Jemari Brian menyelusuri setiap inci tubuh Bella, mancari-cari bagian sensitive wanitanya. Namun dimanapun Brian menyentuhnya reaksi wanita itu sungguh sangat menggemaskan.
"Kamu menikmatinya sayang?" Berbisik lembut di telinga Bella.
Bella menggeleng-gelengkan kepalanya, namun tubuhnya tidak mampu berbohong, saat tangan Brian kembali bergerilya menyelusuri setiap lekuk tubuhnya, Bella kembali kehilangan kendali.
Tanpa sengaja suara d*sahan keluar dari bibirnya hingga membuat Brian kembali bersemangat melakukan serangan-serangan yang mematikan.
Kali ini Bella berada dalam ambang batas kesadaran, pandangannya dipenuhi dengan kabut, tubuhnya bergerak-gerak penuh kecemasan.
"Hen...tikan Brian!!" Memukul-mukul badan suaminya dengan kekuatan yang tersisa.
"Ini belum berakhir sayang...!" Seraya menanggalkan baju dan menghempaskannya sembarangan.
Bella merasakan ketakutan yang hebat, lelaki yang tengah menggagahinya saat ini adalah suaminya, apa yang akan dikatakan orang tuanya jika Bella berteriak meminta pertolongan? Mereka akan tahu tentang kebohongan yang selama ini dibuatnya.
Bella benar-benar menangis, menangis tanpa suara. Hanya air matanya yang sedari tadi jatuh bersusul-susulan keluar dari matanya.
"Brian....kumohon le..paskan!" Pinta Bella disela tangisnya.
Namun lelaki itu terlihat seperti kehilangan indra pendengarannya, tidak sedikitpun menanggapi permintaan Bella.
"Brian!" Dengan suara melemah dan mata terpejam. Perlahan Brian mencium kedua mata itu secara bergantian, turun ke hidung kemudian kembali m*l*mat bibir ranum Bella, permainan berlangsung pelan namun perlahan Brian mulai meningkatkan ritme, bahkan sesekali dia menggigit bibir Bella.
Bella semakin didera ketakutan, dengan sekuat tenaga berusaha menyingkirkan lelaki yang kini tengah menggagahinya.
Lelah bermain lidah Brian mengalihkan pandangannya pada sepasang bukit kembar, dengan beringas Brian melahap apa yang ada didepannya, mencecap dan mengulumnya.
Sontak Bella terkejut dan berteriak "Brian!!!! Hen...tikan!!!!" Sambil mendorong kepala suaminya.
"Berteriaklah sayang!!! Jika ingin Ibu dan Ayah tahu tentang kebohongan kita!" Kata-kata Brian membuat Bella berhenti di satu titik, pasrah dengan apa yang akan terjadi selanjutnya, posisinya benar-benar sulit, membiarkan lelaki itu menjamahnya atau membiarkan orang tuanya terluka dengan semua kebohongannya selama ini.
Melihat Bella yang mulai pasrah membuat Brian kembali beringas dan membabi buta, ditarik dengan paksa pakaian bawah Bella. Dengan sekuat tenaga Bella berusaha mempertahankan pakaiannya...namun tetap berakhir dengan kesia-siaan. Lelaki itu dengan mudah menanggalkan pakaian Bella.
Kini dengan cepat Brian membuka sisa pakaiannya dan melemparkannya begitu saja, kesempatan itu digunakan Bella untuk beringsut mencoba melepaskan diri dari kungkungan Brian. Namun dengan cepat Brian menarik tangan Bella dan membuatnya kembali terlentang dalam kuasanya.
Wajah Bella terlihat pucat karena begitu ketakutan, ini pertama kali baginya melihat benda seperti itu secara nyata, persis didepannya. Seolah siap untuk menembus batas kesuciannya.
Dibelainya wajah dingin itu dengan perlahan, diciumnya sekali lagi bibir yang membeku itu dengan lembut. Semakin kebawah....membelai leher Bella dengan jilatan-jilatan pelan.
Bella yang terlihat pasrah membuat Brian hilang kesabaran ditembusnya dengan cepat dan kasar tubuh Bella.
Bella memekik...ada benda asing yang memasuki dirinya yang menimbulkan sensasi perih yang luar biasa.
"Bertahanlah!" Suara Brian terdengar berat dan sedikit bergetar.
Tidak berhenti sampai disitu, Brian mulai menggerakkan benda itu maju mundur dengan perlahan, semakin lama semakin mempercepat temponya. Tidak diperdulikannya lagi wajah Bella yang terlihat semakin pucat menahan rasa sakit.
Di menit berikutnya gerakan itu semakin cepat, semakin cepat hingga berhenti di satu titik. Brian memeluk erat tubuh Bella, matanya terpejam.
Bella menutup mata dengan bulir-bulir yang terus menetes dengan cepat, dirasakannya sesuatu membanjiri tubuhnya.
Brian menghempaskan tubuhnya kesamping tubuh Bella dengan nafas memburu dan keringat bercucuran. Lelaki itu menatap langit-langit kamar yang dipenuhi dengan bintang-bintang bertebaran.
Ditatapnya wajah disampingnya, masih dengan tangis dalam diamnya. Dikecupnya kening wanita itu.
"Aku mencintaimu!"
Itulah kata-kata yang selalu Bella nantikan dari mulut Brian, cinta....
Haruskah Bella bahagia mendengar ungkapan lelaki disebelahnya "Aku mencintaimu!" Brian mengatakan hal itu dengan begitu mudahnya, sesaat setelah dia melucuti semua pakaiannya dan menggagahi dirinya.
Apakah cinta memang seperti ini?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments