Brian benar-benar hanya mampir untuk segelas kopi. Dan diapun pergi setelah menandaskan kopinya, menolak untuk memakai mobil Bella, menolak untuk Bella antar dan menolak untuk menginap.
Tit...tit...tit...tit....alarm berbunyi untuk kesekian kalinya.
"Aaaargh!" Bella meraih jam waker dan mematikannya. Dia masih sangat mengantuk...semalaman dia hanya membolak-balikkan badannya diatas kasur. Pikirannya benar-benar kalut. Apa ini yang dimaksud ayahnya.
"Tapi ada saatnya nanti kamu harus mendengarkan Ayah dan tidak bisa menolak permintaan Ayah!"
Sebenarnya perjodohan ini sama sekali tidak memberatkan Bella, apalagi jika itu membuat Ayahnya senang. Terlebih lagi Brian adalah orang pertama yang membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama. Apa ini hadiah dari Tuhan untuknya???
Tapi melihat reaksi Brian sepertinya dia tidak menyukainya.
Lalu apa yang harus dilakukannya saat ini??? Ya...menemui sahabatnya.
Bella membatalkan niatnya untuk tidur kembali dan tersadar sepenuhnya.
Beranjak dari kasur bergegas mandi, berganti pakaian dengan celana Jeans ketat dan crop top warna putih, rambut lurusnya diikat ekor kuda. Kemudian berjalan menuruni tangga dan mendapati Ayah Ibunya tengah menikmati sarapan.
"Tumben sekali hari libur bangun pagi sayang?" Tanya Ibu Bella.
"Iya Bu, Bella mau pergi menemui Dera!"
"Ayo sarapan dulu!"
"Nanti saja Bu!"
"Brian pulang jam berapa semalam Bell?" Tanya Ayah Bella.
"Tidak lama setelah menghabiskan kopinya Ayah!"
"Bella berangkat!"
"Iya, hati-hati dijalan Bell!" Ucap Ayah dan Ibu Bella bersamaan.
***
Kali ini dengan Jeepnya Bella melintasi jalanan yang padat dan membuatnya sedikit menyesal kenapa tidak menggunakan motor saja.
Sampai ditempat Dera sekitar pukul 08.00 pagi.
Bella membuka pintu dan sahabatnya itu tengah berbicara dengan wali pasiennya.
Bella langsung menyelinap masuk keruangan Dera dan duduk dikursi kerjanya.
"Tumben?" Tanya Dera kepada Bella.
"Kamu ingat pria tempo hari, kamu mengenalnya?"
"Brian? Nicholas Brian! Kenapa? Apa kamu masih penasaran tentangnya?"
"Ya!"
"Dia adalah senior dikampusku, badboy, playboy, kaya, tampan...jika dipikir-pikir kehidupannya memang menunjangnya untuk menjadi pria yang tidak baik!"
"Apa hanya ada hal-hal buruk tentangnya?"
"Kenapa? Dia tidak cocok untukmu! Mau kopi?"
"Mau!"
"Tapi Der bukan itu masalahnya....!"
"Lalu apa?" Tanya Dera sambil menyeduh dua gelas kopi instan.
"Aku dijodohkan dengannya!"
Bagai tersambar petir disiang hari "APA???"
"Bukankah reaksi kamu terlalu berlebihan?"
"Bagaimana bisa?"
"Entahlah!"
"Jangan mau! Aku akan mencarikanmu pria baik-baik!"
"Ayahku menginginkannya!" Kata Bella dengan wajah memelasnya. Dera paham betul, bagaimana sahabatnya itu. Dia tidak ingin lagi mengecewakan Ayahnya.
"Tapi ini tentang pasangan hidup Bell!"
"Ya! Aku tahu!"
"Apa yang harus aku lakukan?"
"Entahlah!"
***
Sudah seminggu sejak hari dimana Bella dijodohkan dengan Brian.
Dan seperti biasa pagi ini Bella disibukkan dengan aktifitasnya. Bella terlihat nampak serius didepan komputer, mendesain baju...untuk koleksi musim panas.
Sesekali dia menyeruput kopi yang telah disiapkan pegawainya.
Kini dia sudah mendapatkan 3 pegawai dibutik miliknya, semuanya ramah dan berparas rupawan.
Tiba-tiba dering ponsel membuat konsentrasinya teralihkan.
Nomor tidak dikenal "Iya, haloo....dengan Bella!"
"Bisakah kita bertemu?"
"Brian...ini suara Brian!" Gunam Bella.
"Jam berapa? Dimana?"
"Kamu sekarang ada dimana?"
"Ditempat kerja!"
"Berikan alamatnya! Aku akan kesana!" Tanpa menunggu jawaban Bella Brian lebih dulu mematikan panggilannya.
Sekitar 30 menit kemudian Brian sudah sampai dibutik Bella.
"Kamu sudah datang?"
"Ayo masuk!" Membawa Brian keruang kerjanya.
"Silahkan duduk! Mau minum apa?"
"Bella!"
"Iya!"
"Aku tidak mencintaimu!"
Deg...tiba-tiba dan tanpa basa-basi.
Berusaha tetap tenang "Aku juga tidak mencintaimu Brian!"
"Bisakah kamu menolak perjodohan ini?"
"Tidak bisa!" Dengan tegas Bella menjawab tanpa ragu.
"Kenapa? Bukankah kamu tidak mencintaiku?"
"Aku memang tidak mencintaimu! Tapi aku tidak bisa menolak permintaan Ayahku!"
"Kenapa? Inikan tentang hidupmu!"
"Kamu lihat tempat ini? Butuh banyak usaha dan permohonan untuk menjadikannya ada, kamu tahu bukan aku adalah anak tunggal dan Ayah Ibu mengharapkanku agar bisa meneruskan bisnis keluarga!"
Brian hanya menyimak.
"...Dan aku dengan egoisnya menolak permintaan Ayahku dan memohon padanya agar mengijinkanku untuk membuat tempat ini! Dan setelah ini terjadi aku berjanji tidak akan menolak keinginanya lagi!"
"Brian...kamu bisa mengatakannya kepada Orangtuamu, bahwa kamu tidak menginginkan perjodohan ini!"
"Aku tidak bisa!"
"Kenapa?" Tanya Bella.
"Mereka akan mencoret namaku dari daftar keluarga dan tidak akan memberikanku apa-apa!"
Deg...sekali lagi Bella terkejut.
"Jadi demi uang dan kedudukan!" Gunam Bella lirih.
Benar kata Dera, lelaki ini tidak cocok untuk Bella, tapi kini apa yang harus Bella lakukan? Apa? Menolak keinginan Ayah?
"Jika kamu tidak ingin menikah denganku katakan sendiri pada mereka! Maaf aku harus kembali bekerja!"
***
Brian berjalan tanpa gairah keluar dari butik Bella.
Berjalan mendekati mobil dan dengan kasar menendang ban mobilnya "Aaaah!" Dia merasakan nyilu dikakinya.
Orang-orang disekitarnya menatap aneh, dengan berbagai pikiran yang menjalar dikepala mereka. Mungkin dia baru saja ditolak oleh seorang wanita. Mungkin dia baru saja memergoki pacarnya dengan lelaki lain. Atau mungkin dia sedang terlilit masalah besar dan membuat isi kelapanya bermasalah.
Brian menyadari orang-orang disekitarnya memandang kearahnya, dengan tatapan penuh menyelidik. Enggan berlama-lama dalam situasi ini, lekas-lekas Brian masuk kedalam mobilnya, menancapkan gas, dan berlalu dari tempat itu dengan segala kegundahan yang dirasakannya.
***
Bella terlihat hanya duduk terdiam dari tadi, konsentrasinya buyar. Tidak ada satu hal pun yang bisa dia kerjakan saat ini, desain-desain yang tadi memenuhi kepalanya tiba-tiba saja hilang berganti kekusutan yang membuat kepalanya pening.
Awalnya Bella berfikir, jika pernikahan ini benar-benar terjadi dia akan mencoba sekuat tenaga untuk mengambil hati Brian.
Tapi melihat tabiat Brian dia bahkan tidak yakin, apakah perasaan sukanya ini mampu bertahan lama.
Tiba-tiba Bella teringat seseorang, Dion! Sahabat dari kecil yang selalu ada untuknya, mungkinkah Dion mau menikah dengannya? Ini akan jauh lebih baik dari pada harus menikahi lelaki bermasalah seperti Brian.
Tapi sudah hampir 1 tahun bocah sialan itu menghilang tanpa kabar, terakhir dia berpamitan akan melanjutkan S2 nya diluar negeri. 1 tahun pertama komunikasi berjalan lancar, kemudian menjadi jarang...lebih jarang dan bahkan kini tidak sama sekali.
Apa Dionnya baik-baik saja?
***
Dibagian dunia yang lain. Disebuah apertemen mewah di pusat kota New York, seorang lelaki berperawakan putih bersih, tinggi dan tampan tengah berendam dalam bathtub, sudah hampir satu jam dia berendam seperti itu sambil sesekali menenggak wisky dari dalam gelas kacanya. Sebuah musik mengalun merdu dari ponselnya.
"You know that I can't, Show you me, Give you me, Chorahan moseub boyeojul sun eopseo, Tto gamyeoneul sseugo neol mannareo ga, But I still want you....."
Busa sabun bahkan hampir menghilang sepenuhnya, hingga siapapun bisa melihat dengan jelas dia hanya mengenakan celana pendek berwarna hitam, dengan perut kekar dan berotot.
"Aku merindukanmu Bella!" Ucapnya lirih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments