"Kamu menyukainya?"
"Bukankah ini terlalu besar?"
Menarik tangan Bella "Kita mau kemana?" Bertanya kepada Brian.
"Mencari rumah yang tidak terlalu besar!"
"Aku kan tidak bilang tidak menyukai ini!"
"Jadi kamu mau tinggal disini?"
Dijawab dengan anggukan dan senyuman oleh Bella.
"Aku akan mencari asisten rumah tangga!"
"Aku tidak suka ada orang lain di rumah!"
Mendorong tubuh Bella dan menghimpitnya ke tembok "Jadi kamu hanya mau ada kita berdua?" Mendekatkan bibirnya ke telinga Bella dan berbisik pelan.
Mendorong tubuh Brian "Astaga apa yang kamu pikirkan!"
"Aku hanya berpikir yang orang lain juga pikirkan!"
"Dasar otak m*sum! Jika ada orang lain disini, kita tetap harus berakting!"
Tertawa "Wah....aku lupa memikirkannya!"
"Lalu bagaimana dengan pekerjaan rumah!"
"Ya...bagaimana lagi! Kita harus melakukannya berdua!"
"Berdua???? Tidak...tidak....kita cari asisten saja!"
Tidak memperdulikan Brian dan melangkah pergi "Siapa yang akan menempati kamar tidur utama?"
"Kamu!"
"Lantas kamu?"
"Di kamar tamu!"
"Kamu begitu baik!"
"Bukankah kita harus baik kepada istri!"
"Astaga aku merinding mendengarnya!"
"Ha...ha....ha...ayo kita cari pakaian!"
"Aku bisa membawanya dari rumah!"
"Apa kamu berencana tidak akan kembali ke rumah? Kenapa membawa pakaian dari rumah kesini?"
"Baiklah...baiklah...ayo kita beli pakaian!"
Brian dan Bella berjalan beriringan keluar dari rumah.
Membukakan pintu mobil untuk Bella "Masuklah!"
"Terimakasih!"
Dengan perlahan Brian mengemudi menuju ke pusat perbelanjaan.
***
"Kamu mau makan siang apa? Aku akan mentraktirmu!"
"Jangan bilang kamu melakukan itu untuk berbalas budi!"
"Itu juga!"
"Bagaimana bisa kamu hanya mentraktir makan siang untuk suamimu, saat dia hampir menguras habis isi kantongnya?"
"Setidaknya berikan sedikit pelayanan di ranjang!" Berbisik ditelinga Bella.
Membelalakkan mata "Kamu gila?"
"Kenapa? Bukankah kita terlihat seperti pasangan sungguhan?" Berbisik.
"Kamu tidak lihat pelayan toko tadi menahan tawanya?"
"Tidak!"
"Jadi mau makan apa?"
"Apa saja!"
***
"Jadi ini makanan kesukaanmu?" Sambil melahap roti lapis ditangannya.
"Aku hampir tidak punya waktu untuk makan siang!" Sambil tertawa.
"Kenapa kamu bekerja begitu keras? Saat kamu memiliki segalanya?" Sambil mengelap ujung bibir Bella dengan jempolnya "Mmmm....maaf! Ada sisa makanan disini!" Sambil tersenyum manis.
"Karena itu bukan milikku!" Menjawab dengan gagap "Astaga!! Hampir saja jantungku terlepas dari engselnya!" Bergunam dalam hati.
"Aku menyukaimu!" Berkata sambil tertawa.
"Hah!" Terkejut.
"Aku menyukai wanita pekerja keras sepertimu!"
"Ha...ha...ha...!" Tawa Bella yang terlihat dipaksakan "Sekali saja kamu melakukan hal yang serupa, aku mungkin akan jatuh hati untuk yang kedua kalinya padamu Brian!" Bergunam dalam hati.
"Aku sudah selesai ayo kita pulang!"
"Ayo!"
Mereka berjalan beriringan keluar dari tempat itu menuju halaman parkir.
"Brian!" Sebuah suara yang amat dikenal Bella.
"Wah....tidak sengaja bertemu kalian disini!"
"Hai Bella!"
"Hai....!" Jawab Bella seraya melambaikan tangan dan sedikit senyum yang dipaksakan.
"Claire...!" Brian terkejut karena tidak menduga akan bertemu kekasihnya dalam kondisi seperti ini.
"Bagaimana rasanya menjadi pengantin baru, apakah menyenangkan?" Bertanya kepada Bella.
"Astaga!!! Kenapa harus bertanya saat dia tahu apa yang sebenarnya terjadi, dasar rubah betina!" Gerutu Bella dalam hati "Menyenangkan! Sepertinya kamu juga harus cepat- cepat menikah Claire!"
"Oh...ha....ha...ha...ha....benarkah? Sayangnya seseorang iblis betina merebut kekasihku!" Berbicara dengan nada tinggi dan menatap tajam kearah Bella.
"Bell, bisa tinggu sebentar disini?" Menarik tangan Claire "Ayo kita berbicara sebentar!"
"Ya!" Masuk kedalam mobil.
Beberapa menit kemudian Brian kembali "Maaf membuat kamu menunggu!"
"Sepertinya kalian cukup dekat?"
"Hanya urusan pekerjaan!" Berbicara dengan gagap.
Memberikan tisu kepada Brian "Lap dulu bibirmu!"
"Apa ada sisa makanannya?" Mengambil tisu dari Bella dan mengelap bibirnya, merah.....
"Astaga! Bekas lipstik Claire....!" Gunam Brian dengan gemetar.
"Kamu baik-baik saja? Apa perlu aku yang mengemudi?" Bertanya kepada Brian.
"Tidak! Tidak! Aku baik-baik saja!"
Perasaan macam apa ini? Kenapa Brian merasa takut kalau sampai Bella tahu dia dan Claire adalah sepasang kekasih. Bukankah Brian pernah berbicara sebelumnya kepada Bella bahwa dia tidak mencintainya dan memiliki seorang kekasih.
Ada yang bermasalah dengan hatinya.
Bella merasakan panas disekujur tubuhnya, hatinya mulai mendidih, ada semacam perasaan aneh yang menyakitkan yang membuatnya hampir memuntahkan lahar panas disudut matanya, menghirup nafas dalam-dalam dan memulai kembali percakapan.
"Apa kamu sangat mencintainya?" Bella bertanya dengan pandangan lurus kedepan.
Bagai tersengat aliran listrik, tubuh Brian tiba-tiba kaku. Dibantingnya kemudi kearah kiri, mobil seketika berhenti.
"Ada apa denganmu? Kamu membuatku terkejut? Kenapa berhenti tiba-tiba?" Bella dengan wajah terkejut membrondongi Brian dengan banyak pertanyaan.
Menghela nafas "Sejak kapan kamu tahu?"
"Apa itu penting? Ah...aku melupakan sesuatu, aku akan pergi untuk membeli sesuatu, sangat penting! Pulanglah dahulu! Aku tidak akan lama!" Sambil membuka pintu mobil.
Memegang tangan Bella "Biar aku antar!"
Menepis tangan Brian "Tidak perlu!" Keluar mobil dan bergegas pergi.
Bella berjalan cepat bahkan setengah berlari, kini air matanya mengalir begitu saja, seperti muntahan lahar panas gunung berapi yang sulit terbendung. Hal yang terpenting sekarang adalah menghindari Brian....dia tidak ingin menunjukkan perasaan bodohnya terhadap lelaki itu.
Pandangan orang yang lalu-lalang disekitarnya melihat penuh penasaran "Apa yang terjadi dengan gadis malang itu? Kenapa berlarian ditengah terik!"
Sebuah mobil berhenti tepat disebelahnya "Bella!"
Bella mengenal suara itu, berlari kearah sumber suara dan masuk kedalam mobil. Menangis tersedu-sedu.
"Apa yang terjadi?" Mengelus punggung Sahabatnya. Dan yang ditanya masih tetap dengan tangisnya.
"Ah...biarkan saja!" Bergunam dalam hati dan mulai mengemudi dengan perlahan.
Hampir 30 menit Bella menangis, dan kini saat tangisannya mulai mereda Dera memberikan air minum untuk sahabatnya.
"Minum ini!"
Mengambil air dari tangan Dera dan meminumnya.
Kini sahabatnya hanya diam memandang ke luar jendela "Aku benar-benar menyukainya!"
"Tentu saja kamu harus menyukai suamimu!"
"Tapi dia menyukai orang lain!"
"Hah!!! Brian si b*debah itu berselingkuh?"
"Tidak!"
"Lantas?"
"Bawa aku keapartemenmu!"
Tanpa menjawab Dera mengemudikan mobil dengan kecepatan tinggi.
Sampai diapartemen Dera "Masuklah! Kamu mau minum sesuatu?"
"Tidak! Duduklah!"
Kini Dera dan Bella duduk behadap-hadapan.
"Aku tahu dari awal Brian tidak menyukaiku! Dan aku tetap menikahinya karena tidak punya pilihan lain!"
Mengelus rambut sahabatnya "Tidak lama lagi Brian akan betekuk-lutut dihadapanmu Bell, kamu tidak perlu terlalu cemas!"
"Tidak akan!!! Dia tidak akan melihatku!"
"Bagaimana kamu bisa begitu yakin?"
"Kamu tau Claire?"
"Tentu saja! Wah....aku ingin sekali menghadiri acaranya! Dia benar-benar bintang papan atas dan tipe ideal semua lelaki! Tunggu.....jangan bilang wanita itu Claire?"
Melihat reaksi sahabatnya "Maaf! Aku batalkan untuk menghadiri acaranya!" Menundukkan wajah.
"Ha...ha...ha....apa kamu begitu menyayangiku? Ayo hadir! Kita hadir bersama!"
"Bella....kamu tidak perlu berpura-pura tangguh!"
"Aku memang tangguh!"
Sepertinya ini bukan saat yang tepat untuk bercerita kepada Dera...bahwa dia dan Brian hanya terikat sebuah kontak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Dea Kurnia
ayo bell bikin brian brpalin dr claire
2021-11-28
1