"Kamu sudah bangun?" Itulah kata pertama yang didengar Brian ketika membuka mata, dilihatnya wanita itu tengah memasukkan barang-barang ke dalam sebuah kotak besar.
Wanita itu menanggalkan aktivitasnya dan berjalan menghampiri suaminya, memegang dahi lelaki itu "Ini sudah lebih baik, bagaimana keadaanmu?"
"Aku baik-baik saja!" Tanpa menyahut wanita itu lantas keluar kamar dan kembali lagi dengan sebuah nampan di tangan.
Menaruh benda yang tadi dibawanya di atas meja, kemudian membantu lelaki dihadapannya untuk duduk.
"Buka mulutmu!" Sambil memberikan sesuap bubur yang kemudian dilahap oleh lelaki itu. Tandas sudah, semangkuk penuh bubur.
"Minum ini!" Sambil memberikan sebutir obat berwarna putih dengan ukuran yang cukup besar.
"Aku tidak bisa menelannya!" Itulah kata yang keluar dari mulut lelakinya.
Wanita itu lantas membagi obat itu menjadi beberapa potongan kecil, kemudian memberikan satu-persatu potongan itu kepada lelaki didepannya.
Kini tanpa dalih lagi lelaki itu menelan habis potongan-potongan tersebut.
"Satu jam lagi kamu boleh rebahan!" Seraya memberikan ponsel untuk lelakinya, berharap itu bisa menghilangkan kejenuhannya. Kemudian dia kembali bergelut dengan aktivitasnya.
Lelaki itu hanya diam, sambil memandangi wajah istrinya, wanita itu sangat sibuk tapi tetap menyempatkan waktu untuk mengurusnya.
"Kamu boleh rebahan sekarang!"
"Tidak aku ingin terus seperti ini!"
Wanita itu berjalan mondar-mandir dari ruang kerjanya mengambil berkas-berkas penting dan menaruhnya ke dalam kotak satunya, karena kotak sebelumnya telah terisi penuh.
Jarum jam menunjukkan pukul 11.30, ketika semuanya telah selesai dikemas dan dirapikan.
"Kamu mau menu makan siang apa?"
"Seolleongtang, Mandu!" Menyahut dengan mimik wajah yang menggemaskan.
"Kamu harus bersabar untuk itu!" Dengan senyum yang mengambang di sudut bibirnya.
Kini tinggal Brian seorang diri di ruangan itu.
***
"Bagaimana keadaan Brian?"
"Panasnya sudah mereda, dia menghabiskan buburnya dan meminum obatnya!"
"Ibu sudah memasak untuk menu makan siang!" Saat dilihatnya Bella mengambil sebuah panci dan meletakkannya di atas kompor.
"Bayi beruang itu menginginkan mandu dan Seolleongtang!"
"Benarkah?"
"Mmmmm....!"
"Sepertinya ada beberapa mandu di lemari pembeku!"
"Wah...aku sungguh beruntung!" Seraya mengambil mandu dan bergegas mengukusnya.
Sambil menunggu Mandunya matang Bella
kembali bergelut dengan Seolleongtangnya.
***
Memasuki kamar dengan sepiring Mandu ditangannya, dilihatnya lelakinya tengah memainkan ponsel dengan badan meringkuk di ranjang.
"Bangunlah!"
"Kamu baru bisa menikmati Seolleongtangnya untuk makan malam nanti!" Seraya menyerahkan piring ke lelakinya.
"Makanlah!"
"Kamu tidak menyuapiku lagi?"
Duduk disebelah lelakinya "Buka mulutmu!" Potongan pertama, kedua, ketiga...dan tandaslah isi piring itu.
***
Bella masih bergelut di dapur, saat hujan sore turun dengan derasnya.
Sebuah rengkuhan hangat melilit pinggangnya "Brian!" Sejak kapan lelaki itu menjadi begitu berani dan tidak tahu diri, percakapan semalam jelas membuatnya tidak baik-baik saja. Apakah benar lelaki itu akan mengakhiri hubungannya dengan wanitanya? Apa semudah itu? Apakah lelaki itu hanya mempermainkan perasaannya? Pertanyaan demi pertanyaan membebani pikirannya. Namun jelas dia sangat menikmati pelukan hangat itu.
"Kamu sudah lebih baik?" Bertanya tanpa mengalihkan pandangannya.
"Iya, berkat kamu!"
"Duduklah!"
"Tidak! Aku akan tetap di sini menemanimu!"
***
"Brian sudah sembuh?" Tanya Alnord kepada Agatha.
"Sepertinya sudah! Ibu merasa hubungan mereka semakin baik!"
"Benarkah? Itu bagus!"
"Ya! Sekarang Brian tengah bergelayut manja di punggung Bella!"
"Aku ingin melihatnya!" Seraya berjalan ke dapur berpura-pura mengambil segelas minum.
Benar saja, Brian terlihat merengkuh Bella dari belakang.
Menyadari kehadiran mertuanya "Ayah sudah pulang?" Bertanya tanpa sedikitpun melepaskan Bella.
"Iya! Kamu masak apa Bell?" Tanya Gabriel kepada anaknya.
"Seolleongtang, Ayah cepat mandi, kita makan malam bersama!"
"Iya!"
"Kamu juga harus mandi Brian!"
"Aku mau mandi bersamamu!"
"Aaaa....!!!" Sebuah cubitan keras mendarat di perut Brian "Sakit Bella!"
"Astaga!!! Kenapa aku menikahi seekor bayi?"
"Seekor???"
"Iya, seekor bayi beruang!"
"Bella!!!" Berteriak dengan manja sambil menjejakkan kakinya ke lantai.
"Ha...ha...ha...ha...jangan bertingkah seperti itu, astaga!! Aku bisa sakit perut!"
***
Brian berencana menemui Claire usai makan malam, dia benar-benar ingin mengakhiri hubungan cintanya dengan wanita itu, sebelum semuanya menjadi lebih sulit.
Claire adalah wanita terlama yang pernah dikencaninya dan dia adalah cinta pertama Brian...wanita manja dan rupawan itu kembali hadir dalam kehidupannya setelah sekian lama menghilang.
Jika bertanya apa yang istimewa darinya, tentu saja wajah dan tubuhnya.
Selama ini Brian hanya mengencani wanita cantik.
Dan belum ada seorang wanitapun yang menolak untuk bermain ranjang dengannya, bahkan untuk wanita yang baru ditemuinya sekalipun.
Pesonanya mampu meluluhlantahkan hati setiap wanita, jika Brian memutuskan untuk tidur dengan seorang wanita itu adalah sebuah "Kehormatan" bagi si wanita tersebut.
Sungguh sebuah lelucon yang memuakkan bukan???
***
Seorang wanita cantik muncul dihadapannya, memakai celana super pendek dan sebuah Crop top yang hampir memuntahkan isi dadanya. Rambut panjangnya terlihat tergerai dan masih basah, sepertinya wanita itu baru saja selesai mandi. Bahkan tanpa make up sekalipun wanita itu tetap terlihat sangat mempesona.
Tersenyum manis "Sayang!" Kemudian bergelayut manja di lengan Brian.
Brian melangkah ke dalam apartemen tersebut dan duduk di sebuah single sofa.
Clare duduk di pangkuan Brian, merengkuh lelaki itu dengan manja "Kenapa kamu terlihat berbeda!"
"Ayo kita putus!" Kata Brian dengan nada datar.
Wanita itu hanya tersenyum nakal menanggapi kata-kata Brian, melepas kancing bajunya satu persatu.
Kini Claire hanya mengenakan sebuah br* yang tampak kekecilan.
"Kamu salah mengartikan ini Claire, ayo kita akhiri ini!"
"Aku sangat kecewa!" Sambil menggigit ujung bibirnya.
Jiwa lelaki Brian meronta-ronta, dan sebelum semuanya menjadi sulit untuk dikendalikan Brian beranjak dari duduknya dan pergi meninggalkan tempat itu.
Di dalam mobil Brian mencoba menenangkan diri, menenangkan isi c*lananya yang sedari tadi terus memberontak liar.
Dinyalakannya mesin mobil dan dengan kecepatan tinggi bergegas meninggalkan tempat itu.
***
Sampai di rumah, dilihatnya istrinya sudah tertidur pulas.
Didekatinya wanita itu dan dengan perlahan dikecupnya keningnya.
"Ah...seharusnya aku tidak melakukan itu!" Sedikit menyesal saat disadarinya bagian lain dari tubuhnya ikut bergelora.
Dicobanya untuk memejamkan mata, tapi tetap tidak bisa.
Apa aku boleh menyentuhnya?
Apa tidak masalah jika aku memintanya?
Belum juga tuntas pertanyaan-pertanyaan yang mencuat dari pikirannya, tangannya telah lebih dulu merengkuh wanita disebelahnya, diciumnya pipi wanita itu dengan lembut, merambat hingga ke leher.
Hingga membuat Bella tersadar dari tidurnya dan menjerit keras.
"Ini aku Bella!"
Dengan nafas tersenggal-sengal "Astaga Brian kamu membuatku terkejut!"
"Aku menginginkannya Bella!" Seraya menghujani banyak ciuman.
"Brian kamu lupa hubungan kita?" Dengan wajah ketakutan mencoba untuk menyingkirkan Brian, namun semakin Bella berusaha dia semakin merasakan Brian semakin keras padanya.
"Aku sudah mengakhiri hubunganku dengan Claire Bell, aku sepenuhnya milikmu...ayo kita jalani hubungan kita seperti yang seharusnya!"
"Ini terlalu cepat Brian, beri aku waktu!"
"Apa yang kamu tunggu?" Kini tidak hanya bibirnya yang bekerja, tangannya mulai melepaskan satu-persatu kancing baju Bella.
Wanita ini kini benar-benar tidak berdaya, tubuhnya tertindih badan Brian yang kekar, tangan kirinya mengunci kedua tangan Bella dan tangan satunya membuka kancing baju Bella. Tidak hanya itu bibirnya juga tidak berhenti m*l*mat bibir Bella.
Baju Bella telah terlepas seluruhnya, dipandanginya lagi wanita didepannya.
Meskipun dadanya tidak sebesar Claire, tapi ini sungguh tidak buruk.
"Brian....berhenti! Kumohon berhenti!" Rintih Bella mencoba menyadarkan kembali kewarasan suaminya.
"Sayang...aku menginginkanmu!" Diremasnya d*da Bella dengan lembut, disusul sebuah er*ngan dari mulut Bella.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Dea Kurnia
ko blum up2 kak??
2021-12-02
0