Brian sampai di lahan parkir sebuah hotel berbintang lima, dengan cepat melangkah keluar dari mobilnya, bergegas masuk ke lobi hotel dan menaiki lift menuju ke lantai sembilan.
Mencari-cari nomor kamar dengan panik, sampai akhirnya dia menemukan apa yang dicarinya kamar nomor 315.
Membuka pintu kamar dengan bringas.
Brakkk!!!
"Kamu sudah datang?" Sapa seorang wanita muda yang amat dikenal Brian, wanita dengan pakaian seksi dan sangat terbuka, tengah menengguk wine dengan gelas di tangannya.
"Di mana Bella???" Bertanya dengan nada keras penuh dengan amarah dan kekawatiran.
"Kenapa terburu-buru? Duduklah ayo minum bersama!!!" Tawar wanita tersebut.
"Ayolah!!! Kumohon!!! Dimana Bella!!" Sekarang terdengar seperti sebuah permohonan.
Wanita itu tertawa terbahak-bahak, dia ngeri melihat sisi lain dari lelaki yang telah lama dikenalnya itu.
Lelaki itu adalah penahluk bukannya malah tahluk dan tunduk, ada apa ini?? Apa dia benar-benar Brian yang dikenalnya?
"Berlututlah!" Kata wanita itu, mencoba menguji lagi lelaki didepannya.
Lelaki itu terkejut, sedikit gamang namun akhirnya dia tunduk di depan wanita itu. Duduk bersimpuh dan berkata penuh kerendahan hati "Kumohon tinjukkan di mana Bella!"
Sekali lagi wanita itu tertawa dengan keras, ada amarah dalam tawa itu.
Hatinya sakit melihat kenyataan bahwa lelaki yang masih dicintainya itu benar-benar telah melupakannya.
"Tanggalkan semua pakaianmu!" Perintah selanjutnya membuat Brian murka.
"Kamu!!!"
"Layani dan puaskan aku! Baru kamu bisa membawa wanita itu pulang!"
"Tunjukkan di mana Bella sekarang? Jika sampai terjadi apa-apa dengannya bisa kupastikan kamu tidak akan mampu lagi berdiri dengan kedua kakimu!"
Wanita itu kembali tertawa, lebih seperti tawa sedih "Apa yang akan kamu lakukan denganku? Kamu akan membuat karirku hancur?" Dia bertanya dengan amarah yang membara, dia tahu lelaki didepannya itu dengan kuasanya mampu membuat namanya lenyap dari dunianya. Dunia yang membesarkan namanya.
"Dia ada, masih aman! Dalam kuasaku! Jika kamu tidak menuruti kemauanku aku pastikan dia akan hidup dalam ketakutan seumur hidupnya!"
"Claire!!!!"
"Lakukan!!!"
"Aku mau memastikan kondisi Bella dengan mata kepalaku!!"
Lantas wanita itu mengambil ponsel di meja. Melakukan panggilan vidio.
"Lihat ini!"
Dilihatnya Bella tertidur lelap di sebuah kamar, seperti sebuah kamar hotel. Desainnya serupa dengan kamar yang ditempatinya saat ini.
"Mungkin kami berada di hotel yang sama!" Gunam Brian.
"Sudah ku bilang dia baik-baik saja!" Sambil menarik ponsel dari pandangan Brian.
"Ikuti aku!" Tanpa sedikitpun berpaling menggiring lelaki itu ke ranjang, kemudian dia menanggalkan semua pakaiannya dan tidur di atas ranjang dengan pose yang menggoda.
"Maafkan aku Bella....kumohon maafkan aku!!!" Gunam Brian dalam hati, Dia bertekat untuk tidak melukai wanita itu, tapi nyatanya kini dia gagal memenuhi janjinya sendiri.
Ditanggalkannya semua pakaian yang melekat ditubuhnya, dan kemudian mendekati wanita itu.
"Aku tidak bisa melakukannya Claire! Kamu mau uang? Kamu mau peran utama?"
"Ada apa denganmu? Kenapa tidak bisa melakukannya? Kamu sering melakukan itu dulu? Aku tidak mau uang apalagi sebuah peran! Aku mau kamu!!! Jadi puaskan aku!!!"
Dengan ragu lelaki itu mulai menjamahi tubuh wanita itu, ada keresahan dan rasa bersalah diwajahnya. Kini dirinya benar-benar sudah tidak bergelora melihat wanita didepannya itu, meskipun tanpa sehelai benangpun yang menempel ditubuhnya.
Tanpa sadar air matanya mulai menetes, ini pertama kali baginya. Bagi seorang Nicholas Brian.
Ada apa dengan lelaki itu? Apa benar seorang Dianisa Bella Costara telah merubahnya menjadi lelaki yang baik?
Claire hilang kesabaran! Ditariknya tubuh itu, kini dia yang merajai ranjang malam ini, Brian menjadi sosok beku yang pasif.
Malam yang buruk! Tapi asalkan bersama Brian Claire pikir itu bukan sebuah masalah besar baginya.
***
Dipandanginya tubuh lelap disampingnya.
Entah apa yang membuatnya terjaga sepanjang malam, matanya tidak sedikitpun merasakan kantuk.
Dia hanya ingat dosa semalam. Bagaimana kalau Bella tahu? Dia akan menyakiti lagi wanita itu untuk kesekian kalinya.
"Aaaaaargh....dasar Claire!" Berbicara pelan sambil mengepal kedua buah tangannya.
Wanita itu mengejapkan mata, terbangun dari tidur panjangnya.
"Aaargh...!!!" Merasakan sakit kelapa hebat, dan terkejut mendapati dirinya ada di bilik sebuah hotel, dengan pemandangan absurd didepannya. Brian!!! Kenapa lelaki itu ada disini? Kenapa juga dia ada disini? Kenapa wajah itu terlihat sangat cemas?
"Kamu sudah bangun? Kamu baik-baik saja?" Tanya Brian dengan cemas.
"Ya! Kenapa aku disini?" Bertanya karena benar-benar tidak tahu! Seingatnya semalam dia sedang duduk di sebuah Bar, menikmati wiski dari gelasnya sambil menikmati pemandangan menarik di depannya. Seorang bartender tampan dengan tubuh atletis. Kemudian seorang lelaki tampan berjambang menghampirinya, mengatakan bualan dan godaan yang membuatnya jengah. Kemudian dia pamit untuk pergi ke toilet. Saat dia kembali lelaki itu sudah tidak ada. Ditenggaknya sampai habis minuman yang tersisa, meskipun menimbulkan sensasi yang luas biasa dilidahnya. Dan kemudian bergegas untuk pergi, dia tidak ingin lelaki seperti tadi datang untuk kedua kalinya. Bisa dipastikan dia akan kehilangan kendali dan mungkin memberikan bogem pada lelaki hidung belang tersebut.
Namun baru beberapa langkah dia berjalan, dia merasakan pusing yang hebat, dan merasakan badannya mulai lemas tak berdaya dan dia tidak mengingat lagi apa yang terjadi.
Brian bangkit, mengambil satu nampan penuh berisi makanan. Itu layanan sarapan pagi hotel ini, diantarkan 30 menit yang lalu saat Bella belum terbangun.
"Makan dulu! Setelah itu ayo kita pulang!" Berkata dengan datar dan dingin.
Ada apa ini? Bella masih marah dengannya. Tapi melihat ekspresinya yang seperti itu membuat Bella tidak bisa berkutik dan mengikuti saja kemauan Brian.
Diambilnya makanan itu, dilahapnya perlahan sangat perlahan sambil mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi semalam.
Usai sarapan, Brian membantu Bella berdiri. Wanita itu pasti masih merasa lemas efek obat semalam...dan benar saja! Bella hampir terjatuh, untung dengan cepat Brian menangkap tubuh itu, dan memapahnya hingga mereka sampai di mobil.
"Masuklah!" Perintah Brian, setelah lelaki itu membuka pintu mobil.
Bella masuk ke dalam, Brian menutup pintu dan kemudian memasuki mobil melalui pintu satunya.
Mengendarai mobil dengan perlahan sampai mobil itu memasuki sebuah halaman luas, rumah orang tua Bella.
"Bersikaplah biasa saja dan jangan katakan apapun!"
"Ya!"
"Jangan pergi ke tempat seperti semalam tanpaku! Mengerti!"
"Ya!" Menjawab sekali lagi dengan wajah yang menunduk.
"Aneh! Kenapa wanita ini menjadi penurut?" Bergunam.
Sesungging senyuman nampak di bibir Brian membuatnya terlihat lebih mempesona, Brian menyukai itu. Melihat wanitanya sangat penurut, itu membuatnya terlihat lebih manis.
Brian turun dari mobil, membuka pintu untuk Bella. Seraya membantu wanita itu turun dari mobil, menggandengnya.
"Senderkan badanmu kesini!" Sambil memeluk Bella dan mendekatkannya kebadannya.
"Ya!" Sekali lagi wanita itu menuruti perintahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Dea Kurnia
och jd tar brian bawa claire masuk krumahnya sm bela karna claire hamil dech kyknya🙄😡
2021-12-05
2