!" Kata Alnord tanpa sedikitpun menaruh curiga.
Brian memasuki mobilnya, mengemudi dengan kecepatan maksimal dengan emosi yang meluap.
"Aku akan segera datang Bella!" Bergunam dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Dea Kurnia
tim BB🤭🤭😘😘🙏🙏
2021-12-04
1
Dea Kurnia
suka ceritanya
2021-12-04
1
Dea Kurnia
lanjut
2021-12-04
1