Terlihat Bella dan Brian tengah menikmati sekaleng bir dibalkon kamar Bella, tidak ada percakapan diantara mereka, sunyi...hanya sesekali terdengar ******* angin malam yang membelai pepohonan disekitar mereka.
"Maaf!" Ucap Brian pelan, dan hanya dibalas tatapan mata dari Bella.
"Maaf karena menciummu didepan orang-orang!"
"Tidak masalah, sepertinya itu membuat mereka senang!"
"Apa kamu yakin dengan pernikahan ini?" Tanya Brian dengan mimik wajah yang serius.
"Kenapa bertanya seperti itu?"
"Aku mencintai seseorang!" Lanjut Brian dengan tatapan mata lurus kedepan.
Bella hanya terdiam...pikirannya saja yang bergerilya, apa maksudnya berkata seperti itu???
Sunyi...
Hingga akhirnya Bella memulai percakapan lagi.
"Lantas?"
"Apa kamu bisa menikah denganku, meskipun aku tidak mencintaimu dan mencintai wanita lain?"
Bella menatap Brian "Katakan saja kepada Om dan Tante, mereka pasti mengerti!"
"Sudah aku bilang sebelumnya bukan? Aku tidak bisa menolak pernikahan ini!"
"Ha...ha...ha...ha...!" Bella tertawa dan menenggak habis bir ditangannya.
"Lantas apa kamu masih ingin menikah denganku?Saat kamu memiliki kekasih, apa kekasihmu baik-baik saja?"
"Tidak dia tidak baik-baik saja!"
"Lantas?"
"Ayo menikah kontrak!"
Bella hampir tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya, pernikahan kontrak! Apa pria itu bedebah? Menikahinya hanya untuk kepentingannya sendiri.
"Tidak!" Jawab Bella dengan tegas.
Kini giliran Brian yang terkejut dengan jawaban Bella.
"Kenapa? Bukankah kamu tidak mencintaiku? Kita bisa bercerai nanti saat segalanya lebih baik! Kamu juga tidak dirugikan!"
"Wah....!" Kini Bella mulai tersulut emosi.
"Siapa yang mau menikah seperti itu? Aku tidak punya cukup alasan untuk melakukannya!"
"Demi Ayahmu!"
"Demi Ayahku?"
"Apa kamu tidak tahu? Ayahmu menderita penyakit kangker, apa kamu mau membuat beliau kecewa?"
Bella membelalakkan matanya, mencoba mencerna kembali kata-kata Brian.
"Kamu bilang apa? Ayah baik-baik saja Brian!"
"Ayahmu sengaja menyembunyikan penyakitnya dari Ibu dan darimu! Beliau tidak mau membuatmu sedih!"
"Ini semua tergantung padamu! Ingin tetap merahasiakan penyakit Ayahmu dan menikah kontrak denganku atau...!"
Seketika Bella menangis sejadi-jadinya, air matanya mengalir dengan deras...inilah alasan kenapa Bella tidak pernah diijinkan untuk menemani ayahnya saat cek kesehatan? Inilah alasan Ayahnya selalu meminum banyak obat yang katanya adalah suplemen dan vitamin? Inilah alasan Ayahnya ingin cepat-cepat melihat Bella menikah?
Brian bingung dan tidak tahu harus berbuat apa! Prihatin??
Iya!
Kasihan??
Iya!
Ah...seharusnya dia tidak mengatakannya barusan!
Tapi...ya sudahlah! Cepat atau lambat dia juga pasti tahu!
Entah berapa lama Bella menangis dihadapan Brian, sampai dia merasa sudah tidak mampu lagi menangis, matanya membengkak dengan hidung membesar dan memerah, bibirnya...bibirnya pasti terlihat seperti habis disengat lebah.
Dengan suara lirih Bella berkata "Ayo kita lakukan!" Seraya beranjak dari duduknya "Pulanglah!" Kemudian dia menuju ranjangnya dan merebahkan dirinya disana.
***
Sudah seminggu sejak acara pertunangan Bella dan Brian berlangsung.
Dan pagi ini Bella sudah tampak rapi dengan celana Jeans ketatnya dengan atasan blous warna merah menyala, sebuah high heels warna senada, dan sebuah tas merah terbaru keluaran Dior.
Melangkah dengan cepat menuju garasi sambil sesekali melirik jam tangannya.
Tak berselang lama sebuah 430i Convertible Sport warna hijau terlihat keluar dari garasi dan melaju dengan kecepatan sedang membelai jalanan beraspal.
Hampir 30 menit berkendara sampailah Bella disebuah halaman parkir sebuah butik. Ya....hari ini dia akan melakukan fitting baju pengantin bersama Brian.
Bella turun dari 430i Convertible Sportnya dan melangkah menuju ruangan butik, disana dia melihat Brian tengah menikmati secangkir kopi, ada sedikit kegelisahan yang tergambar diwajahnya.
"Sudah menunggu lama?" Sapa Bella mengawali pembicaraan.
"Belum! Ayo kita mulai!"
***
Usai Fitting pakaian Brian langsung bergegas pergi meninggalkan Bella seorang diri.
"Maaf aku harus segera pergi!"
"Pergilah!" Kata Bella acuh.
***
Disebuah restoran italia seorang wanita cantik berdarah campuran terlihat mengenakan sebuah camisole dress bercorak floral dengan rambut panjangnya yang sengaja dibiarkan tergerai, terlihat jelas sebuah kekesalan diwajahnya, sambil terus mengaduk-aduk minumannya dan sesekali melirik sebuah jam dinding besar yang dipanjang ditembok restoran.
Suara pintu berderit, seorang lelaki tampan dengan setelan jas dan celana panjang berwarna hitam terlihat memasuki restoran, melepas kacamata hitamnya dan mendekati wanita berdarah campuran tersebut.
"Maaf sayang aku terlambat!"
Wanita itu hanya terlihat mendengus kesal.
***
Bella terlihat berdiri disebuah cermin besar, memandang lurus kearah bayangannya, sebuah backless dress berbahan taffeta dengan belahan dada rendah.
Gaun yang sangat sempurna menurutnya, hingga membuatnya sedikit ragu.
"Kenapa aku tidak memilih gaun yang lebih sederhana!" Bergunam dalam hati.
"Bella!" Suara Ayahnya terdengar dibalik pintu.
"Iya Ayah!"
"Ayah boleh masuk?"
"Ya...tentu!"
Seorang lelaki paruh baya memasuki ruangan.
"Kamu terlihat mengagumkan Bella!" Kata Ayah Bella seraya menghampiri putri semata wayangnya.
Dijawab tawa renyah dari mulut Bella "Siapa dulu dong!"
"Bolehkah Ayah memelukmu?"
"Ayah!" Seraya merentangkan kedua tangannya dan disambut pelukan hangat dari Ayahnya.
"Maaf Bella!"
"Maaf untuk apa Ayah!"
"Karena menempatkanmu dalam posisi yang sulit, percayalah Ayah melakukan ini demi kebaikanmu!"
Mengelus-elus punggung Ayahnya "Iya Bella tahu Ayah!"
"Ah...anak Ayah...sepertinya baru kemarin kamu berlarian sambil bermain hujan dan sekarang sudah menjelma menjadi seorang wanita cantik."
"Haruskah aku membatalkan pernikahan dan hidup bersama Ayah selamanya?" Tanya Bella sambil menyunggingkan sebuah senyuman manis.
"Ha...ha...ha...!"
Tiba-tiba Brian memasuki ruangan tersebut.
"Ah...maaf!" Berniat keluar dari ruangan.
"Kemarilah Brian!" Kata Ayah Bella.
"Iya Om!"
"Kamu bisa memanggil Ayah sekarang!"
"Iya Om, eh...Ayah!" Dan dibalas sebuah tawa oleh Ayah Bella.
"Bisakah kamu berjanji untuk menjaga dan melindungi Bella Brian? Om titip Bella ya!"
"Ayah!" Sontak Bella tersulut emosi dan menangis histeris "Jangan berkata seperti itu, itu terdengar seperti Ayah akan pergi meninggalkan Bella!" Seraya memeluk Ayahnya.
"Ha...ha...ha...biasanya dia tidak semanja ini Brian!"
"Brian suka wanita manja Ayah!" Sahut Brian sambil tersenyum.
"Tenang saja Ayah, sekarang Bella adalah tanggung jawab Brian!" Kata Brian tegas.
"Ayah keluar dulu ya!"
Dan dijawab serempak oleh Bella dan Brian.
***
"Kamu cantik!"
"Kamu juga tampan!" Kata Bella mencoba mengimbangi kata-kata Brian, tapi jika dilihat-lihat Brian memang terlihat sangat tampan dengan Tuxedo hitamnya.
"Kamu sungguh cantik!" Seketika rona pipi Bella berubah, diiringi detak jantung yang kian berpacu cepat.
"Kita lakukan yang terbaik untuk hari ini ya Bella!"
Kebahagiaan yang baru saja bermekaran tiba-tiba kembali layu mendengar perkataan Brian.
"Ya...!"
"Aku keluar ya!"
"Hemmm...!" Ada sejumput kekesalan dihati Bella, kekesalan yang tidak seharusnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments