Pukul 05.20 Bella keluar menuju halaman dengan sepatu dan baju olahraga, usai pemanasan ringan dia berlari pelan mengelilingi rumah.
30 menit sudah dia berlari dan kini dia tampak duduk di rerumputan dengan peluh bercucuran dan nafas yang masih tersenggal-senggal.
Setelah nafasnya kembali tenang Bella memasuki rumah dan mengambil segelas susu di lemari pendingin, dilihatnya Mba Asri, asisten rumah tangganya tengah menyiapkan sarapan pagi.
"Pagi Mba!" Sapa Bella.
"Pagi Nona Bella, anda mau sarapan apa pagi ini?"
"Apa saja Mba!" Kemudian berlalu pergi dengan gelas ditangan.
Pukul 06.30 semua orang telah berkumpul di ruang makan, sebenarnya hanya ada Ayah, Ibu dan Bella.
Seringkali Bella mengajak asisten, sopir dan orang-orang yang bekerja di rumahnya untuk makan bersama, tetapi hanya sekali dua kali mereka mau bergabung, dengan dalih seribu alasan mereka berusaha menolak. Mungkin itu terasa tidak nyaman bagi mereka. Dan lagi-lagi meja makan yang besar ini hanya diisi oleh tiga orang dan menyisakan banyak kursi kosong.
"Apa kamu sibuk hari ini Bella?" Tanya Ayah Bella, memecah keheningan.
"Iya Ayah!" Jawab Bella lirih "Hah!!! Ayah bahkan tidak tahu ini hari yang sangat penting bagi Bella!" Bergunam.
"Bisakah malam nanti kamu menyempatkan waktu? Kita makan malam bersama!"
"Iya Ayah!"
Suasana pagi yang terasa mencekam, semenjak penolakan keras yang dilakukan Bella. Ayah dan Ibunya sedikit bersikap acuh pada Bella dan itu membuatnya sangat sedih.
Acara pembukaan butik dimulai pukul 09.00 pagi. Kebanyakan yang datang adalah sahabat-sahabat Bella dan Dera, ada juga beberapa orang lalu lalang yang mampir memeriahkan suasana. Dari kejauhan Bella melihat sosok yang amat dikenalnya, ya...itu adalah wanita yang telah melahirkan dan merawatnya hingga detik ini. Menggunakan mini dress berwarna biru tua dan sepatu high heels berwarna senada, sebuah tas tangan warna putih ditangan kiri dan sebuah karangan bunga ditangan kanannya. Berjalan dengan anggun menghampiri Bella.
"Ibu!"
"Apa Ibu terlambat!"
"Tidak....tidak...!!!" Bella terlihat sangat senang dengan kedatangan Ibunya. Dia merasa tidak benar-benar diacuhkan.
"Maaf sayang Ayah tidak bisa datang!" Sambil mencium dan memberikan buket kepada Bella "Ini dari ayah!" Mengeluarkan sebuah kotak kecil dari tasnya.
Bella hanya bisa tersenyum bahagia tanpa bisa berkata-kata, sudut matanya mulai tergenang air bening yang jika dia lengah sedikit saja, pasti air itu akan membuncah tidak terkendali.
"Silahkan duduk Ibu!" Mempersilahkan Ibunya duduk "Ibu mau minum sesuatu?"
"Boleh!"
Bergegas Bella mengambil minuman dan pai kesukaan Ibunya.
"Silahkan menikmati!"
"Sepertinya sekarang giliran kamu berbicara! Pergilah sayang!"
"Iya Ibu!" Meninggalkan Ibunya dengan sesungging senyuman disudut bibirnya.
***
Acara berlangsung dengan damai, setidaknya kini dia sudah bisa meluruskan kaki di sofa dengan mata yang terpejam.
Tiba-tiba dia mengingat sesuatu "Makan malam!" Bergegas beranjak dari sofa, menyambar tas dan keluar menuju mobilnya.
Sambil berkendara mata Bella tidak henti-hentinya melirik jam tangan "Aaahh!!!" Melihat jam menunjukkan pukul 19.45.
"Lima belas menit lagi!" Ucapnya sedikit was-was, ini makan malam pertama sejak kejadian waktu itu. Dia benar-benar tidak boleh terlambat.
Dengan sedikit mengebut akhirnya Bella sampai di restoran dengan selamat "Ah....syukurlah!" Berucap syukur karena dia sampai pas pukul 20.00.
Bella memasuki restoran, seorang pelayan mengantarnya kesebuah ruangan yang sudah dipesan Ayahnya.
"Ayah selalu menyukai ketenangan" Gunamnya lirih saat dia tahu ayahnya memesan satu ruangan tertutup.
Bella mengetuk pintu.
"Silahkan masuk!" Bella hafal betul suara itu, suara Ayah tercintanya.
Bella membuka pintu dan memasuki ruangan, dan betapa terkejutnya dia. Dilihatnya lelaki itu ada disana!
"Apa ini mimpi??" Gunamnya.
"Duduklah!"
"Maaf Bella terlambat Ayah!"
"Tidak masalah Bella! Ini perkenalkan Tante Margaret dan Om Gabriel dan ini anak mereka. Nicholas Brian!"
Bella menyalami mereka satu persatu.
"Oh...jadi lelaki itu bernama Nicholas Brian!" Gunamnya.
Bella duduk ditempatnya dan sudah berjejer rapi makanan diatas meja, hampir semuanya adalah kesukaan Bella. Dengan tidak sabar Bella mengambil sepotong Sushi dengan sumpitnya. Memakannya dengan lahap dan menyadari sesuatu "Maaf Om Tante!" Dan diiringi dengan gelak tawa mereka.
"Tidak masalah Bella, kamu pasti sudah lapar!" Ucap Om Gabriel kepadanya, dan membuat Bella semakin malu.
"Ayo kita makan!" Kata Ayah menyudahi gelak tawa mereka.
Disela-sela acara makan malam Ibu dan Tante Margaret terlihat asik mengobrol sedangkan Ayah dan Om Gabriel juga terlibat sebuah pembicaraan seru.
Bella dengan cekatan memasukkan makanan dan mengunyahnya dengan cepat tanpa peduli dari tadi Brian menatapnya dengan pandangan aneh.
Tiba-tiba...
"Bella!"
"Iya Ayah!"
"Kamu pasti bertanya-tanya kenapa Ayah membawamu makan bersama Om dan Tante!"
Bella masih menyimak pembicaraan Ayahnya.
"Bell...Ayah, Ibu, Om Gabriel dan Tante Margaret sepakat untuk menjodohkanmu dengan Brian."
Dan saat itu juga Bella dan Brian terbatuk dan hampir tersedak karena begitu kaget dan tidak menyangka hal yang baru saja mereka dengar.
Baik Bella ataupun Brian hanya terdiam seribu bahasa. Entah apa yang ada dipikiran mereka saat ini tapi yang jelas mereka tidak ingin berbicara sepatah katapun yang mungkin hanya akan menyakitkan orang tua mereka.
Acara makan malam berakhir.
"Apa kamu berkendara sendiri Bella?" Tanya Om Gabriel kepada Bella.
"Iya Om!"
"Ini sudah larut! Brian bisakah kamu mengantar Bella pulang?" Kata Tante Margaret kepada Brian.
"Tapi Ma...!" Belum juga selesai berbicara, Brian mendapatkan tatapan tajam dari Papanya yang membuatnya tidak mampu berkata dan akhirnya setuju untuk mengantar Bella.
***
Kini Bella dan Brian berada di dalam mobil yang sama dan Brianlah yang duduk di belakang kemudi.
"Sebenarnya aku bisa pulang sendiri!" Kata Bella membelah kesunyian.
Tidak ada tanggapan dari Brian.
Menatap Brian dan berkata "Ini bukan pertama kalinya aku melihatmu!"
"Benarkah?" Tanya Brian tanpa sedikitpun menoleh kearah Bella.
"Ya!"
"Aku melihatmu kemarin di restoran!"
"Oh!" Ucap Brian datar.
Dan selanjutnya Bella hanya diam tanpa berkata-kata, antara bingung mau berbicara apa dan malu jika Brian tidak merespon ucapannya.
Sepanjang perjalanan Bella hanya memandangi pepohonan yang saling berkejaran, kemudian Bella membuka sedikit kaca mobil dan merasakan terpaan angin malam sambil memejamkan mata.
Brian sesekali melihat kearah Bella "Gadis yang malang!" Gunamnya.
30 menit kemudian sampailah mereka di rumah Bella, terlihat mobil Ayahnya sudah terpakir disana.
Bella keluar mobil "Terimakasih untuk waktunya, silahkan bawa saja mobilnya untuk pulang!"
"Kamu tidak menawariku secangkir kopi?"
"Kamu mau kopi? Ayo turun!" Dan diikuti Brian yang turun dari mobil dan mengekor dibelakang Bella.
"Silahkan masuk!"
Dilihatnya Ayah dan Ibunya tengah duduk diruang tamu.
"Brian! Duduk sini!" Sambil menepuk-nepukan tangannya disofa.
"Iya Om!"
Bella bergegas kedapur dan menyeduhkan secangkir kopi untuk Brian kemudian membawanya keruang tamu.
Seperti mengerti akan sesuatu Ayah dan Ibu Bella beranjak dari duduknya dan berkata "Maaf Brian Om dan Tante sangat lelah! Kami ingin istirahat dulu ya! Jika sudah terlalu larut kamu menginap saja disini! Ada banyak kamar kosong!"
"Iya Om! Terimakasih!"
"Bella jangan lupa bersihkan kamar untuk Brian!"
"Iya Ayah!"
Dan kini hanya tinggal mereka berdua.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments