Part 8 : Kebahagiaan yang dia ciptakan.

Bella terbangun dari tidurnya saat jam telah menunjukkan pukul 07.00 pagi.

Wajah pertama yang dilihatnya adalah suaminya, yang kini terlihat sedang fokus membaca disisi tempat tidur.

"Kenapa aku ada disini?"

"Kamu tidak ingat? Semalam kamu merangkak ke ranjang sambil berkata dingin....dingin....!" Brian menjawab tanpa sedikitpun mengalihkan pandangannya.

"Aku melakukan itu?" Sambil bangun dari tidurnya.

"Ternyata kamu benar-benar tidak ingat!"

"Astaga!!! Kenapa aku bodoh sekali!" Kata Bella sambil menutupi wajahnya dengan kedua tangan.

Disisi lain Brian terlihat sedikit menyunggingkan senyum, jelas-jelas Brian yang memindahkan Bella ke ranjang tadi malam, jiwa laki-lakinya merasa tidak tega membiarkan Bella tidur meringkuk dengan tidak nyaman diatas sofa, tapi dia juga tidak mau menggantikan Bella untuk tidur di sofa.

"Kamu mau kemana?"

"Kebawah!"

"Bukankah semalam aku sudah bilang? Paling tidak kamu harus turun sekitar pukul sembilanan."

"Perutku lapar!"

"Duduklah!" Menaruh buku di ranjang dan beranjak dari tempatnya.

"Kamu mau kemana?"

"Kebawah mengambil makanan!"

"Cih...sampai kapan kamu akan terus berpura-pura perhatian?"

Tidak menjawab pertanyaan Bella dan langsung keluar kamar, didapatinya Ibu mertuanya tengah berada di dapur. Membuatkan secangkir kopi untuk Ayah mertuanya.

"Kamu sudah bangun nak?" Sapa Ibu Bella dengan manis.

"Iya Ibu!"

"Bella mana?"

"Masih diatas!" Sambil memanggang dua buah roti di mesin pemanggang.

"Kamu lapar? Duduklah! Biar Ibu yang buatkan!"

"Tidak Ibu, biar Brian saja! Ini untuk Bella, dia lapar dan dia merasa sangat malas untuk turun!"

"Oooo...untuk Bella!"

Tiba-tiba Ayah Bella muncul dan berkata "Bella ini, bukannya bangun pagi untuk menyiapkan sarapan malah menyuruh suaminya untuk turun menyiapkan makanan untuknya!"

"Tidak apa-apa Ayah, sepertinya Bella cukup lelah!"

"Apa yang dilakukannya hingga dia lelah? Dia bahkan sudah 3 hari tidak bekerja.

"Ayah!" Sanggah Ibu Bella sambil menginjak kaki suaminya.

"Kenapa?"

Mulai sadar maksud istrinya "O...ya...Bella pasti lelah, buat juga sarapan untukmu Brian! Ayah harus menyiram tanaman Ayah!" Sambil berlalu.

"Misi berhasil!" Gunam Brian dalam hati, kemudian dia lanjut membuat telur mata sapi untuk Bella.

"Ibu apa yang biasa diminum Bella saat pagi? Kopi? Susu hangat?"

"Susu dingin Brian!"

"Dingin?? Itu tidak bagus! Aku akan membuat segelas susu hangat untuknya!"

"Jika kamu yang membuatnya Bella pasti meminumnya!"

Dua gelas susu hangat, dua buah roti panggang, dua buah telur mata sapi, beberapa daging slice panggang, potongan buah alpukat, kiwi dan apel, dan dua buah cruffles dengan lelehan madu sudah siap, Brian membawanya ke kamar.

***

"Ini makanlah!" Kata Brian sambil menaruh nampan didepan Bella.

"Kamu yang membuatnya?" Terlihat kagum dengan hasil karya Brian.

"Cobalah!"

"Ah...ini panas!"

"Tidak itu hangat! Minumlah! Susu dingin tidak terlalu bagus!"

"Aku tidak suka!"

"Benarkah? Mengambil segelas susu dan menyodorkannya di mulut Bella.

"Minum!" Perintah Brian.

Bella akhirnya meminumnya.

"Tidak terlalu buruk bukan?"

Dijawab anggukan oleh Bella.

Kemudian mereka menikmati sarapan pagi bersama.

"Aku akan mulai ke butik besok!" Kata Bella mengawali pembicaraan.

"Tidak boleh!"

"Kenapa?"

"Aku tidak bekerja seminggu, kamu juga harus seminggu, besok kita menginap di rumah orang tuaku!"

"Apa kita akan tinggal disana selamanya?"

"Papa sebenarnya sudah menyiapkan rumah untuk hadiah pernikahan kita!"

"Mmmm....benarkah?"

"Ya!"

"Tapi aku suka tinggal disini!"

"Tinggal disini berarti begitu banyak sandiwara!" Kata-kata Brian sontak membuat Bella tersadar. Pernikahannya saat ini hanyalah sebuah sandiwara belaka.

"Ayo kita mencari rumah baru!" Seraya beranjak dari duduknya dan berlalu meninggalkan Brian.

***

"Kamu sudah bangun?" Sapa Ibu kepada Bella.

"Sudah dari tadi Bu, tapi malas untuk turun!"

"Brian sangat perhatian, Ibu senang melihatnya!"

"Benarkah? Dia memang pengertian!" Sambil tertawa terkekeh.

"Ayah mana?" Tanya Bella kepada Ibunya.

"Sudah berangkat ke kantor sayang.

"Besok Bella akan pergi ke rumah Brian Ibu, Bella menginap!"

"Iya sayang! Bagaimana kalau kita membuat cup cake atau muffin utuk mereka?" Bertanya dengan senyum dibibirnya.

"Ide bagus! Bella akan keluar untuk belanja!"

"Apa kamu tidak apa-apa? Biar Ibu saja yang keluar!"

"Tidak, biar Bella saja!"

Tiba-tiba Brian muncul dan menyela pembicaraan.

"Biar Brian yang mengantarkan Bella berbelanja Ibu!"

"Benarkah? Ah...kalian sangat pengertian!"

"Kenapa kamu ikut?"

"Karena aku suamimu!"

"Astaga!!! Mereka yang belum menikah pasti ingin segera menikah saat tahu suaminya sebaik kamu!"

Memeluk Bella dari belakang "Kamu sedang meledekku?"

"Astaga mata Ibu! Ha...ha...ha...kalian sangat serasi!"

"Kamu tidak berganti pakaian sayang?" Bertanya kepada Bella.

"Apa kamu akan terus bergelayut seperti ini?"

"Ah...maaf!" Tertawa lebar sambil melepaskan pelukannya.

***

Kini Bella dan Brian sudah berada dipusat perbelanjaan.

"Apa yang ingin kamu beli?"

"Sesuatu!" Sambil terus berjalan menyelusuri setiap lorong, hingga langkahnya terhenti saat menemukan apa yang dicarinya.

Mengambil beberapa belanjaan dan menaruhnya di troli.

Bella kembali berjalan dan Brian dengan setia membuntutinya dari belakang.

Pasangan mata yang tidak sengaja berpapasan dengan mereka memandang penuh iri.

"Apakah itu kekasihnya?" Bisik seseorang.

"Sudah pasti itu suaminya!" Bisik teman disebelahnya.

"Ah...irinya...suaminya sangat tampan!"

"Bukankah dia terlihat seperti seorang aktor?"

"Lihatlah! Istrinya juga sangat cantik!"

Bella sama sekali tidak terganggu dengan celoteh mereka, dia hanya fokus memilih barang-barang yang dibutuhkannya. Sampai dia merasa semuanya sudah dia dapatkan.

"Ayo kita ke kasir!" Kata Bella kepada Brian.

"Ayo!" Mendorong troli belanjaan.

Saat semuanya sudah dihitung dan kasir menyebutkan total yang harus dibayar, baik Brian ataupun Bella sama-sama mengeluarkan kartu mereka.

"Apa yang kamu lakukan?" Tanya Brian.

"Tentu saja membayar!"

Menarik tangan Bella "Ini saja mba!" Kata Brian kepada kasir "Kamu tidak boleh melakukan itu lagi, membayar belanjaan adalah tugas suami."

Sekali lagi Bella dibuat tersipu dengan sikap Brian.

"Kamu mau mencoba beberapa baju?"

"Tidak!"

"Tas?"

"Tidak!"

"Jam tangan!"

"Tidak! Aku mau itu!" Sambil menunjuk es krim.

"Tunggu! Aku akan segera kembali!" Sambil berlalu dan kembali lagi dengan dua es krim corn.

"Aku membeli dua rasa, cokelat dan vanila! Mana yang kamu inginkan!"

"Dua-duanya!" Sambil mengambil dua buah es krim dan mulai memakannya secara bergantian.

"Ha...ha...ha...! Apa kamu tidak mau berbagi denganku?"

"Kamu bisa membelinya lagi jika mau!"

"Ha...ha...ha...! Kamu sangat lucu Bella!" Sambil mengelus-elus rambut Bella.

"Ayo kita pulang!" Kata Brian sambil menenteng 4 kantong belanjaan dan tanpa berperikemanusiaan Bella berjalan lenggang kangkung sambil menikmati dua es krimnya.

Sampai di basement Brian menaruh belanjaannya dilantai dan membukakan pintu mobil untuk Bella.

"Masuklah!"

***

Dengan perlahan Brian mengendarai mobilnya.

"Ada tempat yang ingin kamu kunjungi?

"Tidak!"

"Berikan aku sedikit es krimnya!"

"Tidak!"

Melihat ekspresi memelas Brian akhirnya Bella menyodorkan es krim kearah Brian.

"Kenapa gigitanmu sangat besar?"

"Ha...ha...ha...terimakasih es krimnya!"

"Ini tinggal cornya saja!"

"Kamu mau lagi?"

"Tidak!"

Episodes
1 Part 1 : Nicholas Brian
2 Part 2 : Perjodohan
3 Part 3 : Tidak Ada Celah Untuknya
4 Part 4 : Penolakan Yang Tidak Berguna
5 Part 5 : Wanita Itu Yang Memilikinya
6 Part 6 : Kepalsuan
7 Part 7 : Musim Bulan Kelabu
8 Part 8 : Kebahagiaan yang dia ciptakan.
9 Part 9 : Berkunjung
10 Part 10 : Rencana Untuk Tinggal Berdua
11 Part 11 : Persetujuan Gabriel
12 Part 12 : Rumah Baru
13 Part 13 : Perasaan Lebih
14 Part 14 : Cucu Untuk Mereka
15 Part 15 : Mengakhiri Sebuah Hubungan
16 Part 16 : Apa itu Cinta?
17 Part 17: Pembalasan Claire
18 Part 18 : Terjebak Dalam Situasi Rumit
19 Part 19 : Serba Salah
20 Part 20 : Perhatian Kecil
21 Part 21 : Pertemuan Bella dan Dera
22 Part 22 : Merajuk
23 Part 23 : Terlalu Sempurna
24 Part 24 : Makan Siang bersama
25 Part 25 : Bunga-bunga Bermekaran
26 Part 26 : Permainan Bella
27 Part 27 : Sebuah Kecemasan
28 Part 28 : Saling Cemburu
29 Part 29 : Pergulatan Panjang
30 Part 30 : Ruang Kecil Bernama Cinta
31 Part 31 : Kerinduan
32 Part 32 : Benang Kusut
33 Part 33 : Ayah Sakit
34 Part 34 : Kesalahan Kedua
35 Part 35 : Kembali Dihadapkan Pada Sebuah Pilihan.
36 Part 36 : Kumohon Bicaralah
37 Part 37 : Sisi Menakutkan Dari Bella
38 Part 38 : Perebutan Kekuasaan
39 Part 39 : Kebencian Yang Tidak Sempurna
40 Part 40 : Perhatian Yang Menyulitkanku
41 Part 41 : Siapa Lelaki Itu?
42 Part 42 : Kecemburuan Brian
43 Part 43 : Lelakiku Yang Terlihat Polos
44 Part 44 : Malam Panjang
45 Part 45 : Kebohongan Bella
46 Part 46 : Sikap Yang Tidak Seharusnya
47 Part 47 : Seseorang Dari Masa Lalu
48 Part 48 : Melebur
49 Part 49 : Perdamaian
50 Part 50 : Kehidupan Yang Damai
51 Part 51 : Perubahan Sikap
52 Part 52 : Larangan-larangan Brian.
53 Part 53 : Kado Istimewa
54 Part 54 : Mari Terus Seperti Ini
55 Part 55 : Penyesalan Dion
56 Part 56 : Satu Kebohongan Baru
57 Part 57 : Keraguan Bella
58 Part 58 : Satu Bukti Baru
59 Part 59 : Aku Bella Akan Menjadi Satu Tingkat Lebih Tangguh!
60 Part 60 : Sebuah Awal
61 Part 61 : Babak Baru Penderitaan
62 Part 62 : Yang Hilang Akhirnya Kembali
63 Part 63 : Dayn Atau Suga
64 Part 64 : Melintasi Waktu
65 Part 65 : Ayo Kita Berpisah
66 Part 66 : Aku Akan Menjadi Samudra Luas Bagi Diriku Sendiri
67 Part 67 : Kehilangan Kesadaran
68 Part 68 : Pura-pura Lupa
69 Part 69 : Surga dan Neraka
70 Part 70 : Perceraian
71 Part 71 : Pergemulan Batin
72 Part 72 : Lelaki Itu Kembali
73 Part 73 : Untuk Sebuah Luka
74 Part 74 : Pengakuan Dion
75 Part 75 : Kehilangan Dion
76 Part 76 : Mengunjungi Rumah Gabriel
77 Part 77 : Kamu Tidak Perlu Melihat Kearahku
78 Part 78 : Dia Kembali
79 Part 79 : Bantu Aku
80 Part 80 : Pergilah Dari Hidupku
81 Part 81 : Akhir Dari Luka
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Part 1 : Nicholas Brian
2
Part 2 : Perjodohan
3
Part 3 : Tidak Ada Celah Untuknya
4
Part 4 : Penolakan Yang Tidak Berguna
5
Part 5 : Wanita Itu Yang Memilikinya
6
Part 6 : Kepalsuan
7
Part 7 : Musim Bulan Kelabu
8
Part 8 : Kebahagiaan yang dia ciptakan.
9
Part 9 : Berkunjung
10
Part 10 : Rencana Untuk Tinggal Berdua
11
Part 11 : Persetujuan Gabriel
12
Part 12 : Rumah Baru
13
Part 13 : Perasaan Lebih
14
Part 14 : Cucu Untuk Mereka
15
Part 15 : Mengakhiri Sebuah Hubungan
16
Part 16 : Apa itu Cinta?
17
Part 17: Pembalasan Claire
18
Part 18 : Terjebak Dalam Situasi Rumit
19
Part 19 : Serba Salah
20
Part 20 : Perhatian Kecil
21
Part 21 : Pertemuan Bella dan Dera
22
Part 22 : Merajuk
23
Part 23 : Terlalu Sempurna
24
Part 24 : Makan Siang bersama
25
Part 25 : Bunga-bunga Bermekaran
26
Part 26 : Permainan Bella
27
Part 27 : Sebuah Kecemasan
28
Part 28 : Saling Cemburu
29
Part 29 : Pergulatan Panjang
30
Part 30 : Ruang Kecil Bernama Cinta
31
Part 31 : Kerinduan
32
Part 32 : Benang Kusut
33
Part 33 : Ayah Sakit
34
Part 34 : Kesalahan Kedua
35
Part 35 : Kembali Dihadapkan Pada Sebuah Pilihan.
36
Part 36 : Kumohon Bicaralah
37
Part 37 : Sisi Menakutkan Dari Bella
38
Part 38 : Perebutan Kekuasaan
39
Part 39 : Kebencian Yang Tidak Sempurna
40
Part 40 : Perhatian Yang Menyulitkanku
41
Part 41 : Siapa Lelaki Itu?
42
Part 42 : Kecemburuan Brian
43
Part 43 : Lelakiku Yang Terlihat Polos
44
Part 44 : Malam Panjang
45
Part 45 : Kebohongan Bella
46
Part 46 : Sikap Yang Tidak Seharusnya
47
Part 47 : Seseorang Dari Masa Lalu
48
Part 48 : Melebur
49
Part 49 : Perdamaian
50
Part 50 : Kehidupan Yang Damai
51
Part 51 : Perubahan Sikap
52
Part 52 : Larangan-larangan Brian.
53
Part 53 : Kado Istimewa
54
Part 54 : Mari Terus Seperti Ini
55
Part 55 : Penyesalan Dion
56
Part 56 : Satu Kebohongan Baru
57
Part 57 : Keraguan Bella
58
Part 58 : Satu Bukti Baru
59
Part 59 : Aku Bella Akan Menjadi Satu Tingkat Lebih Tangguh!
60
Part 60 : Sebuah Awal
61
Part 61 : Babak Baru Penderitaan
62
Part 62 : Yang Hilang Akhirnya Kembali
63
Part 63 : Dayn Atau Suga
64
Part 64 : Melintasi Waktu
65
Part 65 : Ayo Kita Berpisah
66
Part 66 : Aku Akan Menjadi Samudra Luas Bagi Diriku Sendiri
67
Part 67 : Kehilangan Kesadaran
68
Part 68 : Pura-pura Lupa
69
Part 69 : Surga dan Neraka
70
Part 70 : Perceraian
71
Part 71 : Pergemulan Batin
72
Part 72 : Lelaki Itu Kembali
73
Part 73 : Untuk Sebuah Luka
74
Part 74 : Pengakuan Dion
75
Part 75 : Kehilangan Dion
76
Part 76 : Mengunjungi Rumah Gabriel
77
Part 77 : Kamu Tidak Perlu Melihat Kearahku
78
Part 78 : Dia Kembali
79
Part 79 : Bantu Aku
80
Part 80 : Pergilah Dari Hidupku
81
Part 81 : Akhir Dari Luka

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!