Brian dan Bella memasuki rumah besar itu, dengan Bella yang masih bergelayut manja dipelukan Brian.
Apa ini bukannya muak, Bella malah merasakan dadanya terasa jedak-jeduk tak karuan.
Wanita paruh baya menyambut mereka dengan tatapan penuh bahagia, melihat anak perempuannya tak lagi malu mengumbar kemesraan didepannya.
"Kenapa buru-buru sekali pulangnya? Kalian bisa menginap barang 1 minggu di hotel!"
"Ibu ini, yang ada nanti pulang-pulang Bella langsung hamil!"
"Ha...ha...ha...ya tidak apa-apa Brian, memang itu yang Ibu dan Ayah harapkan!" Tutur Ibu Bella.
"Kalian sudah pulang?" Tiba-tiba Ayah Bella menghampiri dengan koran ditangannya. Melihat anak perempuannya yang hanya diam, membuatnya kembali berkata-kata "Sepertinya Bella lelah! Bawa Bella ke kamar Brian!!" Perintah Ayahnya.
"Iya Ayah! Bella dan Brian ke atas dulu Bu!"
"Iya sayang!"
Lantas berbicara dengan suaminya "Lihat itu Bella terlihat sangat lemas dan tidak bergairah, mungkin mereka melakukannya sepanjang malam!" Berbisik pelan kearah suaminya.
"Ibu ini!" Sambil melotot kearah istrinya.
"Ayah ini, kolot sekali!!!" Sambil berlalu meninggalkan suaminya di ruang depan menuju dapur.
***
"Istirahatlah!" Kata Brian kepada istrinya sambil membantu Bella merebahkan diri.
Diambilnya selimut, kemudian diselimutkan ke tubuh Bella.
"Apa yang terjadi semalam?" Tanya Bella, pelan.
"Tidak apa-apa! Kamu hanya pingsan. Dan aku membawamu ke hotel."
"Tapi aku merasa ada yang aneh!"
"Tidak ada! Jangan pernah sekali-kali lagi kamu keluar dengan pakaian dan pergi ke tempat seperti itu sendirian tanpa aku!" Berbicara dengan suara keras.
Gleg
"Ada apa denganmu!" Bella bertanya seraya beranjak dari tidurnya.
"Mau kemana?"
"Mandi!"
Ditatapnya wanita yang sudah memunggunginya itu, masuk ke dalam kamar mandi.
"Apa dia sudah melupakan kejadian malam itu?" Berbicara dengan pelan.
***
Jam masih menunjukkan pukul 05.00, tetapi rumah mewah keluarga Alnord sudah nampak sibuk.
Agatha dan mba Asri nampak sibuk di dapur menyiapkan sarapan pagi.
Alnord sibuk menyiram tanaman.
Bella menyapu halaman dan menyiangi rumput.
Hanya ada seorang yang masih nampak terbuai dalam mimpi indahnya, Nicholas Brian.
Bersembunyi dibalik selimut tebalnya dengan badan meringkuk.
Namun sayup-sayup didengarnya suara sapu lidi yang membelai jalanan beraspal. Begitu nyaring didengar.
Dalam hati menggerutu "Siapa yang berisik sepagi ini?"
Kembali mencoba memejamkan mata, memikirkan seolah tidak mendengar apapun, namun....
"Aaaaarrgh!!!" Menyingkap selimut dan beranjak dari ranjangnya, menuju ke jendela kamar.
Amarah yang tadi memuncak dikepalanya seketika melenyap, sebuah senyum mengambang disudut bibirnya. Dilihatnya istrinya tengah menyapu dan disebelahnya mertua lelakinya dengan selang ditangan nampak begitu menikmati pekerjaannya.
Brian mencuci muka dan menggosok giginya, kemudian turun ke lantai bawah.
Aroma semerbak menyeruak kedalam indra penciumannya, membuat lambungnya meronta meminta untuk diisi.
Dilihatnya Ibu mertuanya tengah memasak ditemani mba Asri.
"Ibu!" Panggilnya.
Wanita yang disebut Ibu itu menoleh, melihat ke arah menantunya seraya tersenyum.
"Sudah bangun? Duduklah! Sebentar lagi sarapan siap!"
"Brian mau ke depan dulu Bu!"
"Baiklah!"
Dilangkahkan kakinya ke arah halaman dengan gamang, haruskah dia ke sana? Bagaimana kalau suasananya menjadi gagu? Semenjak kejadian itu Bella masih belum mau berkomunikasi dengannya dan selalu menghindarinya. Wanita itu hanya berbicara padanya seperlunya saja.
"Ah...ada Ayah ini!" Tanpa ragu menghampiri dua orang tersebut.
"Pagi Ayah!"
Yang dipanggil menoleh seraya berkata "Kamu sudah bangun?"
"Iya, ada yang bisa Brian bantu?"
"Kamu bisa membantu Bella menyiangi rumput!"
Dan saat Brian mendekat, Bella beranjak dari tempatnya dan bergegas mencuci tangan.
"Kamu mau kemana Bella?" Bertanya kepada putrinya.
"Masuk!"
"Pekerjaanmu?"
Menunjuk suaminya "Dia bisa meneruskannya!"
"Astaga!!! Bella memanggilnya dengan sebutan dia, Bella bahkan sekarang sudah tidak perduli dengan menjaga sikap depan Ayahnya!" Gunam Brian dalam hati.
Ayahnya hanya melotot sambil memandangi anaknya hingga menghilang dibalik pintu.
Kemudian tertawa.
"Ha...ha...ha...!" Seraya menggeleng-gelengkan kepala.
Brian menunduk malu.
"Wanita memang seperti itu, saat marah suka berbicara seenaknya dan berbuat semaunya, tapi sebenarnya dalam hati memikirkan banyak hal tentang kita, sudahkan kita makan, menyiapkan baju untuk kita, menyiapkan makanan dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan kita yang lain. Mereka marah tetapi tidak benar-benar marah!"
"Apa memang seperti itu Ayah?"
Yang ditanya mengangguk seraya berkata "Cukup ikuti saja permainan mereka dan jangan lupa untuk tetap bersikap seolah-olah kamulah yang salah, yang harus mencoba menegur duluan!"
"Iya Ayah!"
Kemudian Ayah dan menantu itu kembali berkutat dengan pekerjaan mereka hingga semuanya berakhir.
***
Mereka telah berkumpul di ruang makan siap untuk menyantap hidangan pagi mereka.
"Ayah, Ibu hari ini Brian dan Bella akan pindah ke rumah baru!"
"Ya..ya..ya! Ayah akan libur kerja hari ini!"
"Tidak perlu yah! Biar Ibu saja yang mengantarkan mereka, pekan depan kita berkunjung bersama."
"Begitu juga bagus!"
***
Bella, Brian dan Agatha sudah sampai di rumah baru Bella dan Brian.
Sebuah hunian bergaya minimalis modern terpampang di depan mereka, cukup besar untuk sebuah keluarga baru seperti mereka.
"Mari Bu masuk!" Kata Brian, seraya membuka pintu.
Bella terlihat berjalan dengan kesusahan, box besar yang dibawanya menghalangi pandangannya.
Melihat istrinya kesusahan Brian datang dan mencoba memberikan bantuan.
"Tidak perlu!" Jawab Bella dengan sinis.
"Itu berat sayang!"
Bella berlalu begitu saja tidak memperdulikan Brian.
***
Setelah hampir dua jam lebih Ibu Bella berpamitan untuk pulang.
"Kalian perlu istirahat, besok sudah mulai bekerja kan?" Begitulah jawabannya saat Bella merajuk agar Ibunya tinggal lebih lama.
Selepas kepergian Agatha rumah kembali hening, Bella mengurung diri di kamar dengan pintu yang ditutup.
Brian mendekati kamar utama, mengetuknya perlahan "Bella kamu mau makan siang apa?"
Tidak ada sahutan.
Mengetuk sekali lagi "Bell!"
Tidak ada sahutan.
Brian memberanikan diri, diraihnya gagang pintu dan...
Klek!!
Pintu terbuka "Ternyata tidak dikunci!" Dengan perlahan memasuki ruangan.
Bella terlihat tertidur pulas di ranjang, didekatinya wanita itu. kemudian dia duduk disebelah Bella. Dipandanginya wajah cantik istrinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Dea Kurnia
semangat kak..lanjut🙏🙏
2021-12-06
2