Daerah Terlarang

"Ada banyak bangunan mewah di balik hutan ini," ucap wanita itu.

Damar, Surya, Rani dan Feby saling bertatapan seolah tak percaya dengan apa yang mereka dengar barusan.

"Bangunan mewah ?" ucap mereka berempat serempak.

"Iya, tapi sebaiknya kalian jauh jauh dari sana, itu sangat berbahaya, segera tinggalkan tempat ini secepatnya," ucap wanita bernama Mila itu terkesan misterius.

"Tapi kami sedang mencari salah satu teman kami, sebelum dia di temukan, sepertinya kami belum bisa keluar dari tempat ini," ucap Surya.

"Kaki mu sepertinya terluka, maaf, aku akan memeriksanya, takutnya parah" Damar meraih kaki sebelah kanan wanita itu yang terlihat mengeluarkan darah.

"Ah, ini tadi terkena ranting saat aku melarikan diri," ringis Mila saat Damar menggulung celana panjangnya untuk melihat seberapa parah luka wanita itu.

"Oh, untung saja tidak terlalu parah, aku akan membawa P3K di ranselku." Damar berdiri dan mendekati ranselnya yang kini sudah menjauh letaknya dari tempat semula karena kekacauan yang di timbulkan dari perkelahian Feby dengan dua pria misterius tadi.

Damar mengoleskan obat luka setelah Surya membasuh luka itu dengan air, lalu dengan telaten Damar membalut kaki wanita bernama Mila itu.

Mila memperhatikan setiap gerak gerik Damar yang sedang mengobatinya itu, matanya tak lepas memandangi wajah tampan di hadapannya.

"Sudah selesai" ucap Damar, membuyarkan lamunan Mila.

"Emh, terimakasih tuan ?"

"Damar, panggil aku damar, itu Surya dan Feby, dan yang itu tunangan ku, namanya Rani," Damar memperkenalkan mereka satu persatu.

Ada tatapan tak suka dari sorot mata Mila saat Damar memperkenalkan Rani sebagai tunangannya.

"Ah, iya lantas teman kalian yang hilang itu seperti apa ciri cirinya, barangkali aku pernah melihatnya," tanya Mila.

"Namanya Bonar, orangnya tinggi besar bicaranya keras, rambutnya cepak saat berpisah dari kami dia memakai baju berwarna.." belum sempat Surya menyelesaikan kalimatnya wanita itu sudah memotong pembicaraannya.

"berwarna hijau, celana jins hitam dan di lengan kanannya ada bekas luka ?" Wanita bernama Mila itu antusias menjelaskan.

"Iya betul, kau melihat teman kami ? Dimana ?" Feby tak kalah antusiasnya mendengar penjelasan wanita bernama Mila itu.

"Kalau benar itu teman kalian, dia sepertinya ikut di sekap bersama wisatawan lainnya yang tak punya surat ijin masuk pulau sama seperti ku," terang Mila.

"Bonar teman kami berdua lebih tepatnya, tolong katakan dimana dia di sekap, kami akan menyelamatkannya, kalian bertiga selamatkan diri kalian, dan kembali ke desa sebrang pulau," ucap Surya.

"Hey, kalian jangan berbicara seperti itu, dia juga sudah menjadi temanku, kita berangkat bersama kesini, kita juga harus pulang bersama sama lagi." tukas Damar, jiwa solidaritasnya memang sangat tinggi, dia tak mungkin membiarkan dan pura pura menutup mata dengan apa yang terjadi pada orang yang di kenalnya, meski mereka baru saja di kenalnya saat berangkat, tapi bagi Damar apa bila dia mampu, dia harus membantu sesama yang kesusahan.

"Iya, aju juga akan ikut kalian menemukan Bonar," timpal Rani.

"Apa kalian mempunyai surat ijin masuk pulau ini ?" tanya wanita bernama Mila itu menatap mereka berempat penuh tanya.

"Kami tidak mempunyai surat ijin itu." jawab Damar.

"Hmm, setahu ku, tak akan ada yang bisa keluar dari tempat ini dengan selamat apabila masuk pulau tanpa surat ijin." cicit wanita itu.

"Dari mana kau tau ?" tanya Rani dengan pandangan agak tak suka dengan cara bicara wanita itu yang seolah menakut nakuti mereka.

"Apa kau mau membuktikannya sendiri ?" wanita bernama Mila itu tersenyum miring.

"Kalau kau merasa takut, cukup katakan pada kami tempat dimana Bonar di sekap, itu sudah cukup membantu, tak perlu menakut nakuti kami." Feby sepertinya merasakan kekesalan yang sama dengan Rani pada wanita bernama Mila itu.

"Baiklah, aku akan mengantarkan kalian ke tempat itu, lagi pula aku juga tak mungkin selamat bila harus sendirian di pulau ini." pungkas Mila mengalah.

"Baiklah, para wanita tidur di tenda, aku dan Surya berjaga disini, besok kita memulai pencarian Bonar" ujar Damar melerai pembicaraan tiga wanita yang sepertinya akan lebih memanas bila di biarkan dan tak segera di lerai.

Ketiga wanita yang sepertinya tidak akur satu sama lainnya itu pun menuruti ucapan Damar, lagi pula badan mereka letih butuh istirahat.

"Sur, apa kau tak merasa janggal dengan pulau ini, setiap hari puluhan wisatawan menyebrang ke pulau ini, tapi disini seperti tak ada kehidupan." urai Damar mengutarakan ganjalan di hatinya.

"Entah lah, aku pun sempat berpikir seperti itu, tapi mendengar penuturan wanita tadi aku malah lebih berpikir, apa sebenarnya kegiatan tersembunyi yang di lakukan para wisatawan di pulau ini." papar Surya mengeluarkan apa yang ada di pikirannya saat ini.

"Kita harus mengungkapnya, aku penasaran," gumam Damar.

"Kau dan Rani bisa pulang besok, biar Bonar menjadi urusan ku dan Feby"

"Tidak, biarkan kami membantu kalian, seperti yang tadi aku bilang, kita harus pulang bersama sama." keukeuh Damar.

"Thank's bro !" ucap Surya menepuk pundak Damar, dia merasa sedikit terharu karena orang asing yang baru di kenalnya mau mempertaruhkan nyawa untuk membantunya menacari Bonar.

"Kau sudah lama berpacaran dengan Rani ?" tanya Surya mencoba mengobrol untuk membunuh sepi dan kantuk.

"Hmm,,, sekitar 3 tahunan," gugup Damar karena ini pertanyaan yang tidak di prediksi olehnya, dia belum berembug tentang hal ini dengan Rani untuk menyamakan jawabannya.

"Kalian bertemu dimana ?" tanya Surya lagi.

Damar agak sedikit berpikir, dia harus menjawab apa, sedangkan Rani berasal dari mana, tinggalnya di mana saja dia tak tau.

"Itu,,, kami dulu satu kampus, dia adik angkatan ku." jawab Damar asal.

Beruntung, Surya tidak bertanya lagi tentang asal usul dirinya dan Rani lagi, sepertinya itu hanya basa basi Surya saja dari pada tidak ada bahan yang harus di bicarakan di antara mereka untuk menemani begadang semalaman.

Sinar matahari menembus celah celah pohon yang tinggi dan rindang di hutan itu, tandanya pagi sudah datang menjelang, menyambut mereka untuk mulai bertualang mencari dimana keberadaan Bonar.

Ketiga wanita yang tak saling akur itu pun terlihat bahu membahu membereskan peralatan yang mereka gunakan semalam, sementara Damar dan Surya melipat tenda yang kemarin mereka dirikan.

"Kalian yakin akan memasuki daerah terlarang itu ?" tanya wanita bernama Mila itu.

"Daerah terlarang ?"beo Damar.

"Iya, waktu aku di sekap di sana, mereka menyebut nama tempat mereka itu dengan sebutan daerah terlarang," jelasnya sedikit gugup.

"Kami yakin akan kesana, kami harus menemukan teman kami, kalau kau merasa tak yakin, cukup beri tahu kami arah yang harus di lalui untuk sampai kesana, dan kau bisa pergi," ketus Feby.

Rani menyunggingkan senyum tipis nya, dia merasa puas mendengar apa yang di katakan Feby untuk wanita itu, wanita yang seolah menghalang halangi mereka menuju tempat yang dia ceritakan semalam.

"Aku sudah bilang, aku akan mengantarkan kalian kesana" kesal wanita itu.

"Ya sudah, berhenti bicara yang tidak penting, cepat antarkan kami kesana kalau kau benar benar mau membantu mengantarkan kami kesana" sahut Rani dengan nada sinis dan juteknya seperti biasa.

"Sayang,, jangan judes judes sama orang lain, nanti mereka akan mengira kalau kamu orang yang menyebalkan, cukup bersikap seperti itu padaku saja yang sudah mengerti kamu," Damar meraih bahu Rani dan mendekapnya.

"Apa ? Sayang ? hati hati dengan ucapan mu" geram Rani berbisik kesal dengan panggilan sayang Damar.

"Kamu akan terbiasa dengan panggilan itu mulai sekarang," bisik Damar tang kontan membuat Rani membulatkan matanya tak percaya.

"Maaf, pacarku ini memang terkesan agak jutek, tapi percayalah, hatinya sangat baik, iya kan sayang," Damar tersenyum ke arah Rani yang berada di sampingnya, sementara Rani hanya memutar bola matanya jengah.

Terpopuler

Comments

Zuraida Zuraida

Zuraida Zuraida

pasti tempat transaksi dan perempuan muda dijadikan pela.... atau trafiking

2023-06-16

2

Jeng Anna

Jeng Anna

Pesugihan bukan narkoboy bukan.. penjualan organ tubuh mungkin.. trus gimana kabar Yudha sama Intan

2023-01-28

1

Arifin Tanuwidjaya Il

Arifin Tanuwidjaya Il

lanjut

2022-05-18

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!