Brian masih duduk memandangi wajah itu. Bertanya-tanya dalam hati, apakah rasa yang berkecamuk dalam dadanya saat ini adalah cinta?
Banyak wanita yang datang dan pergi dalam kehidupan Brian, memberikan gairah dan semangat baru dalam hidupnya. Dan dari semua wanita itu, satu-satunya wanita yang benar-benar memenuhi relung hatinya adalah Claire.
Dulu sekali...saat Brian masih duduk di bangku SMA, saat yang ada dalam dirinya hanyalah belajar...belajar dan sebuah kepolosan.
Papa yang begitu keras membuatnya menjadi pribadi yang kaku dan lurus, baginya memilih untuk menuruti kemauan Papanya adalah sebuah jalan yang baik. Dia akan terhindar dari amukan dan pukulan Papanya.
Brian muda sungguh penurut, sampai akhirnya datanglah "Claire" yang tiba-tiba menerobos hidupnya, membuat dunianya teralihkan.
Papa murka ketika untuk pertama kalinya Brian mendapatkan juara 2, ini sejarah kelam dalam kehidupannya.
Apalagi saat Papanya tau Brian tengah menjalin sebuah hubungan.
"Pacaran??? Apa kata-kata Papa belum mampu kamu cerna? Fokuslah untuk belajar dalam menggapai mimpimu, kelak saat kamu menjadi lelaki hebat, siapapun itu yang kamu inginkan pasti bisa kamu dapatkan!"
Mama Brian hanya mengelus dada, melihat kekolotan suaminya.
Brian yang baru mengenal cinta, merasa seolah-olah hidupnya berakhir. Dipisahkan dari orang terkasihnya.
Ya..Brian muda akhirnya sekolah di luar negeri.
Dia kembali lagi setelah menamatkan S2.
Claire muncul kembali dalam kehidupannya, Brian dewasa masih melihat Claire sebagai sosok malaikat, namun kenyataanya telah berbanding terbalik. Kerasnya hidup membuat gadis cantik itu telah berubah.
Lambat laun Brian menyadari perubahan itu, sifat rendah hati, pendiam, pemalu dalam diri Claire telah menghilang.
Sampai di suatu titik hubungan Brian dan Claire menjadi satu tingkat lebih intim, malam itu Claire membawanya ke apartemen mewah miliknya. Menyuguhkan sesuatu yang belum pernah Brian cecap sebelumnya, malam yang menggairahkan, malam di mana Claire memberikan tubuhnya untuk Brian.
Namun membuat Brian kecewa, itu bukan yang pertama bagi Claire.
Claire mulai bertingkah, memanfaatkan Brian. Sekali lagi Brian tidak keberatan, asalkan wanita itu bahagia dan tetap disisihnya.
Namun ada satu hal yang membuat Brian benar-benar kecewa, Brian mendapati wanitanya menghabiskan malam dengan pria lain.
Inilah awal dari kenakalannya, bergonta-ganti pasangan, mengunjungi pusat hiburan malam.
Lagi dan lagi cinta membuatnya benar-benar dungu, saat Claire datang kembali, dengan sedikit rayuan. Hati Brian menjadi luluh.
Sampai datang sebuah masa....
"Menikahlah dengan anak sahabat Papa, Dianisa Bella Costara!"
Mana janji Papanya yang memperbolehkan dia memilih wanita yang diimpikannya?
Bahkan Papanya juga mengancam akan menyumbangkan semua kekayaannya untuk orang-orang yang membutuhkan jika Brian tidak mau menikahi Bella.
Karena terbiasa hidup glamour, kembali Brian mempertimbangkan permintaan Papanya. Apa jadinya seorang Nicholas Brian tanpa harta??? Wanita memang tergila-gila dengan ketampanannya, tapi wanita mana yang mau hidup hanya dengan ketampanan?
Akhirnya terjadilah pernikahan itu! Pernikahan di atas kertas yang tanpa didasari cinta.
Dianisa Bella Costara....
Tidak ada yang spesial dari wanita itu menurut Brian, segala yang ada dalam dirinya terlihat biasa.
Namun tidak untuk saat ini....
***
Bella mengerjapkan mata, terbangun dari tidur siangnya, terkejut melihat Brian duduk disampingnya sambil terus menatapi dirinya.
"Apa yang kamu lakukan di sini?" Bertanya seraya beranjak dari tidur, menggeserkan tubuhnya agar tidak terlalu dekat dengan Brian. Ada semacam perasaan takut yang menyeruak, dia merasakan nyeri didadanya mengingat apa yang terjadi malam itu.
Tersenyum miris "Aku hanya ingin menawarimu makan siang!"
"Aku tidak ingin makan! Keluarlah!" Merebahkan diri dan menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.
"Baiklah! Aku keluar!" Beranjak dari duduk dan keluar dari kamar.
Hari telah melarut dan Bella masih tetap mengurung diri di kamar.
Akhirnya dia memutuskan untuk membeli makanan dan membawanya pulang.
"Bell...bella... keluarlah! Ayo kita makan!" Sambil mengetuk pintu.
Tidak ada sahutan, dan Brian mencoba sekali lagi.
Dibukanya pintu itu, tapi ternyata Bella menguncinya dari dalam.
"Bella! Aku menaruh makanannya di meja, kamu bisa mengambilnya jika lapar. Kemudian dia melangkah ke kamarnya, perutnya yang terasa perih sedari tadi tiba-tiba menjadi penuh. Tidak ada hasrat sedikitpun untuk menyentuh makanan yang tadi dibelinya, melangkah ke kamar tamu dan mencoba untuk tidur.
***
Jam sudah menunjukkan pukul 06.00 pagi, ketika Brian terbangun pagi ini. Dengan sempoyongan dia keluar dari kamarnya.
Aroma semerbak menyeruak kedalam indra penciumannya.
"Siapa yang masak sepagi ini?" Gunamnya.
Brian melangkahkan kaki menuju dapur untuk mengambil air meneral, dan betapa terkejutnya dia saat melihat menu sarapan pagi yang sudah terhidang di atas meja makan. Dari arah dapur terlihat Bella mendekat, dengan dua gelas minuman ditangannya.
"Mau sarapan atau mandi dulu?" Bertanya tanpa melihat kearah Brian.
Senyum Brian merekah seketika "Mandi!" Dengan mata yang masih terus mengawasi istrinya.
"Kenapa masih di sini?"
"Oh...ya...! Aku akan mandi, sekarang!"
Baru beberapa langkah berjalan, Brian membalikkan badan "Aku boleh masuk ke kamar?"
"Hemmm!"
Brian berjalan menuju kamar utama, dan lagi-lagi senyumnya kembali merekah melihat pakaian kerjanya telah disiapkan oleh Bella di atas ranjang.
"Kenapa Ayah selalu benar?" Berbicara sambil tertawa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Yunia Abdullah
crita GA bikin gereget
2021-12-26
1
Dea Kurnia
semangat bella bikin brian b
klepek2🤭🤭🙏🙏
2021-12-07
1