Penuh Sandiwara

Di tempat penyekapan,

"Bang Bonar !" pekik Febi saat dia di jebloskan ke ruang penyekapan yang bertempat di gudang belakang rumah mewah kediaman Mila.

Laki laki berperawakan tinggi besar itu duduk di lantai tak berdaya, dengan kedua tangannya di ikat rantai, wajah nya babak belur dengan memar dan luka di sekujur tubuhnya.

"Feby, kau baik baik baik saja ?" tanya Bonar lirih, sekuat tenaga dia membuka matanya saat melihat kedatangan salah satu anggota tim nya itu.

"Aku baik baik saja Bang, tapi surya masih belum tau bagaimana nasibnya" ucap Feby agak sedih karena tak tau bagaimana nasib Surya.

"Kenapa kalian bisa terpisah? Dan bagaimana kalian bisa sampai ke sini?" cecar Bonar.

"Kami mencari mu, lalu seorang wanita Bernama Mila memberi tahu kalau Abang di sekap di daerah sini, tapi ternyata itu hanya jebakan agar kami darang ke tempat ini dan menangkap kami dengan mudah, oh iya, wanita itu juga tahu kalau kita anggota polisi yang menyamar" urai Feby menceritakan perjalanannya sampai di tempat itu.

"Mila, wanita iblis itu memang licik, dia anak sulung pemilik pulau ini, mereka sangat licik dan licin, kau pasti tak menyangka, pemilik pulau ini adalah Herman yang berangkat bersama kita, bajingan,,! kita sudah di permainkan" umpat Bonar kesal, karena merasa di bodohi oleh Herman yang ternyata dari awal sudah tau kalau mereka anggota polisi yang bertugas menyelidiki kegiatan ilegal di Pulau milik laki laki tua itu.

"Herman ? Bukan kah menurut data di kantor pemilik pulau ini bernama Jaya ? Dan fotonya juga bukan dia kan?" tanya Feby heran.

"Sepertinya ada orang kantor yang sengaja memberi info palsu, dan sengaja agar kita terjebak di sini" ucap Bonar.

"Tapi siapa yang tega menjebak kita bertiga disini ?" Feby mengerutkan keningnya berpikir.

"Sudah lah, ini memang sudah resiko pekerjaan kita, tapi, tangan mu berdarah" tunjuk Bonar ke arah lengan Feby.

"Ah, iya. Hanya luka sayatan kecil, tak apa" ucap Feby datar.

***

Di rumah utama,

"Nona, kami sudah menangkap kedua orang yang kabur itu, tapi,,, bang Jek membawa mereka berdua" lapor salah satu anak buah Mila yang di tugaskan menangkap Surya dan Rani.

"Kenapa dia belum membawa kedua orang itu kesini, sialan, dia mulai bertindak semaunya sendiri" kesal Mila.

"Ada apa ini ?" tanya seorang pria tua bersuara berat.

"Ayah, orang kepercayaan mu itu sudah mulai bertindak semaunya sendiri, dia mengambil tawanan kita" adu Mila pada ayahnya yang ternyata itu adalah Herman.

"Sudahlah, dia pasti tau apa yang harus dia lakukan, ayah yakin dia punya rencana, ayah percaya padanya, kamu jangan selalu berburuk sangka padanya, ingat dia akan menjadi suami mu !" kata Herman.

"Aku tak pernah menyetujuinya, jangan memaksa ku untuk masalah pendampingku, ayah !" tolak Mila.

"Ayah tak akan mengijinkan laki laki mana pun untuk menjadi suami mu selain Jaka, hanya dia yang mampu meneruskan bisnis kita," tegas Herman.

"Dia hanya orang luar !" cebik Mila.

"Dia orang kepercayaan ku dan akan menjadi menantuku, andai saja aku punya anak laki laki, aku juga tak akan memaksa mu untuk menikahi nya," ucap Herman dengan penuh emosi.

"Aku bisa mengurus bisnis Ayah !" keukeuh Mila.

"Tidak, bisnis ini tidak cocok untuk seorang anak perempuan, terlalu berbahaya,"

"Kenapa bukan Intan saja yang menikah dengan Jaka," ucap Mila

"Adik mu sudah punya pilihan sendiri, Yudha orang yang paling cocok untuknya" jawab Herman.

"Ayah tidak adil, Intan boleh memilih dan aku tidak, apa ayah pikir aku tak punya pilihan sendiri," seru Mila meninggalkan ruangan itu dengan hati yang kesal.

Sementara dari ruangan lain, Jaka yang mengintip dan mendengarkan perdebatan ayah dan anak itu hanya tersenyum puas, melihat semua yang terjadi.

"Tunggu saja tua bangka, aku akan mengambil semua nya dari mu, segera setelah aku berhasil menikahi putri mu," gumamnya, kemudian berlalu meninggalkan rumah mewah itu.

***

"Lepaskan aku, siapa kau sebenarnya ?" geram Damar yang lakban di mulutnya sudah di lepas Mila.

"Aku Mila sayang, apa kau lupa ?" jawab Mila tersenyum genit.

saat ini Damar di sekap di kamar pribadi Mila yang bangunannya terpisah dari bangunan rumah utama, Kamar yang lebih tepat di bilang seperti kamar sekelas president suite room sebuah hotel berbintang, dengan serba kemewahan di dalam nya.

"Kenapa kau menyekap ku disini,? Lepaskan aku, aku harus mencari kekasih ku" pinta Damar.

"Hmmh, pacarmu itu baru saja tertangkap, dan mungkin sekarang sudah mati di tangan anak buah ayah ku," Mila tersenyum iblis.

"Tidak, tidak mungkin. Kau bohong, lepaskan aku !" teriak Damar.

"Diam ! Suasana hati ku sedang jelek saat ini, lebih baik kau menghiburku sekarang, ayo kita bersenang senang!" ucap Mila.

Mila mendekati Damar yang kini duduk di kursi dengan kedua tangannya yang masih terikat ke belakang, Mila duduk di pangkuan Damar, dia meraba kedua pipi Damar dengan mata yang di penuhi gairah.

"Kau, mau apa ? Apa yang kau lakukan?" Damar memalingkan wajahnya menjauh dari wajah Mila yang tepat berada di depannya.

"Bukan kah sudah ku bilang, kita akan bersenang senang," bisik Mila di telinga Damar dengan suara yang erottiss,

"Jangan macam macam, aku tidak mau !" tolak Damar

"Kau tak perlu melakukan apapun, cukup diam dan nikmati saja" bisik Mila lagi mencium telinga Damar dan turun ke lehernya.

Mila lalu membuka kancing kemeja Damar satu persatu dengan tatapan mata yang menggoda, lalu meraba raba dada bidang itu, sesekali menciuminya.

Sungguh ini suatu siksaan buat kelelakian Damar, bagai mana pun dia lelaki normal, dia berusaha menahan godaan itu sekuat tenaga.

"Hentikan, tolong, aku tidak mau" tolak Damar dengan suara yang menahan hasrat.

"Sayang, mulut mu bilang tidak mau, tapi tongkat mu sudah berdiri seperti ini, kau menikmatinya kan ?" tangan Mila malah semakin berani memegang bagian bawah Damar yang mengeras.

"Kau, wanita tak tau malu, murahan,!" umpat Damar.

"Sudah lah sayang,, kita sama sama menikmatinya, kau hanya cukup diam dan enak, biarkan aku yang bekerja" Mila tak perduli dengan umpatan Damar padanya dia masih asik bermain main dengan tubuh tegap di hadapannya yang membuat dia tak bisa menahan gelora di hatinya.

Tok,,,tok,,,tok,,,,

Suara ketukan pintu menghentikan aksi Mila,

"Sialan ! Selalu saja ada gangguan setiap aku mau bersenang senang !" kesal Mila, dan berdiri meninggalkan Damar yang akhirnya bisa bernafas dengan lega karena terbebas dari aksi mesum Mila, tak lupa Mila melakban kembali mulut Damar agar dia tak berteriak dan membuat Herman tau tentang keberadaan laki laki itu di kamarnya.

Mila membuka pintu kamarnya dengan wajah yang kesal,

"Hai sayang !" sapa Jaka di ambang pintu.

"Ada apa kesini ?" kesal Mila.

"Aku merindukan mu" ucap Jaka, dia berniat masuk kamar Mila, tapi Mila segera menahannya, dia takut kalau Jaka tau akan keberadaan Damar disana.

"emh, aku juga merindukan mu, ayo kita ke resort pinggir pantai," ajak Mila seraya menutup pintu kamarnya dan membawa Jaka pergi.

"Aku ingin disini saja" tolak Jaka

"Ayolah, aku bosan di kamar, kalau kau tak mau ke resort, lebih baik kamu pergi jangan temui aku" ancam Mila.

"Baiklah, sayang, aku akan mengikuti kemauan mu, tapi kau harus memuaskan aku," rajuk Jaka menciumi leher belakang Mila yang berjalan di depannya.

'Sial ! hampir saja aku menikmati tubuh atletis Damar, malah gagal dan bermain dengan laki laki ini lagi, membosankan!" gerutu Mila dalam hati nya.

Mila harus berpura pura dan bersandiwara kalau dirinya juga merindukan asisten sang ayah yang akan di jodohkan dengan nya itu, dengan demikian Jaka tak akan curiga dengan keberadaan Damar.

'Hahaha,,, kau pikir aku tak tau ? aku sengaja mengganggu kesenangan mu, aku tak akan membiarkan laki laki lain merebut mu, kau harus menjadi milik ku, karena kau tiket ku untuk memiliki semua ini' tawa Jaka dalam hatinya.

Terpopuler

Comments

Aeyma Rahma

Aeyma Rahma

Huffft saling memanfaatkan, bukan rani saja yg pusing krn penasaran sama kenyataan, saya yg baca jg ikut pusing krn penasaran. Authornya hebat, yg bisa kutebak dr awal cuma mila si penjebak😘

2022-06-09

3

NaMika

NaMika

wahh seru

2022-04-30

1

AuliaNajwa

AuliaNajwa

lnjuttt gaskeuuun authour seruuu nih

2021-11-24

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!