Malam hari disebuah rumah mewah keluarga Nicholas.
"Bagaimana Bella?" Kata Gabriel mengajukan pertanyaan untuk anak semata wayangnya.
"Brian tidak menyukainya Pa!"
Papanya terlihat mengernyitkan alis "Ah...cinta bisa datang seiring berjalannya waktu Brian! Lihatlah dia...gadis cantik dan sopan! Papa menyukai gadis itu!" Sesungging senyuman merekah dibibirnya.
"Kenapa tidak Papa saja yang menikah dengannya!" Sanggah Brian, membuat Papanya tersulut emosi.
"Kamu!!!"
Brian hanya menunduk, menyadari kesalahan yang baru saja dia lakukan.
"Ayah Bella sangat percaya padamu, kelak jika kamu sudah menikah dengan Bella, seluruh perusahan akan menjadi tanggung jawabmu! Itu bagus untuk masa depanmu! Papa juga menginginkan yang terbaik untuk kalian!"
"Tidak ada penolakan Brian, kecuali jika kamu mau melepas semuanya demi keegoisanmu!"
"Tinggalkan rumah ini dan semua fasilitas yang Papa berikan dan kamu bisa dengan leluasa melakukan keinginanmu!" Kata terakhir Papanya membuat Brian tidak mampu lagi berkata-kata.
Jelas Brian tidak akan mampu hidup tanpa harta Papanya, apa artinya seorang Nicholas Brian tanpa nama besar keluarganya.
***
Minggu pagi yang cerah.
Ayah Bella tengah menyibukkan diri dengan taman bunganya, menyirami, menyiangi rumput dan memberikan pupuk.
Dengan terengah-engah Bella menghampiri Ayahnya.
"Ayah merawatnya dengan baik!" Kata Bella memulai percakapan.
"Ha...ha...ha...ini keahlian lain Ayah! Kamu rajin sekali berlari pagi akhir-akhir ini Bell?"
"Apa ada yang mengganggu pikiranmu?" Belum sempat menjawab pertanyaan, pertanyaan lain telah meluncur dari mulut Ayahnya.
Melihat reaksi putri semata wayangnya Alnord benar-benar paham, putrinya sedang mencemaskan sesuatu.
"Apa yang mengganggu pikiranmu?" Tanya Alnord tanpa sedikitpun mengalihkan pandangan dari mawarnya.
"Ayah!"
"Iya!"
"Ayah...."
"Katakanlah!"
"Kenapa Ayah menjodohkanku dengan Brian?"
Menghela nafas "Ada banyak alasan Bella!" Memandang putrinya.
"Apa itu Ayah?"
"Pertama! Karena kamu tidak ingin meneruskan usaha Ayah, maka kamu harus cepat menikah dan memiliki anak. Sebagai penerus Ayah!"
"Kedua! Brian pria pandai, matang dan baik hati, meskipun dia sebenarnya tidak cukup layak untuk mendampingimu, mengingat Brian itu masih muda...wajar jika dia ingin bermain-main. Setelah menikah dia pasti hanya akan melirik padamu!"
"Jadi Ayah tahu kalau Brian Playboy?"
Tertawa "Tentu saja Bella, sebelum memutuskan untuk menjodohkannya denganmu, Ayah sudah menyelidiki segala sesuatu tentang Brian. Kamu tidak perlu mencemaskannya!"
"Tapi Ayah....kenapa harus dengan Brian? Bella bisa mencari lelaki lain!"
"Ini untuk alasan ketiga, Sejak kamu lahir. Papa Brian sudah jatuh hati padamu dan menyuruh Papa berjanji agar hanya menikahkanmu dengan anaknya!"
"Ayah!"
"Iya Bell!"
"Brian tidak cocok untukku! Sebenarnya kami sudah berbicara dan Brian juga tidak menginginkan pernikahan ini!"
"Benarkah?"
"Iya Ayah! Dan dia menyuruh Bella untuk membatalkan perjodohan ini!"
"Bella menolak dan menyuruhnya untuk berbicara langsung dengan orangtuanya."
"Tapi Ayah tahu apa yang dia katakan?"
"Apa?" Kata Ayah Bella.
"Dia tidak bisa melakukan itu karena Papanya mengancam akan mencoretnya dari daftar keluarga! Dia benar-benar bukan lelaki idaman Bella Ayah!" Ucap Bella sedikit merajuk.
Dan hanya ditanggapi dengan sebuah senyuman oleh Ayahnya.
"Ayah!"
"Itu tugas kamu Bella!"
"Tugas apa?"
"Merubah Brian menjadi semakin dewasa dan menyadarkannya bahwa tanpa nama besar keluarga sekalipun dia tetaplah lelaki hebat!"
Kini gantian Bella yang menghela nafas "Jadi tidak boleh ada penolakan?"
"Iya sayang!"
"Bagaimana jika aku meninggalkan impianku dan kembali kepada Ayah!"
"Itu tidak bisa mengubah apapun sayang!" Jawab Arnold sambil tersenyum manis.
Percakapan pagi yang cukup membuat Bella paham, hal yang bisa dilakukannya saat ini adalah menuruti perintah Ayahnya. Menikah dengan seorang Nicholas Brian, pria bedebah itu.
***
Pagi hari dikediaman keluarga Alnord terlihat lenggang, hanya ada kesibukan didapur, Ibu dan Mba Asri tengah sibuk memasak.
Hari ini keluarga Brian akan datang ketempatnya untuk melamar secara resmi.
"Kenapa kalian menyibukkan diri memasak, bukankah memesan makanan siap hidang jauh lebih praktis?" Ucap Ayah Bella sambil mencomot sebuah macaron yang sedang disusun Nyonya Natalie.
"Ayah!!" Hardik Ibu Bella.
"Ha...ha...ha...hanya satu Ibu!" Kata Ayah Bella dan membuat Bella dan Mba Asri tertawa terkekeh.
"Ibu ingin memasakkan sesuatu yang sepesial untuk menantu Ibu!"
"Astaga Ibu, menikah saja belum bagaimana Ibu bisa menyebutnya sebagai menantu?" Ucap Bella sedikit jengkel.
"Sebentar lagi Bella!"
***
Malam hari.
Rumah keluarga Alnord yang tadi lenggang telah berubah menjadi sedikit ramai. Ada beberapa kerabat dan kolega bisnis Tuan Alnord.
Tidak berselang lama rombongan dari keluarga Nicholas datang, disambut senyuman dan perlakuan hangat dari keluarga Alnord.
***
Brian terlihat sangat tampan dengan balutan celana bahan berwarna hitam dan kemeja lengan panjang berwarna biru muda, dia terlihat merubah warna rambutnya menjadi hitam pekat.
Sejujurnya hati Bella berdebar hebat kala jemari lembut Brian menyentuh tangannya untuk memasangkan cincin dijari manisnya.
Seutas senyum mengambang dibibir seksi Brian.
Bergantian Bella yang memasangkan cincin dijemari Brian.
Tepuk tangan bergemuruh memenuhi ruangan kala Bella usai memasangkan cincin untuk Brian.
"Bukankah sekarang waktunya untuk mencium Bella?" Celetuk salah satu kerabat dan diikuti sorak gemuruh semua orang yang hadir disitu.
"Aku akan melakukannya nanti!" Jawab Brian sedikit berteriak.
Dan nyaris membuat wajah Bella memerah seperti kepiting rebus.
Dan diikuti sorak gemuruh yang lebih membahana.
"Cium...cium!" Ucap beberapa orang secara bersamaan.
Sesekali Bella melirik kearah Ayah dan Ibunya, senyum sumringah yang tersungging dibibir mereka menyadarkan Bella. Kebahagiaan merekalah yang terpenting untuknya saat ini.
"Maaf!" Ucap Brian lirih seraya mencium pipi Bella.
Dan lagi-lagi wajah Bella kembali memerah menahan malu.
***
Tanpa satu orangpun yang menyadari ada seorang tamu yang sama sekali tidak diharapkan kehadirannya, memandang penuh amarah disudut ruangan. Mengenakan dress putih dengan rambut yang sengaja terurai panjang hingga menutupi hampir separuh wajahnya. Tidak berselang lama dia memilih untuk pergi sebelum hatinya semakin terluka.
***
Acara berlangsung hingga sangat larut.
"Ayah bolehkah Bella keatas?" Berbisik ditelinga Ayahnya.
"Apa kamu lelah sayang?"
"Iya, sedikit!"
"Naiklah!"
Setelah mendapat persetujuan dari Ayahnya Bella beranjak menuju kamarnya. Ditangga dia bertemu dengan Brian yang baru saja keluar dari kamar mandi.
"Kamu mau kemana?"
"Keatas, disini sedikit penat!"
"Bolehkah aku ikut?"
Dengan gagap Bella menjawab "Ya...ya...tentu!"
Bella menaiki tangga dan diikuti oleh Brian dibelakangnya.
Tiba-tiba kaki Bella tanpa sengaja menginjak gaun panjang yang dikenakannya, hingga membuatnya kehilangan kendali dan hampir saja jatuh terjungkal. Untung saja dengan cekatan Brian menangkap tubuh Bella.
Deg....posisi yang sangat tidak baik menurut Bella, tangan kekar Brian yang merengkuh erat pinggangnya, Tubuhnya yang menempel sempurna pada tubuh Brian bahkan Bella bisa merasakan kekar tubuh Brian dengan punggungnya.
"Maaf!" Ucap Bella.
Tidak ada jawaban dari Brian.
Apa pria sedingin itu bisa menjadi playboy?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments